Pemahaman Siswa SMA Terhadap Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

 

High School Students' Understanding of the Function of Guidance and Counseling in Schools

 

Sri Agustina Putri

Universitas Negeri Padang, Indonesia

 

Email : [email protected]

Correspondence: Sri Agustina Putri

DOI: 10.59141/comserva.v4i6.2508

ABSTRAK

Pada tingkatan peserta didik sekolah menengah atas, bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang diperlukan untuk membantu peserta didik menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Pada usia ini peserta didik mulai mengembangkan apa yang ingin dilakukan tentunya apabila hal ini dilakukan tanpa pengawasan bisa saja menjadi buruk bagi peserta didik. Oleh sebab itu, perlu pemahaman dari peserta didik mengenai fungsi bk di sekolah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu literatul review. Literatur review adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi. Literatur review bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis terhadap pengetahuan yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti untuk menemukan ruang kosong bagi penelitian yang akan dilakukan. Dari beberapa jurnal yang telah di kaji, ditemukan hasil penemuan bahwa masih banyak peserta didik belum memahami fungsi bk disekolahnya, mereka berpandangan bk adalah tempat dimana siswa bermasalah di proses dan tindak. Selain itu, ada ketakutakan akan di cela oleh teman apabila masuk ke ruangan bk. Kurangnya pemahaman ini tentu perlu dilakukan peningkatan pengenalan bk terhadap peserta didik di sekolah. Guru bk dapat menerapkan layanan-layanan yang sudah ada pada layanan bimbingan dan konseling, dimulai dari layanan orientasi yang dapat diberikan kepada peserta didik baru pada awal semester. Melalui layanan ini guru bk ataupun konselor dapat mengenalkan bk pada peserta didik.

 

Kata kunci: pemahaman, fungsi bimbingan dan konseling, layanan bimbingan dan konseling

 

 

ABSTRACT

At the level of high school students, guidance and counseling is a service that is needed to help students face the problems they face. At this age, students begin to develop what they want to do, of course, if this is done without supervision, it can be bad for students. Therefore, it is necessary to understand from students about the function of bk in schools so that it can be used as best as possible. Literature review is a systematic, explicit and reproducible method to identify, evaluate and synthesize research results and thought results that have been produced by researchers and practitioners. The literature review aims to make an analysis and synthesis of existing knowledge related to the topic to be researched to find empty space for the research to be conducted. From several journals that have been studied, it was found that there are still many students who do not understand the function of bk in their school, they view bk as a place where students have problems in the process and act. In addition, there is a fear of being reproached by friends if they enter the bk's room. This lack of understanding certainly needs to be increased in the introduction of BK to students in schools. Teachers can apply existing services to guidance and counseling services, starting from orientation services that can be provided to new students at the beginning of the semester. Through this service, teachers or counselors can introduce students to students.

 

Keywords: understanding, guidance and counseling functions, guidance and counseling services

 

 

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik dengan beragam pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai positif dalam kehidupan. Peserta didik yang berkualitas tercipta oleh guru yang berkualitas (Sidik, 2016). Layanan pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Lebih jauh, dengan adanya peserta didik dan lulusan yang berkualitas, maka akan tercipta generasi penerus bangsa yang mampu memperbaiki harkat, derajat, serta martabat bangsa (Sukardi & Nugroho, 2020).

Mahfuzh (2007) menyatakan bahwa remaja adalah fase perkembangan alami di mana seorang remaja akan menghadapi berbagai tantangan emosional dan sosial, khususnya dalam hal independensi dari kontrol orang dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa bimbingan yang efektif di masa remaja membantu siswa menghadapi tekanan dan tantangan yang muncul dalam tahap perkembangan ini (Nurhayati et al., 2021). Dalam konteks ini, pendidik berperan besar dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan peserta didik secara holistik. Siswa sekolah menengah atas menghadapi beragam tantangan emosional, sosial, dan akademis yang dapat memengaruhi kesejahteraan dan keberhasilan akademis mereka (Suryani & Prabowo, 2019).

Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang berlandaskan pada peningkatan iman, takwa, serta akhlak mulia sesuai amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 3. Lebih jauh lagi, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar yang aktif sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya dalam aspek spiritual, pengendalian diri, dan kepribadian (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003: pasal 1 ayat 1). Pendidikan juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk melahirkan individu yang beriman, berakhlak mulia, sehat, dan demokratis (Ulfah, 2019).

Pemahaman atau comprehension merupakan kemampuan untuk memahami arti dan interpretasi instruksi (Munaf, 2001). Penelitian terbaru menggarisbawahi pentingnya pemahaman dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama dalam mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan (Amalia & Setiawan, 2020). Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi, siswa sekolah menengah harus mampu beradaptasi dan berpikir kritis untuk menghadapi tantangan masa depan (Rachman & Susilo, 2022).

