Analisa
Lingkungan Internal dan Eksternal
Internal and
External Environmental Analysis
1)* Delma Yulisa, 2) Imam Bustan Erdiansyah, 3)
Fransiskus Dicky Septiawan, 4) Sherin Qothrunnadaa Sugiri, 5) Lina
Budiarti⁵
12345 Universitas Adhirajasa Senjaya
Bandung, Indonesia
Email: 1)*
[email protected], 2) [email protected], 3) [email protected],
4) [email protected], 5) [email protected]
*Correspondence: Imam Bustan
Erdiansyah
DOI:
10.59141/comserva.v4i6.2496 |
ABSTRAK Manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan,
serta mengevaluasi keputusan-keputusan yang memungkinkan
sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Upaya strategi yang dilakukan berupa perencanaan dan
pelaksanaan strategi dari suatu organisasi untuk mencapai keunggulan yang
kompetitif di era persaingan pasar yang tinggi. Untuk mengembankan strategi
yang efektif perlu dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal.
Analisis lingkungan internal berfokus pada evaluasi faktor-faktor internal
yang mempengaruhi kinerja dan kemampuan organisasi. Analisis internal
meliputi sumber daya, analisis nilai rantai, analisis kapabilitas dari
organisasi dan analisis budaya organisasi. Sedangkana analisis eksternal
berfokus pada pemahaman faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi
operasional dan keputusan Perusahaan. Pendekatan pada analisis eksternal
dapat menggunakan model PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,
Lingkungan, dan Legal )dan Five Forces. Baik analisis internal maupun
eksternal harus diintegrasikan untuk merumuskan strategi yang komprehensif
dan efektif. Proses analisis ini harus bersifat dinamis dan berkelanjutan
dengan melakukan integrasi ini, perusahaan dapat menyusun rencana strategis
yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar sehingga dapat
memepertahankan organisasi untuk dapat tetap unggul dan berdaya saing. Kata kunci: Manajemen
strategi, Analisis lingkungan internal, Analisis lingkungan eksternal |
|
ABSTRACT Strategic management is the art and knowledge of
formulating, implementing and evaluating decisions that enable an
organization to achieve its goal. Strategic efforts are made in the form of
planning and implementing strategies for an organization to achieve
competitive advantage in an era of high market competition. To develop an
effective strategy, it is necessary to analyze the internal and external
environment. Internal environmental analysis focuses on evaluating internal
factors that influence organizational performance and capabilities. Internal
analysis includes resources, value chain analysis, capability analysis of the
organization and analysis of organizational culture. Meanwhile, external
analysis focuses on understanding external factors that can influence the
Company�s operations and decisions. The approach to external analysis can use
the PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental and
Legal) and Five Forces models. Both internal and external analysis must be
integrated to formulate a comprehensive and effective strategy. This analysis
process must be dynamic and sustainable. By carrying out this integration,
companies can develop strategic plans that are more adaptive and responsive
to market dynamics so that they can maintain the organization to remain
superior and competitive. Keywords: Strategic management, internal environmental analysis,
external environmental analysis |
PENDAHULUAN
Fakta
global menunjukkan bahwa industri kesehatan di seluruh dunia menghadapi
tantangan yang signifikan dalam mempertahankan daya saing dan kualitas
pelayanan di tengah dinamika perubahan lingkungan yang semakin kompleks. Rumah
sakit, sebagai tulang punggung sistem pelayanan kesehatan, tidak hanya harus
beradaptasi dengan perubahan regulasi pemerintah dan teknologi, tetapi juga
merespons kebutuhan pasien yang semakin meningkat dan persaingan di industri
kesehatan yang semakin ketat. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
tekanan terhadap sektor kesehatan global, terutama di negara-negara berkembang,
disebabkan oleh kombinasi pertumbuhan populasi, peningkatan harapan hidup, dan
kemajuan teknologi medis yang pesat. Dengan demikian, pengelolaan strategis di
rumah sakit menjadi krusial untuk memastikan kelangsungan operasional serta
kualitas layanan yang optimal di masa depan.
