Strategi
Branding Media Baru dan Pengaruhnya Terhadap Persepsi Generasi Muda: Studi
Kasus Taylor Swift
Erika Stephanie Thio
Universiti Sains Malaysia, Malaysia
Email: [email protected]
*Correspondence: Erika Stephanie Thio
DOI: 10.59141/comserva.v4i6.2548 |
ABSTRAK Pesatnya
perkembangan media baru membuka peluang besar bagi banyak artis musik.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh branding di media baru
terhadap persepsi musik generasi muda, dengan fokus pada artis Taylor Swift.
Karier Swift dimulai sebagai penyanyi country, namun kemudian ia beralih ke
genre pop, menjadi ikon global yang menarik perhatian generasi muda.
Penelitian ini memiliki dua tujuan utama: pertama, menganalisis strategi
branding Taylor Swift di Instagram; kedua, memahami dampak strategi tersebut
pada generasi muda. Mengingat minimnya penelitian tentang branding artis
musik di media sosial, khususnya Taylor Swift, penelitian ini berupaya
mengisi kesenjangan tersebut. Metode yang digunakan adalah kuantitatif,
dengan data yang dikumpulkan melalui kuesioner survei online kepada 130
responden berusia 14�25 tahun menggunakan teknik snowball sampling. Hasil
survei menunjukkan bahwa branding Swift secara online berpengaruh positif,
meningkatkan ketertarikan generasi muda untuk mendengarkan musiknya dan
mengikuti perkembangannya. Temuan ini berpotensi memberikan wawasan baru bagi
peneliti di bidang branding artis musik di media sosial. Penelitian ini juga
merekomendasikan penerapan variabel serupa pada artis lain untuk menggali
lebih dalam keunikan yang membuat Taylor Swift berbeda dari artis musik
lainnya. Kata kunci: Branding,
Taylor Swift, Generasi Muda, Persepsi |
|
ABSTRACT The rapid development of new
media has created vast opportunities for many artists in the music industry.
This study aims to analyze the impact of branding through new media on the
musical perceptions of the younger generation, focusing specifically on artist
Taylor Swift. Swift�s career began as a young country singer, but she
transitioned to pop, becoming a global icon and a major influence on young
audiences. This study has two main objectives: first, to analyze Taylor
Swift�s branding strategies on Instagram; and second, to assess the impact of
these strategies on the younger generation. Given the limited research on
music artist branding on social media, especially concerning Taylor Swift,
this study aims to bridge that gap. The method used is quantitative, with
data collected via an online survey questionnaire involving 130 respondents
aged 14�25, selected through snowball sampling. The survey results indicate
that Swift's online branding has a positive influence, increasing young
audiences' interest in listening to her music and following her career. These
findings have the potential to provide new insights for researchers exploring
artist branding in social media. The study also recommends applying similar
variables to other artists to further investigate what sets Taylor Swift
apart from others in the music industry. Keywords: Branding, Taylor Swift, Younger
Generation, Perception |
Menurut Fountain
(2021), kemunculan internet sejak
akhir 1990-an telah memainkan peran penting dalam cara musik dikonsumsi
secara global, menciptakan efek kupu-kupu yang secara tidak langsung
mempengaruhi bagaimana musisi dan artis diberi kompensasi dan dibayar. Namun, branding
musik di media sosial baru dimulai pada 2000-an ketika ponsel mulai menjadi
lebih populer meskipun belum booming. Pada tahun 2010-an, media sosial
mulai benar-benar booming, sehingga membuka peluang yang belum pernah
ada sebelumnya. Dampak transformatif pada pencipta dan pendengar sangat jelas.
Dengan runtuhnya dinding keempat, muncul paradigma baru yang memungkinkan para artis
untuk berkomunikasi langsung dengan audiens mereka (Fountain, 2021).
Media sosial
memperkenalkan tingkat promosi musik yang belum pernah terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya. Semakin banyak platform yang bersaing untuk mendapatkan perhatian
orang, sehingga mereka memperkenalkan fitur tanpa batas untuk menghibur
penonton. Masing-masing artis mulai bereksplorasi dengan teknik branding dan
pemasaran, mencoba menemukan gaya unik mereka. Laporan menunjukkan bahwa audiens
di media sosial menanggapi hal ini dengan sangat positif dengan pendapatan streaming
meningkat sebesar 46% sejak dimulainya penggabungan media sosial ke dalam branding
(Watson et. al, 2022). Ada korelasi langsung antara jumlah pengikut dan royalti
khususnya dari streaming musik.
