Meningkatkan Perilaku Peduli Lingkungan Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Pemanfaatan Media Loose Parts

 

Improving Environmental Care Behavior in Children Aged 5-6 Years Through the Use of Loose Parts Media

 

1)* Yati Sumiati, 2) Arie Widiyastuti, 3) Nina Yuminar Priyanti

123 Universitas Panca Sakti Bekasi, Indonesia

 

Email: [email protected]

*Correspondence: Yati Sumiati

DOI: 10.59141/comserva.v4i5.984

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis peningkatan perilaku peduli lingkungan pada anak usia 5-6 tahun pada KB DOA BANGSA 5 Sukabumi.Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan� pemanfaatan media Loose Parts terbukti efektif dalam meningkatkan rasa kepedulian anak terhadap lingkungan. Hasil dari penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kepedulian anak terhadap lingkungan, hal ini di buktikan pada� pencapaian Berkembang� Sesuai Harapan ( BSH) prasiklus sekitar 12,49%,perkembangan pencapaian pada siklus pertama meningkat 66,67 % dan pada siklus kedua meningkat lagi menjadi 75% .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan mengintegrasikan konsep peduli lingkungan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak anak usia dini. Peran guru dan orang tua sangat penting untuk membentuk sikap peduli lingkungan pada anak. Dengan penelitian yang memanfaatkan media Loose Parts untuk meningkatkan perilaku Peduli Lingkungan anak usia 5-6 tahun pada KB DOA BANGSA 5 Sukabumi di nyatakan berhasil .

 

Kata kunci: Peduli Lingkungan, Loose Parts, Anak usia 5-6 Tahun

 

 

ABSTRACT

This research aims to determine or analyze the increase in environmental care behavior in children aged 5-6 years at the DOA BANGSA 5 Sukabumi KB. The method used in this research is the Classroom Action Research (PTK) method. This research shows that using Loose Parts media has proven effective in increasing children's sense of concern for the environment.The results of the research show a significant increase in children's concern for the environment, this is proven by the pre-cycle Developing According to Expectations (BSH) achievement of around 12.49%, the development of achievement in the first cycle increased by 66.67% and in the second cycle it increased again to 75% .The results of this research show that applying learning by integrating the concept of environmental care has proven to be effective in increasing the knowledge and awareness of young children. The role of teachers and parents is very important in forming an environmentally caring attitude in children. With research that utilizes Loose Parts media to improve behavior Caring for the Environment for children aged 5-6 years at the DOA BANGSA 5 Sukabumi KB was declared successful.

 

Keywords: Caring for the Environment, Loose Parts, Children 5-6 Years Old

 

 

 

PENDAHULUAN

Di era globalisasi saat ini, masalah lingkungan telah menjadi salah satu isu utama yang mendapat perhatian global. Berbagai isu lingkungan seperti polusi udara, deforestasi, dan limbah plastik telah berdampak negatif terhadap kehidupan manusia di seluruh dunia. Keadaan ini mendorong perlunya tindakan nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peranan penting dalam membentuk generasi yang peka dan peduli terhadap lingkungan. Sebagaimana dinyatakan oleh Dewey (1916), pendidikan harus mempersiapkan anak-anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah secara dinamis dan bertanggung jawab atas keberlanjutan alam. Di berbagai negara, banyak program pendidikan lingkungan telah diterapkan untuk memastikan anak-anak memahami dan peduli terhadap isu lingkungan sejak usia dini (Boeve-de Pauw & Van Petegem, 2013).

PAUD KB Doa Bangsa 5 di Sukabumi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berupaya menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan kepada anak-anak. Namun, hasil observasi awal menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan pada anak usia 5-6 tahun di lembaga ini masih rendah. Anak-anak sering membuang sampah sembarangan, kurang menjaga kebersihan, dan belum memiliki pemahaman mendalam mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Permasalahan ini mencerminkan kurangnya implementasi program pendidikan lingkungan yang efektif di PAUD, terutama dalam hal penggunaan metode dan media pembelajaran yang menarik dan mendukung pembentukan perilaku peduli lingkungan (Hogan, 2016). Di lembaga ini, media Loose Parts belum digunakan secara optimal untuk mendorong kreativitas dan kesadaran lingkungan anak-anak.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa program pendidikan lingkungan yang baik dapat meningkatkan kesadaran dan perilaku peduli lingkungan pada anak-anak. Sebagai contoh, penelitian oleh Davis (2009) mengungkapkan bahwa anak-anak yang diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan alam melalui permainan dan media kreatif cenderung memiliki kesadaran lingkungan yang lebih tinggi. Penggunaan media Loose Parts, seperti yang diuraikan oleh Nicholson (1971), juga telah terbukti mampu merangsang kreativitas dan pemikiran kritis anak-anak dalam memahami lingkungan sekitarnya. Selain itu, hasil penelitian oleh Ernst dan Theimer (2011) menegaskan pentingnya intervensi pendidikan sejak dini untuk membentuk perilaku ramah lingkungan.

