Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya) 322
e-ISSN: 2798-5210
p-ISSN: 2798-5652
Volume 2 No. 3 Juli 2022 (322-330)
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah
Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-Alun Contong Kota Surabaya)
Improving the Community Economy Through Tourism Area Development (Case Study of Alun-Alun
Contong Village, Surabaya City)
1)* Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
1,2,3 UPN “Veteran” Jawa Timur, Indonesia
*Email: 1)* f.laily.nisa.es@upnjatim.ac.id, 2) marseto15@gmail.com, 3) nurhanif929@gmail.com
*Correspondence: Fauzatul Laily Nisa
DOI:
10.36418/comserva.v2i2.247
Histori Artikel:
Diajukan
: 10-07-2022
Diterima
: 17-07-2022
Diterbitkan
: 31-07-2022
ABSTRAK
Pengembangan pariwisata diharapkan memberikan dampak pada
perekonomian masyarakat. Sebab, pariwisata merupakan sektor nonmigas
yang memberikan kontribusi besar pada perekonomian. Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya memiliki potensi pariwisata yang dapat
dijadikan tombak peningkatan perekonomian masyarakat. Namun peluang
tersebut kurang mendapatkan perhatian. Tujuan pengabdian masyarakat ini
untuk memperkenalkan potensi wisata di Kelurahan Alun-Alun Contong
yang dapat dijadikan tempat wisata kepada pemerintah, swasta dan
masyarakat umum. Setelah dilakukan kajian, di wilayah Alun-Alun
ditemukan banyak peninggalan sejarah sebagai sumber daya modal untuk
meningkatkan pengembangan pariwisata. Hasil pengabdian masyarakat ini,
dibentuklah kelompok sadar wisata (Pokdarwis), rencana pembangunan
sarana dan prasarana pariwisata, dan perkenalan potensi wisata. Adanya
potensi wisata akan memberikan dampak perekonomian terhadap
masyarakat sekitar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah dilakukan penelitian
didapat strategi yang dapat dilakukan oleh Kelurahan Alun-Alun Contong
untuk pengembangan pariwisata yaitu pemberdayaan masyarakat,
pelatihan mengenai kepariwisataan, dan peningkatan sarana dan
prasarana. Upaya Kelurahan Alun-Alun Contong juga menghadapi
beberapa faktor penghambat seperti minimnya sumber daya manusia serta
kesadaran masyarakat akan potensi yang ada dan permodalan untuk
mengembangkan pariwisata.
Kata kunci: peningkatan perekonomian; pengembangan wisata; kendala
pengembangan wisata
ABSTRACT
Tourism development is expected to have an impact on the community's
economy. This is because tourism is a non-oil and gas sector that contributes
greatly to the economy. Alun-Alun Contong Village, Surabaya City has
tourism potential that can be used as a spear to improve the community's
economy. However, this opportunity has received less attention. The purpose
of this community service is to introduce tourism potential in Contong Alun-
Alun Village which can be used as tourist attractions for the government,
private sector and the general public. After conducting a study, in the Alun-
Alun area, many historical relics were found as capital resources to increase
tourism development. As a result of this community service, a tourism
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
323
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
awareness group (Pokdarwis) was formed, a plan for the development of
tourism facilities and infrastructure, and the introduction of tourism potential.
The existence of tourism potential will have an economic impact on the
surrounding community. The research method used is a qualitative method
with a descriptive approach. Data collection techniques by observation,
interviews and documentation. After doing the research, the strategies that
can be carried out by Alun-Alun Contong Village for tourism development are
community empowerment, training on tourism, and improving facilities and
infrastructure. The efforts of Alun-Alun Contong Village also face several
inhibiting factors such as the lack of human resources and public awareness
of the existing potential and capital to develop tourism.
Keywords: economic improvement; tourism development; tourism
development constraints
PENDAHULUAN
Potensi sumber daya alam Indonesia sangat melimpah dan memiliki keindahan yang luar biasa.
Selain itu, Indonesia dikaruniai peninggalan purbakala, peninggalan sejarah seni dan budaya yang
merupakan sumber daya modal yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan perekonomian
masyarakat. Salah satu upaya dalam memanfaatkan sumber daya yang eksotis menjadi tempat wisata.
(I. Setiawan, 2015). Adanya pemanfaatan ini diharapkan lokasi yang memiliki sumber daya eksotis
dapat memberikan kontribusi ekonomi lebih besar. Kegiatan Pariwisata merupakan sektor produksi
yang memberikan sumbangsih terhadap pendapatan wilayah secara langsung maupun tidak langsung
dalam lingkup ekonomi (Aji et al., 2018).
