Analisis Sosial
Ekonomi yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan
Analisis Faktor
Socio-Economic Analysis Affecting Household Welfare in East Java with Factor Analysis
1*) Devynta
Syabrina, 2)
Naswa Sahira, 3) Sri Pingit Wulandari
123 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
Email:
[email protected]
*Correspondence: Devynta Syabrina
DOI: 10.59141/comserva.v4i7.2706 |
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji
faktor-faktor sosial ekonomi yang memengaruhi kesejahteraan rumah tangga di
Jawa Timur dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (PCA) dan analisis
faktor. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk 38
kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2023. Delapan variabel yang dianalisis
meliputi: kepemilikan tanah, kepemilikan rumah, tingkat pengangguran terbuka
(TPT), tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), persentase kemiskinan,
akses terhadap air minum layak, penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), dan
penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Analisis statistik deskriptif,
pengujian asumsi (distribusi normal, uji Bartlett, uji KMO, dan korelasi
anti-image), serta PCA dilakukan untuk mengidentifikasi komponen utama dan
hubungan antar faktor. Hasil penelitian menunjukkan dua komponen utama:
"Stabilitas Ekonomi dan Infrastruktur" yang mencakup variabel
seperti kepemilikan tanah dan rumah, tingkat pengangguran, partisipasi
angkatan kerja, akses air bersih, dan penerima KKS; serta "Kerentanan
Sosial dan Bantuan" yang meliputi persentase kemiskinan dan penerima
PKH. Kedua komponen ini menjelaskan 78,1% variansi faktor kesejahteraan rumah
tangga. Penelitian ini memberikan wawasan untuk meningkatkan kesejahteraan
rumah tangga melalui kebijakan terpadu yang berfokus pada stabilitas ekonomi
dan dukungan sosial. Temuan ini juga menekankan pentingnya optimalisasi
program bantuan sosial dan strategi yang lebih terarah untuk meningkatkan
kualitas hidup di Jawa Timur. Kata kunci: Analisis Faktor,
Jawa Timur, Kesejahteraan, Principal Component Analysis, Rumah
Tangga |
|
ABSTRACT This study investigates the socio-economic factors influencing household welfare in East Java using Principal Component Analysis (PCA) and factor analysis.
The research employs secondary data from the Central Statistics
Agency (BPS) for 38 regencies/cities in East Java in 2023. Eight variables are examined: land ownership, homeownership, open unemployment
rate (TPT), labor force participation rate (TPAK), poverty percentage, access to clean drinking
water, recipients of the Prosperous
Family Card (KKS), and recipients of the Family Hope Program (PKH). Descriptive
statistical analysis, assumption testing (normal distribution,
Bartlett's test, KMO test, and anti-image correlation), and PCA are conducted to identify key
components and factor relationships. Results indicate two primary components:
"Economic Stability and Infrastructure" encompassing
variables like land and homeownership,
unemployment, labor participation, access to water, and
KKS recipients; and
"Social Vulnerability
and Assistance" including poverty percentage and PKH recipients. These components explain 78.1% of the variance
in household welfare factors. This study provides insights into improving household welfare through integrated policies focused on economic stability
and social support. The findings also highlight the importance of optimizing social assistance programs and creating targeted strategies to enhance the quality
of life in East Java. Keywords:
Factor
Analysis, East Java, Welfare, Principal Component Analysis, Household |
Indikator
yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan rumah tangga disesuaikan oleh
informasi tentang kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan,
ketenagakerjaan, pola konsumsi atau pengeluaran Rumah tangga, perumahan dan
lingkungan, dan sosial lainnya. Klasifikasi kesejahteraan yang digunakan
terdiri dari dua klasifikasi, yaitu rumah tangga dalam kategori sejahtera dan
belum sejahtera
Kepemilikan tanah dan rumah mencerminkan stabilitas
ekonomi dan akses terhadap aset yang dapat meningkatkan kualitas hidup,
sementara tingginya tingkat pengangguran terbuka menunjukkan adanya tantangan
dalam penyediaan lapangan kerja, yang berdampak langsung pada pendapatan rumah
tangga. Tingkat partisipasi angkatan kerja yang rendah juga menjadi indikator
kurangnya kesempatan kerja yang memadai, sedangkan persentase penduduk miskin
mencerminkan tingkat kemiskinan yang masih tinggi di wilayah tersebut. Akses
air bersih sangat penting untuk kesehatan dan kualitas hidup, dan program
bantuan sosial seperti KKS dan PKH berperan dalam memberikan dukungan finansial
bagi keluarga kurang mampu, sehingga berkontribusi pada peningkatan
kesejahteraan. Kombinasi dari semua faktor ini menjadi kunci dalam memahami dan
menilai kesejahteraan rumah tangga di Jawa Timur, yang mengindikasikan perlunya
kebijakan yang holistik dan terintegrasi untuk meningkatkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
Dalam menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi
yang memengaruhi kesejahteraan rumah tangga di Jawa Timur tahun 2023, penelitian ini menggunakan metode
Principal Component Analysis
(PCA) suatu metode yang� digunakan� untuk�
proses pre-processing
yang� bertujuan� untuk�
melakukan feature scaling maupun
data� reduction.� Dalam�
metode� PCA,� dilakukan�
sebuah� perhitungan statistik� dengan�
menggunakan� persamaan eigen dan kovarian.
