Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Terintregrasi Kurikulum Tmi Dipondok Pesantern Al-Inaayah

 

Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Terintregrasi Kurikulum Tmi Dipondok Pesantern Al-Inaayah

 

1)* Arip Rahmati, 2) Muhammad Alfi Arrizki, 3) Muhammad Sofwani, 4) Muhammad Naufal alwan, 5) M.Abd.Rahman

12345 Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Indonesia

 

Email : 1ari[email protected] , 2[email protected],� 3[email protected], 4[email protected],� 5[email protected]

*Correspondence: Arip Rahmati

 

DOI: 10.59141/comserva.v4i6.2501

ABSTRAK

Modul ajar adalah perangkat atau bahan ajar yang dirancang secara sistematis untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Modul ajar biasanya disusun untuk tujuan tertentu dan memiliki struktur yang terorganisir dengan baik sehingga dapat memberikan panduan yang jelas bagi pendidik dan siswa. Karena modul ajar masih relatif baru, masih ada beberapa guru yang belum sepenuhnya memahami teknik dalam menyusun dan mengembangkan modul ajar, terutama dalam kurikulum merdeka. Kegiatan pembelajaran yang tidak merencanakan modul ajar dengan baik dapat dipastikan bahwa penyampaian materi kepada siswa tidak akan sistematis, sehingga proses kegiatan belajar menjadi tidak seimbang antara pendidik dan siswa. Target dari workshop ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat modul ajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kreativitas pendidik, sehingga nantinya tidak ada kesulitan dalam membuat modul ajar terbaru dari kurikulum merdeka. Solusi yang ditawarkan dalam workshop ini meliputi pendampingan dan pelatihan bagi pendidik dalam pembuatan modul ajar pada bidang studi PAI dalam kurikulum merdeka bagi guru Mts dan MA ponpes Al-Inaayah. Jenis kegiatan ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) yang merupakan penelitian yang secara aktif melibatkan semua pihak terkait dalam mempelajari tindakan yang sedang berlangsung di mana pengalaman mereka sendiri menjadi masalah untuk melakukan perubahan dan perbaikan yang lebih baik.

 

Kata kunci: Pelatihan, Modul Ajar, Kurikulum Merdeka

 

 

ABSTRACT

Teaching modules are devices or learning materials that are systematically designed to assist the process of teaching and learning activities. Teaching modules are usually compiled for specific purposes and have a well-organized structure so that they can provide clear guidance to educators and students, because teaching modules are still relatively new, there are still some teachers who do not fully understand the techniques in compiling and developing teaching modules, especially in the independent learning curriculum, learning activities that do not plan teaching modules properly can be sure that the delivery of content to students will not be systematic, so that the process of learning activities becomes unbalanced between educators and students. The target of this workshop is to improve the ability to make teaching modules so that it can increase the knowledge and creativity of educators so that later there will be no difficulties in making the latest teaching modules from the independent curriculum. The solutions offered in this workshop include assistance and training for educators in making teaching modules in the field of PAI studies in the independent curriculum for Mts and MA teachers of Al-Inaayah ponpes. This type of activity uses the Participatory Action Research (PAR) method which is research that actively involves all relevant parties in studying ongoing actions where their own experience is a problem in order to make changes and improvements for the better.

 

Keywords: Training, Teaching Module, Independent Curiculum;

 

 

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan yang baik merupakan salah satu aspek yang penting demi suksesnya pembangunan nasional, dengan pendidikan yang baik diharapkan akan menciptakan sumber daya manusia yang baik dan juga berkualitas, mampu bersaing di dunia global, serta mampu memajukan bangsa dan negara (Lestari and Nuryanti 2022). Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah indonesia melakukan berbagai upaya termasuk dengan mengembangkan kurikulum yang lebih fleksibel dan kreatif, yaitu kurikulum merdeka (Ninik Puji Rahayu 2024). Kurikulum dalam sistem pendidikan di indonesia memiliki peran dan dampak yang besar dalam keberhasilan proses pendidikan dan juga pengembangan kemampuan siswa yang berkualitas (Rahmawati and Sesrita 2023). Dalam dunia pendidikan banyak macam-macam bentuk kurikulum, diantaran kurikulum itu adalah kurikulum terintrgrasi� (Intrreted Curiculum) �yakni bentuk kurikulum yang menafikan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan berbagai bahan pelajaran dalam bentuk unit ataupun keseluruhan (Indana n.d.). Pengintregrasian kurikulum dipondok pesantren Al-Inaayah dimaksudkan untuk menciptakan pemahaman siswa secara menyeluruh sehingga akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakjujuran, ketidakbenaran dari buruknya ahklak dan keimanan (Armadan 2023; Mukaromah et al. 2021; Rihsanza 2018).

