Pengaruh Tehnik Pijatan Pada
Punggung Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I
The Effect of Back Massage
Techniques on the Reduction of
Pain Intensity of Maternity Mothers
in Period I
1)* Tri Widiyanti, 2) Risti
Mardiani, 3) Deswy
Mustikawati, 4) Asnidar,
5) Lilis Handayani, 6) Intan Widiastuti, 7) Hidayani, 8)
Meinasari Kurniadewi
1234567 Universitas
Indonesia Maju, Indonesia
Email: 1[email protected],
2[email protected], 3[email protected], 4[email protected],
5[email protected], 6[email protected], 7[email protected],
8[email protected]
*Correspondence: Tri Widiyanti
ABSTRAK Peristiwa
fisiologis pada saat� persalinan
terkadang dapat menimbulkan trauma pada ibu karena nyeri yang dialaminya.
Beberapa ibu bahkan ada yang�
trauma� untuk� hamil lagi karena takut akan mengalami
nyeri yang sama. Bagi ibu yang pernah melahirkan, nyeri persalinan yang� paling menyakitkan� apalagi bagi ibu-ibu yang baru pertama kali
merasakannya. Nyeri pada persalinan apabila tidak diatasi maka akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Tekhnik untuk
pengurangan� intensitas nyeri ibu
bersalin multipara diterapkan metode masase punggung dengan effluerage. Untuk
mengetahui pengaruh� teknik
pijatan� pada punggung terhadap
pengurangan� intensitas nyeri ibu
bersalin kala I. Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian
kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan pre and posttest
one group design. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 orang ibu bersalin.
Pengukuran nyeri menggunakan Skala Analog Visual (VAS). Hasil pengukuran menggunakan
uji paired test. Rata- rata nyeri sebelum diberikan intervensi adalah 5,53
dengan kategori nyeri berat, setelah diberikan intervensi turun menjadi 3,50
dengan kategori sedang. Sedangkan selisih penurunannya didapatkan mean delta
2,03. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji paired test didapatkan
p-value 0,000 yang berarti ada pengaruh tehnik pijatan pada punggung terhadap
pengurangan intensitas nyeri ibu bersalin kala I. Ada pengaruh tehnik pijatan
pada punggung terhadap pengurangan intensitas nyeri ibu bersalin kala I. Kata kunci: Ibu bersalin,
Nyeri, pijat punggung |
|
|
ABSTRACT Physiological events
during labor can sometimes cause trauma to mothers because of the pain they
experience. Some mothers are even traumatized to get pregnant again because
they are afraid of experiencing the same pain. For mothers who have given
birth, labor pain is the most painful, especially for mothers who are
experiencing it for the first time. Pain during labor, if not treated, will
increase feelings of worry, tension, fear and stress. Techniques for reducing
the intensity of pain in multiparous mothers applying the back massage method
with effleurage. To determine the effect of back massage techniques on
reducing the intensity of pain in mothers in the first stage of labor. The
research method used is a quantitative research type, namely quasi-experimental
design with a pre and posttest one group design. The sample in this study was
30 mothers in labor. Pain measurement using the Visual Analog Scale (VAS).
The measurement results used a paired test. The average pain before the
intervention was given was 5.53 with a severe pain category, after the
intervention it decreased to 3.50 with a moderate category. While the
difference in the decrease was obtained by a mean delta of 2.03. Based on
statistical tests using the paired test, a p-value of 0.000 was obtained,
which means that there is an effect of back massage techniques on reducing
the intensity of pain in mothers in the first stage of labor. There is an
effect of back massage techniques on reducing the intensity of pain in
mothers in the first stage of labor. Keywords: Mothers in labor, Pain, back massage |
Persalinan
menurut WHO adalah �persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian �selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan
dalam �presentasi belakang kepala pada �usia kehamilan �37-42 minggu lengkap dan �setelah �persalinan dan setelah persalinan ibu maupun bayi
berada dalam kondisi sehat. Persalinan juga bisa secara fisiologis dan patologis.
Pertolongan
persalinan adalah �proses pelayanan persalinan
yang dumulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya
kesehatan �ibu bersalin diukur �melalui �indikator presentase persalinan ditolong tenaga
kesehatan �terlatih (Kementrian Kesehatan, 2017). Persalinan �yang �tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses
persalinan tidak berjalan �lancar �sehingga lama persalinan �lebih lama dari normal (Yolanda, 2020).
Peristiwa fisiologis pada saat �persalinan terkadang dapat menimbulkan trauma pada
ibu karena nyeri yang dialaminya. Beberapa ibu bahkan ada yang �trauma �untuk �hamil lagi karena takut akan mengalami nyeri yang
sama. Bagi ibu yang pernah melahirkan, nyeri persalinan yang �paling menyakitkan �apalagi bagi ibu-ibu yang baru pertama kali merasakannya
(Felina et al., 2020). Menurut PERMENKES No 97 Tahun 2014 mengenai pelayanan kesehatan
�masa melahirkan dalam �pasal 14 salah satu aspek dasar �yang diberikan kepada ibu bersalin yaitu asuhan
sayang ibu dan sayang bayi (Kementerian Kesehatan, 2014).
