Analisis Margin
Pemasaran Ikan Bandeng
(Chanos Chanos) di Tempat
Pelelangan Ikan Sedati Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo
Analysis of Marketing Margin of Milkfish (Chanos Chanos) at the
Sedati Fish Auction Place, Sedati District, Sidoarjo Regency
Dionisius Agung
Nahi1*, Rosidah Wahyu Ningtyas2, Angga Pratama Putra3
Universitas
Dr. Soetomo Surabaya,
Indonesia
Email: [email protected]*
*Correspondence:
Dionisius Agung Nahi
DOI: 10.59141/comserva.v4i7.2558 |
ABSTRAK Perairan
pesisir memiliki peran penting dalam mendukung berbagai aktivitas seperti
perikanan dan transportasi, yang secara signifikan berkontribusi pada
peningkatan produksi ikan, pemenuhan kebutuhan gizi, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sedati. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis margin pemasaran ikan di TPI Sedati dan
memahami saluran distribusinya. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan teknik Snowball Sampling, menggunakan data primer dan
sekunder. Saluran pemasaran yang diidentifikasi terbagi menjadi dua jenis.
Saluran Langsung melibatkan produsen yang menjual ikan langsung kepada
konsumen, memastikan kesegaran dan efisiensi kontrol kualitas. Saluran Tidak
Langsung melibatkan perantara seperti pedagang grosir dan pengecer, di mana
ikan melewati beberapa pihak sebelum sampai ke konsumen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemasaran ikan bandeng di TPI Sedati berjalan secara
efisien melalui saluran-saluran ini, memfasilitasi distribusi dari produsen
ke pasar sekaligus menjaga kualitas ikan. Margin pemasaran menunjukkan bahwa
produsen memperoleh keuntungan sebesar Rp3.000/kg, sedangkan pengecer
mendapatkan keuntungan sebesar Rp2.500/kg dari konsumen akhir. Temuan ini
menyoroti pentingnya sistem distribusi yang terstruktur di TPI Sedati dalam
mendukung sektor perikanan dan kesejahteraan masyarakat. Kata kunci: margin
pemasaran, ikan bandeng, saluran pemasaran. |
|
ABSTRACT Coastal waters
play a vital role in supporting various activities, such as fisheries and transportation, which significantly contribute to improving fish production, fulfilling nutritional needs, and enhancing
the livelihoods of the community
in Sedati Fish Auction Center (TPI Sedati). This study aims to analyze the
marketing margin of fish at TPI Sedati
and understand its distribution channels. A qualitative method with the
Snowball Sampling technique
was employed, utilizing both primary and secondary
data. The marketing channels
identified are categorized
into two types. The Direct Channel involves producers selling fish directly to consumers,
ensuring freshness and efficient quality control. The Indirect Channel includes intermediaries such as wholesalers and retailers, where fish pass through
multiple hands before reaching consumers. Results indicate that milkfish marketing at TPI Sedati operates efficiently through these channels, facilitating distribution from producers to markets while maintaining quality. The marketing margin reveals that producers earn a profit margin of IDR
3,000/kg, while retailers
gain IDR 2,500/kg from final consumers.
These findings highlight the effective distribution system at TPI Sedati, ensuring fish freshness and streamlined processes from source to market.
The study underscores the
importance of structured marketing channels in supporting the fisheries sector and community
livelihood. Keywords: marketing margin, milkfish, marketing channels. |
Perairan yang sangat
potensial, menumbuhkan berbagai jenis kegiatan. Di antaranya adalah kegiatan
perikanan, transportasi, dan lain-lain. Masing-masing kegiatan tersebut
memiliki peranan yang sangat besar untuk meningkatkan produksi perikanan guna
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, termasuk meningkatkan ekspor, melancarkan
arus lalu lintas baik untuk transportasi barang maupun penumpang, serta
meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya nelayan dan petani ikan di satu
pihak, dan pihak lain untuk menambah pendapatan daerah dan nasional. Perhatian
pemerintah dalam meningkatkan pembangunan pada subsektor
perikanan tercantum pada beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
(Sutarjo, 2014; Yusuf et al.,
2020).