Salah satu lembaga pendidikan yang mengitregrasikan kurikulum tersebut adalah Pondok Pesantren Al-Inaayah merupakan lembaga pendidikan yang berlatar belakang pondok modern yang mengikuti kurikulum pada pesantren Darunjah jakarta dengan Kurikulum Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI), dalam penyelengaraan pendidikan nya� pondok pesantren Al-Inaayah� juga menerapkan� kurikulum Kemenag lewat pendidikan formalnya yaitu Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan Madrasah Aliyah �(MA) , dimana pesantren juga menyisipkan kurikulum lokal sebagai pengayaan dari kurikulum pesantren (Nahdlatul et al. 2024). Dalam kurikulum merdeka, guru diberi kebebasan untuk memodifikasi bahkan membuat sendiri silabus atau ATP yang sesuai dengan kondisi sekolah dan juga lingkungannya serta menjabarkannya menjadi persiapan ketika memberikan pembelajaran untuk dijadikan pedoman dalam pembentukan kompetensi peserta didik. Hal tersebut juga sesuai dengan kurikulum tarbiaytul Mualimin Al_islamiyah dimana kurikulum tersebut disamping untuk meningkatkan kompetensi siswa juga sangat berperan dalam membentuk karakter siswa yang sesuai dengan visi dan misi pendidikan itu sendiri (Cahyono, Aljauhari, and Yulia Rahman 2023).

Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dipondok pesantren Al-Inaayah tersebut �adalah menyiapkan Rencana Pembelajaran (RPP) atau Modul ajar yang terintregrasi dengan kurikulum TMI yang tepat dan sesuai dalam rangka membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan, Kenyataannya dalam kurikulum silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk �materi acuan untuk belajar� saja, kemudian tugas guru �adalah menjabarkan materi acuan untuk mengajar tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, selain itu juga, bagaimana pendidik memanfatkan bahan ajar juga merupakan peramasalahan tersendiri. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak pendidik, dan cara menyampaikan kepada peserta didik (Heni Ribut Handayani 2019).

Selama ini guru hanya sekedar menyalin serta memindahkan modul ajar ataupun RPP yang sudah ada sebelumnya, bahkan ada sekolah yang membeli perangkat modul ajar atau RPP yang telah disediakan oleh penerbit (Nursobah 2019; Susanto 2021), Sehingga apa yang sudah menjadi tugas seorang guru untuk dapat merancang modul ajar ataupun RPP diabaikan, hal tersebut tidak mendidik dan juga tidak mencerdaskan guru , karena guru tidak bisa mengekplore apa yang menjadi kebutuhan ketika akan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya, alasan dari itu semua adalah untuk memerdekakan dan memangkas beban administrasi guru yang menjadi fokus utamanya (Rosfiani et al. 2022).

Modul ajar pada kurikulum merdeka mengacu pada sejumlah alat ataupun sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang disusun secra sistematis, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Modul ajar itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu implementasi dari Alur Tujuan pembelajaran (ATP) yang dikembangkandari Capaian pembelajaran (CP) dengan Profil Pelajar pancasila sebagai sasarannya. Modul ajar dirancang sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik serta mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pemebelajaran yang jelas dan tepat. Basis perkembangnannya juga bertujuan jangka panjang. Para pendidik perlu mengetahui serta memahami konsep modul ajar dengan tujuan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna (Rizal and Reza 2022). �Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ningrum sebagaimana yang dikutip oleh (Rica Wijayanti, dkk) pengembangan pendidikan pembelajaran pada kurikulum merdeka harus sesuai dengan tren pendidikan diera revolusi industri 4.0 dimana peserta didik harus terus melakukan proses literasi dan penanaman pendidikan karakter seperti kejujuran, religiusitas, kerja keras. Keadilan, disiplin, dan toleransi (Wijayanti et al. 2022).

Mengingat penting nya modul ajar dalam kurikulum merdeka maupun TMI dalam setiap kegiatan pembelajaran bagi guru, maka diperlukan adanya workshop atau pelatihan yang terkait penyususnan modul ajar dan juga perlengkapanya bagi guru-guru dipondok pesantren Al-Inaayah sehingga tujuan dari pelaksanaan Pelatihan ini adalah bagaimana guru-guru dapat membuat modul ajar yang sesuai dan tepat� baik bagi siswa maupun guru sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan apa yang menjadi tujuan bersama.

