Bagaimana Mengatasi Rasa Bosan dan Perilaku Kontraproduktif di Tempat Kerja?
Downloads
[Di tengah upaya pemerintah mengejar target "Asta Cita" untuk menciptakan birokrasi profesional, sebuah tantangan besar namun tak kasat mata masih membayangi kinerja para abdi negara. Tantangan itu berupa Perilaku Kerja Kontraproduktif (Counterproductive Work Behavior) yang kerap dipicu oleh rasa bosan. Banyak ASN terperangkap dalam kebosanan kerja akibat rutinitas yang repetitif, pekerjaan yang minim tantangan, serta lingkungan birokrasi yang rigid. Ketika pekerjaan tidak memberikan makna, pegawai cenderung mencari stimulasi alternatif seperti menunda tugas, tidak responsif, dan cyberloafing. Akibatnya, tuntutan percepatan pelayanan publik justru terhambat oleh hambatan psikologis yang tak terlihat. Untuk menjawab permasalahan ini, dipandang perlu adanya pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di kalangan ASN. Dalam hal ini, penulis bekerja sama dengan Badan Penghubung Daerah Jambi untuk melaksanakan seminar yang bertajuk “Bagaimana Mengatasi Rasa Bosan dan Perilaku Kontraproduktif di Tempat Kerja?” Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirancang berupa seminar yang dilaksanakan secara luring selama 120 menit. Materinya meliputi pemaparan hasil penelitian tentang kebosanan kerja, kontrol diri, dan perilaku kontraproduktif pada ASN Pemprov “X,” juga pengenalan metode “ASYIK” sebagai cara praktis untuk mengatasi kebosanan di tempat kerja. Metode pelaksanaan mencakup pemaparan materi, diskusi interaktif, serta evaluasi kegiatan melalui isian kuesioner. Luaran wajib dari kegiatan ini adalah publikasi artikel PKM dalam jurnal ber-ISSN. Luaran tambahan mencakup penyusunan karya tulis yang bersumber dari materi presentasi seminar, publikasi melalui media massa online, serta dokumentasi kegiatan. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas ASN dalam menyikapi kebosanan kerja dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Melalui kolaborasi antara dunia akademik dan birokrasi seperti ini, diharapkan perilaku kerja kontraproduktif dalam tubuh ASN dapat diredam, sehingga cita-cita pelayanan publik yang prima dapat terwujud sepenuhnya.]
Copyright (c) 2025 Thenisia Warinta, P. Tommy Y. S. Suyasa

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


