Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Terintregrasi Kurikulum
Tmi Dipondok Pesantern Al-Inaayah
Pelatihan Penyusunan
Modul Ajar Terintregrasi Kurikulum Tmi Dipondok Pesantern Al-Inaayah
1)* Arip Rahmati, 2) Muhammad Alfi Arrizki, 3) Muhammad Sofwani, 4) Muhammad Naufal alwan, 5) M.Abd.Rahman
12345 Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia,
Indonesia
Email : 1ari[email protected] , 2[email protected],�
3[email protected], 4[email protected],�
5[email protected]
*Correspondence:
Arip Rahmati
DOI: 10.59141/comserva.v4i6.2501 |
ABSTRAK Modul ajar adalah perangkat atau bahan ajar yang dirancang secara
sistematis untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Modul ajar
biasanya disusun untuk tujuan tertentu dan memiliki struktur yang
terorganisir dengan baik sehingga dapat memberikan panduan yang jelas bagi
pendidik dan siswa. Karena modul ajar masih relatif baru, masih ada beberapa
guru yang belum sepenuhnya memahami teknik dalam menyusun dan mengembangkan
modul ajar, terutama dalam kurikulum merdeka. Kegiatan pembelajaran yang
tidak merencanakan modul ajar dengan baik dapat dipastikan bahwa penyampaian
materi kepada siswa tidak akan sistematis, sehingga proses kegiatan belajar
menjadi tidak seimbang antara pendidik dan siswa. Target dari workshop ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat modul ajar sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan kreativitas pendidik, sehingga nantinya tidak
ada kesulitan dalam membuat modul ajar terbaru dari kurikulum merdeka. Solusi
yang ditawarkan dalam workshop ini meliputi pendampingan dan pelatihan bagi
pendidik dalam pembuatan modul ajar pada bidang studi PAI dalam kurikulum
merdeka bagi guru Mts dan MA ponpes Al-Inaayah. Jenis kegiatan ini
menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) yang merupakan
penelitian yang secara aktif melibatkan semua pihak terkait dalam mempelajari
tindakan yang sedang berlangsung di mana pengalaman mereka sendiri menjadi
masalah untuk melakukan perubahan dan perbaikan yang lebih baik. Kata kunci: Pelatihan, Modul Ajar, Kurikulum Merdeka |
|
ABSTRACT Teaching modules are
devices or learning materials that are systematically designed to assist the
process of teaching and learning activities. Teaching modules are usually
compiled for specific purposes and have a well-organized structure so that
they can provide clear guidance to educators and students, because teaching
modules are still relatively new, there are still some teachers who do not
fully understand the techniques in compiling and developing teaching modules,
especially in the independent learning curriculum, learning activities that
do not plan teaching modules properly can be sure that the delivery of
content to students will not be systematic, so that the process of learning
activities becomes unbalanced between educators and students. The target of
this workshop is to improve the ability to make teaching modules so that it
can increase the knowledge and creativity of educators so that later there
will be no difficulties in making the latest teaching modules from the
independent curriculum. The solutions offered in this workshop include
assistance and training for educators in making teaching modules in the field
of PAI studies in the independent curriculum for Mts and MA teachers of
Al-Inaayah ponpes. This type of activity uses the
Participatory Action Research (PAR) method which is research that actively
involves all relevant parties in studying ongoing actions where their own
experience is a problem in order to make changes and improvements for the
better. Keywords: Training, Teaching Module, Independent Curiculum; |
Kualitas pendidikan yang baik merupakan salah satu aspek
yang penting demi suksesnya pembangunan nasional, dengan pendidikan yang baik
diharapkan akan menciptakan sumber daya manusia yang baik dan juga berkualitas,
mampu bersaing di dunia global, serta mampu memajukan bangsa dan negara (Lestari and Nuryanti 2022). Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah
indonesia melakukan berbagai upaya termasuk dengan mengembangkan kurikulum yang
lebih fleksibel dan kreatif, yaitu kurikulum merdeka (Ninik Puji Rahayu 2024). Kurikulum dalam sistem pendidikan di indonesia memiliki
peran dan dampak yang besar dalam keberhasilan proses pendidikan dan juga
pengembangan kemampuan siswa yang berkualitas (Rahmawati and Sesrita 2023). Dalam dunia pendidikan banyak macam-macam bentuk
kurikulum, diantaran kurikulum itu adalah kurikulum terintrgrasi� (Intrreted Curiculum) �yakni bentuk kurikulum yang menafikan
batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan berbagai bahan
pelajaran dalam bentuk unit ataupun keseluruhan (Indana n.d.).