Nyeri pada persalinan apabila tidak
diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress (Susilawati, 2017).
�Apabila nyeri tidak segera diatasi janin yang ada
didalam �kandungan �akan �terjadi hipoksia akibat asidosis, detak jantung
janin semakin cepat yang akan �mengakibatkan kematian pada janin didalam kandungan.
(Handayani, 2020). Data persatuan rumah sakit di seluruh Indonesia menjelaskan
bahwa 15% �ibu di Indonesia mengalami komplikasi
persalinan dan 21% �menyatakan bahwa persalinan
yang dialami merupakan persalinan yang menyakitkan, sedangkan 63% tidak memperoleh
informasi tentang persiapan �yang harus dilakukan
guna mengurangi nyeri pada persalinan (Herinawati et al., 2019)
Sekitar
90% ibu bersalin selalu disertai rasa nyeri sedangkan rasa nyeri pada persalinan
�merupakan hal yang lazim terjadi. Peristiwa
fisiologis pada saat persalinan terkadang dapat menimbulkan trauma pada ibu karena
nyeri yang dialaminya. Beberapa ibu bahkan ada yang trauma untuk hamil dan melahirkan
lagi karena takut akan mengalami nyeri yang sama. Nyeri hebat pada proses persalinan
menyebabkan ibu mengalami gangguan psikologis, 87% post partum blues yang terjadi
dari 2 minggu sampai 1 tahun , 10% depresi, dan 3% dengan psikosa �(Natalia et al., 2021).
Rahim
yang normal berkontraksi secara normal, dan sebagian besar progesteron yang di
sekresikan dari plasenta yang menekan aktifitas rahim selama kehamilan, menjaga
janin tetap berada didalam rahim. Selain itu ketika persalinan akan
mengeluarkan CRH merangsang pelepasan adrenokortikotropin (ACTH) dari kelenjar
pituitari. ACTH merangsang ekskresi glukokortikoid dari kelenjar adrenal.
Terdapat umpan balik negatif�glukokortikoid dapat menghambat CRH dan
pelepasan ACTH dari kelenjar. CRH memicu peradangan terutama melalui aktivasi
NF-�B, yang tampaknya menjadi mediator utama respon inflamasi.Selain itu,
serviks tetap kencang dan tidak lentur. Pada persalinan, terjadi proses
dilatasi serviks yang progresif, hal ini menimbulkan gejala dan tanda
persalinan seperti kontraksi yang terasa nyeri selama prosesnya (Socha et al., 2022).
Kontraksi
yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur dengan intensitas yang semakin
lama akan semakin meningkat. Perut akan mengalami kontraksi dan relaksasi, diakhir
kehamilan proses akan lebih sering terjadi. Mulanya kontraksi terasa seperti sakit
pada punggung bawah berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut mirip dengan
mules saat haid (Novtalina et al., 2017).
Pengendalian
�rasa nyeri persalinan penting dilakukan untuk
memberi ibu rasa nyaman ketika akan melakukan persalinan, karena hal tersebut merupakan
salah satu asuhan sayang ibu yang merupakan peran dan fungsi bidan (Andreinie, 2016).
Nyeri
persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu farmakologis dan non farmakologis.
Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah dengan menggunakan obat-obatan
kimiawi, sedangkan metode non farmakologis dilakukan secara alami tanpa menggunakan
obat-obatan kimiawi yaitu dengan melakukan teknik relaksasi yang mencakup relaksasi
napas dalam, relaksasi otot, masase, musik dan aromaterapi (Ribka
Novita et al., 2017).
Pemijatan
secara lembut akan �membantu �ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman selama
persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat 20 menit setiap jam �selama �tahapan
�persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit.
Hal yang terjadi karena pijat merangsang tubuh melepas senyawa endorfin juga dapat
menciptakan perasaan nyaman dan enak. Effleurage adalah pijatan ringan dengan
menggunakan jari tangan, biasanya pada perut, seirama dengan pernapasan saat
kontraksi. Effleurage massage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh
permukaan tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yng digosok dengan ringan dan
menenangkan. Massage Effleurage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
menghangatkan otot abdomen, dan meningkatkan relaksasi fisik dan mental (Abdurrab et al., 2024).
Tekhnik untuk pengurangan �intensitas nyeri ibu bersalin multipara diterapkan
metode masase punggung dengan effluerage.
Massage effleurage merupakan salah satu metode non farmakologis yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri. massage effleurage berupa usapan lembut,
lambat dan panjang tidak putus-putus. Teknik Massage ini bertujuan untuk
meningkatkan sirkulasi darah, menghangatkan otot abdomen serta menimbulkan efek
relaksasi dan menciptakan perasaan nyaman (Kurniawaty et al., 2023).