Penelitian ini menjadi sangat penting mengingat rendahnya kesadaran lingkungan pada anak-anak di PAUD KB Doa Bangsa 5. Jika tidak segera ditangani, masalah ini dapat berdampak jangka panjang terhadap perilaku anak-anak yang kelak akan tumbuh menjadi individu yang tidak peduli terhadap lingkungan. Berdasarkan urgensi tersebut, penelitian ini dirancang untuk menemukan metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan perilaku peduli lingkungan pada anak usia dini, dengan fokus pada pemanfaatan media Loose Parts sebagai salah satu strategi pendidikan yang inovatif dan interaktif (Davis, 2015).

Penelitian ini menawarkan kebaruan (novelty) dengan menitikberatkan pada penggunaan media Loose Parts dalam meningkatkan kesadaran lingkungan pada anak-anak. Loose Parts adalah material bebas yang dapat dimanipulasi dan digunakan untuk berbagai tujuan permainan, dan belum banyak diteliti dalam konteks pendidikan lingkungan untuk anak usia dini di Indonesia. Dengan memanfaatkan Loose Parts, penelitian ini berupaya mengembangkan metode yang lebih menyenangkan dan efektif dalam mengajarkan nilai-nilai peduli lingkungan kepada anak-anak (Knight, 2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis efektivitas penggunaan media Loose Parts dalam meningkatkan perilaku peduli lingkungan pada anak-anak usia 5-6 tahun di PAUD KB Doa Bangsa 5. Tujuan utamanya adalah untuk melihat bagaimana pemanfaatan media ini dapat memberikan dampak positif terhadap perilaku dan kesadaran anak-anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan (McKinney, 2012).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini akan memperkaya literatur tentang penggunaan media Loose Parts dalam pendidikan lingkungan anak usia dini, serta memberikan wawasan baru bagi para pendidik tentang pentingnya variasi dalam metode pengajaran. Secara praktis, penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan program pendidikan di PAUD KB Doa Bangsa 5 dan lembaga lainnya dengan menyusun metode yang lebih efektif untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada anak-anak (Warden, 2010).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu PAUD KB Doa Bangsa 5 dan lembaga PAUD lainnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan melalui penggunaan media Loose Parts. Implikasinya, anak-anak yang mengikuti program ini diharapkan memiliki kesadaran yang lebih baik terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memengaruhi kebijakan pendidikan di tingkat lokal dan nasional dalam memasukkan pendidikan lingkungan sebagai bagian integral dari kurikulum PAUD (Nicol, 2014).

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan perilaku peduli terhadap lingkungan pada anak usia 5-6 tahun menggunakan media Loose Parts di KB Doa Bangsa 5 Sukabumi, serta untuk mengetahui apakah melalui pemanfaatan media tersebut dapat meningkatkan kepedulian lingkungan anak di sana. Penelitian dilaksanakan di KB PAUD Doa Bangsa Sukabumi, berlokasi di Jl. Cikatomas Kp. Pasir Angin RT 03/RW 02 Desa Ciambar, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada semester 2 tahun ajaran 2023-2024, antara Januari dan Februari 2024, dengan subjek 12 siswa (5 laki-laki, 7 perempuan). Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) berbasis model spiral Kemmis dan McTaggart, yang melibatkan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Strategi utama yang dipilih adalah penggunaan media Loose Parts dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan perilaku peduli lingkungan anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus, setiap siklus mencakup perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, dengan keberhasilan diukur melalui peningkatan hasil belajar siswa mencapai 75%. Data dikumpulkan melalui observasi, tes, dan checklist, dan diuji validitasnya melalui triangulasi dan pemeriksaan sejawat untuk memastikan keabsahan data

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1.      Delskripsi sarana dan prasarana

Pada semester 1 di PAUD KB Doa Bangsa 5, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi beberapa tema utama: Diri Sendiri, Lingkunganku, Kebutuhanku, Binatang, dan Tanaman. Setiap tema memiliki subtema, seperti Aku, Anggota Tubuhku, dan Panca Indera pada tema Diri Sendiri, yang berlangsung selama 3 minggu dengan kegiatan puncak seperti bermain mengenal rasa dan mencari harta karun. Tema Lingkunganku mencakup subtema Keluargaku, Rumahku, dan Sekolahku, dengan kegiatan membuat miniatur rumah atau sekolah selama 4 minggu. Tema Kebutuhanku berfokus pada Makanan dan Minuman, Berpakaian, serta Kebersihan, Kesehatan, dan Keamanan, dengan kegiatan seperti kelas memasak (membuat teh manis) selama 4 minggu. Tema Binatang meliputi Binatang Peliharaan, Binatang Liar, dan Serangga, dengan kegiatan puncak menangkap ikan dan kunjungan ke kandang binatang selama 3 minggu. Tema Tanaman mencakup subtema seperti Tanaman Sayur, Tanaman Buah, Tanaman Hias, Tanaman Obat, dan Tanaman Rumput/Perdu, dengan kegiatan praktik menanam di halaman sekolah selama 3 minggu.

