Simulasi Ketahanan Stok Avtur Berdasarkan Data Penerimaan Menggunakan
Software Minitab di DPPU X
Avtur Stock Resilience Simulation Based
on Receipt Data Using Minitab Software in DPPU X
1)* Dwi Nurma Heitasari, 2) Yuni Angriani
12 Logistik Minyak
dan Gas, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Blora, Indonesia
E-mail: [email protected]
*Correspondence:
Dwi Nurma Heitasari
ABSTRAK Penelitian ini membahas simulasi ketahanan stok Avtur berdasarkan data penerimaan di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) X menggunakan
software Minitab. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meramalkan kebutuhan Avtur di DPPU X dan menentukan kapasitas tangki penyimpanan yang optimal guna menjaga ketahanan stok. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi analisis data historis penerimaan Avtur dan peramalan
kebutuhan menggunakan metode time series dengan model tren linier dan
eksponensial. Pemilihan metode perhitungan didasarkan pada kesalahan absolut
rata-rata (AAE) terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tren
eksponensial memberikan hasil peramalan yang lebih akurat dibandingkan metode
tren linier. Berdasarkan hasil peramalan, DPPU X dianjurkan untuk
mempertimbangkan pembangunan tangki penyimpanan baru dan melakukan kajian
kelayakan dari aspek lingkungan dan keekonomian sebelum melaksanakan
rekomendasi ini. Kata kunci: Peramalan, Kapasitas Tangki,
KSTT, Avtur, Minitab |
|
|
ABSTRACT his study discusses
the simulation of Avtur stock resilience based on
receipt data at the Aircraft Filling Depot (DPPU) X using Minitab software.
The purpose of this study is to forecast the needs of Avtur
in DPPU X and determine the optimal storage tank capacity to maintain stock
durability. The methods used in this study include analysis of historical
data on Avtur receipts and forecasting of needs
using the time series method with linear and exponential trend models. The
selection of the calculation method is based on the smallest mean absolute
error (AAE). The results show that the exponential trend method provides more
accurate forecasting results than the linear trend method. Based on the
forecast results, DPPU X is recommended to consider the construction of a new
storage tank and conduct a feasibility study from environmental and economic
aspects before implementing this recommendation. Keywords: Forecasting, Tank Capacity, KSTT, Aviation Turbine �Fuel (Avtur), Minitab |
PENDAHULUAN
Aviation Turbine �atau dikenal
dengan singkatan Avtur adalah bahan bakar yang digunakan dalam penerbangan,
khususnya untuk pesawat dengan mesin turbin atau jet (Nugraha, 2014). Avtur
adalah Bahan Bakar Minyak Penerbangan (BBMP) yang terdiri dari campuran
hidrokarbon, diproduksi dari minyak bumi melalui proses pemurnian (Kadarwati,
2022). Jenis avtur yang paling umum digunakan adalah Jet A-1, yang memiliki
karakteristik berbeda dalam hal titik beku (freezing point) dan aditif yang digunakan
dalam proses produksinya (Kusniawati, Anggraini, & Saputra, 2021). Avtur
merupakan salah satu bahan bakar minyak tanah yang memiliki spesifikasi ketat
(Ginting, Prabu, & Abro, 2014).
Pengelolaan persediaan cadangan avtur yang efisien di Depot Pengisian
Pesawat Udara (DPPU) X menjadi faktor kunci dalam memastikan ketersediaan
pasokan bahan bakar penerbangan komersial yang stabil (Zulfikar & Suryawan,
2019). Ketahanan stok Avtur merupakan aspek krusial untuk menjaga kelancaran
operasional di DPPU X, karena penentuan kapasitas dan ketahanan stok yang tepat
sangat penting untuk mengelola fluktuasi permintaan bahan bakar pesawat di masa
depan (Kanony & Heitasari, 2022). DPPU X harus memastikan bahwa cadangan
avtur yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan penerbangan dari berbagai maskapai
yang beroperasi di bandara (Amalia & Putri, 2021).