Massage
Effleurage melibatkan gerakan usapan lembut, lambat, dan panjang tanpa henti.
Pijatan ini dapat dilakukan dengan ibu dalam posisi miring, dan tujuannya
adalah menciptakan perasaan relaksasi dan kenyamanan. Effleurage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi
darah, menghangatkan otot perut, serta mempromosikan relaksasi fisik dan mental.
Metode ini aman, mudah untuk dilakukan, tidak memerlukan biaya tambahan, tidak
memiliki efek samping, dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang
lain (Abdurrab et al., 2024). Hasil penelitian (Aryani et al., 2020) menyebutkan bahwa kadar endorphin ibu bersalin yang dimasase lebih tinggi dibandingkan
dengan yang tidak dimasase. Makin tinggi kadar endorphin maka semakin turun intensitas
nyeri yang dirasakan ibu bersalin.
Nyeri
persalinan merupakan bagian dari proses persalinan yang dapat terlihat dari perubahan
sikap, kecemasan, hingga rasa nyeri intens. Rasa nyeri yang tidak tertahankan
ini dapat berdampak buruk pada kelancaran persalinan dan menyebabkan stres pada
bayi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kontraksi selama
persalinan memicu rasa sakit pada pinggang, perut, hingga paha akibat pelebaran
serviks. Teknik pijat punggung dianggap sebagai bentuk stimulasi kulit yang
menimbulkan efek relaksasi, mengurangi nyeri, serta memberikan kenyamanan pada
ibu bersalin. Data survei pendahuluan menunjukkan bahwa banyak tempat praktik
bidan dan puskesmas di Cianjur Selatan belum menggunakan teknik relaksasi ini,
lebih banyak menggunakan metode farmakologis yang memiliki risiko efek samping.
Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik pijatan pada punggung
terhadap pengurangan intensitas nyeri ibu bersalin kala I. Adapun manfaat
penelitian ini antara lain sebagai referensi bagi klinik dalam menurunkan rasa
nyeri persalinan melalui metode non-farmakologis, yaitu pijat punggung. Bagi
institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa
untuk penelitian selanjutnya terkait manajemen nyeri pada ibu bersalin. Bagi
praktisi, hasil penelitian ini dapat menjadi panduan dalam mengatasi nyeri
persalinan secara efektif menggunakan teknik pijat punggung.
Jenis
penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan melakukan
pendekatan pre and posttest one group design (Notoatmodjo, 2020). Dalam penelitian ini diberikan
intervensi pijat effleurage yang diberikan kepada� ibu bersalin pada kala I. Bentuk rancangan dalam penelitian ini adalah
Bentuk
dari rancangan ini adalah :
R�������������������� O1������� ����������� X�������������������� O2
Keterangan :
������������� R������ = Rancangan Penelitian
������������� O1���� =�
nyeri ibu bersalin kala I sebelum diberikan intervensi
������������� O2���� = �nyeri ibu bersalin kala I setelah diberikan
intervensi
������������� X������ = Perlakuan dengan pemberian pijat effleurage
Kelompok intervensi
akan diberikan terapi effleurage massage
pada kala I fase aktif (pembukaan serviks 7 � 10). Posttest akan dilakukan pada kelompok setelah intervensi diberikan
yaitu pada 10 - 15
menit. Selanjutnya penulis menganalisa lama persalinan kala I fase aktif.
Hasil skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi akan dianalisis perbedaan penurunan
nilai skala nyeri persalinan dan kemudian di analisis lama persalinan selama kala
I fase aktif.
Penelitian ini berjudul "Pengaruh Teknik Pijatan Pada
Punggung Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I di Wilayah
Kerja Puskesmas Cidaun Tahun 2024." Nyeri persalinan merupakan bagian dari
proses persalinan yang dapat terlihat dari perubahan sikap, kecemasan, hingga
rasa nyeri intens. Rasa nyeri yang tidak tertahankan ini dapat berdampak buruk
pada kelancaran persalinan dan menyebabkan stres pada bayi. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kontraksi selama persalinan memicu rasa
sakit pada pinggang, perut, hingga paha akibat pelebaran serviks. Teknik pijat
punggung dianggap sebagai bentuk stimulasi kulit yang menimbulkan efek
relaksasi, mengurangi nyeri, serta memberikan kenyamanan pada ibu bersalin.
Data survei pendahuluan menunjukkan bahwa banyak tempat praktik bidan dan puskesmas
di Cianjur Selatan belum menggunakan teknik relaksasi ini, lebih banyak
menggunakan metode farmakologis yang memiliki risiko efek samping.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh teknik pijatan pada punggung terhadap pengurangan intensitas nyeri ibu
bersalin kala I. Adapun manfaat penelitian ini antara lain sebagai referensi
bagi klinik dalam menurunkan rasa nyeri persalinan melalui metode
non-farmakologis, yaitu pijat punggung. Bagi institusi pendidikan, penelitian
ini diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya
terkait manajemen nyeri pada ibu bersalin. Bagi praktisi, hasil penelitian ini
dapat menjadi panduan dalam mengatasi nyeri persalinan secara efektif
menggunakan teknik pijat punggung.