Pada semester 2, tema pembelajaran meliputi Rekreasi, Pekerjaan, Air, Udara, dan Api, Alat Komunikasi, Tanah Airku, dan Alam Semesta. Tema Rekreasi mencakup subtema tentang tempat-tempat rekreasi dan kendaraan dengan kegiatan kunjungan ke tempat wisata selama 3 minggu. Tema Pekerjaan meliputi macam-macam pekerjaan, tempat kerja, dan perlengkapan kerja, dengan kegiatan kunjungan studi ke tempat pekerjaan selama 3 minggu. Tema Air, Udara, dan Api mencakup kegiatan praktik membuat 'Apollo air' selama 3 minggu. Tema Alat Komunikasi meliputi macam-macam alat komunikasi, kegunaannya, dan cara menggunakannya dengan kegiatan praktik membuat telepon dari kaleng selama 2 minggu. Tema Tanah Airku melibatkan subtema Negaraku, Suku Bangsaku, dan Pahlawanku, dengan kegiatan kunjungan ke museum Bojong Kokosan selama 3 minggu. Tema Alam Semesta mencakup benda-benda alam di bumi, benda-benda langit, dan gejala alam dengan kegiatan praktik simulasi gunung meletus selama 3 minggu.

Daftar pendidik dan tenaga kependidikan di PAUD KB Doa Bangsa 5 mencakup beberapa individu, antara lain: Imas Rohimah, S.Pd sebagai Kepala dengan pendidikan S1 dan lahir di SMI pada 6 Juli 1967, Iis Nurhafini, S.Pd sebagai Guru dengan pendidikan S1 dan lahir di BGR pada 31 Mei 1982, Yani Nuryamah, S1 sebagai Guru lahir di SMI pada 15 Juni 1982, dan Yati Sumiati dengan pendidikan SMK lahir di SMI pada 25 Juni 1977.

2.      Deskripsi Siklus

a.      Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Penelitian

Sebelum peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas, kegiatan awal yang dilakukan adalah mengetahui kondisi awal siswa sebelum melaksanakan tindakan. Peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat melakukan observasi awal mengenai kepedulian anak usia 5-6 tahun terhadap lingkungannya, yang masih rendah dan belum optimal. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan terhadap anak-anak dan hasil wawancara dengan guru kelas. Anak-anak masih terlihat acuh bahkan tidak peduli ketika melihat sampah yang berserakan di halaman, dan mereka masih harus disuruh untuk membuang sampah pada tempatnya. Anak-anak juga belum mengetahui bahwa sampah yang mereka lihat bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Dengan mengetahui kondisi awal ini, tindakan sangat diperlukan agar peneliti dan rekan sejawat dapat mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil pengamatan awal terhadap peningkatan kepedulian anak usia 5-6 tahun terhadap lingkungan disajikan dalam bentuk tabel.

 

Tabell 1. Prelselntasi Pelduli Lingkungan Pada Prasiklus

Indikator

Nilai

BB

MB

BSH

BSB

F

%

F

%

F

%

F

%

Anak dapat membuang sampah di tempat sampah yang tersedia di sekolah

5

41,67%

6

50%

1

8,33%

0

0%

Anak dapat merapihkan meja, kursi serta alat bermain setelah digunakan

6

50%

5

41,67%

1

8,33%

0

0%

Anak dapat mengenal dan dapat memanfaatkan sampah bekas menjadi media belajar

6

50%

5

41,67%

1

8,33%

0

0%

Anak dapat ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih dan terlibat dalam menyiram dan merawat tanaman

7

58,33%

2

16,67%

3

25%

0

0%

Skor Pencapaian

24

50%

18

37,51%

6

12,49%

0

0%

 

Uraian di atas menunjukkan bahwa jumlah anak yang memperoleh nilai Belum Berkembang (BB) mencapai 50%, Mulai Berkembang (MB) 37,51%, dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 12,49%, sedangkan capaian Berkembang Sangat Baik belum terlihat. Data tersebut menunjukkan bahwa kepedulian anak terhadap lingkungan belum termotivasi dengan baik dan sempurna. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan hasil pengamatan pada kegiatan prasiklus.

 

Grafik 1. Presentase Peduli Lingkungan Pada Siklus I

 

b.      Deskripsi Siklus I

� 1. Perencanaan Siklus I

a)      Menyusun modul ajar yang memuat kegiatan pembelajaran tentang kepedulian lingkungan.

b)     Guru mempersiapkan media / alat yang akan di gunakan dalam pembelajaran.

c)      Guru mempersiapkan lembar pengamatan yang berisi tentang anak-anak mampu membuang sampah pada tempatnya,anak mampu memanfaatkan sampah bekas.

 

Tabel 2. Perencanaan Kelgiatan Peduli Lingkungan Siklus I

Hari Ke

Waktu Kegiatan

Sub Tema

Kegiatan

1.

Senin,8 Januari 2024

macam-macam rumah

1.      Menyebutkan macam-macam nama rumah

2.      Bernyanyi lagu rumahku

3.      Tepuk rumah

4.      Melipat kertas warna membentuk rumah

5.      Bermain balok membentuk rumah/gedung

2.

 

Selasa, 09 Januari 2024

manfaat rumah

1.      Menyebutkan manfaat rumah

2.      Bernyanyi lagu rumahku

3.      Tepuk rumah

4.      Menghias angka menggunakan pasir laut

5.      Mencocokkan angka sesuai lambang� bilangan menggunakan krdus bekas & cotton but

3.

Rabu, 10 Januari 2024

bagian-bagian rumah

1.      Melnyelbutkan bagian-bagian rumah

2.      Belrnyanyi rumahku

3.      Telpuk rumah

4.      Melnghias gambar bunga melggunakan kellopak bunga asli

5.      Praktelk melnanam tanaman bunga

6.      olah raga/selnam

4.