Pengintregrasian kurikulum dipondok
pesantren Al-Inaayah dimaksudkan
untuk menciptakan pemahaman siswa secara menyeluruh sehingga akan menghasilkan
peserta didik yang berkualitas dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakjujuran, ketidakbenaran dari buruknya ahklak dan keimanan (Armadan 2023; Mukaromah et al. 2021; Rihsanza 2018).
Salah satu lembaga pendidikan yang mengitregrasikan
kurikulum tersebut adalah Pondok Pesantren Al-Inaayah merupakan lembaga pendidikan yang
berlatar belakang pondok modern yang mengikuti
kurikulum pada pesantren Darunjah
jakarta dengan Kurikulum Tarbiyatul
Mualimin Al-Islamiyah (TMI), dalam penyelengaraan pendidikan nya� pondok pesantren Al-Inaayah�
juga menerapkan� kurikulum Kemenag lewat pendidikan formalnya yaitu Madrasah Tsanawiyah (Mts)
dan Madrasah Aliyah �(MA) , dimana pesantren juga menyisipkan kurikulum lokal sebagai pengayaan dari kurikulum pesantren (Nahdlatul et al. 2024). Dalam kurikulum merdeka,
guru diberi kebebasan untuk memodifikasi bahkan membuat sendiri silabus atau ATP yang
sesuai dengan kondisi sekolah dan juga lingkungannya serta menjabarkannya menjadi persiapan ketika memberikan pembelajaran untuk dijadikan pedoman dalam pembentukan kompetensi peserta didik. Hal tersebut
juga sesuai dengan kurikulum tarbiaytul Mualimin Al_islamiyah dimana kurikulum tersebut disamping untuk meningkatkan kompetensi siswa juga sangat berperan dalam membentuk karakter siswa yang sesuai dengan visi dan
misi pendidikan itu sendiri (Cahyono, Aljauhari,
and Yulia Rahman 2023).
Permasalahan yang seringkali
dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dipondok pesantren Al-Inaayah tersebut �adalah menyiapkan Rencana Pembelajaran (RPP)
atau Modul ajar yang terintregrasi dengan kurikulum
TMI yang tepat dan sesuai dalam rangka membantu siswa dalam mencapai kompetensi
yang diinginkan, Kenyataannya dalam kurikulum silabus atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk �materi acuan
untuk belajar� saja, kemudian tugas guru �adalah menjabarkan materi acuan untuk mengajar
tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, selain itu juga, bagaimana pendidik memanfatkan
bahan ajar juga merupakan peramasalahan tersendiri.
Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari
pihak pendidik, dan cara menyampaikan kepada peserta didik (Heni Ribut Handayani 2019).
Selama ini guru hanya sekedar menyalin serta memindahkan
modul ajar ataupun RPP yang sudah ada sebelumnya, bahkan ada sekolah yang
membeli perangkat modul ajar atau RPP yang telah disediakan oleh penerbit (Nursobah 2019; Susanto
2021), Sehingga apa yang sudah menjadi tugas seorang guru
untuk dapat merancang modul ajar ataupun RPP diabaikan, hal tersebut tidak
mendidik dan juga tidak mencerdaskan guru , karena guru tidak bisa mengekplore apa yang menjadi kebutuhan ketika akan
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya, alasan dari itu
semua adalah untuk memerdekakan dan memangkas beban administrasi guru yang
menjadi fokus utamanya (Rosfiani et al. 2022).