Peramalan (forecasting) digunakan untuk memperkirakan kebutuhan bahan bakar
di masa depan berdasarkan data historis (Hamirsa & Rumita, 2022).
Penggunaan avtur mengalami penurunan pada akhir 2019 dan awal 2020 akibat
pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas penerbangan (Lusiana & Yuliarty,
2020). Potensi penerimaan avtur dapat diukur dari data penerimaan saat ini dan
hasil perhitungan untuk masa depan (Putri, Wahyuni, & Zainal, 2021).
Penelitian ini akan membandingkan perhitungan manual menggunakan Excel dan
hasil simulasi menggunakan software Minitab. Simulasi adalah metode untuk
memodelkan sistem nyata dan mengevaluasi berbagai skenario potensial tanpa
mengganggu sistem aktual (Susanti et al., 2020). Penggunaan software Minitab
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi guna meminimalkan
risiko ketahanan stok yang sesuai dengan kategori cadangan operasional
berdasarkan BPH Migas No. 9 Tahun 2020 (Alindita & Heitasari, 2021).).
METODE
PENELITIAN
Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini karena melibatkan
analisis data dalam jumlah besar (Kurniawati & Fadilah, 2020). Data yang
digunakan merupakan data sekunder, yang diperoleh melalui dokumentasi dan
pencatatan oleh pihak terkait (Aulia & Aisha, 2015). Alur penelitian
didasarkan pada pendekatan kuantitatif untuk menghasilkan interpretasi yang
lebih akurat dalam menentukan ketahanan stok Avtur di DPPU X (Rohman &
Widya, 2019). Data dari DPPU dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan
metode peramalan statistik (Susanto & Haris, 2021).
Penelitian ini juga mengidentifikasi faktor risiko utama yang mempengaruhi
fluktuasi permintaan Avtur, terutama pada periode krisis seperti pandemi
COVID-19 (Widodo & Rahman, 2021). Berdasarkan penelitian sebelumnya,
ketahanan stok bahan bakar sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait
regulasi cadangan operasional (Suryadi & Pramono, 2020). Simulasi yang
dilakukan dengan Minitab diharapkan memberikan hasil yang lebih akurat dan
efisien dalam pengelolaan stok bahan bakar (Wahyuni, 2021). terkait, berikut adalah alur dari
penelitian ini :
Gambar 1. Alur
Penelitian
Teknik analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini dapat dilihat melalui
Gambar 1, dimulai dengan dilakukannya
identifikasi dan perumusan masalah, perumusan masalah berkaitan dengan data penerimaan yang dilanjutkan
dengan penentuan ketahanan stok tangka timbun yang didukung dengan kajian pustaka. Penelitian ini menggunakan
peramalan dengan metode time
series dan dipersempit dengan
menggunakan model tren linier dan model tren eksponensial. Tahapan dalam
melakukan analisis data adalah dengan perhitungan manual kedua tren dengan cara manual dan
Minitab, perhitungan AAE, perhitungan koefisien korelasi, penentuan kapasitas
tangka serta ketahanan stok tangki timbunnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
DPPU X menerima supply BBMP dengan jenis avtur
dari TBBM Y dengan melalui jalur perpipaan sebagai moda transportasinya. Untuk dapat melaksanakan penelitian ini
maka harus diketahui berapa penerimaan avtur yang diterima oleh pihak DPPU X,
dalam penelitian ini data penerimaan dicantumkan dalam bentuk satuan liter. Data penerimaan mengalami peningkatan selama lima
tahun secara berkelanjutan sebagai berikut :
Tabel
1. Tabel Penerimaan Avtur di DPPU X
Tahun |
Penerimaan
(Liter) |
2019 |
8,575,376 |
2020 |
7,221,935 |
2021 |
10,228,817 |
2022 |
12,532,258 |
2023 |
14,135,700 |
Sehingga berdasarkan data penerimaan di atas
berikut adalah penyajian dalam bentuk grafik yang dilakukan dengan metode time series di software Minitab
19 :
Gambar
2. Penerimaan Avtur (Liter) di
DPPU X
Grafik diatas membuktikan bahwa penerimaan avtur
yang dilakukan oleh DPPU X setiap tahunnya mengalami peningkatan, dimulai dari
periode kedua menuju periode ketiga hingga dengan period kelima secara berkala.