Kamis, 11 Januari 2024

pelrlelngkapan rumah

 

1.      Menyebutkan macam-macam perlengkapan rumah

2.      bernyanyi & bertepuk rumahku

3.      Kegiatan membersihkan lingkungan

4.      Mencari pasangan huruf hijaiyah melalui permainan bowling

 

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 di lakasanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Adapun tema pembelajaran yang akan di kembangkan adalah Tema Lingkunganku dengan Sub Tema Lingkungan Rumah.

a.      Hari ke1,Siklus-1 (Senin,8 Januari 2024)

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu mengatur tempat duduk anak. Guru mengajak anak bermain pagi, seperti bernyanyi, bertepuk tangan, absen, dan kegiatan lain sesuai dengan tema yang akan dikembangkan hari itu, seperti tepuk rumah dan menyanyikan lagu "Rumahku." Guru juga memperkenalkan media yang akan digunakan dalam kegiatan mengenal huruf. Hari itu, guru akan mengajak anak untuk mengenal huruf dengan menggunakan kartu huruf. Guru terlebih dahulu memperkenalkan huruf A-Z yang terbuat dari kardus bekas dan kertas origami. Setelah itu, guru meminta anak untuk menyebutkan huruf-huruf yang ditunjukkan sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan mereka. Setelah kegiatan mengenal huruf selesai, guru meminta anak-anak untuk melanjutkan ke pembelajaran berikutnya, yaitu melipat kertas origami membentuk rumah, bermain balok untuk membentuk rumah, dan menyebutkan bentuk-bentuk yang digunakan untuk membentuk rumah tersebut.

b.      Hari ke-2, Siklus 1 (Selasa, 9 Januari 2024)�

Setelah kegiatan awal hari ini, guru dan peneliti mengajak anak untuk mengenal angka menggunakan kartu angka. Dalam kegiatan ini, guru memperkenalkan angka dengan cara menulis angka di kertas HVS dan menghiasnya menggunakan pasir. Seperti hari sebelumnya, guru memberikan pertanyaan tentang angka yang telah dihias; sebagian anak mampu meniru angka tersebut dengan baik dan benar, meskipun masih ada anak yang belum sepenuhnya mampu. Setelah kegiatan mengenal angka, anak-anak berpindah ke kegiatan selanjutnya, yaitu mencocokkan angka sesuai lambang bilangan menggunakan cotton bud dan kardus bekas.

c.      Hari ke-3, Siklus 1 (Rabu, 10 Januari 2024)

Pada pertemuan ketiga di siklus 1 ini, guru mengajak anak untuk berkeliling kebun dalam kegiatan "outing class" untuk mengenal lingkungan sekitar rumah atau sekolah. Dalam kegiatan ini, guru memperkenalkan kepada anak berbagai hal yang bisa dilihat di lingkungan rumah atau sekolah. Anak-anak mampu menyebutkan apa yang mereka lihat sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan mereka. Selanjutnya, guru melanjutkan kegiatan pembelajaran berikutnya, yaitu anak membuat kreasi menghias gambar pohon bunga menggunakan bunga asli.

d.      Hari ke-4, Siklus 1 (Kamis, 11 Januari 2024)

Hari ini, guru mengajak anak-anak melakukan kegiatan pengenalan cara merawat lingkungan. Kegiatan yang dilakukan adalah guru mengajak anak-anak menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan sampah yang ada di sekitar sekolah dan berbagai kegiatan lainnya. Setelah melakukan kegiatan ini, guru menanyakan kepada anak apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama lingkungan sekolah. Kegiatan selanjutnya adalah anak diminta untuk mencari pasangan huruf hijaiyah melalui permainan bowling.

3. Observasi Siklus I�

Observasi dilakukan oleh peneliti bersama guru selama proses pembelajaran. Setiap pertemuan, observer mengamati, menilai, dan mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan anak. Dalam kegiatan observasi ini, peneliti mengamati kepedulian anak terhadap lingkungan, dengan beberapa indikator yang diamati, yaitu kemampuan anak membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, memanfaatkan sampah bekas, dan memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Pada siklus 1, pertemuan pertama dan kedua, baru beberapa anak yang mulai antusias mengikuti kegiatan mengenal huruf dengan menggunakan kartu huruf dan pasir. Masih ada anak yang terlihat tidak merespon dan perlu dibantu dalam mengenal huruf. Pada pertemuan ketiga dan keempat, anak mulai antusias dan merespon lebih baik, seperti mampu menulis angka di kertas HVS menggunakan potongan kunyit dan cat warna, serta menghias daun singkong, meskipun hasilnya belum rapi sempurna. Hasil observasi terhadap 12 anak adalah sebagai berikut:

a)      Pada indikator kemampuan membuang sampah pada tempatnya, terdapat 9 anak dengan kategori Mulai Berkembang (MB), 2 anak dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan 1 anak dengan perkembangan sangat baik.

b)     Pada indikator kemampuan memanfaatkan sampah bekas, terjadi peningkatan dibandingkan pra siklus; 1 anak menunjukkan kepedulian lingkungan yang berkembang sesuai harapan (BSH), 8 anak berada pada kategori Mulai Berkembang (MB), dan 2 anak masih dalam kategori Belum Berkembang (BB).

c)      Pada indikator memahami pentingnya menjaga kebersihan, terdapat 2 anak dalam kategori Belum Berkembang (BB), 8 anak dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan 1 anak dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Untuk pencapaian kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), mulai terlihat pada 1 anak.

