Penerapan Teori Nasikh Dan Mansukh Mahmoud Muhammed Taha Pada Ayat-Ayat Kebebasan Beragama
DOI:
https://doi.org/10.59141/comserva.v3i06.1013Keywords:
Nasakh, Biografi, Nasakh Mahmoud Taha Untuk Kebebasan BeragamaAbstract
Mahmoud Muhammed Taha (1909-Januar 1985) juga dikenal dengan sebutan Ustadz Mahmoud Muhammed Taha adalah seorang ustadz Sufi dan insinyur asal Sudan. Pemikirannya yang paling dikenal adalah “Pesan Kedua Islam”, yang mendalilkan bahwa ayat-ayat Al-Qur`an yang diturunkan di Madinah (Madaniyyah) hanya sesuai zamannya saja, sementara ayat-ayat yang diturunkan di Makka (Makiyyah) bersifat universal, mewakili agama yang ideal, dan akan dihidupkan kembali ketika umat manusia telah mencapai tahap perkembangan yang mampu menerima mereka, dan akan mengantarkan Islam yang diperbaharui berdasarkan kebebasan dan kesetaraan. Oleh karena itu, dia berpandangan perlu adanya reformasi syariat Islam. Untuk itu, dia melakukan penetapan (istinbath) hukum dengan pendekatan metode nasakh. Dia mengakui, nasakh memang terjadi berdasarkan Al-Qur`an Surat al-Baqarah/2: 106. Ia dihukum mati pada tahun 1985 oleh rezim Gaafar Nimeiry setelah dinyatakn murtad.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.