Penelitian
ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah
tangga di jawa timur tahun 2023 menggunakan analisis
komponen utama dan analisis faktor. Data yang digunakan yaitu kepemilikan
tanah, kepemilikan rumah,
tingkat pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja, persentase penduduk miskin,
akses air bersih, penerima kartu keluarga sejahtera
(KKS) dan penerima keluarga harapan (PKH).
Selanjutnya data akan dilakukan analisis karakteristik data menggunakan
analisis statistika deskriptif kemudian dilakukan pengujian asumsi asumsi uji Kaiser Meyer
Olkin (KMO), uji Bartlett,
uji distribusi normal multivariat, dan uji korelasi Anti-Image serta dilakukan analisis komponen utama dan
analisis faktor yang kemudian akan diinterpretasikan dan ditarik
kesimpulan dan saran.
Berdasarkan latar belakang, penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji karakteristik dan pengaruh faktor-faktor seperti kepemilikan
tanah, kepemilikan rumah, tingkat pengangguran terbuka, tingkat partisipasi
angkatan kerja, persentase penduduk miskin, akses air bersih, serta penerima
KKS dan PKH terhadap kesejahteraan rumah tangga di Jawa Timur tahun 2023.
Penelitian ini juga menganalisis asumsi dan hasil dari metode analisis faktor
komponen utama untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel tersebut. Manfaat
penelitian ini meliputi peningkatan pemahaman peneliti terhadap faktor-faktor
yang memengaruhi kesejahteraan, memberikan wawasan bagi pembaca mengenai isu
sosial ekonomi, serta menyediakan informasi penting bagi pemerintah untuk
merancang kebijakan yang lebih efektif. Penelitian ini dibatasi pada data
sosial ekonomi di wilayah Jawa Timur pada tahun 2023.
Sumber data yang
digunakan pada praktikum ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui website
resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 38
observasi berdasarkan jumlah kabupaten atau kota Provinsi Jawa Timur tahun
2023.
Variabel penelitian
yang digunakan dalam praktikum ini dengan skala pengukuran ditunjukkan pada
Tabel 3.1 adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel |
Keterangan |
Skala |
Satuan |
X1 |
Persentase Rumah Tangga dan Jenis Kepemilikan Tanah |
Rasio |
Persen |
X2 |
Persentase Rumah Tangga dengan Status Penguasaan
Bangunan Tempat Tinggal Milik Sendiri |
Rasio |
Persen |
X3 |
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) |
Rasio |
Persen |
X4 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) |
Rasio |
Persen |
X5 |
Persentase
Penduduk Miskin |
Rasio |
Persen |
X6 |
Persentase
Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak |
Rasio |
Persen |
X7 |
Persentase Rumah Tangga Penerima Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS) |
Rasio |
Persen |
X8 |
Persentase Rumah Tangga Penerima Program Keluarga
Harapan (PKH) |
Rasio |
Persen |
Definisi
operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam praktikum ini
diuaraikan sebagai berikut.
1.
Persentase Rumah Tangga dan Jenis
Kepemilikan Tanah
Persentase rumah
tangga dengan jenis kepemilikan tanah adalah tanah yang menjadi hak milik
seseorang, maka sang pemegang hak milik boleh berbuat apa saja atas miliknya
tersebut dengan syarat tindakannya tidak bertentangan dengan undang-undang atau
melanggar hak atau kepentingan orang lain. Artinya meskipun pemegang hak milik
bebas memperlakukan hak miliknya, akan tetapi bersifat tidak mutlak. Terjadinya
hak milik atas tanah melalui beberapa cara, yaitu terjadinya karena menurut
hukum adat, terjadinya karena penetapan pemerintah, menurut cara dan
syarat-syarat yang ditetapkan, dan terjadinya karena ketentuan undang-undang
2.