Terdapat
perubahan drastis dalam taktik branding dan pemasaran di media sosial
dari awal kemunculannya hingga saat ini. Ketika media sosial pertama kali
digunakan untuk tujuan branding, fokus utama dan satu-satunya adalah
konektivitas dengan audiens. Aspek komunikasi dua arah adalah aspek yang paling
menarik dalam hal pemasaran dan branding, dan itu terutama berfokus pada
musik (Salo et al., 2013). Namun kini media sosial dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan lain, dan lebih fokus pada kepribadian artis ketika menyusun
strategi.
Saat ini, artis
musik memanfaatkan platform media sosial mereka untuk branding yang
lebih mendalam. Taylor Swift mulai menggunakan media sosial pada tahun 2011,
ketika ia membuat postingan Instagram pertamanya. Swift menggunakan pendekatan
berbeda untuk branding media sosial, dia pernah berkata bahwa dia
�terintimidasi oleh rasa takut menjadi biasa� (Aguirre, 2019), dan Istilah
�biasa� bukan suatu kata yang tepat untuk menggambarkan cara Taylor
memanfaatkan kehadirannya di media sosial untuk promosi dan branding.
Taylor Swift
telah menggunakan taktik teaser sepanjang kariernya, namun ia semakin
menekankan strategi ini seiring dengan munculnya media sosial, yang menyebabkan
album-albumnya menjadi sangat populer sejak awal kariernya. Dengan peluncuran
album ketiganya, �Speak Now,� ia sudah mencapai posisi 200 teratas di tangga
lagu Billboard AS (Kaufman, 2010), dan pola ini terus berlanjut. Peluncuran
album studio keenamnya pada tahun 2017 dimulai dengan sebuah teaser di
Instagram berupa gambar ular, untuk menandai hitungan mundur menuju rilis album
tersebut. Sebelum itu, Swift menarik perhatian audiensnya dengan menghapus
semua konten lama dari feed-nya.
Langkah tersebut
menyebabkan respon besar berupa spekulasi dan kegembiraan di kalangan
penggemarnya, yang sebagian besar terdiri dari generasi muda. Album Taylor
Swift, �Reputation,� akhirnya menjadi album keempat berturut-turut yang
menduduki puncak tangga lagu Billboard Top 200. �Reputation� bertahan di puncak
tangga lagu selama 4 minggu, memecahkan rekor seperti yang diantisipasi
(Sisario, 2018). Selain itu, tur untuk album tersebut menjadi tur dengan
pendapatan tertinggi dalam sejarah, dengan penjualan tiket mencapai 266,1 juta
dolar (Hodak, 2018).
Teknik ini
dilanjutkan dengan album-album lainnya, di mana Swift menggunakan apa yang dia
sebut sebagai �easter eggs�� petunjuk tersembunyi yang diberikan sebelumnya
melalui video musik atau wawancara untuk menjaga keterlibatan penggemar. Dia
telah memberikan petunjuk tentang album terbarunya, �Midnights,� yang diumumkan
sejak September 2021 dan dirilis pada Oktober 2022, ini membuat penggemar
menyusun teori dan bertanya-tanya tentang langkah selanjutnya selama satu tahun
penuh. �Midnights� baru saja dinyatakan sebagai album dengan jumlah streaming
terbanyak dalam satu hari dalam sejarah oleh Spotify, dengan 183 juta streaming
di hari pertama (Spotify, 2022), yang menunjukkan betapa kuatnya taktik branding
media sosialnya.
Seiring
berjalannya waktu, media sosial telah mengalami pergeseran signifikan di mana
peran influencer kini lebih dominan dibandingkan brand, yang menunjukkan
perubahan besar dalam dinamika peran. Inilah sebabnya mengapa terdapat berbagai
studi tentang influencer sehubungan dengan media sosial dan branding,
menganalisis bagaimana mereka bisa mencapai tingkat di mana orang lebih peduli
dengan pendapat mereka atau mempercayai kata-kata mereka. Studi sebelumnya
seperti Jin et al. (2019) dan Glucksman (2017) membahas pentingnya branding
influencer dan bagaimana hal itu mempengaruhi audiens. Artis musik juga
dianggap sebagai influencer; namun, masih kurang studi mengenai branding
artis musik di media sosial dan bagaimana hal itu mempengaruhi tanggapan audiens
terhadap musik mereka, khususnya Taylor Swift. Swift telah mengubah branding
media sosial untuk artis dengan berbagai cara; dia memperkenalkan pendekatan
yang lebih menyenangkan dalam memasarkan lagunya dan ini dikenal sebagai gaya
khasnya. Dikatakan bahwa �Taylor Swift adalah industri musik� (Walters, 2014).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi branding Taylor Swift
di Instagram serta menilai dan memahami pengaruh strategi tersebut terhadap
persepsi generasi muda.
Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner survei, salah
satu instrumen yang umum dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk
mengumpulkan data dari responden mengenai variabel dependen dan independen.
