Studi Kelayakan Vapor Recovery Unit (Vru) Untuk Megurangi Evaporation Loss Pada Tangki Timbun TBBM XYZ
Studi
Kelayakan Vapor Recovery Unit (Vru) Untuk Megurangi Evaporation Loss Pada
Tangki Timbun TBBM XYZ
1*) Muchammad Arief Fadliy, 2) Annisa Zakiyyah, 3)
Nurliza
�123 Politeknik Energi dan Mineral
AKAMIGAS, Indonesia
Email : [email protected]
*Correspondence: Muchammad
Arief Fadliy
10.59141/comserva.v4i7.2599 |
ABSTRAK Minyak bumi, sebagai sebagai
salah satu aset krusial dalam era modern. Terbentuk secara alami dari
sisa-sisa organisme laut dan darat yang terperangkap di dalam lapisan-lapisan
bumi selama jutaan tahun. Namun, dalam proses distribusinya, kehilangan
kuantitas BBM, yang dikenal sebagai losses, menjadi masalah serius. Salah
satu faktor utama yang menyebabkan losses adalah evaporation loss, yang tak
dapat dihindari. Evaporation loss dibagi menjadi dua jenis yaitu breathing
loss dan working loss yang dimana setiap jenis memiliki penyebab yang
berbeda-beda. Breathing loss merupakan sirkulasi losses yang diakibatkan
adanya pemuaian serta penyusutan karena pengaruh lingkungan, sedangkan
Working loss merupakan sirkulasi losses yang diakibatkan operasi penerimaan
dan penimbunan. Penelitian ini berfokus pada cara mengurangi evaporation loss
pada tangki timbun di TBBM menggunakan Vapor Recovery Unit (VRU) serta
perhitungan biaya investasi dengan menggunakan metode Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), serta Payback
Period (PP). Penelitian ini berfokus pada dampak pada perusahaan serta
lingkungan apabila menggunakan Vapor Recovery Unit guna mengurangi evaporatin
loss pada tangki timbun. Kata kunci: Unit Pemulihan Uap, Kerugian Penguapan, Biaya
Investasi, Nilai Sekarang Bersih (NPV), Periode Pengembalian (PP) |
|
ABSTRACT Petroleum, as one of the crucial assets in the modern
area. It naturally forms from the remains of marine and terrestrial organisms
trapped within the Earth's layers for millions of years. However, in its
distribution process, the loss of petroleum quantity, known as losses,
becomes a serious issue. One of the primary factors causing losses is
evaporation loss, which is unavoidable. Evaporation loss is divided into two
types: breathing loss and working loss, each of which has a different cause.
Breathing loss is the circulation loss caused by expansion and contraction
due to environmental influences, while working loss is the circulation loss
caused by reception and storage operations. This study focuses on reducing
evaporation loss in storage tanks at the Fuel Oil Terminal (TBBM) using Vapor
Recovery Units (VRU), along with investment cost calculations using methods
such as Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability
Index (PI), and Payback Period (PP). The research concentrates on the impact
on both the company and the environment when employing Vapor Recovery Units
to reduce evaporation loss in storage tanks. Keywords: Vapor Recovery Unit, Evaporation Loss, Investment Cost, Net Present Value
(NPV), Payback Period (PP) |
PENDAHULUAN
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tak ternilai
dan paling banyak digunakan di dunia modern. Secara alamiah, minyak bumi
terbentuk dari sisa-sisa organisme laut dan darat yang terperangkap di dalam
lapisan bumi selama jutaan tahun (Rahman et al., 2020). Kandungan utamanya
adalah campuran kompleks hidrokarbon, meskipun juga dapat mengandung senyawa
non-hidrokarbon seperti sulfur, nitrogen, dan oksigen (Zainudin & Halim,
2019).