 

Tabell 3. Data Hasil Pelngamatan Pelduli Lingkungan Siklus I

Indikator

Nilai

BB

MB

BSH

BSB

F

%

F

%

F

%

F

%

Anak dapat membuang sampah di tempat sampah yang tersedia di sekolah

0

0%

2

16,67%

9

75%

1

8,33%

Anak dapat merapihkan meja, kursi serta alat bermain setelah digunakan

2

16,67%

1

8,33%

8

66,67%

1

8,33%

Anak dapat mengenal dan dapat memanfaatkan sampah bekas menjadi media belajar

2

16,67%

1

8,33%

8

66,67%

1

8,33%

Anak dapat ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih dan terlibat dalam menyiram dan merawat tanaman

2

16,67%

2

16,67%

7

58,33%

1

8,33%

Skor Pencapaian

6

12,5%

6

12,5%

32

66,67%

4

8,33%

 

Dari tabell di atas melnunjukkan bahwa rata-rata pelncapaian anak yang melmpelrolelh nilai bellum belrkelmbang (BB) 12,5%, Mulai belrkelmbang (MB) 12,5% dan belrkelmbang selsuai harapan (BSH) 66,67% seldangkan capaian belrkelmbang sangat baik sudah mulai belrkelmbang melncapai 8,33%. Data telrselbut di atas melnunjukkan bahwa kelpeldulian anak telrhadap lingkungan mulai telrmotivasi delngan baik dan selmpurna. Belrikut ini adalah gambaran grafik yang melnunjukan hasil pelgamatan pada kelgiatan siklus I.

 

Grafik 2. Data Hasil Pelngamatan Pelduli Lingkungan Siklus I

 

Tabell 4. Indikator 1.� Siklus I

Anak dapat membuang sampah di tempat sampah yang tersedia di sekolah

No

Nama

Hasil Obselrvasi

BB

MB

BSH

BSB

1

AA

 

 

 

2

AR

 

 

 

3

AB

 

 

 

4

AF

 

 

 

5

AK

 

 

 

6

AO

 

 

 

7

AS

 

 

 

8

AY

 

 

 

9

CC

 

 

 

10

FA

 

 

 

11

FN

 

 

 

12

GZ

 

 

 

 

Pada indikator Anak dapat membuang sampah di tempat sampah yang tersedia di sekolah terdapat peningkatan dibandingkan dengan prasiklus. Sebelumnya, terdapat 9 anak yang kemampuan berbicaranya telah berkembang sesuai harapan, di mana 1 anak menunjukkan perkembangan yang sangat baik, sementara 2 anak lainnya mulai menunjukkan tanda-tanda perkembangan.

 

Garafik 3. Anak dapat membuang sampah di tempat sampah yang tersedia di sekolah

 

Tabell 5. Indikator 2.� Siklus I

Anak dapat merapihkan meja, kursi serta alat bermain setelah digunakan

No

Nama

Hasil Obselrvasi

BB

MB

BSH

BSB

1

AA

 

 

 

2

AR

 

 

 

3

AB

 

 

 

4

AF

 

 

 

5

AK

 

 

 

6

AO

 

 

 

7

AS

 

 

 

8

AY

 

 

 

9

CC

 

 

 

10

FA

 

 

 

11

FN

 

 

 

12

GZ

 

 

 

 

Dalam indikator Anak dapat merapihkan meja, kursi serta alat bermain setelah digunakan, terdapat 8 anak yang telah menunjukkan perkembangan kemampuan berbicara sesuai dengan harapan, 1 anak yang berkembang dengan sangat baik, 1 anak yang masih dalam proses perkembangan, dan 2 anak yang belum menunjukkan perkembangan yang memadai dalam kemampuan berbicara mereka.

 

Garafik 4. Anak dapat merapihkan meja, kursi serta alat bermain setelah digunakan

 

Tabell 6. Indikator 3.� Siklus I

Anak dapat mengenal dan dapat memanfaatkan sampah bekas menjadi media belajar

No

Nama

Hasil Obselrvasi

BB

MB

BSH

BSB

1

AA

 

 

 

2

AR

 

 

 

3

AB

 

 

 

4

AF

 

 

 

5

AK

 

 

 

6

AO

 

 

 

7

AS

 

 

 

8

AY

 

 

 

9

CC

 

 

 

10

FA

 

 

 

11

FN

 

 

 

12

GZ

 

 

 

 

Dalam indikator Anak dapat mengenal dan dapat memanfaatkan sampah bekas menjadi media belajar, terdapat 8 anak yang telah menunjukkan perkembangan kemampuan berbicara sesuai dengan harapan, 1 anak yang berkembang dengan sangat baik, 1 anak yang masih dalam proses perkembangan, dan 2 anak yang belum menunjukkan perkembangan yang memadai dalam kemampuan berbicara mereka.