Berdasarkan tinjauan komprehensif terhadap penelitian dan literatur sebelumnya,
berbagai pertanyaan dikembangkan untuk mengukur kedua variabel ini. Penelitian
ini mencakup dua variabel utama: variabel independen, yaitu strategi branding
musik di media sosial, dan variabel dependen, yaitu persepsi generasi muda
terhadap artis musik dan musik mereka. Berdasarkan teori yang relevan, tiga
variabel independen dipilih, yaitu 'menstimulasi minat', 'kampanye viral', dan
'mengelola kehadiran sosial', yang dianalisis melalui survei kuantitatif dengan
referensi pada literatur sebelumnya. Operasionalisasi variabel menjelaskan
konsep-konsep teoritis dalam penelitian ini; misalnya, variabel 'menstimulasi
minat' fokus pada strategi Taylor Swift di media sosial yang bertujuan
meningkatkan antusiasme penggemar, seperti permainan "Midnights Mayhem
with Me" untuk mengungkap nama lagu dalam albumnya. 'Kampanye viral'
meliputi strategi inovatif yang memengaruhi persepsi audiens, sedangkan
'mengelola kehadiran sosial' merujuk pada cara Swift mempresentasikan diri di
media sosial untuk membentuk persepsi generasi muda. Data yang dikumpulkan
dianalisis secara statistik melalui analisis deskriptif guna menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen serta efektivitas penelitian
ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Temuan ini
mengungkapkan bagaimana branding media baru mempengaruhi persepsi
generasi muda terhadap Taylor Swift dan musiknya. Kuesioner ini menguji tiga
variabel independen dalam studi ini, yaitu: menstimulasi minat, kampanye viral,
dan mengelola kehadiran sosial. Tujuan utama dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis strategi branding
Taylor Swift di Instagram
2. Menilai dan memahami pengaruh strategi branding
tersebut terhadap persepsi generasi muda
Jumlah target
minimal responden untuk penelitian ini adalah 100. Total 130 tanggapan dicatat
dan dianalisis. Peneliti menganalisis data melalui analisis deskriptif
mendetail untuk menguji tingkat signifikansi setiap pertanyaan terstruktur
dalam survei terhadap tujuan penelitian ini.
Para responden
sebagian besar terdiri dari orang muda di Indonesia, khususnya dari daerah Jawa
Barat. Kuesioner ini terdiri dari enam bagian dengan total delapan belas
pertanyaan. Dari 130 tanggapan yang dikumpulkan, sebanyak 85,4% di antaranya
mengikuti Taylor Swift di Instagram. Kuesioner ini didistribusikan melalui
berbagai platform media sosial untuk mendapatkan tanggapan dari para responden.
Bagian selanjutnya dari bagian ini akan menampilkan pertanyaan-pertanyaan
beserta tanggapan statistiknya.
1.
Kelompok usia
Gambar 1. Kelompok Usia
Gambar tersebut
menggambarkan sebaran usia responden dalam penelitian ini. Peneliti menyasar
responden dengan rentang usia antara 14 hingga 25 tahun. Dari 130 tanggapan
yang tercatat, sebanyak 2 responden (1,5%) berada pada kelompok usia 14 � 17
tahun. Selanjutnya, sebanyak 67 responden (51,5%) berada pada kelompok usia 18
� 21 tahun. Diikuti oleh 53 responden (40,8%) di kelompok usia 22 � 25 tahun.
Terakhir, sebanyak 8 responden (6,2%) berada pada kelompok usia 25 tahun ke
atas.
2.
Jenis Kelamin
Gambar 2
menunjukkan sebaran responden baik laki-laki maupun perempuan tercatat sebanyak
80 (62%) responden untuk perempuan dan 49 (38%) responden untuk laki-laki. Singkatnya,
bagian demografi dari survei ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia
18 � 21 tahun, dan jenis kelamin yang dominan adalah perempuan.
Gambar 3. Pengikut Instagram
Gambar 3
menunjukkan bahwa 111 responden (85,4%) mengikuti Taylor Swift di Instagram
sementara 19 (14,6%) tidak mengikutinya.
Ini adalah pertanyaan pertama yang menggunakan skala Likert, pertanyaan ini bertujuan untuk menguji sejauh mana keberhasilan Taylor Swift dalam membuat
pengguna Instagram mengenal
strategi branding-nya dan seberapa
efektif strategi tersebut.
Saya akrab dengan branding
Instagram Taylor Swift
����������� Sangat setuju������ ��������Setuju��
����������������Netral�
����������Tidak setuju� Sangat tidak setuju
Gambar 4. Keakraban Strategi
Gambar tersebut
menggambarkan kurva keakraban responden dengan strategi branding
Instagram Taylor Swift. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat
akrab dengan strategi tersebut.
Tujuan dari
bagian kuesioner ini adalah untuk menguji variabel independen �Stimulasi Minat�.