Prosedur penelitian ini meliputi tahapan
pengukuran, teknik pengumpulan data, analisis, dan etika penelitian. Pada
kriteria inklusi, subjek adalah ibu bersalin kala I fase aktif dengan pembukaan
serviks 7-10 cm, kontraksi ≥3 kali dalam 10 menit ≥40 detik, detak
jantung janin 120�160 kali/menit, fase aktif tidak melewati garis waspada pada partograf, dan tidak ada alergi terhadap baby oil atau lotion.
Kriteria eksklusi mencakup ibu yang telah menjalani
terapi non-farmakologis secara teratur atau mengalami komplikasi persalinan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui
kuesioner dan lembar observasi untuk variabel pijat punggung dan nyeri
persalinan yang diukur menggunakan Skala Analog Visual (VAS). Pengolahan data
meliputi pengkodean, entri data, tabulasi, dan
analisis data univariat dan bivariat
dengan SPSS versi 18, yang mencakup uji normalitas
dan uji hipotesis melalui paired test.
Hasil analisis univariat memberikan distribusi
frekuensi dan persentase variabel, sedangkan analisis bivariat
meneliti hubungan antara pijatan punggung dan intensitas nyeri.
Dalam etika penelitian, peneliti menjaga aspek
persetujuan, anonimitas, dan kerahasiaan. Lembar persetujuan diberikan kepada
subjek untuk menjelaskan tujuan penelitian dan memperoleh persetujuan secara
tertulis, tanpa ada paksaan. Anonimitas dipertahankan dengan pemberian kode
pada setiap lembar kuesioner untuk melindungi identitas responden, sedangkan
kerahasiaan informasi dijamin dengan hanya melaporkan data kelompok dalam hasil
riset dan menyimpan data pada flashdisk khusus.
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan memaparkan hasil dari Pengaruh Tehnik Pijatan Pada Punggung Terhadap
Pengurangan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas
Cidaun Tahun 2024. Penelitian ini dialkukan di Puskesmas Cidaun tanggal 1
Agustus- 17 Agustus 2024. Responden dalam penelitian ini adalah 30 ibu bersalin
kala I. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tehnik Pijatan Pada
Punggung Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cidaun Tahun 2024.
B. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan aplikasi SPSS untuk menguji hipotesis. Uji yang digunakan adalah Shapiro
wilk, hal ini dikarenakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini <
50. Uji
normalitas disajikan tabel dibawah ini :
Variabel |
P- value |
Keterangan |
Pretes
Nyeri Intervensi |
0,106 |
Normal |
Postes
Nyeri Intervensi |
0,115 |
Normal |
Shapiro wilk
Berdasarkan hasil uji normalitas
menggunakan Shapiro wilk pada tabel 4.5 menunjukan bahwa seluruh data
berdistribusi normal, yaitu pada pre, post, pada kelompok intervensi hal ini
dikarenakan p-value > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel nyeri
berdistribusi normal. Kemudian melakukan uji pengaruh pada kelompok intervensi
dan kontrol menggunakan paired test.
C. Pengaruh Tehnik Pijatan Pada Punggung Terhadap Pengurangan
Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Cidaun Tahun 2024
Tabel 2. Pengaruh
Tehnik Pijatan Pada Punggung Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Ibu
Bersalin Kala I |
|
|||
Variabel |
Data |
Mean � SD |
P-value |
|
Nyeri |
Pre |
5,53 � 1,613 |
0,000* |
|
Post |
3,50 � 1,614 |
|
||
|
Selisih |
2,03 �
0,183 |
|
|
*Paired Test |
Berdasarkan
tabel 2 didapatkan bahwa rata- rata nyeri sebelum
diberikan intervensi adalah 5,53 dengan kategori nyeri berat, setelah diberikan
intervensi turun menjadi 3,50 dengan kategori sedang. Sedangkan selisih
penurunannya didapatkan mean delta 2,03. Berdasarkan uji statistik menggunakan
uji paired test didapatkan p-value 0,000 yang berarti ada pengaruh tehnik
pijatan pada punggung terhadap pengurangan intensitas nyeri ibu bersalin kala I
di
wilayah kerja Puskesmas Cidaun tahun 2024.
D. Pembahasan
Pada uji statistik didapatkan rata- rata
nyeri sebelum diberikan intervensi adalah 5,53 dengan kategori nyeri berat, setelah diberikan intervensi turun menjadi 3,50 dengan
kategori sedang. Sedangkan selisih penurunannya didapatkan mean delta 2,03.