Sejak ditemukan sebagai sumber
energi pada abad ke-19, minyak bumi telah memainkan peran penting dalam
mendorong kemajuan industri, transportasi, dan ekonomi global (Kumar et al.,
2021). Namun, sebelum bisa digunakan sebagai bahan bakar atau sumber energi
lainnya, minyak bumi harus melalui proses pengolahan yang kompleks di unit
pengolahan (Almasri et al., 2022). Setelah melalui tahap tersebut, produk akhir
berupa Bahan Bakar Minyak (BBM) didistribusikan ke terminal BBM untuk
penyaluran lebih lanjut (Hussein et al., 2021).
Dalam proses distribusi ini,
kehilangan kuantitas BBM yang dikenal sebagai losses menjadi masalah serius
(Sanjaya & Pramono, 2020). Salah satu faktor utama yang menyebabkan losses
adalah evaporation loss, yang tak dapat dihindari (Gong et al., 2021).
Evaporation loss dapat terjadi selama proses penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran, yang menyebabkan penurunan volume BBM. Hal ini memiliki dampak
negatif bagi perusahaan, termasuk penurunan penjualan, pemasukan pendapatan
yang berkurang, dan biaya operasional yang meningkat (Smith et al., 2018).
Lebih dari itu, evaporation loss juga dapat memiliki dampak yang merugikan pada
lingkungan dan kesehatan manusia melalui pencemaran udara (Patil et al., 2020).
Untuk mengatasi masalah ini, perhitungan evaporation loss
dibagi menjadi dua jenis yaitu breathing loss dan working loss. Breathing loss
merupakan sirkulasi losses yang diakibatkan adanya pemuaian serta penyusutan
karena pengaruh lingkungan, sedangkan working loss merupakan sirkulasi losses
yang diakibatkan operasi penerimaan dan penimbunan (Huang et al., 2017).
Meskipun losses pada tangki timbun tidak dapat sepenuhnya dihilangkan, namun
bisa dikurangi dengan menerapkan solusi seperti sistem vapor recovery. Regulasi
yang mengatur emisi gas dari proses ini juga telah diberlakukan untuk
mengurangi dampak negatifnya (Zhang et al., 2020). Dengan menggunakan sistem
vapor recovery pada tangki timbun yang bertekanan uap tinggi, inovasi telah
diterapkan untuk mengendalikan evaporation losses secara efektif (A, n.d.).
Berdasarkan uraian
diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus pada cara mengurangi evaporation
loss pada tangki timbun
di TBBM menggunakan Vapor Recovery Unit (VRU) serta perhitungan biaya investasi dengan menggunakan metode Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Profitability Index (PI), dan Payback Period (PP). Harapan dari penulisan penelitian ini yaitu dapat mengatasi
kerugian yang dialami oleh perusahaan dikarenakan adanya evaporation
loss pada tangki timbun
dan juga menjaga kelestarian
lingkungan dengan mengurangi
efek rumah kaca yang disebabkan oleh evaporation loss.
METODEPEMBAHASAN
Penulis dalam penelitian ini menggunakan dua variabel,
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah
variabel yang menyebabkan adanya perubahan atau munculnya variabel dependen,
sedangkan variabel dependen adalah variabel yang terjadi karena adanya variabel
independen. Penelitian ini memiliki variabel independen yaitu menekan kerugian
yang diterima oleh perusahaan dikarenakan evaporation loss. Dan variabel
dependen yaitu hasil optimal dari penggunaan vapour recovery unit pada TBBM.