Pariwisata merupakan sektor yang kini berkembang dengan pesat dan berkontribusi terhadap
perekonomian suatu wilayah. Pariwisata di Indonesia sendiri telah dianggap sebagai salah satu sektor
ekonomi yang penting dan diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu (suwantoro
,2014). Pariwisata daerah memiliki potensi yang tidak kalah penting guna meningkatkan perekonomian
masyarakat. Adanya potensi pariwisata daerah yang dikembangkan hingga menjadi destinasi wisata
yang dikunjungi masyarakat akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Berdasarkan (Indonesia, 2004) berwenang dalam mengatur dan mengurus pemerintahannya
sendiri menurut asas yang berlaku dan tugas pembantuan. Hal ini dimaksudkan agar perubahan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat cepat terjadi. Sebab dengan otonomi daerah pemerintah dapat
menggali potensi daerahnya yang dianggap dapat dikembangkan dan berdampak ekonomi. Banyak
sektor yang bisa dikembangkan salah satunya adalah sektor pariwisata.
Pengembangan pariwisata guna meningkatkan perekonomian masyarakat juga terjadi di
Kelurahan Alun-Alun Contong Kota Surabaya. Kelurahan ini memiliki sejarah yang dapat dijadikan
objek wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan potensi wisata Kelurahan Alun-Alun
Contong dan untuk menggerakan berbagai pihak baik pemerintah, swasta, masyarakat maupun
akademisi agar dapat bekerja sama secara aktif untuk mengembangkan pariwisata dan dapat
memberikan manfaat perekonomian bagi masyarakat. Selain itu, agar bangunan yang berpotensi
tersebut tidak hilang ditelan zaman. Dalam pengembangan potensi wisata sumber daya manusia dan
sumber daya modal memberikan peranan penting agar tercapainya tujuan pengembangan wisata. Atas
dasar permasalahan diatas, peneliti melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan pariwisata
dengan judul “Peningkatan perekonomian masyarakat melalui pengembangan wilayah wisata”
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
324
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
METODE
Pada kegiatan pengabdian ini menggunakan beberapa metode untuk menyelesaikan masalah
dan fenomena yang ada di masyarakat yaitu:
Pada kegiatan survei awal, tim mengunjungi setiap tempat yang memiliki potensi besar sebagai
tempat wisata dan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi kepada tokoh masyarakat, aparat
desa dan masyarakat untuk menemukan potensi wisata dan rencana pengembangan objek wisata yang
dapat dilakukan. Tahap selanjutnya adalah pengkajian fenomena, pada tahap ini tim menyelaraskan
cerita sejarah berdasarkan pitutur (cerita turun-temurun) dari beberapa narasumber. Setelah itu tim
mengadakan sosialisasi kepada RT dan RW yang ada di Kelurahan Alun-Alun Contong. Sosialisasi itu
berjudul Sosialisasi Potensi Wisata dan Sadar Wisata. Pada tahap pendampingan ini ada dua kegiatan
yang dilakukan. Pendampingan pertama adalah keikutsertaan tim dalam pembentukan Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) di Kelurahan Alun-Alun Contong. Kedua dalam pendampingan pembuatan NIB
sebagai legalitas UMKM sebagai sektor pendukung sektor pariwisata. Tahap terakhir adalah perkenalan
wilayah wisata kepada masyarakat Kelurahan Alun-Alun Contong pada khususnya dan masyarakat luas
pada umumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian yang didapat adalah bahwa kelurahan Alun-Alun Contong memiliki
berbagai bangunan bersejarah yang berpotensi wisata (Wirastari & Suprihardjo, 2012). Pengembangan
pariwisata perlu dilakukan agar potensi wisata ini dapat memberikan dampak ekonomi bagi warga
sekitar. Hal ini disebabkan karena pariwisata merupakan sektor multidimensional, perkembangan
sektor pariwisata juga akan menggerakan sektor lain seperti UMKM. Selama berpariwisata, wisatawan
akan melakukan perbelanjaan sehingga akan menimbulkan permintaan barang dan jasa (Yakup &
Haryanto, 2019). Salah satu sektor yang menyediakan barang dan jasa adalah UMKM dari sinilah
pariwisata akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Lokasi-lokasi yang berpotensi
pariwisata di Alun-Alun Contong serta identifikasi keadaan setiap tempat tersebut antara lain:
1. Gapura keraton gang 2
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
325
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
Gambar 2 Gapura Keraton Gang 2
Gapura yang berada di jalan keraton gang II ini merupakan salah satu situs bersejarah yang
menjadi cagar budaya dan dilindungi oleh pemerintah. Salah satu tokoh masyarakat setempat
mengatakan bahwa gapura ini merupakan bangunan sisa reruntuhan Kerajaan Ujung Galuh yang masih
tersisa. Selanjutnya menurut warga sekitar, gapura ini pada zaman Belanda digunakan sebagai tempat
panel listrik.