Perhatian pemerintah ini
bertujuan untuk meningkatkan pembangunan pada subsektor
perikanan guna mendukung peningkatan produksi, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas, untuk memenuhi kebutuhan pangan, gizi, serta kebutuhan industri di
dalam negeri dan peningkatan ekspor hasil perikanan. Selain itu, kebijakan ini
juga berfokus pada peningkatan produktivitas usaha perikanan, nilai tambah, dan
pendapatan petani nelayan, serta pembukaan lapangan kerja baru yang dapat
menunjang pembangunan daerah (Yuslianah, 1995; Rahmah
et al., 2023). Pemerataan
konsumsi ikan juga menjadi salah satu sasaran penting dalam kebijakan ini
(Kurniawan & Nurmandi, 2021).
Sumber daya perairan
Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan dalam berbagai kegiatan, seperti
perikanan dan transportasi, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan
produksi perikanan untuk kebutuhan pangan, gizi, dan ekspor (Awaru, 2021; Misbahuddin,
2017). Perikanan adalah sektor vital dalam perekonomian Indonesia, terutama di
daerah pesisir. Kabupaten Sidoarjo, dengan kekayaan sumber daya alamnya,
memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri perikanan (Farag et al.,
2021; Winarni et al.,
2019).
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sedati berperan penting sebagai pusat pemasaran ikan yang
mendukung keberlangsungan usaha nelayan dan memenuhi kebutuhan pasar. Namun,
praktik pemasaran ikan sering dihadapkan pada tantangan seperti fluktuasi
harga, rantai distribusi yang panjang, dan perbedaan margin signifikan antara
saluran pemasaran (Suhas et
al., 2022). Masalah ini menyebabkan petani ikan dan
nelayan tidak selalu mendapatkan keuntungan optimal, memengaruhi kesejahteraan
mereka (Emerson et al.,
2012).
TPI Sedati
juga berfungsi sebagai jembatan antara nelayan dan konsumen, di mana nelayan
menjual hasil tangkapan kepada pedagang yang mendistribusikan produk ke
berbagai saluran pemasaran, baik lokal maupun regional. Namun, meskipun
aktivitas ini menjanjikan, banyak pelaku usaha mengalami kendala dalam
memperoleh margin keuntungan optimal (A. Rahim, 2022; Ramli et
al., 2021). Faktor-faktor eksternal, seperti
fluktuasi harga ikan, biaya transportasi, dan kondisi pasar, juga memengaruhi
margin pemasaran (Hamudeng & Firmansyah, 2023).
Analisis margin pemasaran
penting untuk memahami keuntungan dari setiap saluran pemasaran. Margin
pemasaran adalah selisih harga di tingkat pengecer (konsumen) dengan harga yang
diterima pembudidaya. Dengan kata lain, tingkat margin pemasaran mencerminkan
perbedaan harga di tingkat konsumen sebagai hasil interaksi antara penawaran
primer dan permintaan turunan (Shalini & Orlando,
2023; Yusuf et al., 2020).
Analisis ini diharapkan memberikan gambaran tentang struktur biaya dan
keuntungan pelaku usaha, mulai dari nelayan hingga konsumen akhir (Agranoff, 2018; Ansell & Gash, 2008).Penelitian ini, bertujuan untuk menganalisis
margin pemasaran dari berbagai saluran pemasaran ikan TPI Sedati. Dengan
memahami struktur biaya dan pendapatan, diharapkan dapat memberikan rekomendasi
untuk meningkatkan efisiensi pemasaran serta kesejahteraan pelaku usaha.
Penelitian ini diharapkan memberikan rekomendasi strategi bagi para pelaku
usaha dan meningkatkan efisiensi dan daya saing sesama pedagang. Dengan
mengatahui potensi dan tantangan dalam pemasaran, pelaku usaha dapat mengambil
langkah yang lebih tepat dalam menentukan strategi bisnis yang pada akhirnya
dapat berkontribusi pada kesejahteraan mereka.