Data ini bersifat non-stationer dikarenakan titik-titik data berada di antara
garis rata-rata
A. Perhitungan Menggunakan Tren Linier
Mengingat
tujuannya adalah membandingkan antara perhitungan manual dan melalui software
Minitab maka dilakukan
perhitungan tren linier terlebih dahulu untuk mengetahui AAE yang dihasilkan
dari tren ini, sebagai berikut:
Tabel 2. Perhitungan Linear Trend
Tahun |
X |
Y |
XY |
X2 |
2019 |
-2 |
8,575,376 |
(17,150,752) |
4 |
2020 |
-1 |
7,221,935 |
(7,221,935) |
1 |
2021 |
0 |
10,228,817 |
- |
0 |
2022 |
1 |
12,532,258 |
12,532,258 |
1 |
2023 |
2 |
14,135,700 |
28,271,400 |
4 |
|
0 |
52,694,086 |
16,430,971 |
10 |
Dari Tabel 2
dapat dikalkulasikan
Mendapati
nilai a :
Mendapati
nilai b :
Kedua hasil
persamaan ini akan digunakan untuk menghitung dari model tren linier untuk bisa
menghitung average absolute error. Maka persamaan yang bisa ditampilkan adalah sebagai
berikut :
Tabel
3. Perhitungan AAE Linear Trend\
Tahun |
X |
Y |
Y` |
|Y-Y`| |
2019 |
-2 |
8,575,376 |
7252623 |
1322753 |
2020 |
-1 |
7,221,935 |
8895720 |
1673785 |
2021 |
0 |
10,228,817 |
10538817 |
310000 |
2022 |
1 |
12,532,258 |
12181914 |
350344 |
2023 |
2 |
14,135,700 |
13825011 |
310689 |
|
0 |
52,694,086 |
52694085 |
3967571 |
Untuk menghitung
AAE membutuhkan nilai �|Y-Y'|� yang
ada dalam tabel untuk mememuhi satuan-satuan yang dibutuhkan
dalam perhitungan. Berdasarkan
data� Tabel 3 didapat nilai dari� |Y-Y'| = 3967571, sehingga langkah berikutnya
adalah menentukan average absolute error dari perhitung tren linier ini.
Rumus atau persamaan yang digunakan dalam menghitung AAE yakni sebagai berikut
:
Sehingga didapatkan average
absolute error dari model tren linier dengan menggunakan perhitungan manual adalah sebesar 793514.
B. Perhitungan Menggunakan Tren Eksponensial
Dalam memperkirakan
ramalan yang paling efektif adalah menggunakan model tren linier dan
eksponensial, maka dari itu langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan
model tren eksponensial. Tidak jauh berbeda dengan model tren linier, model
tren eksponensial membutuhkan satuan logaritma dalam proses perhitungannya
yakni sebagai berikut :
Tabel 4. Perhitungan Exponential
Trend
Tahun |
X |
Y |
LOG Y |
XLOGY |
X2 |
2019 |
-2 |
8,575,376 |
6.9333 |
-13.8665 |
4 |
2020 |
-1 |
7,221,935 |
6.8587 |
-6.8587 |
1 |
2021 |
0 |
10,228,817 |
7.0098 |
0.0000 |
0 |
2022 |
1 |
12,532,258 |
7.0980 |
7.0980 |
1 |
2023 |
2 |
14,135,700 |
7.1503 |
14.3006 |
4 |
|
0 |
52,694,086 |
35.0501 |
0.6735 |
10 |
Tabel 4 menunjukkan
satuan-satuan yang dibutuhkan dalam proses menghitung model tren eksponensial.