Gambar 1. Flowchart Penelitian
Untuk menentukan identifikasi masalah dan merumuskan
masalah yang relevan, penulis menjalankan beberapa langkah metodologis guna
mencapai kesimpulan atas masalah yang sering terjadi di perusahaan. Pertama,
penulis melakukan studi literatur dengan mencari dan mengkaji literatur terkait
yang sudah ada untuk memahami lanskap penelitian dan menemukan penelitian
terdahulu. Selanjutnya, diskusi dan wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang
terlibat langsung di lapangan untuk mendapatkan perspektif beragam dan masukan
dalam menentukan identifikasi masalah. Setelah itu, penulis mengumpulkan data
awal tentang kondisi tangki timbun dan implementasi Vapor Recovery Unit,
termasuk jumlah evaporation loss, biaya pengeluaran, pendapatan perusahaan,
efisiensi operasional, serta dampak lingkungan. Usai pengumpulan data, analisis
dilakukan terhadap data yang diperoleh untuk memastikan kesesuaiannya dengan
penelitian, menentukan apakah penelitian dapat dilanjutkan atau perlu
pengumpulan data ulang guna mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah analisis
data memenuhi syarat, penulis melanjutkan dengan menghitung alur cashflow
perusahaan terkait biaya yang dikeluarkan dan pendapatan, menggunakan data
sekunder yang diperoleh selama proses pengumpulan data. Terakhir, penulis menyusun
kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian, yang merupakan bagian
penutup dari penelitian ini, dan akan dijelaskan lebih lanjut hasil penelitian
yang telah didapatkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaporation loss
merupakan masalah utama yang dialami oleh produk yang disimpan dalam tangki
timbun. Kehilangan kuantitas produk ini terjadi selama proses penerimaan,
penimbunan, dan penyaluran, yang pada gilirannya mengakibatkan penurunan
penjualan, pengurangan pendapatan, dan peningkatan biaya operasional. Pada
tangki timbun jenis fixed roof tank,
perhitungan evaporation
loss terdiri dari breathing loss dan working loss. Perhitungan evaporation loss ini menggunakan
persamaan berdasarkan data spesifik tangki timbun yang terdapat dalam tabel 1.
Berikut adalah hasil perhitungan evaporation
loss pada tangki timbun produk Pertamax di terminal BBM XYZ:
�
Tabel
1. Data Evaporation Loss pada Tangki
No |
Tangki
Timbun |
Produk |
Breathing Loss (BBL) |
Working Loss (BBL) |
Evaporation Loss (BBL) |
|||
Tahun |
Hari |
Tahun |
Hari |
Tahun |
Hari |
|||
1 |
T � 04 |
Pertamax |
24418 |
66.90 |
66.90 |
0.18 |
24484.9 |
67.08 |
2 |
T � 05 |
Pertamax |
10121 |
27.73 |
20.83 |
0.06 |
10141.8 |
27.79 |
3 |
T - 09 |
Pertamax |
35454 |
97.13 |
20.50 |
0.06 |
35474.5 |
97.19 |
Total |
70101.2 |
192.06 |
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
total evaporation loss yang terjadi pada tangki timbun produk
Pertamax selama satu tahun yaitu sebesar 70101.2 BBL serta 192.06
BBL perharinya. Berdasarkan
evaporation loss yang terjadi pada tangki timbun diatas
dapat diketahui bahwa perusahaan TBBM XYZ mengalami kerugian yang signifikan akibat besarnya angka evaporation loss, sehingga perusahaan harus segera melakukan
pencegahan penguapan guna mengurangi kerugian pada perusahaan dan juga
kerusakan lingkungan di
daerah sekitar TBBM XYZ.
Pengendalian Evaporation loss menggunakan Vapor Recovery Unit (VRU) tentunya
memakan biaya yang tidak sedikit, dengan menggunakan VRU maka dibutuhkan biaya meliputi VRU, Vessel, Listrik, dan activated carbon. Untuk menentukan biaya yang dikeluarkan pada
setiap alat diharuskan bagi peneliti untuk
mengetahui kapasitas uap yang akan ditangkap
oleh VRU selama satu tahun
dan perharinya, hal ini untuk mengetahui
kapasitas alat yang dibutuhkan untuk menyimpan uap.
