1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
teachers in learning. To create a superior learning process/quality, the applied
learning strategy, the criteria that must be met in the learning model or learning
development are: 1) having a goal; 2) alignment with goals; 3) systematic; 4)
conduct evaluation activities; and 5) fun. Therefore, the learning system can be
likened to a production process consisting of input-process-output parts, which
are integrated with each other. So the problem is that the job is working fine.
The ability to develop techniques in learning because all teachers want
educational outcomes to run well. Moreover, he does not deal with inanimate
objects, but human children who grow and develop.
Keywords : Strategy; Learning; Development
PENDAHULUAN
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan (Usiono &
Amin, 2021). Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasan
Indonesia menjadi fondasi. Dalam membuat suatu bangunan, fondasi merupakan bagian yang sangat
penting agar bangunan itu bisa berdiri tegak dan kokoh serta kuat. Tiang, genting, kaca, dan yang lain
sebagainya, dalam suatu bangunan, tidak akan bias berdiri dan menempel tanpa ada fondasi tersebut
Pembelajaran menurut Crow and crow, gagne, Menurut menyebutkan bahwa inti proses belajar
adalah perubahan pada diri individu dalam aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kebiasaan
sebagai produk dan interaksinya dengan lingkungannya. (Warsihna, 2012) mengatakan bahwa belajar
adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Dengan kata lain proses
belajar dikatakan berhasil jika dalam diri individu terbentuk suatu ilmu pengetahuan, sikap,
keterampilan, atau kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya (Usiono & Amin,
2021).
Pembelajaran yang dikembangkan secara ilmiah harus diperkuat oleh hasil penelitian dalam
bidang Pendidikan (Gunada et al., 2015), misalnya penelitian Tindakan kelas. Dengan demikian,
sasaran pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan dasar dari suatu Pendidikan yang sekaligus
merupakan kebutuhan primer anak didik.
Dengan demikian, makna pengembangan pembelajaran lebih realistis, bukan sekedar idealism
Pendidikan yang sulit diterapkan dalam kehidupan kita. Pengembangan pembelajaran adalah suatu
usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik secara material maupun cara dan substan
(Miftah, 2013). Secara material, artinya bahan ajar yang diserasikan dengan perkembangan
pengetahuan, sedangkan secara metodologi berhubungan dengan pengembangannya strategi
pembelajaran, baik secara pandangan dan lebih mudah (Ekayati, 2018).
Dalam jurnal ini membahas makna dari landasan pengembangan pembelajaran dan penerapan
metode landasan pengembangan pembelajaran. Manfaat dilakukan kajian tentang landasan
pengembangan strategi pembelajaran dalam kajian ilmiah ini tidak lain adalah untuk menciptakan
proses/kualitas pembelajaran yang unggul, sehingga perlu dikembangkan strategi khusus yang
membuat siswa termotivasi untuk belajar dan selalu merasakan kesenangan dalam belajar. Dalam
mengembangkan strategi pembelajaran tersebut, siswa menjadi pusat perhatian. kriteria yang harus
dipenuhi dalam model pembelajaran atau pengembangan pembelajaran adalah: 1) memiliki tujuan; 2)
keselarasan dengan tujuan; 3) sistematis; 4) mengadakan kegiatan evaluasi; dan 5) menyenangkan. Oleh
karena itu, sistem pembelajaran dapat diibaratkan sebagai suatu proses produksi yang terdiri dari bagian
input-proses-output, yang saling terintegrasi.
A. Strategi Pembelajaran
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (252-261)
311
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk mencapai
suatu kemenangan dalam suatu peperangan awalnya digunakan dalam lingkungan militer namun istilah
strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi
dalam konteks pembelajaran yang dikenal dalam istilah strategi pembelajaran.
strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Nadlir, 2013). Sementara itu (Asrori, 2013) berpendapat
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa/peserta latih.
Strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya
konsisiten antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran dimana untuk itu guru
menggunakan siasat tertentu. Merujuk dari beberapa pendapat diatas strategi pembelajaran dapat
dimaknai secara sempit dan luas. Secara sempit strategi mempuanyai kesamaan dengan metoda yang
berarti cara untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat diartikan
sebagai suatu cara penetakapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran teramasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Warsihna, 2012). (Johar & Hanum, 2016) mengartikan
strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan.