Berdasarkan uji statistik menggunakan uji paired test didapatkan p-value
0,000 yang berarti ada pengaruh tehnik pijatan pada punggung terhadap pengurangan intensitas
nyeri ibu bersalin kala I di wilayah kerja Puskesmas Cidaun tahun 2024.
Kala I persalinan merupakan permulaan kontraksi uterus dan pembukaan serviks yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I yang berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat yang paling melelahkan, berat dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri, dalam fase aktif kala I ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena kegiatan Rahim mulai lebih aktif, kontraksi semakin lama, semakin kuat, dan semakin sering yang dapat menimbulkan kecemasan. Nyeri persalinan mengakibatkan timbulnya perubahan fungsi berbagai organ tubuh yang menentukan lancarnya proses persalinan (Kurniawaty et al., 2023). Rasa nyeri saat persalinan bersifat unik dan berbeda pada setiap individu, hal ini dikarenakan rasa nyeri tersebut dipengaruhi oleh rasa takut atau kecemasan terhadap persalinan.
Saat persalinan, jika seseorang merasa cemas maka otak akan mengalirkan zat yang menutup pengeluaran endorphin sehingga semakin luar biasa sakit yang dirasakan dan menyebabkan ibu menjadi stress dalam menghadapi persalinannya yang membuat impuls nyeri bertambah banyak dan lemahnya kontraksi otot rahim. Ibu bersalin dengan persalinan kala I, nyeri yang dirasakan bersifat viseral yang ditimbulkan dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang dipersyarafi oleh serabut aferen simpatis dan ditransmisikan ke medula spinalis pada segmen Thorakal 10-Lumbal 1 melalui serabut saraf delta dan serabut syaraf C yang berasal dari dinding lateral dan fundus uteri. Nyeri akan bertambah dengan adanya kontraksi isometrik pada uterus yang melawan hambatan oleh leher rahim/uterus dan Perineum (Yulyana, 2023). Nyeri atau cemas saat bersalin akan mengakibatkan stress yang berdampak pada peningkatan aktifitas saraf otonom sehingga dapat terjadi peningkatan pelepasan ketokolamin maternal yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan aliran darah uterus Sebagai salah satu efek samping peningkatan kadar adrenalin adalah penurunan aktifitas uterus yang dapat menyebabkan persalinan pada lama kala I (Herdiana, 2019).
Dalam kala pembukaan, seorang ibu akan mengalami nyeri persalinan. Nyeri pada persalinan merupakan masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu bersalin. Jika nyeri pada kala I tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan, yang menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen, tegangan otot, dan peningkatan tekanan darah. Akibatnya, katekolamin dilepaskan, yang dapat menyebabkan partus yang lama dan menekan pengeluaran hormon oksitosin tubuh karena meningkatnya pengeluaran hormon progesterone, yang menghambat terjadinya kontraksi. sehingga berdampak melemahnya kontraksi uterus ibu, dan keadaan ini menyebabkan kala I memanjang (Suci Indah Sari & Jumiati, 2024). Rasa sakit yang dialami ibu selama proses persalinan sangat bervariasi tingkatannya. Untuk itu perlu dukungan selama persalinan untuk mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan. Cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah: mengurangi sakit langsung dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat, mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan fisik ibu terhadap rasa sakit. Salah satu untuk menurunkan nyeri pada saat bersalin dengan masase pada punggung merangsang titik tertentu disepanjang meridian medulla spinalis yang ditransmisikan melalui serabut saraf besar ke formatio retikularis, thatalamus dan sistem limbic tubuh akan melepaskan endorfin (Kristeti & Yunita, 2024).
Massage atau pijatan pada abdomen (effleurage) adalah bentuk stimulasi kulit yang digunakan selama proses persalinan dalam menurunkan nyeri secara efektif. Massage effleurage dalam persalinan dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit. Stimulasi kulit dengan teknik effleurage menghasilkan impuls yang dikirim lewat serabut saraf besar yang berada di permukaan kulit, serabut saraf besar ini akan menutup gerbang sehingga otak tidak menerima pesan nyeri karena sudah diblokir oleh stimulasi kulit dengan teknik ini, akibatnya persepsi nyeri akan berubah selain meredakan nyeri, Massage akan merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi (Effendi et al., 2023).
Massage adalah penekanan oleh tangan pada otot atau ligament tanpa menyebabkan pergeseran sendi atau perubahan posisi untuk menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi atau meningkatkan sirkulasi. Dasar teori massage ini berdasarkan teori gate control yang dikatakan oleh Melzak dan Wall bahwa sinaps bekerja seperti pintu masuk untuk mengijinkan impuls masuk ke otak, disini terjadi peningkatan aktifitas substansia gelatinosa akibat rangsangan dari akar ganglion dorsalis. Peningkatan aktifitas substansia gelatinosa ini mengakibatkan tertutupnya pintu, sehingga aktifitas sel T terhambat dan akan menghambat hantaran nyeri. Massage adalah salah satu metode non farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri dalam persalinan. Pijatan atau usapan yang lembut dapat membuat ibu merasa nyaman dan rileks selama persalinan yang disebabkan karena tubuh melepaskan hormon endorphin yang dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak, endorphin juga sebagai pereda sakit yang alami (Liana, 2020).
