Manajemen Perioperatif Pada Pasien Gravida 35 Minggu Dengan Preeklampsia Berat, Hipertensi, Dan Penyakit Jantung Kongenital ASD Sekundum: Laporan Kasus

Authors

  • Kadek Fabrian Khamandanu Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia
  • Tjahya Aryasa Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia
  • Cynthia Dewi Sinardja Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia
  • I Gusti Agung Gede Utara Hartawan Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59141/comserva.v4i11.3007

Keywords:

atrial septal defect, hipertensi pulmonal, preeklampsia, anestesi spinal, manajemen perioperative

Abstract

Manajemen perioperatif pasien hamil dengan penyakit jantung bawaan dan preeklampsia memerlukan pendekatan multidisiplin yang cermat. Atrial Septal Defect (ASD) dengan shunt bidirectional dan hipertensi pulmonal meningkatkan risiko gagal jantung dan komplikasi obstetrik. Anestesi regional sering dipilih untuk mengurangi dampak hemodinamik, dengan pengawasan ketat terhadap risiko tromboemboli dan stabilitas volume cairan. Seorang perempuan dua puluh dua tahun, hamil tiga puluh lima minggu tiga hari, dengan ASD, hipertensi pulmonal, dan preeklampsia berat, mengalami sesak napas progresif dan sianosis intermiten. Pemeriksaan echocardiography menunjukkan ASD moderat dengan shunt bidirectional, hipertrofi ventrikel kiri, dan fungsi ventrikel kanan yang menurun. Pasien menjalani Sectio Caesarea Transperitoneal (SCTP) dengan anestesi spinal menggunakan Bupivakain hiperbarik tujuh koma lima miligram dan Morfin nol koma lima miligram intratekal. Hemodinamik pasien tetap stabil sepanjang prosedur dengan pemantauan ketat dan manajemen cairan yang cermat dan teliti. ASD dengan shunt bidirectional meningkatkan risiko emboli paradoks, gagal jantung kanan, dan hipoksemia, terutama saat kehamilan. Preeklampsia memperburuk kondisi dengan meningkatkan resistensi vaskular dan disfungsi endotel, yang dapat menyebabkan hipertensi pulmonal progresif dan dekompensasi jantung. Manajemen anestesi bertujuan menjaga stabilitas hemodinamik dengan anestesi spinal dosis rendah untuk menghindari hipotensi mendadak. Morfin intratekal memberikan analgesia pascaoperasi yang efektif tanpa mengganggu fungsi pernapasan dan hemodinamik. Keberhasilan manajemen perioperatif pada pasien dengan ASD, hipertensi pulmonal, dan preeklampsia berat bergantung pada pendekatan multidisiplin yang komprehensif. Penggunaan anestesi spinal dengan Bupivakain dan Morfin intratekal terbukti efektif dalam menjaga stabilitas hemodinamik serta mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular dan neonatal.

Downloads

Published

2025-03-27