Secara
spesifik, rumah sakit di Indonesia, misalnya, dihadapkan pada tantangan
persaingan yang ketat, baik dari rumah sakit swasta maupun fasilitas kesehatan
milik pemerintah. Selain itu, peraturan yang terus berkembang, seperti
implementasi sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan penyesuaian terhadap
standar pelayanan minimum, juga menambah kompleksitas dalam pengelolaan rumah
sakit. Teknologi medis yang terus berkembang menjadi salah satu pendorong utama
perubahan, di mana rumah sakit dituntut untuk mengintegrasikan inovasi
teknologi secara efektif untuk meningkatkan efisiensi pelayanan. Faktor lain,
seperti keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas dan ketimpangan
distribusi fasilitas kesehatan, turut memperparah kondisi ini. Oleh karena itu,
penting bagi rumah sakit untuk melakukan analisis yang menyeluruh terhadap
kondisi internal dan eksternal sebagai langkah awal dalam pengembangan strategi
yang berkelanjutan.
Beberapa
penelitian sebelumnya mendukung pentingnya manajemen strategi dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit. Misalnya, studi yang dilakukan oleh Kaplan
dan Norton (2001) mengemukakan bahwa penerapan balanced
scorecard di rumah sakit mampu meningkatkan efisiensi
operasional serta memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada. Penelitian
lain oleh Porter (1985) menunjukkan bahwa analisis
lingkungan eksternal, seperti model Five Forces dan analisis PESTEL, penting dalam memahami dinamika
persaingan di industri layanan kesehatan. Lebih lanjut, penelitian oleh Barney (1991) menekankan pentingnya analisis sumber daya
internal dalam menentukan kekuatan yang dapat dikapitalisasi untuk mencapai
keunggulan kompetitif.
Urgensi
penelitian ini terletak pada kebutuhan mendesak untuk merumuskan strategi yang
responsif dan adaptif bagi rumah sakit di Indonesia, terutama dalam menghadapi
tantangan persaingan dan perubahan regulasi. Kondisi lingkungan bisnis yang
terus berubah, ditambah dengan kompleksitas peraturan kesehatan yang semakin
ketat, menuntut adanya strategi yang berkelanjutan dan mampu meningkatkan daya
saing rumah sakit dalam jangka panjang. Melalui analisis SWOT yang
komprehensif, penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi praktis yang
dapat diimplementasikan oleh rumah sakit dalam memperkuat pondasi
internalnya serta memaksimalkan peluang eksternal.
Novelty dari penelitian ini terletak pada pendekatan integratif
antara analisis lingkungan internal dan eksternal yang difokuskan pada sektor
layanan kesehatan di Indonesia. Sementara banyak penelitian sebelumnya berfokus
pada salah satu aspek analisis, penelitian ini menawarkan perspektif yang lebih
holistik dengan menggabungkan faktor internal seperti sumber daya, kapabilitas,
dan budaya organisasi, serta faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah,
tren teknologi, dan kondisi sosial-ekonomi. Dengan pendekatan ini, diharapkan
strategi yang dirumuskan lebih adaptif terhadap kondisi nyata yang dihadapi
oleh rumah sakit di Indonesia.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi kinerja rumah sakit. Secara lebih spesifik,
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal
yang dimiliki rumah sakit, serta bagaimana faktor-faktor ini berkontribusi
terhadap daya saing institusi. Selain itu, penelitian ini akan mengevaluasi
peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, termasuk kebijakan pemerintah,
perkembangan teknologi medis, serta kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Hasil
dari analisis SWOT akan digunakan untuk merumuskan strategi yang efektif guna
meningkatkan efisiensi operasional serta daya saing rumah sakit dalam jangka
panjang. Penelitian ini juga akan menghasilkan rekomendasi praktis bagi manajemen
rumah sakit untuk mengimplementasikan strategi yang adaptif dan responsif
terhadap perubahan lingkungan bisnis.
Manfaat
penelitian ini diharapkan mencakup berbagai aspek penting. Dari sisi teoretis,
penelitian ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen
strategi, khususnya dalam konteks rumah sakit, dengan menawarkan wawasan baru
mengenai pentingnya integrasi antara analisis internal dan eksternal.
