Laporan Kasus Pada Pasien Mikrotia
DOI:
https://doi.org/10.59141/comserva.v4i9.2794Keywords:
Mikrotia, pendengaran, rekonstruksi telingaAbstract
Mikrotia adalah kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak terbentuknya atau terbentuknya daun telinga secara abnormal. Kondisi ini dapat memengaruhi penampilan fisik dan fungsi pendengaran pasien. Penanganan mikrotia memerlukan pendekatan multidisiplin, termasuk rekonstruksi telinga dan rehabilitasi pendengaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tahapan-tahapan penanganan pasien dengan mikrotia, termasuk evaluasi awal, prosedur bedah rekonstruksi telinga, serta hasil pasca-operasi, baik dari segi estetika maupun fungsi pendengaran. Pasien yang dilaporkan menjalani serangkaian evaluasi klinis yang mencakup pemeriksaan fisik, tes pendengaran, dan imaging untuk menentukan tingkat keparahan mikrotia. Selanjutnya, pasien menjalani operasi rekonstruksi telinga dengan menggunakan metode graft tulang rawan costal (tulang rawan dari rusuk). Evaluasi pasca-operasi dilakukan untuk memantau hasil estetika dan pemulihan fungsi pendengaran. Hasil rekonstruksi telinga menunjukkan peningkatan yang signifikan dari segi penampilan estetika, serta perbaikan fungsi pendengaran pada pasien. Tidak ditemukan komplikasi besar selama proses pemulihan, dan pasien melaporkan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap hasil operasi. Prosedur ini terbukti efektif dalam memperbaiki deformitas mikrotia dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Penanganan mikrotia melalui operasi rekonstruksi telinga memberikan hasil yang baik dari segi estetika dan fungsi. Pendekatan yang komprehensif, termasuk evaluasi pendengaran dan estetika, sangat penting dalam menentukan keberhasilan terapi bagi pasien mikrotia.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Arie Pratama Putra, Dharma PTR Maluegha
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.