Bagian ini berfokus pada aktivitas misterius dan presentasi Taylor Swift di
media sosial sebagai strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan
pengikut penggemar. Tujuan utama dari pertanyaan-pertanyaan berikutnya adalah
untuk mengetahui seberapa baik penggunaan presentasi misterius Taylor Swift
dalam strategi online-nya dan bagaimana hal itu memengaruhi minat orang
terhadap dirinya sebagai pribadi dan musiknya.
Pertanyaan pertama
dalam bagian ini bertujuan untuk menentukan apakah kampanye Instagram Taylor Swift cukup
berhasil dalam membuat
orang lebih tertarik pada musiknya.
������������ Sangat setuju�������������� Setuju������ ������� ����Netral������������ �Tidak setuju��� Sangat tidak setuju
Gambar 5. Representasi Kampanye
Hasil yang ditunjukkan
pada Gambar 5 menggambarkan bagaimana representasi kampanye Instagram Taylor
Swift memengaruhi minat orang terhadap musiknya. Skala Likert menunjukkan bahwa
sebagian besar, yaitu 52 responden (40%), sangat setuju bahwa representasi
kampanye Taylor Swift di Instagram membuat mereka lebih tertarik pada musiknya.
Diikuti 19 responden (14,6%) bersikap
netral, dan 12 responden
(9,2%) sangat tidak setuju.
Karena audiens
utama Taylor Swift yang tertarik padanya dan sering mendengarkan musiknya
adalah kaum muda, penting baginya untuk mengetahui cara membuat mereka tertarik
dan membuat mereka tetap terlibat. Pertanyaan ini menguji seberapa sukses dia
dalam membuat mereka memahaminya.
Sebagai anak muda, saya merasa Taylor Swift memahami cara menarik pola
pikir anak muda dengan media sosialnya
��������� ���Sangat setuju�� ����Setuju������������������������� Netral�������� �����Tidak setuju Sangat tidak setuju
Gambar 6. Pemahaman Taylor Swift tentang pola pikir anak
muda
Pertanyaan ini
bertujuan untuk menguji persepsi orang tentang Taylor Swift dalam hal menarik
minat melalui kampanyenya. Skala Likert pada Gambar 4.2.3.2 menunjukkan bahwa
mayoritas, yaitu 58 responden (44,6%), sangat setuju bahwa Taylor Swift tahu
cara menarik minat pemikiran kaum muda dengan kampanye yang diiklankan di akun
media sosialnya. Sebanyak 19 responden
(14,6%) bersikap netral,
dan 7 responden (5,4%) sangat tidak
setuju.
Tujuan dari
pertanyaan ini adalah untuk menentukan
apakah strategi media sosial
Taylor Swift berpengaruh pada jangkauannya
dan cukup menarik minat orang sehingga mereka terpengaruh untuk mengikuti profil media sosialnya.
Kampanye Taylor Swift mempengaruhi saya untuk mengikuti akun media sosialnya
���������� Sangat setuju����������
���Setuju�������������������� Netral��������������� Tidak setujuSangat tidak setuju
Gambar 7. Pengikut media sosial
Gambar 7
menunjukkan bahwa 45 responden (34,9%) sangat setuju bahwa mereka mengikuti
Taylor Swift karena kampanyenya cukup menarik bagi mereka. 26 responden (20,2%)
menyatakan netral, dan 14 responden (10,9%) menyatakan sangat tidak setuju.
Sebagai
kesimpulan, hasil dari bagian ketiga ini menunjukkan bahwa penggunaan
presentasi misterius Taylor Swift di media sosial sebagai strategi untuk menstimulasi
minat terbukti berhasil, karena mayoritas responden mencatat tanggapan mereka dalam
kategori sangat setuju untuk ketiga pertanyaan tersebut.
Tujuan dari
bagian kuesioner ini adalah untuk menguji variabel independen �Kampanye Viral�.
Bagian ini berfokus pada teknik atau strategi inovatif yang digunakan Taylor
Swift untuk mempengaruhi persepsi target audiens. Tujuan utama dari
pertanyaan-pertanyaan berikut adalah untuk melihat seberapa besar teknik
inovatif yang ditampilkan di media sosialnya mempengaruhi audiens untuk lebih
antusias dalam mendengarkan musiknya. Akhir dari kesimpulan, hasil dari bagian
ini menunjukkan bahwa upaya Taylor Swift dalam menggunakan kampanye viral di
media sosial sebagai strategi untuk meningkatkan jumlah streaming dan
menarik lebih banyak orang kepada dirinya dan musiknya telah berhasil. Hal ini
dibuktikan dengan sebagian besar jawaban atas semua pertanyaan yang mencatatkan
respon �sangat setuju.�
Bagian kuesioner
ini mengkaji pengaruh presentasi Taylor Swift
di media sosial yang digunakan
untuk mengubah persepsi kaum muda.