Praktisnya, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh manajemen rumah sakit
sebagai panduan dalam merancang strategi yang lebih efektif dan efisien, yang
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja operasional serta daya saing di tengah
lingkungan bisnis yang terus berubah. Dari sudut pandang kebijakan, penelitian
ini dapat memberikan masukan berharga kepada pembuat kebijakan di sektor
kesehatan tentang pentingnya analisis lingkungan yang komprehensif dalam
perencanaan dan pelaksanaan strategi rumah sakit. Secara sosial, dengan
penerapan strategi yang tepat, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat secara lebih
optimal dan merata.
Implikasi
dari penelitian ini meliputi perlunya rumah sakit untuk mengadopsi pendekatan
manajemen strategis yang lebih dinamis dan terintegrasi, di mana analisis
lingkungan internal dan eksternal harus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini
penting agar rumah sakit dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan,
memaksimalkan peluang yang ada, dan memitigasi risiko yang timbul dari ancaman
eksternal. Di masa mendatang, penelitian ini juga dapat mendorong pengembangan
lebih lanjut mengenai penerapan teknologi dalam meningkatkan efektivitas
manajemen strategis di rumah sakit.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus
untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai penerapan manajemen strategi di
lingkungan rumah sakit. Fokus utama dari
penelitian ini adalah menganalisis bagaimana rumah sakit menerapkan strategi
melalui evaluasi lingkungan internal dan eksternal.
Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci fenomena
penerapan manajemen strategi di rumah sakit. Pendekatan ini dipilih untuk
memberikan gambaran mendalam mengenai dinamika pengambilan keputusan strategis
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja rumah sakit.
Penelitian
ini dilakukan di Rumah Sakit XYZ, yang dipilih karena dianggap representatif
dalam hal kompleksitas operasional serta tantangan dari lingkungan eksternal.
Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret hingga Agustus 2024, dengan waktu
yang cukup untuk mengumpulkan data yang relevan dan memahami dinamika strategi
yang diterapkan di rumah sakit tersebut.
Sumber
data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam
dengan manajemen dan staf rumah sakit, serta pakar manajemen kesehatan. Selain
itu, peneliti juga melakukan observasi langsung terhadap proses operasional dan
pengambilan keputusan di rumah sakit. Sementara itu, data sekunder diperoleh
dari dokumen-dokumen internal rumah sakit, seperti laporan keuangan, laporan
kinerja, dan analisis SWOT yang sebelumnya telah dilakukan. Kajian literatur
yang relevan juga digunakan untuk melengkapi analisis.
Teknik
pengumpulan data meliputi beberapa metode. Pertama, wawancara semi-struktural
dilakukan dengan para pemimpin dan manajer unit di rumah sakit untuk memahami
penerapan strategi dan tantangan yang dihadapi dalam
operasional sehari-hari. Kedua, observasi langsung dilakukan untuk mengamati
proses interaksi antara karyawan dan pasien, serta penerapan teknologi medis
dalam operasional rumah sakit. Ketiga, dokumentasi diambil dari berbagai sumber
internal rumah sakit, seperti laporan dan dokumen lain yang relevan dengan
strategi manajemen yang diterapkan.
Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan pendekatan analisis tematik, di mana data
dikategorikan sesuai dengan tema penelitian utama, seperti analisis lingkungan
internal, eksternal, dan implementasi strategi. Proses analisis melibatkan
beberapa tahapan, yaitu reduksi data untuk memilih data yang relevan dengan
fokus penelitian, penyajian data dalam bentuk narasi dan tabel agar lebih mudah dipahami, serta penarikan
kesimpulan yang melibatkan identifikasi pola, hubungan, dan implikasi dari data
yang telah dianalisis.
Untuk memastikan validitas
dan reliabilitas data, penelitian ini menerapkan beberapa langkah. Pertama,
triangulasi sumber digunakan dengan memverifikasi informasi dari berbagai
sumber, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kedua, member checking
dilakukan dengan mengonfirmasi temuan kepada responden utama untuk memastikan
bahwa interpretasi data telah akurat. Terakhir, peer debriefing dilakukan
melalui diskusi dengan pakar manajemen strategi untuk memvalidasi hasil
analisis.