Persentase Rumah Tangga
dengan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Milik Sendiri
Rumah merupakan
salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Keberadaan rumah berperan penting
dalam mendukung aktivitas keluarga. Selain sebagai tempat berlindung, rumah
juga berperan dalam menentukan tingkat ekonomi sebuah keluarga. Hal ini sejalan
dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa status penguasaan rumah milik sendiri
merupakan portofolio asset rumah tangga yang utama. Terdapat tiga kategori
preferensi status penguasaan rumah yaitu status penguasaan rumah milik sendiri,
status penguasaan sewa dan status penguasaan lainnya. Penguasaan rumah milik
sendiri diidentikan dengan rumah hasil membeli, warisan dan lainnya dengan
status hukum kepemilikan yang legal, penguasaan rumah sewa adalah rumah dengan
sistem mengontrak atau membayar untuk jangka waktu tertentu, penguasaan rumah
lainnya adalah rumah dengan kategori hanya menempati seperti rumah dinas,
asrama, rumah sosial dengan perstaratan khusus seperti asarama untuk mahasiswa.
Rumah tangga memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan terutama untuk
hal yang bersifat kebutuhan dasar. Rumah tangga akan memilih status penguasaan
rumah di dasarkan kepada tingkat ekonomi
3.
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT)
Tingkat
pengangguran terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan
jumlah angkatan kerja, dan biasanya dinyatakan dalam persen. Kegunaannya adalah
memberi indikasi tentang persentase penduduk usia kerja yang termasuk dalam
kelompok pengangguran di suatu daerah atau wilayah. Secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut
4.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK)
Tingkat
partisipasi Angkatan kerja didefinisikan sebagai perbandingan angkatan kerja
dengan jumlah seluruh penduduk usia kerja. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut.
5.
Persentase Penduduk Miskin
Kemiskinan
adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi, materi dan fisik untuk mencukupi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang di ukur dengan pengeluaran.
Ukuran kemiskinan yaitu menggunakan Garis kemiskinan. Yang terdiri dari garis
kemiskinan makanan (GKM), dan garis kemiskinan non Makanan (GKNM)
6.
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap
Sumber Air Minum Layak
Air
yang layak untuk diminum harus memenuhi
standar kesehatan yaitu air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, kualitas air bersih untuk minum
menjadi salah satu penunjang dalam kesehatan masyarakat
7.
Persentase Rumah Tangga
Penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS) merupakan salah satu program pemerintah dalam percepatan penanggulangan
kemiskinan yang berfungsi sebagai penanda masyarakat kurang mampu. Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS) berfungsi sebagai penanda masyarakat kurang mampu dan
juga sebagai kartu identitas untuk mendapatkan program simpan keluarga sejahtera. Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS) juga berfungsi� sebagai� kartu�
identitas� untuk� mendapatkan�
Program� Simpanan� Keluarga�
Sejahtera� (PSKS)
8.
Persentase Rumah Tangga
Penerima Program Keluarga Harapan (PKH)
Program Keluarga
Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM). Program ini diberikan melalui bantuan tunai kepada keluarga
sangat miskin berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Program
Keluarga Harapan (PKH) memiliki tujuan untuk membuka akses keluarga miskin
mendapatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan dan layanan pendidikan, serta
akses terhadap upaya peningkatan kesejahteraan bagi kelompok rentan. Program ini memiliki harapan agar di
masa mendatang keluarga miskin bisa lepas dari kemiskinan melalui perbaikan
generasi kedepan dalam hal kesehatan dan pendidikan,
sekaligus memberikan jaminan akses layanan kepada kelompok non produktif yaitu
lansia dan disabilitas berat
Struktur data yang digunakan pada
praktikum ini ditunjukkan pada Tabel 3.2 adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Struktur Data
Observasi
Ke- |
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
X5 |
X6 |
X7 |
X8 |
1 |
X1 1 |
X2 1 |
X3 1 |
X4 1 |
X5 1 |
X6 1 |
X7 1 |
X8 1 |
2 |
X1 2 |
X2 2 |
X3 2 |
X4 2 |
X5 2 |
X6 2 |
X7 2 |
X8 2 |
3 |
X1 3 |
X2 3 |
X3 3 |
X4 3 |
X5 3 |
X6 3 |
X7 3 |
X8 3 |
4 |
X1 4 |
X2 4 |
X3 4 |
X4 4 |
X5 4 |
X6 4 |
X7 4 |
X8 4 |
5 |
X1 5 |
X2 5 |
X3 5 |
X4 5 |
X5 5 |
X6 5 |
X7 5 |
X8 5 |
� ����� ���������� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
38 |
X1 38 |
X2 38 |
X3 38 |
X4 38 |
X5 38 |
X6 38 |
X7 38 |
X8 38 |
Langkah analisis dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap utama.