Tujuan utama dari pertanyaan-pertanyaan dalam bagian
ini adalah untuk menentukan apakah cara seorang
artis mempresentasikan dirinya
di media sosial mempengaruhi
cara orang melihat musik mereka atau seberapa sering mereka melakukan streaming
musik tersebut. Untuk meringkas bagian kelima dari
kuesioner ini, jawaban terhadap ketiga pertanyaan menunjukkan bahwa cara Taylor Swift menampilkan dirinya di media sosial tidak selalu memengaruhi
cara orang memandang musiknya dan seberapa sering mereka melakukan
streaming. Namun, cara dia mempresentasikan dirinya dalam
wawancara dan teknik inovatif yang dia gunakan untuk mempromosikan album
barunya memang mempengaruhi minat orang terhadap musiknya.
Bagian keenam
dan terakhir dari kuesioner ini menguji persepsi responden. Bagian ini
bertujuan untuk menentukan bagaimana kaum muda memandang Taylor Swift
berdasarkan cara dia membangun branding dan mempresentasikan dirinya
secara online. Ini mencakup pertanyaan tentang kepribadiannya,
hubungannya dengan penggemar, dan kampanye media sosialnya.
Pada bagian ini
akan berfokus pada penyajian, interpretasi, dan pembahasan hasil terkait dengan
tujuan penelitian:
1.
Menganalisis strategi branding
Taylor Swift di Instagram
2. Menilai dan memahami pengaruh strategi branding
tersebut terhadap persepsi generasi muda
Selanjutnya, peneliti akan membahas
hubungan antara variabel dependen dan independen sehubungan dengan literatur
yang ada. bagian ini menyimpulkan penelitian dan berusaha menjawab pertanyaan
penelitian dari studi ini.
1.
Bagaimana Taylor Swift menerapkan
strategi branding-nya di media sosial?
2.
Sejauh mana strategi tersebut
mempengaruhi persepsi generasi muda?
Tujuan umum dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh branding dalam
industri musik, khususnya pada kalangan muda. Taylor Swift dipilih sebagai
studi kasus karena dia telah melakukan re-branding dirinya beberapa kali
sepanjang kariernya dan tahu cara menjaga minat penggemarnya melalui media baru
dan kehadiran online secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis strategi online yang diterapkan oleh Taylor Swift dari
waktu ke waktu dan menilai efektivitasnya berdasarkan performa album-albumnya
setelah menggunakan strategi online tertentu atau meluncurkan kampanye
baru. Selain itu, penelitian ini juga berusaha menguji efektivitas strategi
tersebut dengan meminta responden mengisi kuesioner yang mencakup berbagai
aspek yang ingin dijawab.
Populasi sampel
yang dipertimbangkan untuk penelitian ini adalah minimal 100 responden dalam
rentang usia 14 hingga 25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode
non-probabilitas berupa snowball sampling karena responden perlu berada
dalam rentang usia tertentu dan memiliki pengetahuan tentang Taylor Swift.
Metode pengumpulan data utama untuk penelitian ini adalah kuesioner survei
kuantitatif yang didistribusikan melalui berbagai platform online.
Sebagian besar pertanyaan menggunakan skala Likert dengan lima poin, yaitu:
Sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kuesioner
dibuat di platform �Google Forms� dan mendapatkan total 130 responden. Jenis
analisis yang dipilih untuk penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif, yang digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data secara
mendalam sehingga memberikan interpretasi yang bermakna dan menambah kekuatan
pada pertanyaan dan tujuan penelitian.
Temuan
keseluruhan dari kuesioner ini menunjukkan bahwa kaum muda memang sangat
memperhatikan Taylor Swift dan musiknya, terutama karena teknik branding
online yang inovatif dan kampanye di platform media sosialnya. Sebagian
besar responden mengisi jawaban mereka untuk semua pertanyaan yang menguji
hipotesis penelitian ini dengan pilihan �sangat setuju�, yang semakin
memperkuat hasil tersebut.
Sebagai
ringkasan, penelitian ini berhasil mengisi kesenjangan yang ada pada
penelitian-penelitian sebelumnya, yang umumnya fokus pada kelompok usia yang
lebih luas dan tidak secara spesifik membahas metode yang paling menarik bagi
kaum muda. Penelitian ini mengungkapkan bagaimana metode-metode tersebut
memotivasi kaum muda untuk mendengarkan musik dan menstimulasi minat mereka.