HSIL DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen
Strategi
Dasar teori manajemen
strategi melibatkan pemahaman tentang bagaimana organisasi dapat mencapai
keunggulan kompetitif melalui perencanaan dan pelaksanaan strategi yang
efektif. Salah satu teori dasar dalam manajemen strategi adalah teori
keunggulan kompetitif, yang diperkenalkan oleh Michael Porter. Porter
berpendapat bahwa perusahaan harus memilih antara strategi biaya rendah atau
diferensiasi untuk bersaing secara efektif di pasar. Strategi biaya rendah
berfokus pada mengurangi biaya produksi agar dapat menawarkan harga yang lebih
rendah kepada konsumen, sementara strategi diferensiasi berfokus pada
menciptakan produk atau layanan yang unik untuk menarik pelanggan yang bersedia
membayar lebih.
Selain teori Porter, ada
juga teori sumber daya dan kapabilitas, yang menekankan pentingnya aset
internal perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif. Teori ini, yang
dikenal sebagai Resource-Based View
(RBV), menganggap bahwa sumber daya yang langka, berharga, tidak dapat ditiru,
dan tidak dapat digantikan adalah kunci untuk menciptakan keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, manajer perlu mengidentifikasi dan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan nilai bagi pelanggan
dan membedakan diri dari pesaing.
Teori manajemen strategi
juga mencakup pendekatan desain dan posisi. Pendekatan desain, seperti yang
diusulkan oleh Henry Mintzberg, menekankan pentingnya perencanaan formal dan
desain strategis yang jelas. Sebaliknya, pendekatan posisi berfokus pada penempatan
perusahaan di pasar yang tepat dengan memanfaatkan peluang dan mengatasi
ancaman. Kedua pendekatan ini memiliki peran penting dalam perencanaan strategi
dan memerlukan keseimbangan antara perencanaan yang matang dan adaptasi
terhadap perubahan lingkungan.
Pentingnya lingkungan
eksternal juga diakui dalam teori manajemen strategi. Analisis lingkungan
eksternal, seperti analisis PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,
Lingkungan, dan Legal) dan analisis industri melalui model Five Forces Porter, membantu perusahaan memahami faktor-faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi strategi mereka. Dengan memahami lingkungan
eksternal, perusahaan dapat menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi
tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Teori manajemen strategi
juga mencakup konsep implementasi strategi, yang menekankan bahwa memiliki
strategi yang baik saja tidak cukup tanpa pelaksanaan yang efektif.
Implementasi strategi melibatkan penerapan rencana strategis ke dalam praktik
sehari-hari perusahaan, termasuk alokasi sumber daya, pengaturan struktur
organisasi, dan pengelolaan kinerja. Kesuksesan strategi tergantung pada
kemampuan perusahaan untuk menerjemahkan rencana strategis menjadi tindakan
yang menghasilkan hasil yang diinginkan.
B.
Analisis Lingkungan
Teori analisis lingkungan dalam
manajemen strategis berfokus pada pemahaman dan evaluasi faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi organisasi. Salah satu pendekatan utama dalam
analisis lingkungan adalah analisis PESTEL, yang mencakup enam aspek utama: Politik,
Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan
Legal. Analisis ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi tren dan
perubahan di lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kinerja dan strategi
mereka. Dengan memahami faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi,
lingkungan, dan hukum, perusahaan dapat menyesuaikan strategi mereka untuk
mengoptimalkan peluang dan memitigasi risiko.
Selain PESTEL, model
analisis industri yang diperkenalkan oleh Michael Porter, yaitu Five Forces, juga merupakan alat penting
dalam analisis lingkungan. Model ini mengidentifikasi lima kekuatan kompetitif
yang mempengaruhi daya tarik industri: ancaman pendatang baru, kekuatan
tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, ancaman produk atau jasa
pengganti, dan intensitas persaingan di dalam industri. Dengan menganalisis kekuatan-kekuatan ini,
perusahaan dapat memahami struktur industri dan mengembangkan strategi yang
efektif untuk bersaing di pasar.
