Anestesi Bebas Opioid Untuk Total Abdominal Histerektomi Dengan Bisalfingoovorektomi: Optimalisasi Manajemen Nyeri dan Stabilitas Hemodinamik
DOI:
https://doi.org/10.59141/comserva.v5i1.3336Keywords:
Opioid-Free Anesthesia, TAH-BSO, Manajemen Nyeri, Stabilitas Hemodinamik, Analgesia MultimodalAbstract
Total abdominal histerektomi dan bilateral salpingo-ooforektomi (TAH-BSO) merupakan prosedur bedah mayor dengan kebutuhan analgesia yang kompleks. Anestesi bebas opioid (opioid-free anesthesia/OFA) semakin banyak digunakan untuk menghindari efek samping opioid seperti mual, muntah, depresi pernapasan, dan risiko ketergantungan. Laporan ini membahas penerapan teknik OFA pada pasien yang menjalani TAH-BSO dengan fokus pada manajemen nyeri, stabilitas hemodinamik, serta hasil klinis pascaoperasi. Seorang wanita 43 tahun dengan obesitas (BMI 38,28 kg/m2), hipertensi terkontrol, dan riwayat alergi opioid menjalani TAH-BSO. Pasien diklasifikasikan sebagai ASA III dengan risiko tinggi Obstructive Sleep Apnea (OSA). Induksi anestesi dilakukan dengan dexmedetomidine, propofol, dan atracurium. Teknik analgesia multimodal meliputi anestesi epidural dengan bupivakain 0,25% serta pemeliharaan anestesi menggunakan sevofluran <1 MAC, propofol, dan dexmedetomidine. Pasien mendapatkan analgesia pascaoperasi melalui infus epidural bupivakain 0,1% dan paracetamol oral. OFA menggunakan kombinasi agen anestesi multimodal untuk menggantikan opioid dalam manajemen nyeri perioperatif. Teknik ini terbukti mengurangi risiko PONV, meningkatkan stabilitas hemodinamik, serta menurunkan konsumsi analgesik pascaoperasi. Studi menunjukkan bahwa pasien yang menjalani OFA memiliki tingkat nyeri lebih rendah dan pemulihan lebih cepat dibandingkan dengan anestesi berbasis opioid. Pada kasus ini, pemilihan OFA dikarenakan adanya dugaan riwayat alergi opioid, serta untuk mengurangi risiko komplikasi pernapasan yang terkait dengan OSA. Teknik OFA efektif dalam manajemen anestesi pada pasien yang menjalani TAH-BSO, terutama pada individu dengan kontraindikasi opioid. Pendekatan ini memberikan kontrol nyeri yang optimal, mengurangi efek samping opioid, serta menjaga stabilitas hemodinamik intra dan pascaoperasi.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ivan Sebastian Pamudji, Tjahya Aryasa, Cynthia Dewi Sinardja, IGAG Utara Hartawan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.