Telah diketahui
bahwa banyak faktor dan karakteristik yang memengaruhi persepsi orang terhadap
musik melalui branding media baru. Taylor Swift telah mengubah banyak
hal dalam industri musik dan cara orang melihat musik secara umum. Dia telah
berhasil mengubah dirinya berkali-kali sepanjang tahun dan menjaga relevansi
dirinya serta musiknya dengan cara yang inovatif, merilis musik di berbagai
genre, merancang kampanye viral, dan mengelola kehadirannya di media sosial
dengan baik untuk menarik perhatian orang pada dirinya dan musiknya. Hal yang
paling menarik dari Swift adalah meskipun dia kini berusia 34 tahun, dia masih
tahu cara menjangkau pola pikir kaum muda dengan kampanyenya dan menjaga
penggemar mudanya tetap �terobsesi� dengannya, meskipun ada perbedaan generasi
yang signifikan. Banyak artis mencoba hal ini dan gagal. Belum ada penelitian
yang fokus secara spesifik pada Taylor Swift dalam aspek-aspek yang diteliti
dalam studi ini, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi
strategi branding uniknya secara khusus dan mendetail.
Bagian 1 menyimpulkan
bahwa demografi orang yang menjawab kuesioner survei ini sebagian
besar adalah kaum muda (berusia
18 - 21 tahun) dan mayoritas berjenis
kelamin perempuan.
Bagian 2 dari kuesioner survei penelitian ini
bertujuan untuk menguji tingkat keakraban responden dengan strategi Instagram Taylor Swift, dan disimpulkan bahwa
mayoritas responden mengikuti Taylor Swift di Instagram dan akrab dengan
strategi branding online miliknya.
Bagian 3
bertujuan untuk menguji variabel independen pertama yaitu: �Stimulasi Minat�,
dan membuktikan hipotesis pertama:
H1a: Menstimulasi
minat sebagai strategi branding online berpengaruh positif pada persepsi
anak muda terhadap musik Taylor Swift.
Temuan pada
bagian ini membuktikan hipotesis pertama melalui tanggapan terhadap semua
pertanyaan yang disertakan. Hasilnya menunjukkan bahwa Taylor Swift menggunakan
�stimulasi minat� melalui aktivitas dan presentasi misterius sebagai strategi branding
online di platform media sosialnya, yang ternyata berhasil membuat orang
semakin tertarik dengan musiknya.
Bagian 4 bertujuan
untuk menguji variabel independen kedua �Kampanye Viral�, seperti bagian 3, hasil bagian keempat
juga menguji hipotesis kedua:
H1b: Kampanye
viral sebagai strategi branding online berpengaruh positif pada persepsi
anak muda terhadap musik Taylor Swift.
Temuan pada
bagian keempat berhasil membuktikan hipotesis ini melalui tanggapan yang
diberikan. Mayoritas responden setuju bahwa Taylor Swift menggunakan kampanye
viral sebagai strategi branding online untuk meningkatkan jumlah streaming
dan menarik lebih banyak perhatian terhadap dirinya dan musiknya. Kampanye
tersebut terbukti sukses dan memberikan pengaruh positif pada cara mereka
memandang musiknya.
Bagian kelima
dari kuesioner survei ini dirancang
untuk menguji variabel independen ketiga dan terakhir, yaitu �Mengelola Kehadiran Sosial�, serta untuk menguji hipotesis
ketiga dari penelitian ini.
H1c: Mengelola
kehadiran sosial sebagai strategi branding online mempunyai pengaruh
positif pada persepsi anak muda terhadap musik Taylor Swift.
Temuan dari
bagian ini membuktikan bahwa cara Taylor Swift mempresentasikan kepribadiannya
di media sosial mempengaruhi cara orang memandang musiknya dan seberapa sering
mereka mendengarkannya, meskipun tidak selalu. Namun, cara dia mempresentasikan
dirinya dalam wawancara dan teknik inovatif yang digunakannya untuk
mempromosikan album barunya merupakan faktor utama yang menstimulasi minat
responden terhadap musiknya.
Bagian keenam
dan terakhir dari kuesioner survei ini bertujuan untuk menguji aspek �persepsi�
dalam penelitian ini. Persepsi audiens merupakan elemen penting dalam
penelitian ini karena semua pertanyaan yang dimasukkan dalam kuesioner dibuat
berdasarkan persepsi audiens dan bagaimana branding online mempengaruhi
persepsi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup tes tentang langganan
pembaruan dan pemberitahuan online mengenai Taylor Swift, hubungan
antara dia dan para penggemarnya, kepribadiannya serta pengaruhnya terhadap
kebiasaan streaming audiens, serta bagaimana kampanye media sosial secara
keseluruhan memengaruhi kebiasaan streaming. Temuan dari bagian ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa mereka memandang Taylor
Swift secara positif hanya berdasarkan presentasi dan branding online-nya.