Beberapa ahli pendidikan memberikan pengertian strategi pembelajaran dengan beragam yaitu:
Dewi Salma Prawiradilaga mengatakan jika strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan
oleh perancang dalam menentukan tehnik penyampaian pesan, penentuan metode dan media, alur isi
pelajaran, serta interaksi antara pengajar dan peserta didik.
Wina Sanjaya : strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu.
Made Wena : kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai
tujuan tertentu. Pembelajaran berarti upaya membelajarkan peserta didik. Dengan demikian, strategi
pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya
membelajarkan peserta didik.
Mansur Muslih : strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam
mengajar. T. Takajoni : strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan umum yang dilakukan guru
dan siswa dalam merealisasikan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sudirdja dan Siregar : strategi pembelajaran adalah usaha dalam menciftakan suatu kondisi
tertentu dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya.
Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, peralatan
dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien.
Adapun jenis-jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini
guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur.
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
312
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
2. Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama
dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi
akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi. Melalui Cooperative Learning, peserta didik didorong
untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Beberapa penulis seperti
Slavin, Johnson, mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi pembelajaran
cooperative yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam memberikan
dorongan atau motivasi. (Jaelani, 2015) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan
dari beberapa perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif
elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok
memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap
indivindu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok.
Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan
keberhasilan kelompoknya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling
membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh
keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan
iklim yang bagus di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.
Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok
dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif,
artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah
pengetahuan kognitifnya.
3. Strategi Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai
suatu strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa
memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika.
Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa
agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah
(Krismanto, 2003). Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan
masalah itu (Bahri & Djumarah, 2002).
Mengajar memecahkan masalah berarti pemecahan masalah itu sebagai isi atau content dari
pelajaran sedangkan pemecahan masalah adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan
masalah hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran.
Ada beberapa ciri strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah :
1) Siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil.
2) Pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk
dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya.
3) Siswa menggunakan banyak pendekatan dalam belajar.
4) Hasil dari pemecahan masalah adalah tukar pendapat (sharing ) di antara semua siswa.
4. Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan
kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di otak yang bersifat
jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru
dengan yang pernah ada. Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan
PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi yang dipunyai
sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses mencatat. Dengan mencatat, siswa
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
313
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
dapat menuangkan ide baru dari percampuran dua informasi itu. Analogi merupakan cara belajar
dengan pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide,
misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan informasi. P4QR
merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P4QR
singkatan dari Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari
read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan
mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif
dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan.
5. Strategi Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru
dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide
atau istilah menjadi subset yang lebih kecil. Strategi tersebut juga berperan sebagai pengindentifikasian
ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk strategi organisasi adalah
Out lining, yakni membuat garis besar. Siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide
dengan beberapa ide utama. Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa
hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat
diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics membantu dengan
membentuk asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu mengorganisasikan informasi
menjadi memori kerja. Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Suatu selaku sistem,
pembelajaran meliputi suatu komponen, antar lain, tujuan, guru, peserta didik evaluasi, dan sebagainya.
Agar tujuan tercapai semua komponen harus ada diorganisasikan sehingga antar sesama komponen
terjadi kerja sama. Oleh karena itu guru tidak bolah hanya memperhatikan komponen-komponen
tertentu saja misalnya metode bahan den evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen
secara keseluruhan.
Komponen-komponen strategi pembelajaran tersebut akan mempengaruhi jalannya
pembelajaran untuk itu semua komponen strategi pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap strategi pembelajaran. Untuk lebih mempermudah menganalisis faktor yang berpengaruh
terhadap strategi pembelajaran, komponen strategi pembelajaran dapat dikelompokan menjadi tiga
yaitu: Peserta didik sebagai raw input; Intering behavior peserta didik; Instrumental input atau sasaran.
B. Strategi belajar secara individual
Banyak elemen dalam strategi belajar secara individual, antara lain motivasi, attitude,
manajemen waktu, pencatatan bahan ajar (note-taking), teknik membaca, konsentrasi, dan gaya belajar.
Uraian berikut ini merupakan penjelasan beberapa elemen strategi belajar secara individual.4
1. Motivasi
Motivasi dapat berasal dari masing-masing individu dan dapat pula dirangsang oleh faktor luar.