Pertama, data sosial ekonomi dari kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur tahun
2023 dikumpulkan, mencakup persentase rumah tangga berdasarkan jenis
kepemilikan tanah, status penguasaan bangunan tempat tinggal milik sendiri,
tingkat pengangguran terbuka (TPT), tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK),
persentase penduduk miskin, akses terhadap sumber air minum layak, penerima
kartu keluarga sejahtera (KKS), dan program keluarga harapan (PKH).
Selanjutnya, dilakukan analisis karakteristik data menggunakan statistik
deskriptif. Setelah itu, data dianalisis menggunakan Principal Component
Analysis (PCA) dengan beberapa pengujian asumsi, termasuk uji distribusi normal
multivariat (Pearson Correlation), kecukupan data (Kaiser Meyer Olkin/KMO), dan
dependensi antar variabel (Barlett Test). Analisis faktor dilakukan untuk
mengidentifikasi nilai communalities, total varians, scree plot, pengelompokkan
komponen (rotated), dan transformasi matriks, yang dilanjutkan dengan pemberian
nama pada faktor yang terbentuk. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan
untuk memahami pola dan hubungan antar faktor. Akhirnya, penelitian ini
menghasilkan kesimpulan dan saran berdasarkan temuan analisis faktor tersebut.
Bab
ini akan membahas mengenai analisis karakteristik data, pemeriksaan dan
pengujian asumsi PCA, serta melakukan analisis faktor menggunakan analisis
komponen utama pada data faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah
tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023.
A.
Karakteristik Data
Karakteristik
pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga menurut
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 akan dianalisis menggunakan
statistika deskriptif yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Data
Variabel |
Mean |
Standart Deviasi |
Minimum |
Maksimum |
||
Nilai |
Kabupaten/Kota |
Nilai |
Kabupaten/Kota |
|||
X1 |
80,07 |
10,01 |
50,53 |
Surabaya |
95,97 |
Sampang |
X2 |
90,49 |
8,07 |
64,63 |
Surabaya |
98,89 |
Bojonegoro |
X3 |
4,66 |
1,43 |
1,71 |
Sumenep |
8,05 |
Sidoarjo |
X4 |
73,16 |
3,77 |
66,89 |
Nganjuk |
81,64 |
Pacitan |
X5 |
10,29 |
4,32 |
3,31 |
Batu |
21,76 |
Sampang |
X6 |
96,12 |
4,81 |
79,26 |
Lamongan |
100 |
Probolinggo |
X7 |
19,41 |
6,95 |
7,13 |
Batu |
34,16 |
Trenggalek |
X8 |
16,88 |
5,74 |
4,84 |
Batu |
29,06 |
Sampang |
Tabel
1 menunjukkan bahwa nilai standar deviasi pada sebagian besar variabel memiliki
nilai yang cukup besar, dimana nilainya menjauhi
nilai nol. Hal ini menunjukkan bahwa tiap variabel tersebut memiliki keragaman
yang tinggi. Data dengan keragaman yang tinggi mengandung banyak informasi.
Ketika data memiliki keragaman yang tinggi, komponen utama dapat menggambarkan
variasi yang signifikan dalam data, dan hasil analisis komponen utama menjadi
lebih informatif. Sebaliknya, hanya variabel X3 yang memiliki nilai
standar deviasi mendekati nilai nol. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar titik data dalam distribusi cenderung sangat mendekati nilai rata-rata,
sehingga variasi dalam data tersebut sangat kecil. Nilai varians yang rendah
akan sulit untuk mengidentifikasi komponen-komponen utama yang signifikan.
Hasil PCA akan kurang informatif dan tidak memberikan pemahaman yang mendalam
tentang struktur data. Selain itu, komponen utama yang dihasilkan mungkin
kurang relevan dalam menjelaskan variasi dalam data. Dapat diketahui pula nilai
minimum dan maksimum dari tiap fakornya menurut
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2023.