Perhitungan biaya investasi VRU dengan menggunakan bahan activated
carbon dilakukan dengan menentukan
berapa jumlah molekul karbon yang dibutuhkan untuk menangkap uap selama
kurun waktu satu tahun dan untuk menentukan dimensi vessel yang digunakan, peneliti harus menentukan kapasitas uap yang ditangkap oleh VRU untuk setiap harinya. Berikut merupakan kebutuhan kapasitas investasi VRU
dibutuhkan oleh perusahaan berdasarkan dengan kapasitas 3 tangki diatas:
Tabel 2. Data kebutuhan Vapor Recovery Unit (VRU)
Kebutuhan Utama
Vapor Recovery Unit |
|||||
VRU |
Tangki
Timbun |
Dimensi (ft) |
Kebutuhan Karbon (lb) |
Listrik (kVa) |
|
Diameter |
Tinggi |
||||
1. |
T � 04 |
18,97 |
37,89 |
2502939 |
500 |
T � 05 |
|||||
T - 09 |
Berdasarkan tabel diatas, pemasangan VRU dikelompokkan
berdasarkan kapasitas tangki timbun sehingga menghasilkan kebutuhan activated
carbon, dimensi vessel dan juga kebutuhan listrik yang dubutuhkan. Pada
kapasitas tangki diatas maka didapatkan dimesi vessel dengan diameter 18,97 ft
dan tinggi 37,89 ft, dibutuhkan activated carbon sebanyak 2.502.939 lb untuk
setiap tahunnya, dan listrik yang dibutuhkan sebesar 500 kVa untuk setiap
tahunnya. Berdasarkan kebutuhan diatas maka peneliti dapat menentukan biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi alat berupa VRU, berikut
merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan:
�
Tabel 3. Perhitungan biaya investasi
VRU |
Tangki
Timbun |
Biaya
Vessel (Rp) |
Biaya
Activated Carbon (Rp) |
Biaya
Genset (Rp) |
Biaya
kebutuhan VRU (Rp) |
1. |
T
� 04 |
4.564.777.681 |
17.520.573.000 |
687.000.000 |
39.346.865.921 |
T
- 05 |
|||||
T
- 09 |
|||||
Total |
|||||
Rp
62.119.216.602 |
Pengunaan alat VRU pada tangki timbun diasumsikan mampu
mengendalikan uap produk hingga sebesar 95%. Dengan memanfaatakan data tabel
evaporation loss dan harga produk, maka dapat dihitung keuntungan ekonomis yang
didapatkan oleh perusahaan selama satu tahun, berikut merupakan tabel
perhitungan keuntungan yang diperoleh perusahaan:
Tabel 4. Perhitungan Keuntungan dari VRU
No |
Produk |
Produk yang diselamatkan |
Harga/liter |
Keuntungan |
|
KL |
BBL |
||||
1 |
Pertamax |
11127.18 |
70101.23 |
Rp 12.950 |
Rp 144.118.607.500 |
Pengunaan alat
VRU pada tangki timbun diasumsikan mampu mengendalikan uap produk
hingga sebesar 95%. Dengan memanfaatakan data tabel evaporation loss dan harga
produk, maka dapat dihitung keuntungan ekonomis yang didapatkan oleh perusahaan
selama satu tahun, berikut merupakan tabel perhitungan keuntungan yang
diperoleh perusahaan:Berdasarkan tabel diatas, penggunaan VRU pada tangki
pertamax dengan kapasitas total 32177 KL maka didapatkan keuntungan ekonomis
sebesar Rp 144.118.607.500 per tahunnya.
Berdasarkan literasi dan studi literatur, umur alat VRU
dapat mencapai 10-20 tahun, maka dari itu, peneliti juga menghitung total
penggunaan alat berupa selama 10 tahun kedepan sejak investasi awal.
Biaya-biaya ini meliputi listrik, perawatan mesin, carbon, dan arus kas selama
10 tahun mendatang sejak investasi alat. Biaya-biaya tersebut merupakan pokok
utama agar peneliti dapar menentukan NPV, IRR, PI dan juga PP.