Garafik 5. Anak dapat mengenal dan dapat memanfaatkan sampah bekas

menjadi media belajar

 

Tabell 7. Indikator 4.� Siklus I

Anak Dapat Ikut Serta Dalam Kegiatan Bersih-Bersih dan Terlibat Dalam Menyiram dan Merawat Tanaman

No

Nama

Hasil Obselrvasi

BB

MB

BSH

BSB

1

AA

 

 

 

2

AR

 

 

 

3

AB

 

 

 

4

AF

 

 

 

5

AK

 

 

 

6

AO

 

 

 

7

AS

 

 

 

8

AY

 

 

 

9

CC

 

 

 

10

FA

 

 

 

11

FN

 

 

 

12

GZ

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terdapat 7 anak yang telah menunjukkan perkembangan sesuai harapan saat diminta untuk melaksanakan kegiatan bersih-bersih dan menyiram tanaman. Namun, masih ada 2 anak yang mulai menunjukkan perkembangan, serta beberapa anak yang belum berkembang dalam kegiatan tersebut.

 


Garafik 6. Anak dapat ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih dan terlibat dalam menyiram dan merawat tanaman

 

4. Refleksi

Setelah siklus I dalam proses peningkatan kepedulian lingkungan melalui pemanfaatan media bahan alam selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi. Refleksi pada siklus I dilakukan oleh guru dan peneliti bersama guru kelas di akhir siklus. Refleksi ini menjelaskan kendala atau masalah yang ditemukan selama pelaksanaan siklus, yaitu: (1) saat kegiatan menggunakan bahan alam, anak-anak masih terlihat kurang antusias dan belum bisa merespon dengan baik karena kurangnya pengetahuan dan minat mereka terhadap kepedulian lingkungan; (2) kurangnya penghargaan yang diberikan oleh guru sehingga anak kurang termotivasi untuk mencoba dan melakukan kegiatan tersebut; (3) beberapa anak masih membutuhkan bantuan dan arahan dari guru dalam mengerjakan tugas, selain itu kondisi dan posisi anak yang kurang nyaman saat melakukan kegiatan membuat mereka tidak fokus mendengarkan penjelasan guru. Melihat kondisi pada siklus I yang masih terdapat kendala, diperlukan perubahan, perbaikan, dan penyempurnaan. Setelah berdiskusi dengan guru kelas (kolaborator), disusun langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya, yaitu: (1) sebelum pengenalan lingkungan, guru memotivasi anak untuk peduli terhadap lingkungannya; (2) guru menggunakan berbagai media untuk menarik minat anak terhadap kepedulian lingkungan; (3) memberikan penghargaan kepada anak yang mampu menjawab pertanyaan guru, tidak hanya berupa bintang tetapi juga acungan jempol, pujian, dan bunga yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian pada siklus I, peneliti dan guru melanjutkan ke siklus II karena pada siklus I belum mencapai kriteria yang diharapkan. Pada siklus II, dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan modul ajar tentang kegiatan pembelajaran kepedulian anak terhadap lingkungan, guru mempersiapkan media atau alat yang akan digunakan dalam pembelajaran, serta guru mempersiapkan lembar pengamatan yang mencakup kemampuan anak membuang sampah pada tempatnya dan memanfaatkan sampah bekas.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan Siklus II dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Adapun tema pembelajaran yang akan dikembangkan adalah "Tema Lingkunganku" dengan subtema "Lingkungan Tempat Ibadah." Pada hari pertama Siklus II, Senin, 17 Januari 2024, sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru mengatur tempat duduk anak-anak dan mengajak mereka bermain pagi, seperti bernyanyi, bertepuk tangan, dan absensi sesuai tema hari itu, yaitu mengenal huruf dengan media kartu huruf yang terbuat dari kardus bekas dan kertas origami. Setelah mengenalkan huruf dari A-Z, guru meminta anak-anak menyebutkan huruf yang ditunjukkan. Kegiatan dilanjutkan dengan menulis huruf vokal dan konsonan di papan tulis serta menyebutkan nama benda dan mewarnai gambar. Pada hari kedua, Selasa, 18 Januari 2024, guru dan peneliti memperkenalkan angka menggunakan kartu angka dan meminta anak-anak menghias angka dengan kunyit dan cat air. Sebagian anak mampu meniru angka dengan baik, dan kegiatan selanjutnya adalah membuat sajadah dari karton dan benang. Pada hari ketiga, Rabu, 19 Januari 2024, guru mengajak anak-anak melakukan outing class di sekitar masjid, mengenalkan elemen lingkungan sekitarnya, dan mengajak anak-anak menyebutkan apa yang mereka lihat. Setelah itu, anak-anak membuat bentuk masjid dari kertas origami dan melakukan senam bersama. Pada hari keempat, Kamis, 20 Januari 2024, guru mengajarkan cara menyiram tanaman dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama di sekitar masjid. Kegiatan terakhir melibatkan menghias daun singkong dengan cat warna menggunakan sikat gigi dan sisir.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti bersama guru selama proses pembelajaran, di mana setiap pertemuan, observer mengamati, menilai, dan mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan oleh anak terkait kepedulian terhadap lingkungan. Indikator yang diamati meliputi kemampuan anak membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, memanfaatkan sampah bekas, serta memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan hasil kemampuan anak dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan melalui kegiatan bermain dengan menggunakan media Loose Parts pada pertemuan siklus II, diketahui bahwa rata-rata pencapaian anak yang mulai berkembang (MB) sebesar 8,33%, berkembang sesuai harapan (BSH) meningkat signifikan hingga 75%, dan berkembang sangat baik (BSB) mencapai 16,67%. Data ini menunjukkan bahwa kepedulian anak terhadap lingkungan mulai termotivasi dengan baik dan optimal. Dalam indikator pertama, yaitu kemampuan membuang sampah di tempat yang tersedia, terdapat peningkatan dengan 10 anak yang berkembang sesuai harapan dan 1 anak berkembang sangat baik. Indikator kedua, kemampuan merapikan meja, kursi, dan alat bermain setelah digunakan, juga mengalami peningkatan, dengan 9 anak memenuhi harapan dan 1 anak berkembang sangat baik. Selanjutnya, indikator ketiga menunjukkan bahwa 9 anak dapat mengenal dan memanfaatkan sampah bekas menjadi media belajar, dengan 2 anak berkembang sangat baik. Pada indikator keempat, yang mengukur partisipasi anak dalam kegiatan bersih-bersih dan merawat tanaman, seluruh anak menunjukkan perkembangan, dengan 4 anak berkembang sangat baik dan 8 anak berkembang sesuai harapan.