B. Pemeriksaan dan Pengujian
Asumsi PCA
Sebelum
menganalisis faaktor perlu dilakukan penguujian asumsi terlebih dahulu yang terdiri dari uji
distribusi normal multivariat, uji Barlett, pemeriksaan kecukupan data, dan pemeriksaan
korelasi variabel yang akan dijabarkan sebagai berikut.
Pengujian distribusi normal multivariat faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 secara visual dengan menggunakan
Q-Q Plot yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Q-Q Plot
Gambar 1 menunjukkan bahwa Q-Q
Plot antara nilai mahalanobis dengan nilai quantile mengikuti garis linear, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan tanah dan rumah, TPT, TPAK,
penduduk miskin, akses air bersih, penerima KKS dan penerima PKH berdistribusi normal multivariat.
Selanjutnya untuk mendukung
hasil analisis secara visual, dilakukan pengujian distribusi normal multivariat secara statistik dengan menggunakan pengujian pearson correlation dengan
menggunakan hipotesis sebagai berikut.
H0 : Data faktor-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 berdistribusi normal multivariat
H1 : Data faktor-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 tidak berdistribusi normal multivariat
Ditetapkan taraf signifikan
α sebesar 5% dan daerah penolakan yaitu tolak H0 jika r < r(α,n-2)
atau p-value > α. Hasil
pengujian distribusi normal menggunakan perason
correlation didapatkan jarak mahalanobis
dengan quantile sebesar 0,995 dimana lebih besar dari r(α;36)
sebesar 0,271 dan nilai p-value sebesar 0,000 dimana
lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05 sehingga diputuskan
gagal tolak H0� yang artinya data faktor-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 berdistribusi normal multivariat.
Selanjutnya data akan diuji menggunakan
uji Barlett untuk mengetahui adakah
korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga di
Provinsi Jawa Timur tahun 2023 dengan hipotesis sebagai berikut.
H0 : ρ = 1� (Data faktor-faktor yang mempengaruhi kesejateraan rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023
independen)
H1 : ρ
≠ 1� (Data faktor-faktor yang
mempengaruhi kesejateraan rumah tangga di Provinsi
Jawa Timur tahun 2023 dependen)
Ditetapkan taraf signifikan
α sebesar 5% dan daerah penolakan yaitu tolak H0 jika
Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan kecukupan data menggunakan uji KMO untuk mengetahui apakah data
yang digunakan sudah cukup untuk difaktorkan. Hasil pemeriksaan kecukupan data
pada faktor-faktor yang memengaruhi kesejateraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 menghasilkan nilai KMO sebesar
0,741 yang artinya data sudah cukup untuk difaktorkan. Berdasarkan Tabel 2.1,
dapat dilihat bahwa nilai KMO sebesar 0,637 memiliki predikat biasa untuk
difaktorkan.
Pemeriksaan Anti Image Correlation menggunakan
nilai MSA dilakukan untuk mengukur kecukupan korelasi dengan variabel lain
sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Nilai MSA dikatakan memenuhi
kecukupan korelasi dengan variabel lain ketika nilai MSA > 0,5. Nilai MSA
memiliki nilai < 0,5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan
dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dieliminasi.
Pemeriksaan Anti Image Correlation
pada data faktor-faktor yang memengaruhi kesejateraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Anti Image Correlation
Variabel |
MSA |
Kepemilikan Tanah (X1) |
0,850 |
Kepemilikan Rumah (X2) |
0,835 |
Tingkat Pengangguran
Terbuka (X3) |
0,716 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X4) |
0,714 |
Penduduk Miskin (X5) |
0,632 |
Akses Air Bersih (X6) |
0,772 |
Penerima KKS (X7) |
0,626 |
Penerima PKH (X8) |
0,712 |
Tabel 2 menunjukkan bahwa
nilai MSA pada variabel X1 hingga X8 memiliki nilai yang
lebih dari 0,5, artinya variabel-variabel tersebut dapat dikatakan memiliki
kecukupan korelasi dengan variabel lain sehingga dapat diprediksi dan
dianalisis lebih lanjut.
C. Analisis Faktor dengan
Analisis Komponen Utama pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesejahteraan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Timur Tahun 2023
Analisis
faktor dengan analisis komponen utama pada datafaktor-faktor
yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023
akan dijabarkan sebagai berikut.