Dengan metode-metode tersebut maka dapat dikatakan apakah
investasi layak atau tidak, berikut merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk setiap tahunnya meliputi biaya listrik, biaya perawatan alat,
dan carbon:
Tabel 5. Biaya yang keluar setiap tahun diluar VRU
Biaya Listrik (pertahun) (Rp) |
Biaya Perawatan (pertahun) (Rp) |
Carbon
(pertahun) (Rp) |
Total (Rp) |
|
Pertahun |
10 Tahun |
|||
264.060.000 |
891.972.872 |
17.520.573.000 |
18.587.873.872 |
186.766.058.720 |
Pengunaan alat VRU pada tangki timbun diasumsikan mampu
mengendalikan uap produk hingga sebesar 95%. Dengan memanfaatakan data tabel
evaporation loss dan harga produk, maka dapat dihitung keuntungan ekonomis yang
didapatkan oleh perusahaan selama satu tahun, berikut merupakan tabel
perhitungan keuntungan yang diperoleh perusahaan:Berdasarkan tabel diatas,
penggunaan VRU pada tangki pertamax dengan kapasitas total 32177 KL maka
didapatkan keuntungan ekonomis sebesar Rp 144.118.607.500 per tahunnya.
Berdasarkan literasi dan studi literatur, umur alat VRU
dapat mencapai 10-20 tahun, maka dari itu, peneliti juga menghitung total
penggunaan alat berupa selama 10 tahun kedepan sejak investasi awal.
Biaya-biaya ini meliputi listrik, perawatan mesin, carbon, dan arus kas selama
10 tahun mendatang sejak investasi alat. Biaya-biaya tersebut merupakan pokok
utama agar peneliti dapar menentukan NPV, IRR, PI dan juga PP.
Dengan metode-metode tersebut maka dapat dikatakan apakah
investasi layak atau tidak, berikut merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk setiap tahunnya meliputi biaya listrik, biaya perawatan alat,
dan carbonBerdasarkan tabel diatas dapat diketahu bahwa biaya listrik yang
dibutuhkan untuk setiap tahunnya yaitu sebesar Rp 264.060.000, biaya perawatan
mesin dengan asumsi 2% dari harga alat yaitu sebesar Rp 891.972.872 dan biaya
carbon yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp 17.520.573.000. Maka dapat diketahui
bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp
18.587.873.872 untuk setiap tahunnya dan sebesar 186.766.058.720 selama 10
tahun mendatang.
Setelah menentukn Present Worth maka dapat dilanjutkan
dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Payback Period (PP). dan juga Profitability Index (PI). Berikut merupakan tabel
hasil perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Payback Period (PP). dan juga Profitability Index (PI):
Tabel 6. Hasil NPV, IRR, PI dan PP
NPV |
742,924,611,195 |
Penerimaan |
805,043,827,797 |
IRR |
202% |
PI |
12.960 |
PP |
1.4952 |
Tabel di atas menyajikan hasil analisis kelayakan ekonomi
dari suatu proyek, dengan beberapa metrik kunci seperti NPV, IRR, PI, dan PP.
Metrik-metrik ini memberikan gambaran menyeluruh tentang potensi keuntungan dan
risiko investasi dari proyek tersebut.
Net Present Value (NPV) dari proyek ini adalah Rp
742,924,611,195. NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas
masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar. NPV yang positif menunjukkan
bahwa proyek ini menghasilkan nilai lebih dari modal yang diinvestasikan,
sehingga proyek ini dianggap layak untuk diinvestasikan.
Internal Rate of Return (IRR) proyek
ini adalah 202%. IRR
adalah tingkat diskonto yang membuat NPV dari semua arus kas proyek menjadi
nol. IRR yang sangat tinggi ini menunjukkan bahwa proyek ini sangat
menguntungkan dan memiliki tingkat pengembalian yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat diskonto yang biasanya digunakan.