Selain model Five Forces,
analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats) juga digunakan
untuk mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal.
Analisis SWOT membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, serta
peluang dan ancaman eksternal. Dengan memahami faktor-faktor ini, perusahaan
dapat merumuskan strategi yang memanfaatkan kekuatan dan peluang mereka, sambil
mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada.
Teori analisis lingkungan
juga menekankan pentingnya pemantauan dan penyesuaian strategi secara berkala.
Lingkungan eksternal tidak bersifat statis dan dapat berubah dengan cepat,
sehingga perusahaan perlu terus menerus memantau tren dan perkembangan yang
relevan. Penyesuaian strategi yang responsif terhadap perubahan lingkungan
eksternal memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar.
Terakhir, teori analisis
lingkungan mengajarkan pentingnya integrasi antara analisis lingkungan dengan
perencanaan strategis. Hasil dari analisis lingkungan harus diterjemahkan
menjadi tindakan strategis yang konkret dan diterapkan dalam rencana bisnis.
Dengan mengintegrasikan informasi dari analisis lingkungan ke dalam proses
perencanaan dan pengambilan keputusan, perusahaan dapat merumuskan strategi
yang lebih adaptif dan efektif untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang di pasar.
C. Analisis
Lingkungan Internal
Teori analisis lingkungan internal berfokus pada evaluasi
faktor-faktor internal yang mempengaruhi
kinerja dan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan strategisnya. Salah
satu pendekatan utama dalam analisis lingkungan internal adalah analisis sumber
daya dan kapabilitas, yang dikenal sebagai Resource-Based
View (RBV). Teori ini berpendapat bahwa sumber daya yang berharga, langka,
tidak dapat ditiru, dan tidak dapat digantikan adalah kunci untuk menciptakan
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Dalam analisis ini, perusahaan
mengevaluasi aset fisik, finansial, manusia, dan intelektual mereka untuk
menentukan kekuatan dan kelemahan internal.
Selain itu, analisis nilai
rantai (value chain analysis) yang
dikembangkan oleh Michael Porter juga merupakan alat penting dalam menganalisis
lingkungan internal. Analisis ini memetakan aktivitas-aktivitas utama dan
pendukung dalam proses produksi dan distribusi produk atau layanan perusahaan.
Dengan mengidentifikasi aktivitas yang menambah nilai dan mengurangi biaya,
perusahaan dapat menentukan area yang memerlukan perbaikan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas, serta menciptakan keunggulan kompetitif.
Teori analisis lingkungan
internal juga mencakup analisis kapabilitas organisasi, yang melibatkan
evaluasi kompetensi inti dan kemampuan unik yang dimiliki perusahaan.
Kompetensi inti adalah keahlian atau kemampuan yang membedakan perusahaan dari
pesaingnya dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Dengan memahami
kapabilitas ini, perusahaan dapat fokus pada pengembangan dan pemanfaatan
kekuatan tersebut untuk mencapai tujuan strategis mereka.
Selain itu, analisis budaya
organisasi dan struktur organisasi juga merupakan bagian penting dari analisis lingkungan
internal. Budaya organisasi mencakup nilai-nilai, norma, dan perilaku yang
membentuk cara perusahaan beroperasi, sedangkan struktur organisasi mencakup
cara perusahaan mengatur dan mengelola sumber daya dan proses. Evaluasi
terhadap budaya dan struktur ini membantu perusahaan dalam memastikan bahwa
keduanya mendukung strategi yang diadopsi dan mendorong kinerja yang optimal.
Akhirnya, teori analisis
lingkungan internal menekankan pentingnya penilaian kinerja dan sistem
manajemen. Sistem manajemen yang efektif memastikan bahwa strategi yang
diimplementasikan dapat dipantau dan dievaluasi secara berkala. Dengan
menggunakan alat seperti balanced
scorecard, perusahaan dapat mengukur kinerja mereka terhadap tujuan
strategis, mengidentifikasi area perbaikan, dan melakukan penyesuaian yang
diperlukan untuk memastikan pencapaian hasil yang diinginkan.
