Efektivitas Ekoenzim Dari Daun Kayu Putih Produksi UMKM Lamongan Sebagai Disinfektan

Authors

  • Abdillah Juang Airlangga Putra Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.59141/comserva.v4i9.2836

Keywords:

Ekoenzim, eucalyptus, disinfectant, green product, recycling, health risk

Abstract

Mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari bakteri penyebab infeksi. Mencuci tangan idealnya menggunakan air mengalir selama 20 detik. Namun, seiring bertambahnya kesibukan manusia, penggunaan alkohol sebagai disinfektan pengganti air semakin marak digunakan. Walaupun alkohol terbukti mampu membunuh bakteri penyebab infeksi, alkohol memiliki kekurangan karena memiliki efek samping negatif terhadap manusia. Alkohol dapat menyebabkan iritasi, kulit kering, dan dehidrasi. Untuk mengurangi efek samping dari penggunaan alkohol, dibutuhkan disinfektan berbahan dasar organik yang memiliki efek samping lebih sedikit bagi manusia. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendra). Tanaman kayu putih dikenal memiliki senyawa antibakteri terpenoid seperti 1,8-sineol, dan asam organik. Pengambilan bahan kayu putih dilakukan di Lamongan karena kabupaten tersebut memiliki potensi sebagai penghasil kayu putih dengan kualitas yang bagus. Daun tanaman kayu putih yang diolah dengan proses fermentasi memiliki senyawa antibakteri yang bekerja dengan menghambat proses terbentuknya dinding sel pada bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek disinfektan ekoenzim daun kayu putih produksi UMKM Lamongan.Penelitian ini merupakan eksperimen sederhana dengan rancangan komparasi pada setiap konsentrasi ekoenzim. Sampel terdiri dari 3 orang mahasiswa Universitas Airlangga yang dilakukan pengambilan swab bakteri pada jari tangannya. Uji anti bakteri dilakukan dengan membandingkan jumlah koloni bakteri yang terlihat dapat media Muller Hinton Agar setelah diberikan ekoenzim daun kayu putih konsentrasi 10%-100%. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ekoenzim tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah koloni bakteri. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekeonzim daun kayu putih produksi UMKM Lamongan tidak memiliki daya hambat signifikan terhadap bakteri di permukaan tangan. Saran yang dapat peneliti berikan adalah melakukan ui coba ekoenzim dengan mencampurkan lebih banyak bahan organik seperti kulit buah dan sayur. Selain itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti perbedaan kandungan senyawa ekoenzim daun kayu putih produksi UMKM Lamongan.

Downloads

Published

2025-02-07