Profitability Index (PI) adalah rasio antara nilai
sekarang dari arus kas masuk dengan nilai sekarang dari arus kas keluar. Dalam
tabel, PI dihitung sebesar 12.960, yang menunjukkan bahwa untuk setiap satuan
investasi, proyek menghasilkan hampir 13 kali nilai investasi dalam bentuk arus
kas masuk. PI yang tinggi ini menunjukkan profitabilitas yang sangat tinggi
dari investasi dalam proyek ini.
Payback Period (PP) adalah periode waktu yang diperlukan
untuk mengembalikan investasi awal dari arus kas masuk proyek. Dalam tabel, PP
dihitung sebesar 1.4952 tahun, yang berarti investasi awal akan kembali dalam
waktu kurang dari 1.5 tahun. PP yang pendek ini menunjukkan bahwa investasi
akan dikembalikan dalam waktu yang sangat singkat, memberikan keyakinan lebih
lanjut terhadap kelayakan proyek ini.
Selain
itu, total penerimaan proyek selama periode
analisis adalah Rp
805,043,827,797. Penerimaan
ini merupakan total arus kas masuk yang diharapkan dari proyek selama jangka
waktu analisis. Secara keseluruhan, proyek ini menunjukkan hasil yang sangat
menguntungkan berdasarkan semua metrik keuangan utama. NPV positif menunjukkan
bahwa proyek menghasilkan nilai tambah yang signifikan. IRR yang sangat tinggi
menunjukkan potensi pengembalian yang luar biasa. PI yang besar menunjukkan
profitabilitas yang tinggi dari investasi, dan PP yang pendek menunjukkan bahwa
investasi akan dikembalikan dalam waktu yang sangat singkat. Berdasarkan
analisis ini, proyek tersebut sangat layak untuk diinvestasikan dan memiliki
potensi untuk memberikan keuntungan.
KESIMPULAN
Prosedur penelitian ini meliputi tahapan pengukuran,
teknik pengumpulan data, analisis, dan etika penelitian. Pada kriteria inklusi,
subjek adalah ibu bersalin kala I fase aktif dengan pembukaan serviks 7-10 cm,
kontraksi ≥3 kali dalam 10 menit ≥40 detik, detak jantung janin
120�160 kali/menit, fase aktif tidak melewati garis waspada pada partograf, dan
tidak ada alergi terhadap baby oil atau lotion. Kriteria eksklusi mencakup ibu
yang telah menjalani terapi non-farmakologis secara teratur atau mengalami komplikasi
persalinan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer
melalui kuesioner dan lembar observasi untuk variabel pijat punggung dan nyeri
persalinan yang diukur menggunakan Skala Analog Visual (VAS). Pengolahan data
meliputi pengkodean, entri data, tabulasi, dan analisis data univariat dan
bivariat dengan SPSS versi 18, yang mencakup uji normalitas dan uji hipotesis
melalui paired test. Hasil analisis univariat memberikan distribusi frekuensi
dan persentase variabel, sedangkan analisis bivariat meneliti hubungan antara
pijatan punggung dan intensitas nyeri. Dalam etika penelitian, peneliti menjaga
aspek persetujuan, anonimitas, dan kerahasiaan. Lembar persetujuan diberikan
kepada subjek untuk menjelaskan tujuan penelitian dan memperoleh persetujuan
secara tertulis, tanpa ada paksaan. Anonimitas dipertahankan dengan pemberian
kode pada setiap lembar kuesioner untuk melindungi identitas responden,
sedangkan kerahasiaan informasi dijamin dengan hanya melaporkan data kelompok
dalam hasil riset dan menyimpan data pada flashdisk khusus.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad Nur
Indrawan, Wahyu Ardi, Halifah, Sofiatul Mila. (2008). Penggunaan VRU (Vapor
Recovery Unit) Unit untuk Mengurangi Emisi Gas Buang (Green House Effect) pada
Lapangan "S". Makalah Profesional, 10.