D. Analisis
Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan
eksternal dalam manajemen strategis berfokus pada pemahaman faktor-faktor luar
yang dapat mempengaruhi operasi dan keputusan perusahaan. Salah satu pendekatan
utama dalam analisis lingkungan eksternal adalah model PESTEL, yang mencakup
enam aspek: Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Legal. Model
ini membantu perusahaan untuk mengevaluasi bagaimana perubahan dalam kebijakan
pemerintah, kondisi ekonomi, tren sosial, kemajuan teknologi, isu lingkungan,
dan regulasi hukum dapat mempengaruhi bisnis mereka. Dengan memahami
faktor-faktor ini, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman yang
mungkin timbul dari lingkungan eksternal dan menyesuaikan strategi mereka
secara efektif.
Model analisis industri,
yang dikembangkan oleh Michael Porter, adalah alat penting dalam menganalisis
lingkungan eksternal. Model ini dikenal sebagai Five Forces dan melibatkan evaluasi lima kekuatan kompetitif yang mempengaruhi
daya tarik industri: ancaman pendatang
baru, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, ancaman
produk atau jasa pengganti, dan intensitas persaingan di dalam industri.
Analisis ini membantu perusahaan untuk memahami struktur industri dan
merumuskan strategi yang dapat meningkatkan posisi mereka di pasar dan
mengurangi tekanan kompetitif.
Selain PESTEL dan Five Forces, analisis kompetitor juga
merupakan komponen penting dalam teori analisis lingkungan eksternal. Melalui
analisis kompetitor, perusahaan mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
strategi, dan kinerja pesaing mereka. Memahami posisi kompetitor dan strategi
mereka memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi celah di pasar,
mengembangkan strategi diferensiasi, dan mengantisipasi langkah-langkah
kompetitif yang mungkin diambil oleh pesaing.
Teori analisis lingkungan
eksternal juga mencakup pemantauan tren pasar dan perubahan teknologi. Tren
pasar mencakup perubahan dalam preferensi konsumen, inovasi produk, dan evolusi
pasar yang dapat mempengaruhi permintaan. Perubahan teknologi, seperti perkembangan
dalam digitalisasi dan otomatisasi, juga dapat mempengaruhi cara perusahaan
beroperasi dan bersaing. Dengan memantau dan beradaptasi terhadap tren ini,
perusahaan dapat memastikan bahwa mereka tetap relevan dan kompetitif.
Teori analisis lingkungan
eksternal menekankan pentingnya respons yang cepat dan fleksibel terhadap
perubahan di lingkungan eksternal. Karena faktor-faktor eksternal dapat berubah
dengan cepat, perusahaan perlu memiliki sistem yang memungkinkan mereka untuk
merespons dengan cepat terhadap perubahan pasar, regulasi, dan kondisi ekonomi.
Strategi yang adaptif dan responsif memungkinkan perusahaan untuk
mengoptimalkan peluang dan mengurangi dampak negatif dari ancaman yang muncul
di lingkungan eksternal.
E. Analisis SWOT
Analisis
SWOT merupakan analisis pemasaran yang dilakukan dengan cara mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat). Analisis
SWOT adalah alat penting dalam manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi posisi perusahaan di pasar dengan
menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Dengan menggunakan analisis SWOT, perusahaan dapat memaksimalkan
mendapatkan gambaran komprehensif tentang faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kinerja perusahaan dan merumuskan strategi yang sesuai untuk memanfaatkan
kekuatan, mengatasi kelemahan, mengejar peluang, dan melindungi diri dari
ancaman.