Scree plot digunakan untuk menentukan
jumlah faktor dengan memperhatikan kecuraman garis
yang ada. Scree plot data faktor-faktor
yang memengaruhi kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Scree Plot
Gambar 2 menunjukkan
pergerakan titik 1 ke titik 3 yang mengalami penurunan curam, sedangkan dari
titik 2 hingga 8 penurunan yang terjadi relatif landai. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor komponen yang terbentuk adalah 2 komponen.
Total Variance
Explained di bawah ini berguna untuk
menentukan berapakah faktor yang mungkin dapat dibentuk. Total variance pada data faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 �ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 3. Total Variance Explained
Komponen |
Initial
Eigenvalues |
||
Total |
% of
Variance |
Cumulative % |
|
1 |
191,891 |
62,981 |
62,981 |
2 |
46,038 |
15,110 |
78,091 |
3 |
20,893 |
6,857 |
84,948 |
4 |
18,872 |
6,194 |
91,142 |
5 |
14,107 |
4,630 |
95,772 |
6 |
8,312 |
2,728 |
98,500 |
7 |
3,670 |
1,204 |
99,704 |
Tabel 3 menujukkan
bahwa terdapat 7 komponen yang memiliki eigenvalue
lebih dari 1, yaitu komponen 1-7 secara berturut-turut sebesar 191,891; 46,038;
20,893; 18,872; 14,107; 8,312 dan 3,670 dengan keragaman secara berturut-turut
sebesar 62,981%, 15,110%, 6,857%, 6,194%, 4,630%, 2,728% dan 1,204%. Namun
karena proporsi kumulatif variabilitas yang dijelaskan oleh 2 komponen sudah
lebih dari 70% �yaitu sebesar 78,091% maka
dengan 2 komponen saja sudah dikatakan efisien untuk menjelaskan variabel
secara keseluruhan.
Ekstraksi faktor adalah
proporsi varian variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor. Nilai ekstraksi
faktor dapat dilihat pada tabel communalities.
Semakin besar nilai communalities, maka
semakin besar pula hubungan variabel dengan faktor. Nilai communalities
data faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Ekstraksi Faktor
Variabel |
Initial |
Extraction |
Kepemilikan Tanah (X1) |
1,000 |
0,917 |
Kepemilikan Rumah (X2) |
1,000 |
0,831 |
Tingkat Pengangguran
Terbuka (X3) |
1,000 |
0,535 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X4) |
1,000 |
0,191 |
Penduduk Miskin (X5) |
1,000 |
0,932 |
Akses Air Bersih (X6) |
1,000 |
0,344 |
Penerima KKS (X7) |
1,000 |
0,296 |
Penerima PKH (X8) |
1,000 |
0,836 |
Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase
variabilitas yang dapat dijelaskan oleh 2 faktor dari setiap variabel asal dimana X1 sebesar 91,7%, X2 sebesar
83,1%, X3 sebesar 53,5%, X4 sebesar 19,1%, X5
sebesar 93,2%, X6 sebesar 34,4%, X7 sebesar 29,6%, dan X8
sebesar 83,6%. Terdapat 5 variabel yang memiliki nilai communilities
lebih dari 0,5 yaitu variabel X1, X2, �X3, X5, dan X8
yang artinya data faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 telah menjelaskan dengan baik
variabel asal.
Rotated component
matrix bertujuan untuk memperjelas
variabel yang masuk ke dalam kategori tertentu. Hal ini dapat ditentukan dengan
melihat nilai korelasi terbesar dengan faktor yang terbentuk. Hasil rotated component matrix pada data faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengelompokan Komponen
Variabel |
Komponen |
|
1 |
2 |
|
Kepemilikan Tanah (X1) |
0,909 |
0,300 |
Kepemilikan Rumah (X2) |
0,879 |
0,239 |
Tingkat Pengangguran
Terbuka (X3) |
0,607 |
0,407 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X4) |
-0,406 |
-0,161 |
Penduduk Miskin (X5) |
0,121 |
0,958 |
Akses Air Bersih (X6) |
-0,457 |
-0,368 |
Penerima KKS (X7) |
0,542 |
0,054 |
Penerima PKH (X8) |
0,379 |
0,832 |
Tabel 5 menunjukkan bahwa
dari hasil pembobotan faktor yang telah dirotasi, dapat dilihat bahwa terdapat 6
variabel yang berkorelasi kuat dengan
faktor 1 yaitu kepemilikah tanah (X1),
kepemilikan rumah (X2), tingkat pengangguran terbuka (X3),
tingkat partisipasi angkatan kerja (X4), akses air bersih (X6),
dan penerima KKS (X7) karena memiliki nilai factor
loadings (beban faktor) tertinggi pada komponen 1
dengan nilai berturut-turut sebesar 0,909; 0,879; 0,607; -0,406; -0,457; dan
0,542. Sedangkan 2 variabel lainnya yaitu penduduk miskin (X5) dan penerima PKH
(X8) berkorelasi kuat dengan faktor 2 karena memiliki nilai factor
loadings (beban faktor) tertinggi pada komponen 2
dengan nilai berturut-turut sebesar 0,958 dan 0,832.