Nilai �X� didapatkan dari nilai median nominal angka tahun penerimaan yakni
lima tahun sehingga dimulai dari angka -2 hingga 2. Untuk nilai �Y� adalah angka penerimaan
avtur dalam bentuk liter yang diterima selama lima tahun. Nilai �LOG Y� adalah
nilai yang didapatkan dari hasil logaritma nilai �Y�� dan begitupula dengan �XLOGY� adalah nilai
yang didapatkan dari nilai �X�� dikalikan
dengan LOG dari �Y�.
Ketika semua sudah
diketahui dan sudah dilakukan perhitungan menggunakan rumus dan diaplikasikan
menggunakan Microsoft excel maka data yang dilampikan melalui Tabel 4
dapat digunakan untuk mendapatkan nilai �Y`� dari model tren eksponensial dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Sehingga untuk mencari nilai a
:
Selanjutnya adalah mencari nilai dari b :
Maka Y dari model tren eksponensial adalah ,
Persamaan dari model
tren eksponensial yang diataslah dimasukkan kedalam tabel untuk mendapatkan
nilai �|Y-Y`|� yang digunakan untuk menentukan� average absolute error dari model tren
ini, dibawah ini sebagai berikut :
Tabel
5. Perhitungan AAE Exponential Trend
Tahun |
X |
Y |
Y` |
|Y-Y`| |
2019 |
-2 |
8,575,376 |
7252623 |
1322753 |
2020 |
-1 |
7,221,935 |
8895720 |
1673785 |
2021 |
0 |
10,228,817 |
10538817 |
310000 |
2022 |
1 |
12,532,258 |
12181914 |
350344 |
2023 |
2 |
14,135,700 |
13825011 |
310689 |
|
0 |
52,694,086 |
52694085 |
3967571 |
Ketika didapatkan �|Y-Y`|� maka perhitungan AAE dapat dilakukan
menggunakan persamaan�
Sehingga didapatkan average
absolute error dari model tren eksponensial dengan menggunakan perhitungan
manual adalah sebesar 10538816.
C. Pemilihan Metode Perhitungan Berdasarkan AAE Terkecil
Dari Tabel 6 dapat
dilihat bahwa hasil dari perhitungan model tren linier memiliki nilai AAE yang
lebih kecil dibandingkan model tren eksponensial. Sehingga model tren linier
lah yang paling tepat untuk digunakan dalam melakukan peramalan terhadap data
penerimaan avtur di DPPU X selama lima tahun ke depan seperti yang terlampir di
dalam tabel 6 berikut :
Tabel 6. Perbandingan Nilai AAE
AAE |
Nilai AAE |
Linear Trend |
793514 |
Exponential Trend |
10538816 |
Peramalan nanti akan
disangkut pautkan dengan penentuan kebutuhan kapasitas tangki dan disesuaikan
dengan tangki yang biasanya digunakan untuk menyimpan produk avtur. Berikut
adalah langkah-langkah melakukan peramalan untuk lima tahun kedepan dengan
metode time series yakni berdasarkan pembuktian perhitungan manual model
tren linier melalui perangkat lunak Minitab :
Gambar 3. Memasukkan Variabel X dan Y
Melakukan kalkulasi
dengan regresi linier dan masukkan variabel responses dan predictor,
lalu tekan �OK� dan lihat hasil fits dan equation-nya apakah
sudah sama dengan perhitungan manual di Microsoft excel.