Modul ajar pada kurikulum merdeka mengacu pada sejumlah
alat ataupun sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang disusun secra
sistematis, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Modul ajar itu
sendiri dapat dikatakan sebagai suatu implementasi dari Alur Tujuan
pembelajaran (ATP) yang dikembangkandari Capaian pembelajaran (CP) dengan
Profil Pelajar pancasila sebagai sasarannya. Modul ajar dirancang sesuai dengan
fase atau tahap perkembangan peserta didik serta mempertimbangkan apa yang akan
dipelajari dengan tujuan pemebelajaran yang jelas dan tepat. Basis
perkembangnannya juga bertujuan jangka panjang. Para pendidik perlu mengetahui
serta memahami konsep modul ajar dengan tujuan agar proses pembelajaran menjadi
lebih menarik dan bermakna (Rizal and Reza 2022). �Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh ningrum sebagaimana yang dikutip oleh
(Rica Wijayanti, dkk) pengembangan pendidikan pembelajaran pada kurikulum
merdeka harus sesuai dengan tren pendidikan diera revolusi industri 4.0 dimana
peserta didik harus terus melakukan proses literasi dan penanaman pendidikan
karakter seperti kejujuran, religiusitas, kerja keras. Keadilan, disiplin, dan
toleransi (Wijayanti et al. 2022).
Mengingat penting nya modul ajar dalam kurikulum merdeka
maupun TMI dalam setiap kegiatan pembelajaran bagi guru, maka diperlukan adanya
workshop atau pelatihan yang terkait penyususnan modul ajar dan juga
perlengkapanya bagi guru-guru dipondok pesantren Al-Inaayah sehingga tujuan
dari pelaksanaan Pelatihan ini adalah bagaimana guru-guru dapat membuat modul
ajar yang sesuai dan tepat� baik bagi
siswa maupun guru sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan tercapai
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan bersama.
Metode Partipation action research (PAR)
yaitu penelitian Tindakan Partisipatif melalui
pendekatan penelitian yang melibatkan kolaborasi antara peneliti dan peserta
atau pihak yang terlibat secara langsung dalam konteks penelitian yang
bertujuan untuk memberdayakan peserta dan juga menciptakan perubahan yang
positif didalam komunitas atau organisasi mereka (Fadilah and Laili 2024). Pelaksanaan kegiatan ini mengadopsi langkah-langkah
pada Partipation Action
Research �(PAR)
yakni melalui 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, dan
refleksi, adapun tahapan dari masing-masing kegiatan tersebut adalah :
1.
Perencanaan
Pada tahap ini tim melakukan identifikasi, dan
menganalisis permasalahan yang ada, seperti analisis kebutuhan dan potensi
sekolah, kemudian tim menyusun program untuk pelatihan. Hasil yang didapat dari
kegiatan ini adalah berupa pelatihan pembuatan dan pengembangan modul ajar
terintregrasi Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI) yang dilaksanakan pada
tanggal 20 September 2024. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dipondok
pesantern Al-Inaayah yang diikuti oleh guru pamong pondok pesantren Al-Inaayah
baik tingkat Mts dan MA
2.
Tindakan
Kegiatan tindakan ini dilakukan dengan mengemas
pelaksanaan pelatihan, dalam hal ini tim berperan menjadi narasumber sekaligus
menjadi pendamping dalam penyusunan modul ajar yang terintregrasi
Tarbiayatul Mualimin Al-Islmaiyah (TMI). Keberhasilan kegiatan
pengabdian ini disupport oleh peran aktif dari para guru yang mengikuti
pelatihan dalam menyusun modul ajar. Secara umum workshop pelatihan ini terdiri
dari 5 (lima) tahapan yang menckup pemahaman, eksplorasi, diskusi, peer
teaching, dan refleksi kegiatan pelatihan.
3.