Faktor yang telah terbentuk
berdasarkan analisis sebelumnya akan diberikan nama dan dikelompokkan dalam
Tabel 6.
Tabel 6. Pemberian Nama Faktor
No |
Nama Faktor |
Variabel |
1 |
Stabilitas Ekonomi dan Infrastruktur |
Kepemilikan Tanah (X1) |
Kepemilikan Rumah (X2) |
||
Tingkat Pengangguran
Terbuka (X3) |
||
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X4) |
||
Akses Air Bersih (X6) |
||
Penerima KKS (X7) |
||
2 |
Kerentanan dan Bantuan Sosial |
Penduduk Miskin (X5) |
Penerima PKH (X8) |
Tabel 6 menunjukkan pemberian
nama faktor baru yang telah terbentuk, dimana pada
faktor 1 diberi nama PP yang mencakup variabel kepemilikan tanah dan rumah,
tingkat pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja, akses air
bersih, dan penerima KKS. Pada faktor 2 diberi nama PP yang mencakup variabel penduduk
miskin dan penerima PKH.
Dilakukan pemodelan pada
setiap variabelnya berdasarkan faktor yang telah terbentuk. Pemodelan
ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Pemodelan Variabel
Variabel |
Pemodelan |
Kepemilikan Tanah (X1) |
Z1 = 0,909 F1 + 0,300 F2 |
Kepemilikan Rumah (X2) |
Z2 = 0,879 F1 + 0,239 F2 |
Tingkat Pengangguran
Terbuka (X3) |
Z3 = 0,607 F1 + 0,407 F2 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X4) |
Z4 = -0,406 F1 - 0,161 F2 |
Penduduk Miskin (X5) |
Z5 = 0,121 F1 + 0,958 F2 |
Akses Air Bersih (X6) |
Z6 = -0,457 F1 - 0,368 F2 |
Penerima KKS (X7) |
Z7 = 0,542 F1 + 0,054 F2 |
Penerima PKH (X8) |
Z8 = 0,379 F1 + 0,832 F2 |
Component transformation
matrix mengindikasikan besarnya
korelasi antar komponen atau faktor yang terbentuk. Component
transformation matrix yang
terbentuk dari data faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023 ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Component Transformation Matrix
Komponen |
1 |
2 |
1 |
0,86 |
0,51 |
2 |
-0,51 |
0,86 |
�Tabel 8 menunjukkan nilai korelasi pada
komponen 1 dan 2 adalah sebesar 0,86 dimana nilai
tersebut lebih dari 0,5. Hal ini membuktikan bahwa kedua faktor yang terbentuk dapat
dikatakan tepat dalam merangkum 8 variabel yang digunakan pada faktor-faktor kesejahteraan
rumah tangga di Provinsi Jawa
Timur tahun 2023.
Berdasarkan
hasil analisis faktor sosial ekonomi yang memengaruhi kesejahteraan rumah
tangga di Provinsi Jawa Timur tahun 2023, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian
besar variabel memiliki keragaman data yang tinggi, mencerminkan variasi
signifikan dan kandungan informasi yang beragam, kecuali variabel X3 yang
memiliki keragaman rendah. Pengujian asumsi analisis komponen utama dan
analisis faktor menunjukkan bahwa data memenuhi syarat distribusi normal,
dependensi, kecukupan data, dan korelasi antar variabel. Dari hasil analisis
komponen utama dan faktor, ditemukan dua komponen utama yaitu stabilitas
ekonomi dan infrastruktur serta kerentanan dan bantuan sosial. Saran untuk
penelitian selanjutnya mencakup penambahan variabel dengan satuan yang seragam
guna memudahkan analisis dan penjelasan yang lebih rinci. Proses pre-processing data dan pengujian asumsi sebelum analisis sangat disarankan
agar hasil lebih andal. Untuk pemerintah, laporan ini dapat dijadikan acuan
dalam kebijakan pembangunan yang berfokus pada stabilitas ekonomi,
infrastruktur, kerentanan, dan bantuan sosial guna meningkatkan kesejahteraan
rumah tangga di Jawa Timur. Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan bantuan
KKS dan PKH secara optimal untuk menciptakan dampak berkelanjutan dalam kesejahteraan.