Mayoritas responden juga setuju bahwa mereka lebih sering mendengarkan musik
Taylor Swift berdasarkan bagaimana mereka memandang persona-nya dan kampanye
media sosialnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan bahwa strategi branding online Taylor Swift berhasil
memberikan pengaruh positif terhadap minat dan persepsi anak muda terhadap
dirinya dan musiknya. Strategi ini tidak hanya meningkatkan jumlah streaming
tetapi juga menjadikan setiap album barunya lebih sukses dibanding sebelumnya,
suatu pencapaian langka yang membedakannya dari artis lain. Mayoritas responden
memiliki sikap positif terhadap musiknya, yang merupakan hasil dari branding
dan pemasaran online yang konsisten, berkaitan erat dengan variabel independen
utama dalam penelitian ini. Temuan ini selaras dengan penelitian sebelumnya
oleh Allan (2019), Jordan (2016), dan Donham (2015), meskipun studi ini
memberikan fokus yang lebih langsung pada branding online Taylor Swift.
Implikasi dari penelitian ini relevan bagi literatur karena dapat memperkaya
pemahaman bagi peneliti yang ingin mengeksplorasi strategi branding artis
musik, khususnya dalam konteks media sosial, serta memberikan wawasan kepada
artis dalam merancang strategi branding yang efektif. Keterbatasan penelitian
ini adalah durasi penelitian selama tujuh minggu yang membatasi kedalaman studi
dan ruang lingkup responden yang hanya di wilayah Jawa Barat. Rekomendasi untuk
penelitian selanjutnya adalah mengkaji streaming musik secara khusus dengan
mengumpulkan data lebih rinci dari berbagai artis untuk menggali perbedaan unik
Taylor Swift dalam industri musik, serta melakukan analisis yang mendalam pada
artis lain untuk mencapai kesimpulan yang lebih luas dan komprehensif.
REFERENSI
Allan, D. B. (2019). Taylor made:
Swift branding. In SAGE Business Cases. SAGE Publications, Ltd.
https://dx.doi.org/10.4135/9781526470638
Aguirre, A. (2019, August 8). Taylor
Swift September issue: The singer on sexism, scrutiny, and standing up for
herself. Vogue.
https://www.vogue.com/article/taylor-swift-cover-september-2019
Barbara Walters. (2014, December 15).
Taylor Swift interview with Barbara Walters | Barbara Walters� most fascinating
people | ABC News [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=P-TFhUq3otQ
Bastos, W., & Levy, S. J. (2012).
A history of the concept of branding: Practice and theory. Journal of
Historical Research in Marketing, 4(3), 347�368.
https://doi.org/10.1108/17557501211252934
Brown, E. (1925). Marketing.
Harper & Bros, New York, NY.
Chaffey, D. (2012). Digital
marketing: Strategy, implementation and practice. Pearson Education.
Davis, M. (2017). Essentials of
branding. Van Haren Publishing.
Donham, T. (2015). The value of
branding in the music business. In Record Label Marketing (3rd ed.).
Fountain, T. M. (2021, September 13).
The evolution of the music industry�and what it means for marketing yourself as
a musician. Forbes.
https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2021/09/13/the-evolution-of-the-music-industry---and-what-it-means-for-marketing-yourself-as-a-musician/?sh=7a47100f297a
Glucksman, M. (2017). The rise of
social media influencer marketing on lifestyle branding: A case study of Lucie
Fink. Elon Journal of Undergraduate Research in Communications. 8(2).
Grzesiak, M. (2015). E-branding vs.
traditional branding. Modern Management Review.
https://doi.org/10.7862/rz.2015.mmr.56
Hess, A. (2018, May 1). What happens
when people and companies are both just brands. The New York Times. https://www.nytimes.com/2018/05/01/magazine/what-happens-when-people-and-companies-are-both-just-brands.html
Hodak, B. (2018, December 1). Taylor
Swift breaks U.S. record with �Reputation� stadium tour. Forbes.
https://www.forbes.com/sites/brittanyhodak/2018/11/30/taylor-swift-breaks-u-s-record-with-reputation-stadium-tour/?sh=42331cde348e
Jin, S. V.,
Muqaddam, A., & Ryu, E. (2019). Instafamous and social media influencer marketing. Marketing
Intelligence & Planning. 37(5), 567�579.
https://doi.org/10.1108/mip-09-2018-0375
Johansson, S., Werner, A., �ker, P.,
& Goldenzwaig, G. (2019). Streaming music:
Practices, media, cultures (1st ed.). Routledge.
Jordan, S. T. (2016). The ideology of
commodification in the music industry as exemplified by Taylor Swift.
https://digitalcommons.calpoly.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1231&context=comssp
Jokinen, T. (2016). Branding in
social media and its impact on brand image.
https://www.theseus.fi/handle/10024/105658
Kaufman, G. (2010). Taylor Swift tops
Billboard 200 with Speak Now.
https://www.mtv.com/news/e3aakf/taylor-swift-tops-billboard-200-chart-with-speak-now
Kaufman, G. (2017). Taylor Swift
deletes social media accounts and official website goes dark. Billboard.
https://www.billboard.com/music/pop/taylor-swift-deletes-social-media-accounts-7934021/
Kaur, S. P. (2013). Variables in
research. Indian Journal of Research and Reports in Medical Sciences.