Refleksi
Pada akhir kegiatan pelatihan ini yaitu refleksi
yang mana kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan dari kegiatan dan juga tahapan yang telah dilakukan dalam rangkan mendapatkan rekomendasi terhadap hasil dalam rangka keberlangsungan dan juga pengebangan
pada kegiatan selanjutnya.
Kegiatan
pelaihan ini terdiri dari beberapa tahapan antara
lain, yaitu 1) Tahap perencanaan, 2) Tahap tindakan, 3) Reflekasi,
berikut uraian dari kegiatan pelatihan modul ajar terintregrasi
Tarbiyatul Mualimin
Al-Islamiyah (TMI) di ponpes Al-Innayah:
1.
Perencanaan
A.
Kegiatan Awal
Pada tahap awal tim melakukan beberapa kali pertemuan
persiapan pelaksanaan pelatihan. Tim terdiri dari ketua pelaksana, anggota
pelaksanana yang terdiri dari 3 mahasiswa dan 1 dosen pembimbing lapangan serta
kepala TMI ponpes Al-Innayah. Pertemuan selanjutnya adalah dilaksanakan pada
tanggal 16 september 2024 atau seminggu sebelum pelaksanaan pelatihan. Pada
pertemuan tersebut dibicarakan tentang Rundown pelaksanaan kegiatan
workshop atau pelatihan modul ajar dimana disepakati bahwasanya kegiatannya
dilaksanakan secara luring atau tatap muka. Kegiatan pelaksanaan direncanakan
selama satu hari pelaksanaan. Kegiatan tersebut nantinya akan meliputi
penyampaian materi terkait modul ajar yang terintrgrasi (TMI), lalu dilanjutkan
dengan tahapan ekplorasi yaitu berupa penyusunan modul ajar terintregrasi
(TMI). Kegiatan selanjutnya adalah diskusi, kolaborasi, dan aksi nyata dalam
pembuatan modul ajar. Pada tahapan ini guru -guru yang mengikuti pelatihan
mempresentasikan modul ajar yang telah dibuat atau disusun oleh masing-masing
guru yang dilanjutkan dengan open class atau Teer Teaching
implementasi modul ajar terintrgrasi Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI).
Akhir dari kegiatan ini adalah refelksi dan dari pelaksanaan aksi nyata yang
telah dilakukan.
B.
Persiapan Pelatihan
Berdasarkan mekanisme tersebut di atas, maka hal teknis
yang diperlukan adalah mendata guru-guru ponpes
Al-Inaayah yang akan mengikuti
pelatihan, menyiapakan materi pelatihan, dan juga alat-alat pendukung untuk kegiatan pelatihan seperti, laptop, proyektor ATK untuk kegiatan diskusi.
�
Gambar 1. Diskusi
persiapan pelaksanaan pelatihan dengan kepala TMI� dan juga Dosen pembimbing
2.
Tindakan
Berdasarkan hasil diskusi dan identifikasi hasil analisis yang ada, analisis kebutuhan dan potensi yang terdapat
di ponpes Al-Inaayah , selanjutnya dibuat program workshop
yang dilaksanakan pada tanggal
20 September 2024 secara luring atau tatap muka diruang
lab komputer yang ada
di� ponpes
Al-Inaayah. Pada pelaksanaan pembukaan
dilakukan tepat pada pukul 08.00 Wib dengan acara sambutan sekaligus pembukaan yang dilakukan oleh kepala Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah (TMI) ponpes
Al-Inaayah Bapak Ust, H. Usamah Afi.LC, MA, Irk.Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan pemateri tentang modul ajar terintregrasi Kurikulum TMI oleh Muhammad Sofwani dan Muhammad Alfin Ar-Rizki
, pada kegiatan ini para
guru dijelaskan tentang modul ajar kurikulum merdeka yang
terintregrasi kurikulum TMI serta
dilatih untuk membuat modul ajar , setelah� pemaparan materi dan pelatihan cara membuat modul ajar dilakukan tanya jawab.