Kekuatan (Strengths) dalam analisis SWOT merujuk
pada pada aspek internal Perusahaan dengan berfokus pada kekuatan internal yang
memberikan keuntungan kompetitif. Kekuatan ini dapat berupa keunggulan dalam
teknologi, sumber daya yang berkualitas. Sumber daya dalam perusahaan dapat meliputi sumber daya manusia (human
resources) seperti pengalaman (experiences), kemampuan (capabilities),
pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan pertimbangan (judgment)
dari seluruh pegawai perusahaan dan sumber daya perusahaan (organizational
resources) itu sendiri yang meliputi proses dan sistem perusahaan, termasuk
strategi perusahaan, struktur, budaya, manajemen pembelian material,
produksi/operasi, keuangan, riset dan pengembangan, pemasaran, sistem
informasi, dan sistem pengendalian, serta sumber daya fisik seperti (pabrik dan
peralatan, lokasi geograpis, akses terhadap material, jaringan distribusi dan
teknologi), reputasi merek yang kuat, atau efisiensi operasional. Identifikasi ini memungkinkan
perusahaan untuk dapat memanfaatkan kekuatan Perusahaan dalam strategi mereka
dan mempertahankan posisi yang kuat di pasar. Misalnya, perusahaan dengan
teknologi mutakhir dapat menggunakan keunggulan ini untuk menawarkan produk
atau layanan yang lebih inovatif.
Kelemahan (Weaknesses) adalah aspek internal yang
menghambat kinerja perusahaan atau mengurangi daya saing. Kelemahan bisa berupa
kekurangan dalam manajemen, keterbatasan sumber daya dan proses operasional.
Dengan mengetahui kelemahan� internal
dan�� ancaman�� eksternal��
yang�� dihadapi, perusahaan dapat
mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya, mengurangi dampak negatifnya,
atau bahkan menghindari area yang menjadi kelemahan untuk kemudian� merumuskan�
strategi� yang� sesuai�
untuk mencapai tujuan bisnis.
Peluang (Opportunities) merujuk pada faktor
eksternal yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk pertumbuhan dan
pengembangan. Faktor tersebut dapat berupa tren pasar yang menguntungkan,
perubahan teknologi yang memberikan peluang baru, atau perubahan regulasi yang mendukung industri. Identifikasi
peluang memungkinkan perusahaan untuk merumuskan strategi yang memanfaatkan
tren dan peluang tersebut untuk memperluas pasar, meningkatkan pendapatan,
menciptakan produk baru, dijadikan bahan acuan untuk mengembangkan bisnis
hingga bertahannya suatu bisnis.
Ancaman (Threats) merupakan faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi kinerja perusahaan secara negatif. Ancaman tersebut bisa
datang dari pesaing, perubahan ekonomi, perubahan regulasi, atau krisis
lingkungan. Ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya
sehingga dengan memahami ancaman ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi
mitigasi untuk mengurangi dampak negatif atau mengantisipasi langkah-langkah
yang dapat diambil untuk menghadapi tantangan tersebut. Strategi yang baik akan
mencakup tindakan preventif untuk mengurangi risiko, meminimalisir hal yang
akan merugikan perusahaan dan bahkan dapat digunakan untuk merespons ancaman
yang mungkin akan terjadi.
Secara keseluruhan,
analisis SWOT memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk mengevaluasi
posisi strategis perusahaan dan merumuskan rencana tindakan. Dengan
mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman,
perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih efektif, mengoptimalkan kekuatan
mereka, mengatasi kelemahan, mengejar peluang, melindungi diri dari ancaman
bahkan mempersiapkan Perusahaan dari ancaman yang akan terjadi sehingga
meminimalisir kemungkinan kerugian yang akan terjadi. Proses ini memerlukan
keterlibatan aktif dari manajemen dan pemangku kepentingan untuk memastikan
bahwa semua faktor yang relevan diperhitungkan dalam perencanaan strategis.