Penelitian ini telah
dilaksanakan di Tempat Pelelangan Ikan Jl. Tambak Cemandi No.358 Dusun Gisiksemanggi, Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada bulan
Juli sampai bulan Agustus 2024.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Kualitatif dengan teknik Snowball Sampling. Menurut
Sugiyono (2014) Snowball
Sampling merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil,kemudian membesar,hal ini dikarenakan sumber data yang sedikit tersebut
belum mampu memberikan data yang memuaskan,maka mencari informan lain yang digunakan sebagai sumber data.
Penelitian snowball sampling digunakan untuk mengidentifikasi atau merekrut
responden yang sulit dijangkau atau terdokumentasi dengan baik dalam populasi
target.
Sumber data adalah survey
dari mana data dapat diperoleh. Bila perolehan data dengan cara menggunakan kuisioner atau wawancara,
maka sumber data disebut respon. Namun, jika sumber data berupa benda, gerak
atau proses tertentu disebut teknik observasi. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari nelayan ikan bandeng. Data
sekunder diperoleh dari instansi terkait atau lembaga maupun hasil penelitian
terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Teknik Analisi Data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
Margin Pemasaran. Margin Pemasaran adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama
dan harga yang dibayarkan oleh pembeli akhir. Biaya pemasaran akan semakin
tinggi jika banyak saluran pemasaran yang terlibat dalam lembaga pemasaran terhadap suatu produk sebelum produk
sampai ketangan konsumen akhir (Yusniati Kai, 2013).
Lembaga pemasaran
bertujuan untuk memasarkan produk serta menyesuaikan permintaan dan penawaran. Margin dapat
menunjukan nilai tambahan
dari petani hingga
sampai di tangan konsumen. Analisis Margin ini
dapat digunakan untuk menganalisis sistem pemasaran dari perspektif makro
(pemasaran produk dari petani hingga konsumen) Adapun rumus margin pemasaran
dapat dilihat sebagai berikut:
Keterangan:
MP = Margin Pemasaran (Rp/kg)
Pr = Harga di tingkat konsumen
(Rp/kg)
Pf = harga yang diterima oleh produsen (Rp/kg)
Saluran pemasaran adalah sekumpulan organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses penyediaan suatu produk
ataupun pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran atau saluran distribusi
merupakan serangkaian organisasi yang terkait di dalam suatu kegiatan
yang digunakan untuk meyalurkan produk serta status
pemiliknya dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran memungkinkan arus barang
dari produsen, melalui
perantara, untuk pembeli. Beberapa perantara benar-benar membeli barang
dari penjual, menyimpanya, dan menjualnya kepada pembeli (Malau, 2017).
Saluran pemasaran
ikan juga terdiri dari berbagai jalur
yang digunakan untuk mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen akhir.contoh
jalur saluran pemasaran
ikan sebagai berikut:
1. Saluran Langsung: Produsen menjual ikan langsung kepada konsumen, misalnya melalui pasar tradisional atau penjualan online.
2. Saluran Tidak Langsung: Melibatkan perantara seperti pedagang grosir atau pengecer. Dalam saluran ini, ikan yang dijual akan melalui beberapa tangan sebelum sampai ke konsumen.
3.
Bentuk Saluran Pemasaran
Satu
Dalam penelitian ini saluran
pemasaran yang digunakan adalah bentuk saluran pemasaran tingakat satu (One
Level Channel) disebut saluran tingkat satu karena hanya satu lembaga
perantara, yang dimana lembaga perantara untuk barang konsumen pada umumnya
melalui pengecer dan dari pengecer menuju
tangan konsumen akhir.
Dari bentuk saluran
pemasaran di TPI Sedati
seperti gambar di atas terdapat alur
distribusi dari saluran pemasaran yang mana Produsen sebagai pemebudidaya ikan,
lalu produsen menjual hasil ikan kepada pengecer dan pengecer menjual kembali
ke konsumen.