Namun demikian, dari manapun asalnya maka motivasi pasti terpulang kepada individu sebagai peserta
didik. Betapapun baiknya faktor luar sebagai perangsang motivasi maka apabila peserta didik sejak
awal tidak tertarik dengan subyek yang dipelajari maka faktor luar tadi tidak akan berfungsi
sebagaimana mestinya.
a. Lingkungan belajar mempengaruhi motivasi individu untuk belajar. Pengajar yang hangat,
akrab, dan ramah akan meningkatkan motivasi peserta didik. Alat audiovisual, poster, alat
praktikum/praktek yang menarik dan sesuai dengan materi ajar akan lebih meningkatkan rasa
ketertarikan peserta didik kepada subyek yang tengah ditekuni. Rasa bosan atau jenuh menjadi
cair dan peserta didik akan memberi apresiasi kepada sikap pengajar yang seperti itu.
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
314
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
b. Insentif meningkatkan motivasi. Bagi peserta didik, insentif dapat berupa penghargaan dari
instruktur dalam berbagai bentuk misalnya pujian, dorongan, sapaan yang akrab. Pada saat-saat
yang khusus pengajar dapat memberi penghargaan tertentu kepada peserta didik.
c. Motivasi internal akan berlangsung lebih lama dan memberi self-directive yang lebih kuat
daripada motivasi eksternal yang harus diberikan secara berulang melalui penghargaan atau
hadiah.
d. Belajar akan paling efektif apabila individu merasa siap untuk belajar, ketika dia ingin tahu
sesuatu.
e. Motivasi akan makin kuat apabila materi instruksional dikemas secara baik. Pada umumnya,
the best organized material makes the information meaningful to the individual.
f. Belajar merupakan proses yang memerlukan perubahan dalam nilai kepercayaan dan perilaku,
dengan demikian secara normal akan menimbulkan sedikit rasa cemas kepada setiap peserta
didik. Rasa cemas demikian ini akan bermanfaat untuk meningkatkan motivasi individu.
Tetapi, rasa cemas yang berat akan merugikan peserta didik.
g. Dalam rangka memelihara motivasi peserta didik, bantuan terhadap setiap peserta didik untuk
menyusun tujuan belajar adalah sangat penting. Bantuan lainnya dalam bentuk umpan balik
yang informatif tentang kemajuan belajar masing-masing peserta didik.
h. Afiliasi dan pengakuan dengan pihak lain merupakan motivator yang kuat. Setiap individu akan
mencari perbandingan tentang kemampuan, pendapat, dan emosinya. Afiliasi secara langsung
dapat meredakan perasaan cemas melalui pergaulan dan pershabatan antarindividu. Tetapi,
motivator tadi dapat berbalik menjadi kompetisi dan perilaku lainnya yang bersifat negatif.
i. Berbagai macam perilaku dapat terjadi sebagai akibat dari kombinasi berbagai jenis motif.
Diakui bahwa tidak ada teori utama tentang keberadaan motivasi. Namun demikian, motivasi
sangat diperlukan untuk proses belajar dan bahwa strategi belajar harus dirancang untuk
mengorganisasikan dinamika motivasional yang bersifat interaktif dan terus-menerus guna
mencapai keberhasilan belajar secara maksimal. Prinsip-prinsip motivasi saling terkait. Suatu
kegiatan pengajaran dapat menggunakan berbagai macam motivasi secara simultan.
2. Gaya belajar
Konsep gaya belajar berakar pada klasifikasi jenis-jenis psikologi manusia . Teori gaya belajar
didasarkan pada penelitian yang menunjukkan adanya faktor keturunan, pengalaman hidup, tuntutan
lingkungan, dan perbedaan yang terdapat dalam tiap individu. Adalah kenyataan bahwa setiap individu
mempunyai gaya belajar yang khas untuk individu tersebut, dengan demikian banyak sekali gaya belajar
yang dapat diobservasi di institusi pendidikan. Berkaitan dengan teori gaya belajar, seorang pengajar
tidak semestinya mengajukan pertanyaan: apakah dia pandai? melainkan mengajukan pertanyaan:
bagaimana caranya dia bisa menjadi pandai
Strategi belajar adalah suatu pola information-processing yang digunakan untuk menyiapkan
test/ujian memori (Pasaribu et al., 2017). Gaya belajar adalah suatu predisposisi dari sekelompok
peserta didik untuk mengadopsi suatu strategi belajar yang khusus tanpa memperhatikan tuntutan
spesifik dari tugas pembelajaran (Pasaribu et al., 2017). Pengajar dapat saja mempengaruhi strategi
belajar yang dipergunakan oleh peserta didik, tetapi gaya belajar kurang dapat dipengaruhi oleh
pengajar.