Gambar 2. Contoh Materi �Pelatiha Modul ajar
������� Setelah pemaparan materi
disampaikan selanjutnya adalah kegiatan ekplorasi
�yang dipandu oleh
tim. Pada kegiatan ini peserta pelatihan diajak terlibat langsung dalam membuat
modul ajar yang terintregrasi TMI secara berkelompok, kemudian hasil nya
dipresentasikan oleh masing-masing kelompok lalu dilanjutkan dengan peer
teaching/ Open Class, kegiatan open class hanya dilakukan untuk 1 modul
ajar saja mengingat keterbatasan waktu pelatihan. Kegiatan pelatihan kemudian
ditutup dengan kegiatan tanya jawab dan juga refleksi yang terkait dengan
keseluruhan kegiatan pelatihan.
Gambar 3. Pemaparan Materi dan
pendampingan membuat modul ajar
Gambar 4. Peserta berdikusi
dalam pembuatan modul ajar
3.
Refleksi
Kegiatan terakhir dari kegiatan ini adalah refleksi,
yakni menyusun laporan akhir dan membuat artikel jurnal ilmiah. Refleksi ini
dilakukan untuk dapat mengetahui kekurangan ataupun kelebihan dari kegiatan
yang telah dilakukan untuk dapat merumuskan rekomendasi dari keberlangsungan
dan juga pengembangan kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan hasil refleksi terdapat beberapa kekurangan
pada saat pelaksanaan yaitu keterbatasan waktu ketika pendampingan kepada guru,
oleh karenanya perencanaan perlu untuk lebih diperhatikan dalam menentukan
berapa durasi waktu pelaksanaan, seperi kegiatan pelatihan tidak hanya
dilaksanakan pada dua hari saja, dan hasil dari pelatihan ini jiga dapat
diterapkan ke peserta didik dalam pembelajaran. Dari kegiatan pelatihan ini
pihak ponpes Al-Inaayah berharap ada tindak lanjut serta kerjasama lagi untuk
dapat meningkatkan kemampuan guru-guru ponpes Al-Inaayah sebagimana yang telah
dikatakan oleh salah satu peserta pelatihan yang juga guru di Ponpes Al-Inaayah
Ustz Umar.Spdi
Gambar 5. Testimoni Peserta Pelatihan dan Foto Bersama para Peserat
Pelatihan
Gambar
6. Foto
Bersama dengan� Peserat Pelatihan� Guru Ponpes Al-Inaayah
Kegiatan pelatihan
penyusunan modul ajar kurikulum merdeka yang terintregrasi
kurikulum Pesantren TMI pada guru-guru di ponpes Al-Inaayah dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang
telah direncanakan, peserta pelatihan adalah guru-guru dari berbagai bidang
studi, mereka kreatif dalam kegiatan baik dalam proses pemahaman, ekplorasi, peer teaching maupun refleksi. Kemampuan mereka dalam penyusunan
modul ajar kurikulum merdeka yang terintregrasi
kurikulum TMI mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan dan juga
pendampingan selama kegiatan berlangsung. Hal tersebut dapat
terlihat dari hasil perangkat modul ajar yang disusun selama kegiatan
pendampingan. Modul ajar kurikulum merdeka saat ini sudah diterapkan sebagai
kurikulum nasional di indonesia sehingga dengan mengintregrasikan kurikulum
merdeka dengan kurikulum TMI diharapkan guru -guru dapat menyesuaikan dan juga
beradaptasi sehingga modul ajar yang dihasilkan juga dapat menarik, relevan,
kontekstual dan juga bermakna bagi guru dan peserta didik khuausnya sehinga apa
yang menjadi tujuan pembelajaran akan tercapai.
Armadan, Aditia. 2023. �Peningkatan Kualitas Pendidikan
Melalui Implementasi Manajemen Mutu.� Attractive: Innovative Education
Journal 5(3): 129�39.
Cahyono, Gangsar, Shofwan Aljauhari, and Hendra Yulia Rahman.