1. Lemaga pemasaran punya tugas untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen.Menyediakan saluran distribusi yang efisien supaya barang sampai ke tangan konsumen dengan cepat dan tepat
2. Riset pasar Sebelum menjual produk lembaga pemasaran biasanya melakukan riset pasar untuk tahu kebutuhan dan keinginan konsumen.
3. Promosi yaitu lembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan promosi produk.Mereka pakai berbagai cara mulai dari iklan,media sosial.
4. Penetapan harga menjadi salah satu fungsi lembaga pemasaran.mereka menganalisis pasar dan biaya produksi untuk menetapkan harga yang kompetetif,sehingga prooduk tetap menarik bagi konsumen.
5. Manajemen hubungan pelanggan (CRM) Lembaga pemasaran juga fokus untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
6. Pengembangan produk Berdasarkan hasil riset pasar, lembaga pemasaran bisa merekomendasikan pengembangan produk baru atau perbaikan yang suda ada
7. Menyediakan layanan purna jual Lembaga pemasaran juga mengurus layanan purna jual, seperti garansi , service dan support bagi konsumen pembelian.
1. Margin Pemasaran
Secara umum,
margin pemasaran adalah perbedaan harga suatu barang yang diterima produsen
dengan harga yang dibayar konsumen. Sedangkan
menurut para ahli menjelaskan bahwa, margin pemasaran
adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menyatakan perbedaan
harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dibayarkan oleh
pembeli akhir. Biaya pemasaran akan semakin tinggi jika banyak saluran
pemasaran yang terlibat dalam lembaga pemasaran terhadap
suatu produk sebelum
produk sampai ketangan konsumen
akhir (Yusniati Kai, 2013).
Lembaga pemasaran
yang bertujuan untuk memasarkan produk serta menyesuaikan permintaan dan
penawaran. Margin dapat menunjukan nilai tambahan dari petani hingga sampai di
tangan konsumen. Analisis Margin ini
dapat digunakan untuk menganalisis sistem pemasaran dari perspektif makro
(pemasaran produk dari petani hingga konsumen) Adapun rumus margin pemasaran
dapat dilihat sebagai berikut:
Rumus Margin
Pemasaran:
Keterangan:
MP = Margin Pemasaran (Rp/kg)
Pr = Harga di tingkat konsumen
(Rp/kg)
Pf = harga yang diterima oleh produsen (Rp/kg)
2. Tabel Margin Pemasaran
Tabel
1.Margin pemasaran pada ikan Bandeng
di TPI Sedati Kab. Sidoarjo
No |
Keterangan |
Harga Jual (Rp) |
Margin (Rp) |
1. |
Pembudidaya |
Rp.19.5000 |
|
2. |
Pengecer |
Rp.22.500 |
Rp.3.000 Rp.2.500 |
3. |
Konsumen |
Rp.25.000 |
Sumber: Hasil
Analisis 2024
1. Pembudidaya atau produsen mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp.19.500/kg menjual kepada pengecer dengan harga sebesar Rp.22.500/kg sehingga mendapat margin keuntung sebesar Rp.3.000/kg
2. Pengecer membeli ikan Bandeng dari Produsen sebesar Rp.22.500/kg dan menjual kepada konsumen sebesar Rp.25.000/kg sehingga pengecer mendapat margin keuntungan sebesar Rp.2.500/kg
3. Konsumen membeli ikan Bandeng dari pengecer seharga Rp.25.000/kg. Konsumen tidak mendapatkan margin keuntungan karena Konsumen merupakan tahap akhir dari distribusi ini.