4. Refleksi Siklus II

Refleksi pada Siklus II dilakukan oleh peneliti dan guru kelas pada akhir siklus. Dalam refleksi ini, dibahas tentang proses pembelajaran yang terjadi selama tindakan berlangsung. Ketika pembelajaran dimulai, anak-anak terlihat antusias dan merespons dengan baik ketika guru memperkenalkan konsep kepedulian lingkungan. Suasana kelas tampak lebih kondusif dibandingkan sebelumnya, dan anak-anak juga lebih antusias dalam mengerjakan tugas menggunakan bahan alam serta menjawab pertanyaan guru dengan lebih bersemangat karena termotivasi oleh penghargaan berupa bunga yang akan mereka terima. Pada Siklus II, pengetahuan dan wawasan anak tentang kepedulian lingkungan telah mengalami peningkatan signifikan dan telah mencapai indikator keberhasilan, sehingga penelitian dianggap cukup dan dihentikan pada Siklus II.

B. Pembahasan

Stimulasi atau penerapan kegiatan peduli lingkungan dengan menggunakan media Loose Parts sebagai media kegiatan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan pada anak usia 5-6 tahun di KB Doa Bangsa 5 Sukabumi didasarkan pada penelitian dan hasil observasi yang menunjukkan hasil optimal. Berdasarkan hasil analisis data persentase, peneliti memperoleh peningkatan kemampuan kepedulian lingkungan anak usia 5-6 tahun melalui penggunaan media Loose Parts. Sebelum penelitian tindakan, rata-rata 50% anak berada pada tahap belum berkembang (BB), namun terjadi peningkatan pada siklus pertama dengan nilai mulai berkembang (MB) sebesar 12,5% dan berkembang sesuai harapan (BSH) mencapai 66,67%. Pada siklus II, kemampuan anak dalam menggunakan media Loose Parts meningkat dari mulai berkembang (MB) sebesar 8,33%, berkembang sesuai harapan (BSH) mencapai 75%, dan berkembang sangat baik sebesar 16,67%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran peduli lingkungan dengan menerapkan media Loose Parts dapat meningkatkan kemampuan peduli lingkungan karena menjadi sumber belajar yang efektif bagi anak. Sebagaimana telah disepakati bahwa nilai kepedulian anak telah mencapai 75%, maka penelitian dinyatakan berhasil dan dihentikan pada siklus II.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama dua siklus, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran merdeka yang mengintegrasikan konsep peduli lingkungan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak-anak usia dini mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Melalui pendekatan yang interaktif dan sesuai dengan tahap perkembangan anak, pembelajaran ini berhasil menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan sejak usia dini. Guru dan orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sikap peduli lingkungan pada anak. Partisipasi aktif kedua pihak dalam mendukung program-program lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah, mampu memperkuat pemahaman anak tentang pentingnya menjaga lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan peduli lingkungan pada anak usia dini tidak hanya menambah pengetahuan anak, tetapi juga membantu membentuk karakter anak yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan presentase peduli lingkungan dengan media Loose Parts yang berkembang sesuai harapan, mencapai peningkatan signifikan hingga 75%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar lembaga PAUD terus mengembangkan program-program pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif dalam mengajarkan nilai-nilai peduli lingkungan kepada anak-anak, seperti kegiatan praktik langsung seperti berkebun, daur ulang, atau proyek lingkungan yang melibatkan anak-anak secara aktif. Selain itu, guru disarankan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan anak dengan menggunakan media Loose Parts yang beragam, agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan. Penggunaan media Loose Parts dalam kegiatan pembelajaran juga diharapkan dapat memanfaatkan barang bekas sebagai salah satu cara meningkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan. Guru juga diharapkan dapat menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran menggunakan media Loose Parts dengan berbagai mainan yang lebih banyak dan konkret. Peneliti juga menemukan bahwa untuk meningkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan sangat signifikan, sehingga peneliti selanjutnya disarankan menggali lebih banyak pengetahuan tentang media Loose Parts dan menemukan inovasi baru terkait alat atau media yang dapat digunakan sebagai ragam permainan yang menyenangkan. Upaya pendidikan peduli lingkungan tidak hanya terbatas di dalam lembaga PAUD, tetapi juga harus diupayakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara lebih luas melalui kampanye lingkungan yang melibatkan anak-anak, guru, dan orang tua sebagai salah satu cara efektif untuk menyebarkan pesan peduli lingkungan ke seluruh lapisan masyarakat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Betty Yulia, d. (2021). STEM KREATIF: Pembelajaran Berbasis Alam Menggunakan Natural Loose Part. Lamongan: Academi Publication.