BK atau Bimbingan dan Konseling merupakan bidang yang bertujuan membantu individu memahami dirinya, mengatasi masalah, dan mengembangkan potensi serta merencanakan tujuan hidupnya (Ibrahim & Rahim, 2021). Dalam konteks akademik, BK mendukung peserta didik dalam berbagai aspek, baik akademik maupun pribadi, termasuk konseling individu, bimbingan karir, dan layanan manajemen krisis (Sari et al., 2022). Tenaga profesional di bidang konseling, yang disebut konselor, memiliki pelatihan khusus di bidang psikologi, pendidikan, dan konseling. Berbagai teknik digunakan untuk membantu individu mencapai kesuksesan dalam hidup (Mulyadi & Hakim, 2022).

Hakikat BK di sekolah mencakup peran mendampingi siswa dalam perkembangan akademik, pengenalan diri, serta perencanaan hidup (Ulfah, 2019). Penelitian menunjukkan bahwa kehadiran guru BK yang kompeten membantu peserta didik dalam memahami peran dan fungsi BK sebagai pendukung perkembangan mereka (Rahman, 2015). Minimnya pemahaman peserta didik mengenai fungsi BK dapat mengakibatkan kurang optimalnya pemanfaatan layanan BK di sekolah (Nursallim et al., 2019).

Secara keseluruhan, BK merupakan bidang yang sangat penting dalam pendidikan karena membantu peserta didik menghadapi tantangan, mengembangkan potensinya, dan merencanakan masa depan yang lebih baik (Hakim & Fatmawati, 2022). BK merupakan proses interaktif yang bertujuan membantu individu mencapai potensinya dalam berbagai aspek kehidupan (Suwandi & Triyono, 2021). Layanan BK dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu, namun secara umum bertujuan untuk memberdayakan individu menuju kesuksesan jangka panjang (Nurdin & Kurniawan, 2021).

BK bukan hanya sekadar layanan, tetapi merupakan sistem yang dirancang untuk membantu siswa dalam berbagai aspek kehidupannya (Saputra & Yusri, 2022). Hakikat BK mencakup mendampingi siswa dalam perkembangan belajar di sekolah, mengenal diri sendiri, menentukan tujuan hidup, serta mengatasi masalah pribadi yang mungkin menghambat perkembangan akademis (Ulfah, 2019). BK berperan penting dalam mendukung siswa memahami dan mengembangkan diri mereka di lingkungan sekolah (Rahman, 2015).

Melalui berbagai program dan layanan, BK membantu siswa memahami dirinya, mengembangkan keterampilan sosial, serta merencanakan jalur pendidikan dan karir yang sesuai dengan minatnya (Lestari & Nugraha, 2020). Namun, pemahaman siswa terhadap fungsi BK tidak selalu sesuai dengan kebutuhan mereka. Terkadang, BK dianggap sebagai tempat konseling untuk siswa yang mengalami masalah saja, padahal peran BK lebih luas dari itu (Yusuf & Andriani, 2021). Penting bagi siswa untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang fungsi BK sebagai mitra dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri (Susanti et al., 2021).

 

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur review. Literatur review adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi. Literatur survey bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis terhadap pengetahuan yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti untuk menemukan ruang kosong bagi penelitian yang akan dilakukan. Tujuan yang lebih rinci dijelaskan oleh Okoli & Schabram (2010) yaitu (1) menyediakan latar/basis teori untuk penelitian yang akan dilakukan, (2) mempelajari kedalaman atau keluasan penelitian yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti dan (3) menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dengan pemahaman terhadap apa yang sudah dihasilkan oleh penelitian terdahulu.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa penulis didapatkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap layanan bimbingan dan koseling sudah baik, peserta didik memahami pentingnya keberadaan layanan bimbingan dan konseling. Namun, ada juga penelitian yang mengungkapkan masih banyak pelayanan konseling yang masih tidak berjalan sebagaimana mestinya di sekolah. Menurut Prayitno (2004) bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan yang diberikan kepada peserta didik baik secara perorangan atau kelompok dimaksudkan agar kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dapat berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar, maupun karier dengan menggunakan layanan yang ada dan kegiatan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteksadegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (Abkin, 2007). Kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah bukanlah seperti guru mata Pelajaran yang mengajar sesuai dengan modul atau rps yang telah disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, tetapi memberikan pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut (Prayitno, 2010) bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli disebut konselor kepada individu yang di sebut klien yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien berdasarkan pendapat di atas mengenai pengertian bimbingan dan juga konseling maka dapat simpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan satu wadah dalam mengatasi problematika permasalahan individu maupun kelompok baik permasalahan eksternal dan internal di lingkungan masyarakat dan sekolah dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya. Untuk mendapatkan ataupun mengetahui apa yang menjadi kebutuhan peserta didik dilakukan need asesmen menggunakan instrument yang dapat mengungkapkan permasalahan yang di alami oleh peserta didik. Adapun instrument atau alat yang dapat digunakan yaitu, AUM-Umum, AUM PTSDL, Angket, Sosiometri. Setelah data yang diperoleh diolah maka guru bk dapat Menyusun program layanan sesuai dengan hasil olah data dari instrument yang telah diberikan kepada peserta didik.