Gapura ini terletak diantara ruko dan kurang terlihat sebagai sebuah objek yang memiliki nilai
budaya. Letak gapura keraton kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan kurang menarik untuk
dikunjungi. Memasuki lebih dalam di gang keraton, di setiap pinggir jalan dimanfaatkan PKL untuk
berjualan hal ini akan mengganggu akses perjalanan bagi wisatawan nantinya.
2. Kantor HBNU
Kantor HBNU yang ada di Jalan Pahlawan Kota Surabaya adalah salah satu tempat bersejarah
yang ada di Kelurahan Alun-Alun Contong. Kantor ini berada di ujung Gang VI Bubutan. Di Sepanjang
jalan Gang Bubutan VI dan kantor HBNU memiliki cerita bersejarah mengenai pembentukan Nahdlatul
Ulama. Sampai sekarang kantor ini tetap dirawat dan masih sering dikunjungi oleh masyarakat yang
berkepentingan. Di Sepanjang Gang VI hingga kantor HBNU dipenuhi oleh bangunan lama yang indah
dan berpotensi untuk dijadikan objek wisata. Namun kantor ini kurang mendapat atensi dari masyarakat.
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
326
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
3. Makam Kyai Sedo Masjid dan Makam Pangeran Pekik
Kiai sedo masjid adalah salah satu tokoh pejuang yang makamnya berada di Kecamatan Alun-
Alun Contong. Kiai Sedo Masjid adalah seorang takmir/marbot masjid. Kyai Sedo Masjid terkenal akan
perjuangannya mempertahankan masjid dari para penjajah hingga akhir hayatnya,
Pangeran Pekik merupakan putra pemimpin pertama Surabaya. Makam Pangeran Pekik ini
berada di kompleks Makam Kyai Sedo Masjid dan batu nisannya berdampingan dengan Kyai Sedo
Masjid. Malam ini dipercaya sebagai makam Pangeran Pekik karena pada batu nisan makam, terdapat
tulisan dengan aksara jawa atau yang biasa disebut “hanacaraka”. Tulisan ini hingga sekarang masih
belum dapat dibaca dikarenakan menggunakan aksara jawa lama.
4. Makam Joko Jumput
Makam Joko Jumput merupakan makam seorang tokoh yang memiliki jasa membabat alas
Surabaya yang terletak di Jalan Praban. Makam Joko Jumput memiliki cerita sejarah, berdasarkan cerita
pitutur Joko Jumput merupakan seorang pejuang yang berjanji tidak akan menikah jika belum
memakmurkan masyarakatnya. Hingga pada pertarungannya melawan Pangeran Situbondo mereka
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
327
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
berdua sama-sama gugur dengan keadaan Joko Jumput belum menikah. Itulah mengapa beliau memiliki
julukan tersebut. Sedangkan dari versi yang lainnya, menyebutkan bahwa nama Joko Jumput didapat
dari kesehariannya yang menjumputi atau mencabuti tanaman-tanaman herbal untuk kakaknya yang
berprofesi sebagai penjual jamu pada masa itu.
5. Dermaga Siola
Dermaga Siola merupakan satu-satunya dermaga di Alun-Alun Contong yang berada di pinggir
sungai Kalimas. Dermaga ini berada di Jalan Gemblongan, didepan Pusat Pelayanan Publik Kota
Surabaya. Dahulu dermaga ini digunakan untuk menjamu tamu pemerintah Kota Surabaya. Di
sepanjang sungai Kalimas ini biasanya sering dipakai untuk kegiatan lomba dayung. Dermaga tersebut
juga terdapat beberapa UMKM yang bergerak di bidang kuliner.
6. Kampung Pecinan
Kampung Pecinan ini berada di Jalan Tambak Bayan. Kampung Pecinan merupakan kampung
yang mayoritas dihuni oleh etnis Tionghoa, maka dari itu banyak hiasan yang mencirikhaskan nuansa
Tionghoa, seperti lampion, mural, dan warna-warna merah serta kuning di sekitar rumah warga.
Kampung ini memiliki cerita bersejarah mengenai sengketa antar etnis Tionghoa sendir. Di kampung
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
328
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
ini terdapat istal atau kandang kuda pada zaman kolonial Belanda, hingga saat ini bangunan tersebut
masih ada.
