Enkapsulasi Flavonoid Hasil Ekstraksi Maserasi Daun Blimbing Wuluh Menggunakan Rotary Vertical Encapsulation dengan Pemanas Nikelin
DOI:
https://doi.org/10.59141/comserva.v2i5.602Keywords:
Daun Belimbing Wuluh, Maserasi, EncapsulasiAbstract
Daun belimbing wuluh banyak tumbuh di Indonesia, daun belimbing wuluh atau Averrhoa bilimbi L bisa digunakan sebagai obat namun pemanfaatannya belum optimal. Daun belimbing wuluh memiliki kandungan flavonoid, tanaman ini bisa digunakan sebagai obat diantaranya tekanan darah tinggi, dan memperbaiki fungsi pencernaan. Ekstrak flavonoid kemudian dienkapsulasi. Ekstraksi Maserasi serbuk daun belimbing wuluh menggunakan pelarut ethanol dengan konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80% dan 90% dengan suhu maserasi 300C, 400C, 500C dan 600C, dimana produk hasil maserasi dipisahkan antara ekstrak dan residunya, kemudian ekstraknya di analisa kadar Flavonoidnya. Ekstrak Flavonoid dienkapsulasi menggunakan pengikat sucrose agar bisa bertahan dalam waktu yang lama meggunakan Rotary Vertical Encapsulation yaitu dengan mengambil ekstrak sebanyak 150 cc ditambah 300gram gula kristal yang dicairkan kemudian dipanaskan pada suhu 80 0C pada Rotary Vertical Encapsulation dengan pemanas nikelin diputar dengan kecepatan 200 rpm hingga membentuk yang kemudian dianalisa kadar flavonoidnya. Kandungan tertinggi flavonoid pada ekstrak diperoleh pada suhu 700C menggunakan konsentrasi etanol 90% didapatkan kadar flavonoid 16,05 mg/100 gr dan kadar terendah didapat pada suhu 300C dengan konsentrasi 90% sebesar 10,31 mg/100 gr, sedangkan setelah dilakukan proses enkapsulasi pada kadar flavonoid ekstrak terendah dan tertinggi terlihat bahwa kadar flavonoid mengalami penurunan dimana kadar terendah pada suhu 300C dengan consentrasi etanol 90% yaitu sebesar 9,00 mg/100 gr dan kadar flavonoid tertinggi pada suhu 700C dengan konsentrasi etanol 90% yaitu sebesar 14,75 mg/100 gr.