Pada tahun 1940 Isabel Briggs Myers mengembangkan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
untuk mengidentifikasi gaya belajar berdasarkan teori Jung. Ada 4 aksis atau dimensi gaya belajar, ialah
extraversion-introversion, sensing-intuition, thinking-feeling, dan judging-perception. Sensing dan
intuition bertolak belakang dalam memperoleh kesadaran, sementara thinking dan feeling bertolak
belakang dalam hal pengambilan kesimpulan.7
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
315
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
Introvert bersifat self-motivated , ekstrovert dimotivasi oleh tanggapan dari luar. Untuk
golongan ekstrovert , umpan balik dan penghargaan atau pujian sangat penting bagi mereka. Kegagalan
untuk mengidentifikasi hal ini maka akan menyulitkan pembedaan antara kelompok peserta didik yang
rajin/berkemauan keras untuk belajar dan yang tidak rajin untuk belajar. Peserta kelompok yang
termasuk kelompok thinking cenderung untuk bersikap kritis, sementara itu kelompok feeling lebih
memperhatikan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain.
C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran dan Penerapannya dalam praktek pembelajaran terdapat beragam jenis
metode pembelajaran dan penerapannya setidaknya terdapat sebelas metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, kesebelas metode tersebut adalah:
Terdapat sebelas metode yang dapat digunakan dalam praktek pembelajaran yaitu: metode
proyek, metode ini bertitik tolak dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang
berhubungan sehingga pemecahannya secara komperhensif dan bermakna; Metode eksperimen, metode
ini mengedepankan aktivitas percobaan. Sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari; Metode tugas/resitasi, dalam metode ini guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar; Metode diskusi, dalam metode ini siswa dihadapkan pada suatu masalah
yang bisa berupa pernyataan atau pernyatan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
Metode sosiodarma, dalam metode ini siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial; Metode demonstrasi, metode ini mengedepankan peragaan atau
pertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
baiksebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan; Metode problem solving,
metode ini mengedepankan metode berfikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-
data yang ditemukan; Metode karya wisata, metode ini mengajak siswa keluar kelas dan meninjau atau
mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran; Metode tanya jawab,
metode ini menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para siswa; Metode
latihan, metode ini dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasan-
kebiasaan tertentu; Metode ceramah, metode ini merupakan metode tradisional karena sejak lama
metode ini digunakan oleh para pengajar. Namun demikian metode ini tetap memiliki fungsinya yang
penting untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pembelajar.
Dari beberapa penjelasan tentang jenis-jenis metode pembelajaran diatas maka dapat
dikemukakan bahwa betapa banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh seorang guru atau
tenaga pengajar. Karena itu dalam penerapannya diperlukan kreativitas dan variasi dalam menggunakan
metode pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Metode Pembelajaran dan Penerapannya dalam praktek pembelajaran terdapat beragam jenis
metode pembelajaran dan penerapannya setidaknya terdapat sebelas metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, kesebelas metode tersebut adalah:
Terdapat sebelas metode yang dapat digunakan dalam praktek pembelajaran yaitu: metode
proyek, metode ini bertitik tolak dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang
berhubungan sehingga pemecahannya secara komperhensif dan bermakna; Metode eksperimen, metode
ini mengedepankan aktivitas percobaan (Susanti, 2020). Sehingga siswa mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari; Metode tugas/resitasi, dalam metode ini guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar; Metode diskusi, dalam metode ini siswa dihadapkan pada suatu
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
316
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pernyatan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama.
Metode sosiodarma, dalam metode ini siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial; Metode demonstrasi, metode ini mengedepankan peragaan atau
pertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
baiksebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan; Metode problem solving,
metode ini mengedepankan metode berfikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-
data yang ditemukan; Metode karya wisata, metode ini mengajak siswa keluar kelas dan meninjau atau
mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran; Metode tanya jawab,
metode ini menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para siswa; Metode
latihan, metode ini dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasan-
kebiasaan tertentu; Metode ceramah, metode ini merupakan metode tradisional karena sejak lama
metode ini digunakan oleh para pengajar. Namun demikian metode ini tetap memiliki fungsinya yang
penting untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pembelajar.