Kampung ini memiliki potensi wisata, namun dalam identifikasi masalah dilapangan terdapat
beberapa hal masalah untuk mengembangkan kampung ini sebagai lokasi wisata yaitu kurangnya
kebersihan lingkungan kampung, PKL yang kurang tertata dengan rapi, tidak ada petunjuk bahwa lokasi
tersebut adalah lokasi Kampung pecinan, kurangnya nuansa China.
Potensi pariwisata yang ada di kelurahan Alun-Alun Contong ini berpotensi untuk dijadikan
objek pariwisata. Dengan pembangunan pariwisata dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian
masyarakat sekitar. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh (Setijawan, 2018) yaitu sektor
pariwisata menjadi andalan dalam perkembangan ekonomi di berbagai kota atau kabupaten.
Melihat potensi pariwisata wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong perlu untuk
dikembangankan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh aparat setempat dalam hal ini adalah
Kelurahan Alun-Alun Contong antara lain:
a. Membentuk Pokdarwis
Potensi pariwisata yang ada merupakan sebuah modal guna meningkatkan perekonomian
masyarakat sebagai sumber daya dalam industri pariwisata. Sumber daya manusia memiliki peranan
penting dalam pengembangan pariwisata. Pentingnya sumber daya manusia dalam industri pariwisata
adalah sebagai motor penggerak keberlangsungan industri pariwisata; pelaku utama dalam penciptaan
produk pariwisata; dan sebagai faktor penentu daya saing pariwisata (R. I. Setiawan, 2016).
Pembangunan berkelanjutan berarti pembangunan untuk keperluan masyarakat sekarang tanpa
mengabaikan keperluan hidup masyarakat di masa depan. mengatakan “pembangunan kepariwisataan
yang berkelanjutan merupakan pembangunan yang menjamin keuntungan yang maksimal diperoleh
secara berkelanjutan, hanya dapat diwujudkan dengan kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi.”
Pokdarwis merupakan salah satu bentuk organisasi kelembagaan yang dibentuk oleh
masyarakat yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab dalam menciptakan iklim yang kondusif dan
terwujudnya sapta pesona untuk membangun dan mengembangkan kepariwisataan suatu daerah dan
bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Pokdarwis sebagai unsur pemangku kepentingan
yang memiliki peran strategis dalam pengembangan dan pengelolaan potensi kekayaan alam dan
budaya suatu daerah agar menjadi daerah tujuan wisata (Putrawan & Ardana, 2019).
b. Membangun sarana dan prasarana
Dalam identifikasi permasalahan dilapangan perlu adanya pembangunan dan pengembangan
sarana prasarana. Rencana pembangunan sarana dan prasarana pariwisata dapat dituangkan dalam
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM). Pengembangan pariwisata melalui
pengembangan sarana dan prasarana merupakan sebuah proses untuk meningkatkan nilai dalam
berbagai aspek pariwisata terutama ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisatawan
dalam berpariwisata (Narendra, 2018). Perlunya rencana pembangunan lahan parkir untuk wisatawan
yang datang untuk berwisata di Kelurahan Alun-Alun Contong. Jarak antar lokasi yang cukup jauh bila
ditempuh dengan jalan kaki, maka perlu adanya akomodasi yang dapat mengantarkan wisatawan ke
setiap lokasi. Hal ini dapat memberdayakan masyarakat dan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat. Membangun dan mengembangkan sarana prasarana berguna untuk lebih menarik
wisatawan berwisata di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong.
c. Pelatihan sektor pariwisata
Kelurahan Alun-Alun Contong kaya akan cerita bersejarah. Nilai jual yang didapat salah
satunya dengan adanya cerita bersejarah. Perlu adanya pelatihan guide lokal untuk memandu wisatawan
berwisata di wilayah Alun-Alun Contong. Sebab, tidak semua memahami bagaimana alur cerita sejarah
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
329
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
di setiap tempat yang ada di Kelurahan Alun-Alun Contong. Adanya tour guide lokal ini dapat
memberdayakan masyarakat dan akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Pelatihan diberikan
kepada masyarakat khususnya yang tergabung dalam POKDARWIS agar memberikan pelayanan
kepada wisatawan. Adanya pelatihan ini akan memunculkan motivasi masyarakat untuk memenuhi
keinginan wisatawan (Sulartiningrum et al., 2018).