2023. �Implementasi Kurikulum Berbasis Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah Dalam
Meningkatkan Kualitas Dan Kapabilitas Santri Di Pondok Pesantren.� Al-Ishlah:
Jurnal Pendidikan Islam 21(2): 100�108. doi:10.35905/alishlah.v21i2.6727.
Fadilah, Lutfi, and Nur Laili. 2024. �Pelatihan Modul Ajar
Bidang Studi Pai Kurikulum Merdeka Terhadap Guru Pai Sd/Mi Se-Kota Metro
Lampung.� Jurnal Difusi Ipteks Legowo 1(1): 64�78.
doi:10.62242/jdil.v1i1.13.
Heni Ribut Handayani. 2019. �Peningkatan Kompetensi Guru
Dalam Menyusun Rpp Dan Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Teknik Iht (in House
Training).� Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru 4(1): 32�36.
doi:10.51169/ideguru.v4i1.66.
Indana, Nurul. �Penerapan Kurikulum Terintegrasi Dalam
Mengembangkan Mutu Belajar Siswa ( Studi Kasus Di SMA Darul � Ulum 1 Unggulan
BPPT Jombang ).� : 121�47.
Lestari, Eha Anna, and Nuryanti Nuryanti. 2022. �Pentingnya
Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak.� Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4(5): 3689�94.
Mukaromah, Mar�atul, Tarisa Novita Indana Zulva, Olifiani
Nurul Malida, and Yeti Oktafia. 2021. �Analisis Psikopatologi Kecenderungan
Impulsive Buying Pada Salah Satu Mahasiswa Universitas Negeri Semaran.� Jurnal
Ilmiah Psikologi Mind Set 12(2): 117�24.
Nahdlatul, Universitas, Ulama Indonesia, Universitas
Nahdlatul, Ulama Indonesia, Universitas Nahdlatul, Ulama Indonesia, and
Universitas Islam Nusantara. 2024. �Pola Integrasi Kurikulum Di Pondok
Pesantren Al Inaayah Gunung Sindur Bogor Hayaturrohman.� 5(2): 613�24.
Ninik Puji Rahayu. 2024. �Peningkatan Keterampilan Guru Dalam
Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Melalui Supervisi Akademik Dan Bimlat Di
Sd Negeri Kenteng Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo.� Jurnal Ilmiah
Pendidikan 3: 1�7.
Nursobah, Ahmad. 2019. �Perencanaan Pembelajaran MI/SD.�
Rahmawati, Hasna Dwi, and Afridha Sesrita. 2023. �Analisis
Permasalahan Guru Dalam Menyusun Kompetensi Dasar Pada Pembuatan RPP.� Jurnal
Pengajaran Sekolah Dasar 2(2): 201�9. doi:10.56855/jpsd.v2i2.400.
Rihsanza, Anggareza Bahrul. 2018. �Manajemen Strategik
Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan (Smk)
Negeri 1 Cilacap.�
Rizal, Muhammad, and Muhammad Reza. 2022. �PKM Pelatihan Dan
Pendampingan Guru SD IT Assalam Jeunib Bireuen Dalam Pembuatan Modul Ajar
Kurikulum Merdeka.� 01(01): 68�76.
Rosfiani, Okta, M Cecep Maman Hermawan, Fauza Rizqiya, and
Danisa Amalia Sidqi. 2022. �Bimbingan Teknis Perancangan Modul Ajar Berbasis
Merdeka Belajar Dan Terpusat Pada Murid.� Kawanad : Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat 1(2): 162�69. doi:10.56347/kjpkm.v1i2.86.
Susanto, H Pendi. 2021. Pandemi Dan Anak Bangsa Menjadi
Pintar. Tsaqiva publishing.
Wijayanti, Rica, Rifky Maulana Yusron, Didik Hermanto, and
Anindita Trinura Novitasari. 2022. �Pengenalan Kurikulum Merdeka Belajar Pada
Siswa Pondok Pesantren Menggunakan Modul Ajar.� Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat Nusantara (PkMN) 3(2): 782�88.
|
|