 

METODE PENELITIAN

Metode Partipation action research (PAR) yaitu penelitian Tindakan Partisipatif melalui pendekatan penelitian yang melibatkan kolaborasi antara peneliti dan peserta atau pihak yang terlibat secara langsung dalam konteks penelitian yang bertujuan untuk memberdayakan peserta dan juga menciptakan perubahan yang positif didalam komunitas atau organisasi mereka (Fadilah and Laili 2024). Pelaksanaan kegiatan ini mengadopsi langkah-langkah pada Partipation Action Research �(PAR) yakni melalui 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, dan refleksi, adapun tahapan dari masing-masing kegiatan tersebut adalah :

1.        Perencanaan

Pada tahap ini tim melakukan identifikasi, dan menganalisis permasalahan yang ada, seperti analisis kebutuhan dan potensi sekolah, kemudian tim menyusun program untuk pelatihan. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah berupa pelatihan pembuatan dan pengembangan modul ajar terintregrasi Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI) yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2024. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dipondok pesantern Al-Inaayah yang diikuti oleh guru pamong pondok pesantren Al-Inaayah baik tingkat Mts dan MA

2.        Tindakan

Kegiatan tindakan ini dilakukan dengan mengemas pelaksanaan pelatihan, dalam hal ini tim berperan menjadi narasumber sekaligus menjadi pendamping dalam penyusunan modul ajar yang terintregrasi Tarbiayatul Mualimin Al-Islmaiyah (TMI). Keberhasilan kegiatan pengabdian ini disupport oleh peran aktif dari para guru yang mengikuti pelatihan dalam menyusun modul ajar. Secara umum workshop pelatihan ini terdiri dari 5 (lima) tahapan yang menckup pemahaman, eksplorasi, diskusi, peer teaching, dan refleksi kegiatan pelatihan.

3.        Refleksi

Pada akhir kegiatan pelatihan ini yaitu refleksi yang mana kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan dari kegiatan dan juga tahapan yang telah dilakukan dalam rangkan mendapatkan rekomendasi terhadap hasil dalam rangka keberlangsungan dan juga pengebangan pada kegiatan selanjutnya.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pelaihan ini terdiri dari beberapa tahapan antara lain, yaitu 1) Tahap perencanaan, 2) Tahap tindakan, 3) Reflekasi, berikut uraian dari kegiatan pelatihan modul ajar terintregrasi Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI) di ponpes Al-Innayah:

1.        Perencanaan

A.       Kegiatan Awal

Pada tahap awal tim melakukan beberapa kali pertemuan persiapan pelaksanaan pelatihan. Tim terdiri dari ketua pelaksana, anggota pelaksanana yang terdiri dari 3 mahasiswa dan 1 dosen pembimbing lapangan serta kepala TMI ponpes Al-Innayah. Pertemuan selanjutnya adalah dilaksanakan pada tanggal 16 september 2024 atau seminggu sebelum pelaksanaan pelatihan. Pada pertemuan tersebut dibicarakan tentang Rundown pelaksanaan kegiatan workshop atau pelatihan modul ajar dimana disepakati bahwasanya kegiatannya dilaksanakan secara luring atau tatap muka. Kegiatan pelaksanaan direncanakan selama satu hari pelaksanaan. Kegiatan tersebut nantinya akan meliputi penyampaian materi terkait modul ajar yang terintrgrasi (TMI), lalu dilanjutkan dengan tahapan ekplorasi yaitu berupa penyusunan modul ajar terintregrasi (TMI). Kegiatan selanjutnya adalah diskusi, kolaborasi, dan aksi nyata dalam pembuatan modul ajar. Pada tahapan ini guru -guru yang mengikuti pelatihan mempresentasikan modul ajar yang telah dibuat atau disusun oleh masing-masing guru yang dilanjutkan dengan open class atau Teer Teaching implementasi modul ajar terintrgrasi Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI). Akhir dari kegiatan ini adalah refelksi dan dari pelaksanaan aksi nyata yang telah dilakukan.

B.       Persiapan Pelatihan

Berdasarkan mekanisme tersebut di atas, maka hal teknis yang diperlukan adalah mendata guru-guru ponpes Al-Inaayah yang akan mengikuti pelatihan, menyiapakan materi pelatihan, dan juga alat-alat pendukung untuk kegiatan pelatihan seperti, laptop, proyektor ATK untuk kegiatan diskusi.