Saluran pemasaran
ikan Bandeng di tempat pelelangan ikan (TPI) Sedati,
Sidoarjo merupakan saluran tingkat satu (One Level Channel) yang melibatkan
produsen, pengecer, dan konsumen, yang terbukti efisien dalam mendistribusikan
ikan dari sumber ke pasar. Saluran ini memudahkan kontrol kualitas serta
menjaga kesegaran ikan dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Selain
itu, margin pemasaran di TPI Sedati menunjukkan bahwa
produsen memperoleh keuntungan sebesar Rp.3.000/kg, sementara pengecer
mendapatkan Rp.2.500/kg dari konsumen akhir. Penelitian ini diharapkan memiliki
implikasi luas untuk penelitian selanjutnya dengan topik serupa. Sebagai saran,
produsen dan pengecer dapat bekerja sama untuk menurunkan harga beli melalui
peningkatan volume pembelian atau negosiasi harga yang baik, serta meninjau
kembali harga jual berdasarkan permintaan pasar dan daya beli konsumen,
sehingga dapat memastikan harga yang wajar namun tetap menguntungkan. Dengan
pemahaman dan pengelolaan margin pemasaran yang baik, produsen dan pengecer
dapat membuat keputusan strategis untuk meningkatkan keuntungan mereka dalam
pemasaran ikan Bandeng di TPI Sedati, Sidoarjo.
A.
Rahim, M. (2022). Analisis margin pemasaran komoditas perikanan. Jurnal Ekonomi dan Manajemen,
8(2), 45-56.
Agranoff,
R. (2018). Collaborative public management: New strategies for local
governments. Georgetown University Press.
Ansell,
C., & Gash, A. (2008). Collaborative governance in theory and practice.
Journal of Public Administration Research and Theory, 18(4), 543�571.
Awaru,
S. (2021). Educational motivation and family support in children�s literacy.
Journal of Community Development, 4(1), 3�4.
Emerson,
K., Nabatchi, T., & Balogh, S. (2012). An
integrative framework for collaborative governance. Journal of Public
Administration Research and Theory, 22(1), 1�29.
Farag,
A., El-Sayed, A., & Hassan, M. (2021). Efficacy of siwak-based
toothpaste on gingival inflammation. Journal of Periodontal Science, 12(4),
245�252.
Hamudeng,
D., & Firmansyah, R. (2023). Antibacterial and remineralization potential
of siwak in oral health care. Asian Journal of
Dentistry and Oral Hygiene, 18(1), 23�34.
Kurniawan,
T., & Nurmandi, A. (2021). Public policy networks
in developing regions. Regional Studies Journal, 15(2), 78�91.
Malau,
A. (2017). Manajemen saluran distribusi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Misbahuddin, M. (2017). Coastal dynamics and socio-economic development. Coastal
Studies Journal, 2(3), 2.
Rahmah,
R., Hasan, T., & Fitriani, S. (2023). Effectiveness of siwak
mouthwash on oral pH stability. International Journal of Oral Science, 19(3),
210�223.
Ramli, N.
A., Yusuf, M., & Akmal, A. (2021). Challenges and proper usage of siwak in modern oral care. Dentistry Today, 35(7), 78�85.
Shalini,
C., & Orlando, D. J. (2023). Pancytopenia. StatPearls
Publishing. Retrieved September 15, 2025, from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563146/
Sugiyono.
(2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhas, S.
G., Akash, R. K., Avinash, D., & Swaragandha, S.
J. (2022). Clinical and etiological profiles of patients with pancytopenia in a
tertiary care hospital. Cureus, 14(10), e30449.
Sutarjo,
S. C. (2014). Kebijakan perikanan berkelanjutan. Jakarta: Pustaka Harapan.
Winarni,
S., Fitriyani, M., & Kurniawati,
H. (2019). Standardization and modern applications of siwak.
Journal of Advanced Oral Health Research, 14(2), 145�159.
Yuslianah. (1995). Kebijakan pembangunan
perikanan. Bandung: Balai Pustaka.
Yusuf,
M., Nuraini, S., & Arif, H. (2020). Poverty and education challenges in
coastal areas. Journal of Social and Economic Studies, 5(2), 12�20.
Yusniati
Kai. (2013). Analisis margin pemasaran
dan biaya pemasaran. Jurnal
Manajemen Pemasaran, 3(1), 45�52.