Firdaus Daud, d. (2022). Kepedulian Lingkungan Berbasis Pengetahuan, Penerimaan Informasi Dan Kecerdasan Naturalistik Di Kabupaten Majene. (A. N. Arifin, Ed.) Mataram: CV. PUSTAKA Madani.

Herawati Susilo, d. (2011). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengenmbangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Publishing.

Imam Syafi'i, N. D. (2021). Pemanfaatan Loose Parts Dalam Pem Belajaran Steampad Aanak Usia Di. Jurnal Pendidikan dan Perkembangan Anak, 108-109.

Ismail, M. J. (2021). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Guru Tua : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 46.

Machali, I. (2022). Bagaimana Melakukan Penelitian TIndakan Kelas Bagi Guru? Indonesian Jpurnal Of Action Research, 320-321.

Muhammad Taqwa, d. (2021). Penelitian Tindakan Kelas Teknologi OJS dan Software R. Sleman: CV. Budi Utama.

Wibawa, Basuki. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen (2003): 2572-2721.

Hikmawati, Fenti. Metodologi penelitian. (2020).

Trisna, Dina Pamula, and Anita Chandra. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hots Dengan Media Loose Parts Terhadap Kemampuan Matematika Dasar Pada Anak Usia Dini Di Masa Pandemi Covid-19 Di Tk Lestari Tulis Batang. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 9.04 (2023): 1244-1259.

Kurniawati, Inung Diah. Media pembelajaran berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan Pemahaman konsep mahasiswa. DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology 1.2 (2018): 68-75.

Retma, R. W. A., Ajjah, I., Nurkiyah, E., Soliha, S., & Priyanti, N. Y. (2023). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Menggunakan Media Loose Part Di Paud Al-Barokah Pada Kelompok B: Improving Fine Motor Ability Using Media Loose Part in Group B Of Al-Barokah Paud. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini5(1), 1-7.

Aisyah, T., Zannah, R., Elvinzie, A. E. L., Trisilaningsih, Y., & Priyanti, N. Y. (2022). A Pembelajaran Problem Based Learning: Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Ber-Prakarya Mengunakan Media Loose Part Pada Anak Usia Dini Kelompok B. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini4(2), 27-36.

Haryono, Mimpira, and Yuni Harlina. Meningkatkan Kreativitas Menggambar Menggunakan Media Finger Painting Pada Anak Kelompok B Paud Gentaralia Desa Jambat Akar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma. Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan 1.3 (2020): 21-30.

Azis, Dinah Maisarah, Putu Aditya Antara, and Dewa Ayu Puteri Handayani. Instrumen Karakter Peduli Lingkungan pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini UNDIKSHA 10.1 (2022): 25-32.

Purwanti, Dwi. Pendidikan karakter peduli lingkungan dan implementasinya. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 1.2 (2017).

Tamara, Riana Monalisa. Peranan lingkungan sosial terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik di SMA Negeri Kabupaten Cianjur. Jurnal Geografi Gea 16.1 (2016): 44-55.

Sya�ban, Muhammad Fuad. Kepedulian lingkungan dengan pembelajaran IPA terintegrasi kearifan lokal. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 5.2 (2014).

Nabila, Sayyidah Ulul, Gunarti Dwi Lestari, and Wiwin Yulianingsih. Pembiasaan Nilai-Nilai Kepedulian Lingkungan pada Anak Usia Dini melalui Prinsip Pembelajaran. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 7.1 (2023): 1105-1118.

Wibawa, Basuki. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen (2003): 2572-2721.

Hikmawati, Fenti. Metodologi penelitian. (2020).

Trisna, Dina Pamula, and Anita Chandra. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hots Dengan Media Loose Parts Terhadap Kemampuan Matematika Dasar Pada Anak Usia Dini Di Masa Pandemi Covid-19 Di Tk Lestari Tulis Batang. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 9.04 (2023): 1244-1259.

Hufad, Achmad. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI (2009).

Mualimin, Mualimin, and Rahmat Arofah Hari Cahyadi. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (2014).

Yaumi, Muhammad. Action Research: Teori, model dan aplikasinya. Prenada Media, 2016.

Suharsimi, Arikunto. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta (2005).

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar supervisi. Jakarta: Rineka Cipta (2004).

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode penelitian tindakan. Bandung: Remaja Rosda Karya (2006).

Hernawati, Sri. Metodologi penelitian dalam bidang kesehatan, kuantitatif & kualitatif. Library Forikes (2017).

 

 

� 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).