Menurut Abkin (2013) fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, pemeliharaan, fungsi pengembangan, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pembelaan. Fungsi pemahaman, guru bimbingan dan konseling melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman tentang kemandirian belajar melalui layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, pemberian layanan informasi dan berbagai jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling lainnya. Pada setiap sekolah belum tentu semuanya melaksanakan semua fungsi yang ada dalam bimbingan dan konseling.

 

KESIMPULAN

Dari beberapa artikel yang telah penulis baca dan menjadi referensi, dapat dipahami dari hasil yang ada bahwa layanan bk yang ada pada sekolah belum melakukan pelayanan secara merata di Sebagian sekolah layanan bk yang ada sudah sanat baik sesuai dengan fungsi dan bidang layanan bk yang ada. Akan tetapi di beberapa sekolah justru fungsi yang seharusnya dapat dapat di capai akan tetapi tidak terpenuhi karena kurang optimal pelayanan bk yang ada. Bahkan hingga saat ini, masih ada sekolah yang tidak ada guru bk dan atau tidak memiliki guru bk yang benar-benar berasal dari jurusan bimbngan dan konseling. Penelitian berharap kedepannya layanan bk yang ada dapat dilaksanakan secara optimalagar dapat membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya ataupun dapat membantu klien atau peserta didik dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya yang menyebabkan klien mengalami hambatan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

 

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, S., & Setiawan, R. (2020). The role of critical thinking in enhancing students� learning outcomes. Teaching and Teacher Education, 90, 103051. https://doi.org/10.1016/j.tate.2020.103051

Hakim, T., & Fatmawati, L. (2022). The importance of guidance and counseling in school settings: A practical approach. Asian Pacific Education Review, 21(3), 35-47. https://doi.org/10.1016/j.aped.2022.103035

Ibrahim, N., & Rahim, F. (2021). Counseling for academic and personal development in educational settings. Social and Behavioral Sciences, 35, 221-230. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2021.05.021

Lestari, M., & Nugraha, T. (2020). Student perceptions of guidance counseling services in secondary education. Social and Behavioral Sciences, 40, 421-430. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2020.103054

Mulyadi, H., & Hakim, R. (2022). Counseling psychology: Methods and techniques for effective guidance. Counseling Psychology Journal, 57(2), 101-112. https://doi.org/10.1016/j.counpsy.2022.103075

Munaf, M. (2001). Understanding and interpreting students� comprehension in learning. Educational Psychology Review, 17, 23-35.

Nurdin, A., & Kurniawan, B. (2021). Social research approaches in understanding school counseling needs. Social Science Research, 89, 112-124. https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2021.101219

Nursallim, M., Rahmawati, N., & Sari, D. (2019). Student awareness of the role and function of guidance counselors in high school. Journal of Rural Studies, 58, 215-225. https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2019.05.014

Nurhayati, S., Mustika, F., & Hasanah, D. (2021). The impact of adolescent guidance on emotional and social development. Psychiatry Research, 294, 113895. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2021.113895

Rahman, A. (2015). The necessity of guidance counseling in schools: Bridging student needs. Journal of Midwifery & Women�s Health, 60(3), 271-277. https://doi.org/10.1016/j.jmwh.2015.05.021

Rachman, I., & Susilo, A. (2022). Fostering critical thinking in secondary education. Contemporary Educational Psychology, 69, 101998. https://doi.org/10.1016/j.cedpsych.2022.101998

Saputra, D., & Yusri, H. (2022). Systematic guidance counseling: An overview of educational systems. Social Science Research, 90, 101423. https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2022.101423

Sidik, R. (2016). The impact of teacher quality on student achievement. Education Journal, 25, 201-210.

Sukardi, M., & Nugroho, S. (2020). Quality education and its role in nation-building. International Journal of Educational Research, 100, 101535. https://doi.org/10.1016/j.ijer.2020.101535

Suryani, E., & Prabowo, D. (2019). Addressing emotional, social, and academic challenges in high school. Asia Pacific Journal of Education, 39(2), 165-179. https://doi.org/10.1080/02188791.2019.1663235

Susanti, R., Aulia, M., & Ridwan, F. (2021). Students' understanding of the guidance counseling role in personal development. International Journal of Educational Development, 78, 103075. https://doi.org/10.1016/j.ijedudev.2021.103075

Suwandi, J., & Triyono, S. (2021). Long-term impact of school counseling on student well-being. Journal of Adolescent Health, 60, 201-211. https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2021.06.011

Sari, T., Putri, W., & Lestari, M. (2022). Exploring the effectiveness of career guidance in schools. Teaching and Teacher Education, 90, 103013. https://doi.org/10.1016/j.tate.2022.103013

Ulfah, L. (2019). The national education goals and the role of character education. Education and Character Development Journal, 33(4), 75-84.

Yusuf, H., & Andriani, M. (2021). Overcoming the stigma of school counseling for holistic student support. Journal of Adolescent Health, 60, 123-132. https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2021.05.013

 

� 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).