Adiwidya Muhammad Sofyan, Dendy Pramana
Putra, Lukman Efendi. (2019). Penerapan Metode Net Present Value (NPV) pada
Kelayakan Investasi Syariah Waralaba Mixue di Indonesia. Tsarwah: Jurnal
Bisnis Ekonomi Islam, 8.
Almasri, M., Akram, M., & Qureshi, T. (2022).
Petroleum refining process optimization and its impact on energy efficiency.
Journal of Energy Management, 15(2), 45-58.
Aulia Fazlur Rachman, Bambang Priyono. (2024). Tekno
Ekonomi Vapour Recovery Unit (VRU) di SPBU Tanggerang. Malcom, 7.
Bambang Sujatmiko, Maulidya Octaviani Bustamin, Gilang
Nova Ardiansyah. (2023). Analisis Biaya Investasi Proyek Pembangunan
Perumahan La Diva Green Hill Menganti Gresik. Proteksi, 9.
Dani Hari Tunggal Prasetiyo, Alief Muhammad, Mas Ahmad
Baihaqi, Hartawan Abdillah, Linda Kurnia Supraptiningsih. (2022). The
Effect of RON Value on Fuel Type of Gasoline on Exhaust Gas Emissions.
Cermin, 11.
Gong, J., Wang, L., & Zhang, Y. (2021). Reducing
evaporation losses in fuel storage tanks: A case study. Energy and
Environmental Sciences, 12(3), 112-125.
Huang, X., Chen, L., & Zhou, Y. (2017).
Environmental impacts of petroleum storage tank emissions. Journal of Clean
Production, 142, 2394-2402.
Hussein, T., Alam, R., & Rehman, S. (2021). Storage
and distribution of petroleum products: Challenges and solutions. Petroleum
Technology Journal, 18(4), 219-232.
Kumar, S., Reddy, M., & Gupta, V. (2021). Evolution
of petroleum energy: Historical and modern perspectives. Fuel Science
Review, 9(1), 12-29.
Lee, J., Park, Y., & Kim, T. (2019). Vapor
recovery systems in oil storage: Advances and challenges. Journal of
Environmental Technology, 25(3), 98-110.
Patil, D., Jain, R., & Sharma, P. (2020). Air
pollution from petroleum storage tanks and mitigation strategies. International
Journal of Environmental Science, 45(7), 337-345.
Purnatio, D. (n.d.). Analisis Kelayakan Investasi Alat
DNA Real Time Thermal Cycler (RT-PCR) untuk Pengujian Gelatin. Jurnal
PASTI, 15.
Rahman, M. H., Uddin, S., & Islam, M. (2020). The
origin and composition of crude oil: A geological perspective. Petroleum
Geoscience, 26(1), 1-15.
Sanjaya, D., & Pramono, S. (2020). Losses in
petroleum distribution systems: Key challenges and solutions. Energy and
Fuel Research Journal, 10(2), 129-142.
Sefilra Andalucia, Hendra Budiman, Irham Darmawan. (2023).
The Use of Vapor Recovery Unit (VRU) to Cover Evaporation Loss Oh Condensate
Tank Y and Z at SHI Prabumulih. Jurnal Cakrawal, 12.
Smith, R., Thompson, P., & Clark, D. (2018).
Emission control in petroleum storage tanks: A comprehensive analysis. Journal
of Industrial Engineering, 34(2), 101-120.
Try Dharmanasa, Danial, Mohammad
Ivanto. (2021). Analisa Perbandingan Bahan Bakar Pertalite dan Pertamax
terhadap Karakteristik Motor Honda Fit X NF 100 SE. Jurnal
Teknologi Rekayasa, 10.
Zainudin, A., & Halim, R. (2019). Hydrocarbon
composition in petroleum products and their industrial applications. Indonesian
Journal of Oil and Gas Technology, 14(2), 45-58.
Zhang, W., Liu, S., & Fang, T. (2020). Regulatory
frameworks for managing evaporation losses in fuel storage. Regulatory
Science Journal, 36(4), 211-225.
|
|