Massage/Pijat dapat memberikan
efek rasa nyaman, menimbulkan relaksasi, serta merangsang pengeluaran hormon
endorphin yang dapat menghilangkan rasa sakit secara ilmiah yang di dukung oleh
teori Andarie (2018) tentang Gate Control Theory. Teori ini menjelaskan tentang
dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut saraf berdiamter besar
yang mempunyai fungsi yang berbeda. Impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf
yang berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan
impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit.
Tetapi impuls rasa sakit ini dapat di blok dengan memberikan rangsangan pada
saraf yang berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan
rangsangan berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada
kulit, harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang
dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil mencapai kortekks serbral. Ketika
dilakukan massage effleurage terjadilah hambatan nyeri kontraksi uterus, karena
pada saat itu serabut Delta A akan menutup gerbang sehingga cortex cerebri
tidak menerima pesan nyeri yang sudah diblokir oleh counter stimulusi masase
ini sehingga persepsi nyeri dapat berubah (Rejeki, 2020).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sari, 2024) didapatkan nilai p = 0,000 (<0,05), menunjukkan bahwa Effleurage Massage efektif dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Hal ini karena Effleurage Massage berfungsi untuk menutup "gerbang" atau menghambat impuls nyeri, sehingga hanya sedikit rasa nyeri yang diteruskan ke sistem saraf pusat. Ini sejalan dengan teori bahwa effleurage massage adalah metode penanggulangan nyeri non- farmakologi yang efektif untuk mengurangi atau meringankan nyeri pada kala I persalinan. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang dengan bersamaan, sensasi sentuhan mengirimkan sinyal ke otak yang "menutup" pintu gerbang rasa nyeri. Pijatan atau sentuhan bisa mengalihkan perhatian (distraksi) dan meningkatkan produksi endorfin dalam sistem kontrol desenden, serta memfasilitasi relaksasi otot.
Penelitian menurut (Chasanah et al., 2023) menyatakan bahwa pemeriksaan statistik menggunakan uji Man Whitney menunjukkan nilai p 0,000 (α <0,05), hehingga, disimpulkan bahwa penggunaan counterpressure massage dengan aromaterapi lebih efektif dalam mengurangi nyeri persalinan. Hal ini karena rasa sakit yang dirasakan saat persalinan disebabkan oleh kontraksi rahim yang merangsang sistem saraf simpatik dan mengubah tekanan darah, detak jantung, serta napas. Jika tidak ditangani, rasa sakit ini dapat memperparah kecemasan, ketegangan, rasa takut, dan stres. Penelitian menurut (Azizah et al., 2024) menyatakan bahwa nilai p-value 0,000 < 0,05 sehingga pengaruh pemberian effleurange massage dan teknik relaksasi nafas dalam pada nyeri punggung bawah ibu hamil. Penurunan ini terjadi karena pemberian effleurage massage pada punggung sehingga menstimulasi serabut taktil di kulit sehingga sinyal nyeri dapat dihambat. Pemberian effleurage massage pada punggung sehingga menstimulasi serabut taktil di kulit sehingga sinyal nyeri dapat dihambat. Stimulus dengan effleurage ini menghasilkan pesan yang dikirim lewat serabut A-beta, serabut yang menghantarkan nyeri cepat, yang mengakibatkan gerbang tertutup sehingga korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri dan intensitas nyeri berubah/berkurang hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Penelitian menurut (Izzati & Nurchasanah, 2023) bahwa pijat punggung mengurangi nyeri persalinan pada ibu melahirkan yang mengalami nyeri, hal ini karena massage merupakan pemijatan yang dapat diberikan dalam meredakan nyeri dengan menghambat sinyal nyeri, meningkatkan aliran darah dan oksigenasi keseluruh jaringan, dapat dilakukan dengan memberikan penekanan pada sumber daerah nyeri pinggang saat persalinan yang dirasakan oleh ibu sehingga dapat melepaskan ketegangan otot, mengurangi nyeri pinggang persalinan, memperlancar peredaran darah dan akhirnya menimbulkan relaksasi. Peneltian menurut (Amelia & Suparmi, 2024) uji statistik willcoxon signed ranks test diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 (0.05) artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah diberikan kombinasi massage effleurage. Cara untuk mengurangi rasa sakit yang terjadi pada saat proses persalinan seperti yaitu dengan melakukan pemijatan salah satunya dengan Massage Effleurage untuk mengurangi kecemasan responden sehingga intervensi dapat dilakukan dengan maksimal. Effleurage diistilahkan untuk gerakan mengusap yang ringan dan menenangkan saat memulai dan mengakhiri pijatan.
Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa teknik pemijatan ada dua yang dilakukan yaitu effluerage dan counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat dengan cara menggosokan lembut dengan ibu bersalin setinggi servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit dengan frekuensi 40 kali gosokan permenit, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit (Aryani et al., 2015). Effleurage adalah pijatan lambat perut atau bagian tubuh lain selama kontraksi berlangsung. Metode effleurage memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk atau supine, lalu letakan kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakan melingkar kearah pusat ke simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah (Liana, 2020).
Peneliti berasumsi bahwa ada
pengaruh tehnik pijatan pada punggung terhadap pengurangan intensitas nyeri ibu
bersalin kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Cidaun Tahun 2024, hal ini karena pemberian massage effleurage pada abdomen menstimulasi serabut
taktil� dikulit sehingga sinyal nyeri
dapat dihambat. Massage� merupakan� distraksi yang dapat meningkatkan pembentukan
endorphin dalam sistem kontrol desenden sehingga dapat membuat pasien lebih
nyaman karena relaksasi otot. Stimulasi kulit dengan teknik effleurage
menghasilkan impuls yang dikirim lewat serabut saraf besar yang berada di
permukaan kulit, serabut saraf besar ini akan menutup gerbang sehingga otak
tidak menerima pesan nyeri karena sudah diblokir oleh stimulasi kulit dengan
teknik ini, akibatnya persepsi nyeri akan berubah selain meredakan nyeri,
Massage akan merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti
menyadari adanya kekurangan dalam penelitian ini disebabkan karena keterbatasan
yang dimiliki penulis. Beberapa keterbatasan yang dialami peneliti adalah:
1. Peneliti hanya mengukur satu
variabel saja, dan tidak mengendalikan variabel pengganggu lainnya
2. Untuk hasil lebih sempurna
sebaiknya jumlah sampel ditambahkan, namun karena keterbatassan waktu, sehingga
jumlah sampel yang digunakan mendekati jumlah sampel minimal.
��
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh teknik pijatan pada punggung terhadap pengurangan intensitas nyeri ibu bersalin kala I di wilayah kerja Puskesmas Cidaun tahun 2024, peneliti menyimpulkan bahwa sebelum diberikan intervensi, rata-rata intensitas nyeri adalah 5,53, dan setelah diberikan intervensi, intensitas tersebut turun menjadi 3,50. Teknik pijatan pada punggung terbukti berpengaruh signifikan dalam mengurangi intensitas nyeri ibu bersalin kala I, dengan p-value sebesar 0,000. Adapun saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah: (1) bagi klinik, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam menurunkan nyeri persalinan menggunakan teknik non-farmakologis berupa pijatan pada punggung; (2) bagi institusi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa mengenai ibu bersalin dengan teknik pijatan pada punggung; dan (3) bagi praktisi, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengatasi tingkat nyeri persalinan dengan teknik non-farmakologis berupa pijat punggung.
Abdurrab, U., Kebidanan, D., Kebidanan, A.,
& Negeri, S. (2024). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Pengurangan Nyeri.
JOMIS (Journal of Midwifery Science), 8(2), 115�125.
Amelia, T. R., & Suparmi. (2024). Pengaruh Kombinasi Massage
Effleurage Dengan Murrotal Pada Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif. Seroja
Husada, 1(5), 3�7.
Andreinie, R. (2016). Analisis Efektivitas Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan. Temu Ilmiah Hasil Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat, 311�317.
Aryani, Y., Masrul, M., & Evareny, L. (2015). Pengaruh Masase pada
Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1),
70�77. https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.193
Azizah, U. N., Sari, R. I., & Arisdiani, D. R. (2024). Pengaruh
Effleurage Massage dan Teknik Relaksasi Nafas dalam terhadap Nyeri Punggung
Bawah Ibu Hamil Trimester III Menurut WHO ( World Health Organization )
Frekuensi nyeri punggung bawah saat terjadi kehamilan di dunia adalah 50-80 %,
ibu hamil mengeluhk. 4.
Chasanah, U., Novita, A., & Jesy Fatimah. (2023). Pengaruh Teknik
Massage Counterpressure Dengan Aromaterapi Terhadap Pengurangan Nyeri
Persalinan Pada Ibu Bersalin Kala I Di Kota Depok Tahun 2022. Journal of
Midwifery Science and Women�s Health, 3(2), 49�57.
https://doi.org/10.36082/jmswh.v3i2.1046
Dyah Permata,� et al. (2018). Nyeri
persalinan. In Stikes Majapahit Mojokerto. Stikes Majapahit Mojokerto.
Effendi, P., Oktaviyana, C., & Sartika, D. (2023). Pengaruh Massage
Effleurage Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Pada Ibu
Bersalin The Effect Of Effleurage Massage On Reducing Labor Pain In The First
Phase Of Active Labor In Pregnant Women. Journal of Healtcare Technology and
Medicine, 9(2), 1364�1371.
