Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Kampung Tangguh Semeru Sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi Terdampak Pendemi di Dusun Gerdu Kecamatan Bumiaji Kota Batu
DOI:
https://doi.org/10.59141/comserva.v3i08.1086Keywords:
Pemberdayaan Masyarakat, Pemulihan Ekonomi, PandemiAbstract
Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat dalam program kampung tangguh semeru Dusun Gerdu sebagai upaya dalam memulihkan ekonomi terdampak pendemi beserta faktor pendorong dan penghambat serta implementasinya. Peneliti menggunakan teori pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan 7D menurut Dhamotharan. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat di Dusun Gerdu melakukan pengembangan hubungan dengan adanya kegiatan silaturahmi yang terjalin diantara para stakeholders. Dalam penemuan kapasitas juga terjadi dengan adanya potensi-potensi di Dusun Gerdu yang telah dikembangkan. Membangun cita-cita masyarakat dilakukan dengan cangkrukan di waktu senggang para warga. Arah tindakan masyarakat ditentukan dengan melakukan sosialisasi sehingga setiap warga di Dusun Gerdu saling memahami visi dan misi kampung kedepannya. Perancangan tindakan masyarakat dilakukan oleh para pengurus Kampung Tangguh Semeru yang berkoordinasi dengan kepolisian dan Pemerintah Desa Tulungrejo. Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan kegiatan monitoring oleh pihak kepolisian, selain itu segala sesuatu yang menghambat kelancaran kegiatan akan dibantu dan dicarikan solusinya oleh kepolisian dan pemerintah desa selaku pembina pada program Kampung Tangguh Semeru. Proses dokumentasi dan pengambilan hal yang dapat dipelajari telah dilakukan oleh masyarakat, dimana segala bentuk dokumentasi telah dimiliki dan dikumpulkan sejak awal kegiatan pemberdayaan dimulai, dan masyarakat telah mendapatkan pelajaran dari setiap proses yang telah dilalui. Kesimpulannya adalah program Kampung Tangguh Semeru di Dusun Gerdu dalam memulihkan ekonomi belum sepenuhnya berhasil, dikarenakan belum berjalannya program yang berasal dari Kepolisian itu sendiri selaku fasilitator dan inisator program KTS. Namun, perekonimian membaik dengan dibukanya beberapa warung yang mampu memberikan penghasilan tambahan dan pekerjaan sampingan bagi masyarakat yang menganggur. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor pendukung berupa rasa gotong royong dan semangat ingin maju yang tinggi serta lokasi yang startegis. Adapun faktor penghambatnya yaitu modal bagi pengembangan KTS, mental masyarakat yang belum terbentuk, pemasaran dan promosi yang belum maksimal.
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.