Dari beberapa penjelasan tentang jenis-jenis metode pembelajaran diatas maka dapat
dikemukakan bahwa betapa banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh seorang guru atau
tenaga pengajar. Karena itu dalam penerapannya diperlukan kreativitas dan variasi dalam menggunakan
metode pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam kajian ini adalah metode pembelajaran bersifat
prosedural yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran (Pane
& Dasopang, 2017). Pemilihan stategi pembelajaran yang tepat sangatlah penting. Bagaimana guru
dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman
belajar yang baik, sehingga pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tidak ada satupun strategi
pembelajaran yang paling sesuai untuk semua situasi dan kondisi yang berbeda walaupun pembelajaran
yang ingin dicapai sama. Dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan stategi pembelajaran, disusun berdasarkan karakteristik pembelajar dan situasi kondisi
yang dihadapinya. Beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam memilih media pembelajaran adalah:
a. Mengacu kepada tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran memberi arah tentang apa,
bagaimana dan mengapa materi pelajaran harus disampaikan; b. Memperhatikan karakteristik siswa,
apakah ia pasif, aktif, kritis, senang membaca, berani berbicara, pendengar yang baik dsb; c.
Memperhatikan karakteristik materi pelajaran, apakah bidang eksak, non eksak materi berbentuk cerita
seperti sejarah dsb; d. Mempertimbangkan alokasi waktu, apakah waktu cukup banyak untuk
menerapkan metode yang kompleks; e. Mempertimbangkan kegunaan, kelebihan dan keterbatasan
metode pembelajaran yang akan digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut (Sukanti, 2010) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai
dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan
hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Adapun rincian domain
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Domain kognitif ( cognitive domain ).
Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu :
a. Pengetahuan ( knowledge ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau
dapat menggunakannya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya:
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
317
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan,
menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan, dan memilih.
b. Pemahaman ( comprehension ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini
dijabarkan lagi menjadi tiga, yakni menterjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi. Kata
kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya: mengubah, mempertahankan,
membedakan, memprakirakan, menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan, dan
meningkatkan.
c. Penerapan ( application ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori dalam situasi baru
dan konkrit. Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya: mengubah, menghitung,
mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan,
memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.
d. Analisis ( analysis ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan
suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan
analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
diantaranya: mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan
kesimpulan,membuat garis besar, menghubungkan, merinci.
e. Sintesis ( synthesis ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan
sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat
berupa tulisan, rencana atau mekanisme. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
diantaranya: menggolongkan, menggabungkan, memodifikasi, menghimpun, menciptakan,
merencanakan, merekonstruksikan, menyusun, membangkitkan, mengorganisir, merevisi,
menyimpulkan, menceritakan.
f. Evaluasi ( evaluation ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal
penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik
mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan diantaranya: menilai, membandingkan, mempertentangkan,
mengeritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, dan
menduga.
2. Domain afektif ( affective domain ), yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan
batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian
mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan
tingkah laku. Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan, yaitu:
a. Kemauan menerima ( receiving ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan
penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan diantaranya: menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberikan,
berpegang teguh, menjawab, menggunakan.
b. Kemauan menanggapi/menjawab ( responding ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk tidak hanya peka pada suatu fenomena tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara.
Penekanannya pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa
ditugaskan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya: menjawab, membantu,
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
318
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
memperbincangkan, memberi nama, menunjukkan, mempraktikkan, mengemukakan, membaca,
melaporkan, menuliskan, memberitahu, dan mendiskusikan.
c. Menilai ( valuing ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menilai suatu
objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten. Kata kerja operasional yang
digunakan diantaranya: melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil
bagian, dan memilih.
d. Organisasi ( organization ), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata
kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya: mengubah, mengatur, menggabungkan,
membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.