Andri, ,.
O. (2020). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa
SDN 01 Nanga Kantuk. 163.
Ayu
Noviatamara, T. A. (2019). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat
Pengangguran Terbuka di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal REP (Riset
Ekonomi Pembangunan), 53-60.
Bernard,
W. M. (2015). Principles Of Research In Behavioral Science. UK:
Routledge.
Christiana
Sri Murni, S. S. (2022). Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Merupakan Tanda
Bukti Hak Kepemilikan Tanah. Jurnal Ilmu Hukum, 183-198.
Daniel, Z.
(2015). Applied Multivariate Statistics with R. USA: Springer.
Fidell, T.
&. (2014). Using Multivariate Statistics . Boston: Pearson
Education.
Galih
Nugraha, U. W. (2021). Karakteristi Rumah Tangga dan Akses Keuangan dalam
Status Penguasaan Rumah. Jurnal Ekonomi, 1-13.
Grace
Wulandari, d. (2022). Pemodelan Persentase Penduduk Miskin Di Indonesia
Menggunakan Regresi Probit dan Regresi Logistik. Prosiding Seminar
Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya, 354-368.
Haidah
Putri, d. (2021). Penerimaan Manfaat Bantuan Non Tunai Kartu Keluarga
Sejahtera Menggunakan Metode Naive Bayes dan KNN. Building of Informatics,
Technology and Science (BITS), 331-337.
Indwiarti,
a. a. (2021). Pengantar Statistika Eksplorasi Data dengan MS.Excel dan R.
Yogyakarta: KBM Indonesia.
Lukluli,
Q. S. (2023). Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa
Timur. Journal Of Economics, 169-177.
Malik, A.
(2018). Pengantar Statistika Pendidikan. Sleman: Deepublish.
Monica
Putri, A. F. (2021). Determinan Akses Sumber Air Minum Layak di Provinsi
Bengkulu Tahun 2021. Politeknik Statistika STIS, 155-164.
Mudatsir,
R. (2021). Analisis Pendapatan Rumah Tangga dan Tingkat Kesejahteraan Petani
Kelapa Sawit di Kabupaten Mamuju Jawa Tengah. Journal TABARO, 511.
Muliady
Faisal, S. A. (2023). Analisi Komponen Utama Pada Dinas Ketenagakerjaan
Bagian Penempatan dan Perluasan Kerja Mencari Pekerjaan Menurut Golongan
Pekerjaan. Journal of Innovation Research and Knowledge, 4564.
Naufal, R.
D. (2023). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan
Rumah Tangga Di Provinsi Jawa Timur . Jurnal Ilmu Ekonomi, 31-37.
Nur Anita,
L. M. (2022). BIOSTATISTIK DASAR. Bandung: Kalzen Media Publishing.
Putri, D.
N. (2020). Rancangan Penelitian Bidang Teknologi Pangan. Malang:
UMMPress.
Sekaran,
U., & Boougie, R. (2016). Research Methods for business: A skill
Building Apporach. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sofianto,
A. (2020). Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Jawa
Tengah. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial,
24-31.
Sudianto
Manullang, B. A. (2023). Penerapan Principal Component Analysis (PCA) dalam
Menentukan Faktor Kepuasan Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Medan pada
Pembelajaran Daring Menggunakan SIPDA E-Learning UNIMED. Journal Of Social
Science Research, 14123-14138.
Sudianto
Manullang, N. K. (2024 ). Analisis Faktor Penyebab Penyakit Jantung
Menggunakan Metode Principal Component Analysis. Jurnal IlmiahPendidikan
Matematika, Matematika dan Statistika, 1582.
Sugiyono.
(2018). Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Wichern,
J. &. (2017). Applied Multivariate Statistical Analysis. USA.
Yeri
Sutopo, a. S. (2017). Statistika Inferensial. Yogyakarta: CV.Andi
Offset.
Yeri
Sutopo, A. S. (2017). Statistika Inferensial. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Yogi
Ramadhan, A. U. (2022). Pendugaan Persentase Penduduk Miskin Ekstrem
Menggunakan Small Area Estimation dengan Partitioning Around Medoids
Clustering. Politeknik Statistika STIS, 557-568.
|
|