�

��

Gambar 1. Diskusi persiapan pelaksanaan pelatihan dengan kepala TMI� dan juga Dosen pembimbing

 

2.        Tindakan

Berdasarkan hasil diskusi dan identifikasi hasil analisis yang ada, analisis kebutuhan dan potensi yang terdapat di ponpes Al-Inaayah , selanjutnya dibuat program workshop yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2024 secara luring atau tatap muka diruang lab komputer yang ada di� ponpes Al-Inaayah. Pada pelaksanaan pembukaan dilakukan tepat pada pukul 08.00 Wib dengan acara sambutan sekaligus pembukaan yang dilakukan oleh kepala Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI) ponpes Al-Inaayah Bapak Ust, H. Usamah Afi.LC, MA, Irk.Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan pemateri tentang modul ajar terintregrasi Kurikulum TMI oleh Muhammad Sofwani dan Muhammad Alfin Ar-Rizki , pada kegiatan ini para guru dijelaskan tentang modul ajar kurikulum merdeka yang terintregrasi kurikulum TMI serta dilatih untuk membuat modul ajar , setelah� pemaparan materi dan pelatihan cara membuat modul ajar dilakukan tanya jawab.

 

��

Gambar 2. Contoh Materi �Pelatiha Modul ajar

 

������� Setelah pemaparan materi disampaikan selanjutnya adalah kegiatan ekplorasi �yang dipandu oleh tim. Pada kegiatan ini peserta pelatihan diajak terlibat langsung dalam membuat modul ajar yang terintregrasi TMI secara berkelompok, kemudian hasil nya dipresentasikan oleh masing-masing kelompok lalu dilanjutkan dengan peer teaching/ Open Class, kegiatan open class hanya dilakukan untuk 1 modul ajar saja mengingat keterbatasan waktu pelatihan. Kegiatan pelatihan kemudian ditutup dengan kegiatan tanya jawab dan juga refleksi yang terkait dengan keseluruhan kegiatan pelatihan.

 

�

Gambar 3. Pemaparan Materi dan pendampingan membuat modul ajar

 

���

Gambar 4. Peserta berdikusi dalam pembuatan modul ajar

 

3.        Refleksi

Kegiatan terakhir dari kegiatan ini adalah refleksi, yakni menyusun laporan akhir dan membuat artikel jurnal ilmiah. Refleksi ini dilakukan untuk dapat mengetahui kekurangan ataupun kelebihan dari kegiatan yang telah dilakukan untuk dapat merumuskan rekomendasi dari keberlangsungan dan juga pengembangan kegiatan selanjutnya.

Berdasarkan hasil refleksi terdapat beberapa kekurangan pada saat pelaksanaan yaitu keterbatasan waktu ketika pendampingan kepada guru, oleh karenanya perencanaan perlu untuk lebih diperhatikan dalam menentukan berapa durasi waktu pelaksanaan, seperi kegiatan pelatihan tidak hanya dilaksanakan pada dua hari saja, dan hasil dari pelatihan ini jiga dapat diterapkan ke peserta didik dalam pembelajaran. Dari kegiatan pelatihan ini pihak ponpes Al-Inaayah berharap ada tindak lanjut serta kerjasama lagi untuk dapat meningkatkan kemampuan guru-guru ponpes Al-Inaayah sebagimana yang telah dikatakan oleh salah satu peserta pelatihan yang juga guru di Ponpes Al-Inaayah Ustz Umar.Spdi

 

 

Gambar 5. Testimoni Peserta Pelatihan dan Foto Bersama para Peserat Pelatihan

 

Gambar 6. Foto Bersama dengan� Peserat Pelatihan� Guru Ponpes Al-Inaayah

 

KESIMPULAN

Kegiatan pelatihan penyusunan modul ajar kurikulum merdeka yang terintregrasi kurikulum Pesantren TMI pada guru-guru di ponpes Al-Inaayah dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan, peserta pelatihan adalah guru-guru dari berbagai bidang studi, mereka kreatif dalam kegiatan baik dalam proses pemahaman, ekplorasi, peer teaching maupun refleksi. Kemampuan mereka dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka yang terintregrasi kurikulum TMI mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan dan juga pendampingan selama kegiatan berlangsung. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil perangkat modul ajar yang disusun selama kegiatan pendampingan. Modul ajar kurikulum merdeka saat ini sudah diterapkan sebagai kurikulum nasional di indonesia sehingga dengan mengintregrasikan kurikulum merdeka dengan kurikulum TMI diharapkan guru -guru dapat menyesuaikan dan juga beradaptasi sehingga modul ajar yang dihasilkan juga dapat menarik, relevan, kontekstual dan juga bermakna bagi guru dan peserta didik khuausnya sehinga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan tercapai.