3. Domain psikomotor ( psychomotor domain ), yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan
gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan
yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata kerja
operasional yang digunakan harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu:
a. Muscular or motor skill , yang meliputi: mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat,
menggerakkan, menampilkan.
b. Manipulations of materials or objects , yang meliputi: mereparasi, menyusun, membersihkan,
menggeser, memindahkan, membentuk.
c. Neuromuscular coordination , yang meliputi: mengamati, menerapkan, menghubungkan,
menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik dan menggunakan. Berdasarkan
taksonomi Bloom di atas, maka kemampuan peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kemampuan tingkat rendah terdiri atas pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi, sedangkan kemampuan tingkat tinggi meliputi analisis, sintesis,
evaluasi, dan kreatifitas. Dengan demikian, kegiatan peserta didik dalam menghafal termasuk
kemampuan tingkat rendah. Dilihat cara berpikir, makakemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi
menjadi dua, yaitu berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah kemampuan
melakukan generalisasi dengan menggabungkan, mengubah atau mengulang kembali keberadaan
ide-ide tersebut. Sedangkan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan memberikan
rasionalisasi terhadap sesuatu dan mampu memberikan penilaian terhadap sesuatu tersebut.
Rendahnya kemampuan peserta didik dalam berpikir, bahkan hanya dapat menghafal, tidak
terlepas dari kebiasaan guru dalam melakukan evaluasi atau penilaian yang hanya mengukur
tingkat kemampuan yang rendah saja melalui paper and pencil test. Peserta didik tidak akan
mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi jika tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkannya dan tidak diarahkan untuk itu.
SIMPULAN
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh setiap guru karena terdapat kegiatan-kegiatan
yang dapat digunakan dan dimanfaatkan serta tersusun untuk mencapai tujuan. Tiap proses belajar
memiliki strategi pembelajaran tertentu. Gunanya adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses
belajar demikian pula sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum. Seorang guru bisa
menggunakan berbagai bentuk strategi yang digunakan agar siswa tidak merasa bosan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung sehingga kelas akan terasa lebih hidup dan menyenangkan.
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
319
1*) Sukatin, 2) Delia Masmuda, 3) Bella Wahyuni
Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, M. (2013). Pengertian, tujuan dan ruang lingkup strategi pembelajaran. Madrasah: Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar , 5 (2), 26.
Bahri, D. S., & Djumarah, A. Z. (2002). Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta:
Rineka Cipta .
Ekayati, R. (2018). Implementasi Metode Blended Learning Berbasis Aplikasi Edmodo . EduTech:
Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 4 (2), 5056 .
Gunada, I. W., Sahidu, H., & Sutrio, S. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran fisika berbasis
masalah untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Teknologi , 1 (1), 3846. https://doi.org/10.29303/jpft.v1i1.233
Jaelani, A. (2015). Pembelajaran Kooperatif, Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Di Madrasah
Ibtidaiyya
(Mi).
Al
Ibtida:
Jurnal
Pendidikan
Guru
MI ,
2 (1).
Johar, R., & Hanum, L. (2016). Strategi belajar mengajar. Deepublish .
Yogyakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah .
Miftah, M. (2013). Fungsi, dan peran media pembelajaran sebagai upaya peningkatan kemampuan
belajar
siswa.
Kwangsan:
Jurnal
Teknologi
Pendidikan ,
1 (2),
95105.
(Journal of Islamic Education Studies) , 2 (2), 339352.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman , 3 (2), 333352.
Pasaribu, P., Malau, W., Simarmata, T., & Simanjuntak, D. H. P. (2017). Strategi Penerapan Enam
Penugasan Pada Mata Kuliah Antropologi Perkotaan Di Prodi. Pendidikan Antropologi. Buddayah:
Jurnal Pendidikan Antropologi , 1 (2), 162167. https://doi.org/10.24114/bdh.v1i2.8396
Sukanti, S. (2010). Pemanfaatan Penilaian Portofolio Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia , 8 (2). https://doi.org/10.21831/jpai.v8i2.952
Susanti, Y. (2020). UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI, MINAT DAN HASIL BELAJAR DENGAN
METODE DRIIL . https://doi.org/10.35542/osf.io/tx3s8
Usiono, S. D., & Amin, A. (2021). Landasan Pengembangan Pembelajaran. AL-Fathonah , 2 (2), 376
387.
Warsihna, J. (2012). E-learning melalui portal rumah belajar. Jurnal Teknodik , 7384.
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (4) Agustus 2022 - (310-321)
320