KESIMPULAN
Analisis
lingkungan internal berfokus pada penilaian kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan dan kelemahan perusahaan. Melalui pendekatan terhadap fsktor-faktor
internal seperti analisis sumber daya dan kapabilitas serta analisis rantai
nilai, perusahaan dapat mengidentifikasi aset dan kompetensi yang memberikan
keunggulan kompetitif serta area yang memerlukan perbaikan. Dengan memahami
kekuatan internal, perusahaan dapat memanfaatkan keunggulan tersebut untuk
meningkatkan posisi pasar mereka, sementara pengidentifikasian kelemahan
memungkinkan pengembangan strategi untuk memperbaiki atau mengatasi kekurangan
yang ada. Sedangkan analisis lingkungan eksternal mengevaluasi hal-hal yang
berada di luar kendali langsung perusahaan namun dapat mempengaruhi operasional
dan strategi dari Perusahaan. Melalui model seperti PESTEL dan Five Forces Porter, perusahaan dapat
memahami bagaimana perubahan dalam aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi,
lingkungan, dan hukum, serta dinamika industri dan kompetitor, dapat mempengaruhi
mereka. Analisis ini membantu perusahaan untuk mengidentifikasi peluang yang
dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihadapi, serta menyesuaikan strategi
mereka sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal. Baik
analisis internal maupun eksternal harus diintegrasikan untuk merumuskan
strategi yang komprehensif dan efektif. Dengan melakukan integrasi ini,
perusahaan dapat menyusun rencana strategis yang lebih adaptif dan responsif
terhadap dinamika pasar. Proses analisis ini harus bersifat dinamis dan
berkelanjutan. Lingkungan bisnis terus berubah, sehingga perusahaan perlu
secara rutin mengevaluasi dan memperbarui analisis lingkungan internal dan
eksternal mereka untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan tetap relevan
dan efektif. Penyesuaian yang cepat terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis
dapat meningkatkan daya saing dan mendukung pencapaian tujuan jangka panjang
perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Astuti,� A.�
M.� I.,� &�
Ratnawati,S.� (2020).� Analisis SWOT����� Dalam����
�Menentukan����� Strategi Pemasaran. Jurnal� Ilmu�
Manajemen, 17(2), 58�70.journal.uny.ac.id/index.php/jim/article/viewFile/34175/14289
Barney, J. B. (1991). "Firm Resources and Sustained
Competitive Advantage." Journal of Management, 17(1), 99-120.
doi:10.1177/014920639101700108
David, F. R. (2016). Strategic Management: A Competitive Advantage
Approach, Concepts and Cases. 16th ed. Pearson.
Grant, R. M. (2016). Contemporary Strategy
Analysis: Text and Cases Edition. 9th ed. Wiley.
Mintzberg, H., Ahlstrand,
B., & Lampel, J. (1998). Strategy Safari: A
Guided Tour Through The Wilds of Strategic Management.
Free Press.Porter, M. E. (1980). Competitive
Strategy: Techniques for Analyzing Industries and
Competitors. Free Press.
Muhamad Bayu Pramesta, Agus Rahayu, Puspo Dewi Dirgantari. (2023) Analisis Swot Dalam
Menentukan Strategi Pemasaran Pada Fashion Brand. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Pendidikan Indonesia. Volume 19, Nomor 2, Oktober. Hal. 139-138
Porter, M. E. (1985). Competitive Advantage: Creating and
Sustaining Superior Performance. Free Press.
Prahalad, C. K., & Hamel, G. (1990). "The Core Competence
of the Corporation." Harvard Business Review, 68(3), 79-91.
Setyorini,
H., Effendi, M., & Santoso, I. (2016). Marketing Strategy Analysis Using
SWOT Matrix and QSPM (Case Study: WS Restaurant Soekarno Hatta Malang). Industria: Jurnal Teknologi
Dan Manajemen Agroindustri, 5(1), 46�53. https://doi.org/10.21776/ub.industria.2016.0 05.01.6
S.Riyanto. (2018). Analisis
Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Keunggulan Bersaing Dan
Kinerja Usaha Kecil Menengah (Ukm) Di Madiun. Jurnal Manajemen Bisnis Dan
Inovasi Vol.5 No.3 November, Hal 159-168
Thompson, A. A., Peteraf,
M. A., Gamble, J. E., & Strickland, A. J. (2022). Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive
Advantage. 23rd ed. McGraw-Hill Education.
Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2012). Strategic Management
and Business Policy: Toward Global Sustainability. 13th ed. Pearson.Wernerfelt,
B. (1984). "A Resource-Based View of the Firm." Strategic Management
Journal, 5(2), 171-180. doi:10.1002/smj.4250050207