 

REFERENSI

Armadan, Aditia. 2023. �Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Implementasi Manajemen Mutu.� Attractive: Innovative Education Journal 5(3): 129�39.

Cahyono, Gangsar, Shofwan Aljauhari, and Hendra Yulia Rahman. 2023. �Implementasi Kurikulum Berbasis Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah Dalam Meningkatkan Kualitas Dan Kapabilitas Santri Di Pondok Pesantren.� Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam 21(2): 100�108. doi:10.35905/alishlah.v21i2.6727.

Fadilah, Lutfi, and Nur Laili. 2024. �Pelatihan Modul Ajar Bidang Studi Pai Kurikulum Merdeka Terhadap Guru Pai Sd/Mi Se-Kota Metro Lampung.� Jurnal Difusi Ipteks Legowo 1(1): 64�78. doi:10.62242/jdil.v1i1.13.

Heni Ribut Handayani. 2019. �Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Rpp Dan Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Teknik Iht (in House Training).� Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru 4(1): 32�36. doi:10.51169/ideguru.v4i1.66.

Indana, Nurul. �Penerapan Kurikulum Terintegrasi Dalam Mengembangkan Mutu Belajar Siswa ( Studi Kasus Di SMA Darul � Ulum 1 Unggulan BPPT Jombang ).� : 121�47.

Lestari, Eha Anna, and Nuryanti Nuryanti. 2022. �Pentingnya Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak.� Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4(5): 3689�94.

Mukaromah, Mar�atul, Tarisa Novita Indana Zulva, Olifiani Nurul Malida, and Yeti Oktafia. 2021. �Analisis Psikopatologi Kecenderungan Impulsive Buying Pada Salah Satu Mahasiswa Universitas Negeri Semaran.� Jurnal Ilmiah Psikologi Mind Set 12(2): 117�24.

Nahdlatul, Universitas, Ulama Indonesia, Universitas Nahdlatul, Ulama Indonesia, Universitas Nahdlatul, Ulama Indonesia, and Universitas Islam Nusantara. 2024. �Pola Integrasi Kurikulum Di Pondok Pesantren Al Inaayah Gunung Sindur Bogor Hayaturrohman.� 5(2): 613�24.

Ninik Puji Rahayu. 2024. �Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Melalui Supervisi Akademik Dan Bimlat Di Sd Negeri Kenteng Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo.� Jurnal Ilmiah Pendidikan 3: 1�7.

Nursobah, Ahmad. 2019. �Perencanaan Pembelajaran MI/SD.�

Rahmawati, Hasna Dwi, and Afridha Sesrita. 2023. �Analisis Permasalahan Guru Dalam Menyusun Kompetensi Dasar Pada Pembuatan RPP.� Jurnal Pengajaran Sekolah Dasar 2(2): 201�9. doi:10.56855/jpsd.v2i2.400.

Rihsanza, Anggareza Bahrul. 2018. �Manajemen Strategik Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Negeri 1 Cilacap.�

Rizal, Muhammad, and Muhammad Reza. 2022. �PKM Pelatihan Dan Pendampingan Guru SD IT Assalam Jeunib Bireuen Dalam Pembuatan Modul Ajar Kurikulum Merdeka.� 01(01): 68�76.

Rosfiani, Okta, M Cecep Maman Hermawan, Fauza Rizqiya, and Danisa Amalia Sidqi. 2022. �Bimbingan Teknis Perancangan Modul Ajar Berbasis Merdeka Belajar Dan Terpusat Pada Murid.� Kawanad : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 1(2): 162�69. doi:10.56347/kjpkm.v1i2.86.

Susanto, H Pendi. 2021. Pandemi Dan Anak Bangsa Menjadi Pintar. Tsaqiva publishing.

Wijayanti, Rica, Rifky Maulana Yusron, Didik Hermanto, and Anindita Trinura Novitasari. 2022. �Pengenalan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Siswa Pondok Pesantren Menggunakan Modul Ajar.� Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (PkMN) 3(2): 782�88.

 

 

� 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).