Implementasi Komunikasi Model Penta Helix untuk Meningkatkan Pendidikan Agama Islam
DOI:
https://doi.org/10.59141/comserva.v1i6.32Keywords:
komunikasi, model penta helix, PAIAbstract
Pendidikan Islam harus mampu menghaluskan perasaan, mengubah sikap manusia menjadi lebih peka dan peduli, lebih inklusif, lebih toleran, lebih pluralistik, dan lebih humanis serta lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dan alam semesta. Berdasarkan hasil survey di desa Balong terdapat salah satu dusun yaitu Dusun Pamijen yang tingkat pendidikan keagamaannya kurang berkembang, ada satu lembaga pendidikan keagamaan yang cukup permanen namun tidak difungsikan, begitu pula dengan masjid hanya digunakan tempat shalat, tidak ada kegiatan pendidikan khususnya pendidikan anak-anak seperti di masjid-masjid lain.hal ini dimungkinkan kurangnya perhatian dari pemerintah desa dan kurangnya komunikasi serta koordinasi antar tokoh masyarakat. Oleh karena itu, pengabdian ini bertujuan untuk bisa membantu bagaimana menumbuhkan pola komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat khususnya para tokoh agama agar pendidikan agama bisa berkembang. Pengabdian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pendekatan ini dimaksudkan untuk melihat, mendengar, dan juga memahami fenomena sosial yang ada pada masyarakat Dusun Pamijen , desa Balong. Pengabdian ini adalah untuk Membangun komunikasi antar tokoh masyarakat, baik dari pemerintah daerah, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat untuk memajukan kegiatan keagamaan di masyarakat yang berdampak pada kurangnya interaksi dan kerjasama yang menghambat perkembangan kegiatan keagamaan. Kehadiran Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Al-Ihya Kuningan Khusus nya kelompok 4 dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat memberikan solusi untuk mereka agar bisa berkomunikasi dengan baik, dalam rangka menyamakan persepsi untuk meningkatkan pemahaman keagamaan.