Pelatihan tidak hanya berkaitan langsung dengan objek wisata langsung tetapi juga pelatihan
untuk UMKM. Sebab UMKM merupakan salah satu sektor pendukung dari pariwisata yang peranannya
cukup penting bagi perekonomian negara. Pelatihan ini seperti pembuatan legalitas usaha (NIB),
pelatihan pembuatan laporan keuangan sederhana, dan pelatihan mengembangkan usaha.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas disimpulkan bahwa Kelurahan Alun-Alun Contong Kota
Surabaya memiliki potensi pariwisata. Namun hal ini kurang mendapatkan perhatian oleh masyarakat
dan pemerintah baik pemerintah kota maupun pemerintah daerah. Potensi yang ada ini jika tidak adanya
tindakan lambat laun peninggalan bersejarah yang sebagian besar menjadi potensi wisata ini akan
tergerus dan hilang. Padahal jika dikelola dengan baik akan mendatangkan manfaat ekonomi bagi
masyarakat. Adanya pariwisata yang berkembang suatu daerah dapat mengembangkan sektor lain
seperti perhotelan, transportasi, UMKM dan lain sebagainya. Pembangunan dan pengembangan
pariwisata di Kelurahan Alun-Alun Contong harus ada kolaborasi aktif dari stakeholder, swasta, media,
pelaku bisnis, masyarakat, dan akademisi guna mewujudkan pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, R. C. (2018). Upaya Pengembangan Sektor Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Goa Cina
Dalam Meningkatkan Ekonomi Lokal (Studi Pada Perum Perhutani dan KTH Harapan Pertiwi
Kabupaten Malang). Universitas Brawijaya.
Aji, R. R., Pramono, R. W. D., & Rahmi, D. H. (2018). Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Ekonomi
Wilayah Di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Planoearth, 3(2), 5762.
https://doi.org/10.31764/jpe.v3i2.600
Barreto, M., & Ketut, G. I. G. A. (2015). Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Panas Di Desa
Marobo, Kabupaten Bobonaro, Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana,
4(11), 773796.
Indonesia, R. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta (ID): RI.
Narendra, W. (2018). Identifikasi Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Wisata Berdasarkan Persepsi
Pengunjung Di Pantai Sipelot Kabupaten Malang. Institut Teknologi Nasional Malang.
Putrawan, P. E., & Ardana, D. M. J. (2019). Peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dalam
Pengembangan Pariwisata Di Desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Locus,
11(2).
1)*Fauzatul Laily Nisa, 2) Nur Hanif, 3) Marseto
Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Pengembangan Wilayah Wisata (Studi Kasus Kelurahan Alun-
Alun Contong Kota Surabaya)
330
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (3) Juli 2022 - (322-330)
Rahmawati, S. W., Sunarti, S., & Hakim, L. (2017). Penerapan sapta pesona pada desa wisata (analisis
persepsi wisatawan atas layanan penyedia jasa di kampung wisata Kungkuk, Desa Punten, Kota
Batu). Brawijaya University.
Setiawan, I. (2015). Potensi destinasi wisata di Indonesia menuju kemandirian ekonomi.
Setiawan, R. I. (2016). Pengembangan sumber daya manusia di bidang pariwisata: perspektif potensi
wisata daerah berkembang. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN), 1(1), 2335.
Setiawati, R., & Aji, P. S. T. (2020). Implementasi Sapta Pesona Sebagai Upaya Dalam Memberikan
Pelayanan Prima Pada Wisatawan Di Desa Wisata Pentingsari. Jurnal Administrasi Bisnis
Terapan, 2(2). https://doi.org/10.7454/jabt.v2i2.98
Setijawan, A. (2018). Pembangunan pariwisata berkelanjutan dalam perspektif sosial ekonomi. Jurnal
Planoearth, 3(1), 711.
Sulartiningrum, S., Nofiyanti, F., & Fitriana, R. (2018). Pelatihan Peningkatan Kualitas SDM Bidang
Pariwisata di Desa Wisata. Jurnal Solma, 7(2), 176181.
Suryani, A. I. (2017). Strategi Pengembangan Pariwisata Lokal. Jurnal Spasial: Penelitian, Terapan
Ilmu Geografi, Dan Pendidikan Geografi, 3(1).
Wirastari, V. A., & Suprihardjo, R. (2012). Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Berbasis Partisipasi
Masyarakat (Studi Kasus: Kawasan Cagar Budaya Bubutan, Surabaya). Jurnal Teknik ITS, 1(1),
C63C67. https://doi.org/10.12962/j23373539.v1i1.1026
Yakup, A. P., & Haryanto, T. (2019). Pengaruh Pariwisata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. Bina Ekonomi, 23(2), 3947. https://doi.org/10.26593/be.v23i2.3266.39-47
© 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms
and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).