Khamis, A. M. (2018). Influence of
social media marketing on the performance of small and medium enterprises in
Nairobi County, Kenya. University of Nairobi Research Archive, 1(1).
Latiff, Z. A., & Safiee, N. A. S. (2015). New business venture for social
media marketing � Instagram. Procedia Computer Science, 72, 13�23.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.12.100
Lipshutz, J. (2022, May 19). Here�s
how Taylor Swift�s �Red (Taylor�s Version)� compares to her original �Red� in
its first six months. Billboard.
https://www.billboard.com/music/pop/taylor-swift-red-taylors-version-comparison-sales-streams-1235073295/
Mason, A. N., Narcum,
J., & Mason, K. (2021). Social media marketing gains importance after
Covid-19. Cogent Business & Management, 8(1).
https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1870797
Mead, M. (2008). P. Greasley 2008:
Quantitative data analysis using SPSS � An introduction for health and social
sciences. Berkshire, UK: Open University Press. Illustration. 144 pp, �16.99
paperback. ISBN-13: 978-0-335-22305-3. �60.00 hardback. ISBN: 978-0-335-22306-0.
Primary Health Care Research & Development, 9(03).
https://doi.org/10.1017/s1463423608000790
Neville, M., O�malley,
C., & Rogers, C. (Producers), Wilson, L. (Director). (2020). Miss
Americana [Video file]. Retrieved from www.netflix.com/miss-americana
Omodho, E. M. (2019). Influence
of social media marketing on brand awareness in the hotel industry in Kisumu
City. University of Nairobi Research Archive, 1(1).
http://erepository.uonbi.ac.ke/handle/11295/109184
Oxford Dictionary. (2022). Noun
perception - Definition, pictures, pronunciation, and usage notes. Oxford
Advanced Learner�s Dictionary.
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/perception?q=perception
Raharja, M.
[@mahaliniraharja]. (2024). #beRMuara [Profil Instagram]. Instagram. Diakses 22
Juli 2024, dari https://www.instagram.com/mahaliniraharja/
Salo, J.,
Lankinen, M., & M�ntym�ki, M. (2013). The use of social media for artist
marketing: Music industry perspectives and consumer motivations. International
Journal on Media Management, 15(1), 23�41.
https://doi.org/10.1080/14241277.2012.755682
Shannon Rutberg, & Christina D Bouikidis. (2018). Focusing on the fundamentals: A
simplified differentiation between qualitative and quantitative research. Nephrology
Nursing Journal, 45(2), 209�212. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30303640/
Sisario, B. (2018, January 1). Taylor
Swift�s �Reputation� takes back No. 1 on the chart. The New York Times.
https://www.nytimes.com/2018/01/01/arts/music/taylor-swifts-reputation-takes-back-no-1-on-the-chart.html
Spotify. (2022, October 22). Taylor
Swift breaks two records with �Midnights�, becoming the most streamed artist on
Spotify.
https://newsroom.spotify.com/2022-10-22/taylor-swift-breaks-two-records-with-midnights-becoming-the-most-streamed-artist-on-spotify/
Stern, B. B. (2006). What does brand
mean? Historical-analysis method and construct definition. Journal of the
Academy of Marketing Science. 34(2), 216�223.
https://doi.org/10.1177/0092070305284991
Tenny, S.,
Brannan, G., Brannan, J., & Sharts-Hopko, N. (2017). Qualitative study. StatPearls
Publishing. https://europepmc.org/article/NBK/nbk470395
Wang, P. (2015). Music and
advertising. The influence of advertising and media on the development of the
music industry in the USA. International Journal of Music Business Research,
1(1).
Wang, W. Y., Pauleen, D. J., &
Zhang, T. (2016). How social media applications affect B2B communication and
improve business performance in SMEs. Industrial Marketing Management,
54, 4�14. https://doi.org/10.1016/j.indmarman.2015.12.004
Wang, Z., & Kim, H. G.
(2017). Can
social media marketing improve customer relationship capabilities and firm
performance? Dynamic capability perspective. Journal of Interactive
Marketing, 39, 15�26. https://doi.org/10.1016/j.intmar.2017.02.004
Watson, A., Watson, J. B., &
Tompkins, L. (2022). Does social media pay off for music artists? Quantitative
evidence on the co-evolution of social media, streaming, and live music. Journal
of Cultural Economics, 1�15. https://doi.org/10.1080/17530350.2022.2087720
|
|