Felina, M., Masrul, M., & Iryani, D. (2015). Pengaruh Kompres Panas
dan Dingin terhadap Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis Ibu
Primipara. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 58�64.
https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.190
Handayani, S. (2020). Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Kala I
Fase Aktif. Jurnal �Aisyiyah Medika, 1(4), 123�133.
Herdiana. (2019). Hubungan Dukungan Suami dan Keluarga Dengan Intensitas
Nyeri Persalinan Kala I. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689�1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Herinawati, Hindriati, T., & Novilda, A. (2019). Pengaruh Effleurage
Massage terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Praktik Mandiri Bidan
Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota Jambi Tahun 2019. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(3), 590.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i3.764
Indah, P., & Dwi, A. (2017). Teknik Massage Punggung Untuk Mengurangi
Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 8(2),
100�106.
Izzati, N., & Nurchasanah, Y. (2023). Pengaruh Pijat Punggung Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan: Evidence Based Case Report. Jurnal Kesehatan
Siliwangi, 3(3), 409�419. https://doi.org/10.34011/jks.v3i3.1210
Judha, M., & Sudarti, F. A. (2014).
Teori pengukuran nyeri dan nyeri persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika, 31,
38.
Kementerian Kesehatan, R. I. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 97. 135.
Kementrian Kesehatan, R. I. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2017.
Kristeti, H., & Yunita, P. (2024). Penerapan Masase Punggung Terhadap
Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Pada Ny C Di Puskesmas Tanjung Balai
Karimun. Zona Kebidanan: Program Studi Kebidanan Universitas Batam, 14(2),
54�63. https://doi.org/10.37776/zkeb.v14i2.1370
Kurniawaty, Sunarmi, & Fathia, N. A. (2023). Penerapan Massage
Effleurage Pada Ibu Kala I Persalinan Dengan Masalah Nyeri. Jurnal Aisyiyah
Palembang, 8(1), 85�92.
Liana. (2020). Teknik Massage Effleurage Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri
Persalinan Normal pada Kala I Fase Aktif. In Natural Aceh. Natural Aceh.
Lubis, D. R., Maryuni, & Anggraeni, L. (2020). Efektivitas Massage
Punggung Dalam Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida
& Multigravida. Jurnal Ilmiah Bidan, 5(1), 22�28.
Natalia, K., Damayanti, W., & Hutabarat, V. (2021). Teknik Massage
Counter Pressure Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Putri Hijau, 1(2), 50�53.
https://doi.org/10.36656/jpmph.v1i2.689
Notoatmodjo, S. (2020a). Metode Penelitian Kesehatan (Ketiga).
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2020b). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta.
Novtalina, E., Riana, E., Nurvembrianti, I., & Aprina, T. (2017).
Konsep Dasar Persalinan. In Buku Ajar.
Pasongli, S., Rantung, M., & Pesak, E. (2014). Efektifitas
Counterpressure Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif
Persalinan Normal Di Rumah Sakit Advent Manado. Jurnal Ilmiah Bidan, 12(3).
Rejeki, S. (2020a). Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non
Farmaka). In Unimus Press (Vol. 185, Issue 1). Unimus Press.
https://doi.org/10.1016/0014-5793(85)80729-8
Rejeki, S. (2020b). Manajemen Nyeri dalam Proses Persalinan (Non Farmaka).
Ribka Novita, K., Rompas, S., & Bataha, Y. (2017). Pengaruh Tehnik
Relaksasi Terhadap Respon Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif. 5,
1�4.
Sari, J. S. A. B. A. P. (2024). Efektivitas Effleurage Massage Terhadap
Intensitas Pengurangan Tingkat Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di PMB
Junita Am.Keb Kota Pematangsiantar Tahun 2024. Jurnal Kesehatan Republik
Indonesia, 1(8), 133�145.
Socha, M. W., Flis, W., Pietrus, M., Wartęga, M., & Stankiewicz,
M. (2022). Signaling Pathways Regulating Human Cervical Ripening in Preterm and
Term Delivery. Cells, 11(22), 1�25.
https://doi.org/10.3390/cells11223690
Suci Indah Sari, & Jumiati. (2024). Efektivitas deep back massage
terhadap penurunan nyeri persalinan kala I. JUBIDA (Jurnal Kebidanan), 3(1),
1�10.
Susilawati, E. (2017). Pengaruh Metode Relaksasi Pernafasan Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Fase Aktif. JOMIS (Journal Of
Midwifery Science), 1(2), 74�79.
Yolanda. (2020). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Ibu
Bersalin Kala I Fase Aktif. Skripsi.
Yulyana, M. (2023). Perbandingan Pemberian Aromaterapi Lavender Dan Lemon
Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Puskesmas
Cimanggu Pandeglang Banten Tahun 2022. Indonesian Scholar Journal of Nursing
and Midwifery Science (ISJNMS), 2(06), 718�727.
https://doi.org/10.54402/isjnms.v2i06.292
|
|