Gambar 4. Melakukan Regresi Linier
Sehingga dari kalkulasi yang dilakukan oleh software
Minitab menghasilkan regresi sebagai berikut :
C2 = 10538817 + 1643097 C1
Tabel 7. Model Summary Regresi Linier
Model Summary |
||
S |
R-sq |
R-sq(adj) |
1273656 |
84.73% |
79.64% |
Tabel
8. Analysis of Variance Regresi Linier
Analysis of Variance |
|||||
Source |
DF |
SS |
MS |
F |
P |
Regression |
1 |
2.69977E+13 |
2.69977E+13 |
16.64 |
0.027 |
Error |
3 |
4.86660E+12 |
1.62220E+12 |
|
|
Total |
4 |
3.18643+13 |
|
|
|
Gambar 5.
Grafik Regresi Linier X dan Y
Fits
didapatkan dari grafik Fitted Line Plot yang ditunjukkan melalui Gambar
5. Setelah mendapatkan hasil fits yaitu � C2
= 10538817 + 1643097 C1� maka gunakan persamaan ini untuk dilakukan perhitungan
dengan metode time series model tren linier untuk peramalan lima tahun
kedepan dengan menggunakan generate forecast.
Gambar 6. Kalkulasi dengan Model Tren Linier
Maka setelah dilakukan generate forecast
didapatkan hasil untuk tren analysis dari model tren linier menggunakan software Minitab yang ditunjukkan melalui tabel
dibawah ini :
Tabel 9. Fitting Trend Trend Analysis
Fitting Trend Equation |
||||
Yt |
5609526+1643097
|
|||
Accuracy Measures |
||||
MAPE |
0.0000000 |
|||
MAD |
0.0000000 |
|||
MSD |
0.0000000 |
|||
Model
Summary |
||||
Time |
FITS1 |
Trend |
Detrend |
|
1 |
7252623 |
7252623 |
-0.0000000 |
|
2 |
8895720 |
8895720 |
0.0000000 |
|
3 |
10538817 |
10538817 |
0.0000000 |
|
4 |
12181914 |
12181914 |
0.0000000 |
|
5 |
13825011 |
13825011 |
0.0000000 |
|
Forecast |
||||
Period |
Forecast |
|||
6 |
15468108 |
|||
7 |
17111206 |
|||
8 |
18754303 |
|||
9 |
20397400 |
|||
10 |
22040497 |
|||
Gambar 7. Grafik Model Tren Linier
Sehingga apabila
disimpulkan berdasarkan hasil peramalan model tren linier dengan menggunakan software
Minitab maka data
yang dapat ditampilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Forecasting Dengan Model Tren Linier
Tahun |
Periode |
Penerimaan
Avtur (Liter) |
2024 |
3 |
15468108 |
2025 |
4 |
17111205 |
2026 |
5 |
18754302 |
2027 |
6 |
20397399 |
2028 |
7 |
22040496 |
TOTAL |
93771510 |
Diatas adalah tabel
perhitungan dari peramalan penerimaan untuk lima tahun yang akan datang. Hasil
kalkulasi tabel 10
pula tersedia dalam bentuk tabel grafis sehingga lebih mudah untuk dilihat
bagaimana peningkatan penerimaan secara visual seperti yang ada di bawah ini :
Gambar 8. Grafik perkiraan penerimaan avtur di DPPU X
Dalam model tren
linier, laju pertumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan �
������ Dari
hasil
perhitungan laju pertumbuhan yang ada dalam model tren linier maka setiap
pertumbuhan bernilai 0.15%. Selain itu, berdasarkan angka didalam tabel 10 dan
gambar 8 dapat diketahui bahwa penerimaan dalam lima tahun kedepan akan
mengalami peningkatan secara berkelanjutan dalam keadaan normal tanpa ada
permasalahan� yang bersifat mendadak.
D. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi mengukur kekuatan hubungan antara
masing-masing variabel. Nilai koefisien korelasi harus mendekati -1 atau 1
Tabel 11. Koefisien Korelasi Penerimaan Avtur
Tahun |
X |
Y |
X2 |
Y2 |
XY |
2019 |
-2 |
8,575,376 |
4 |
73537073541376 |
(17,150,752) |
2020 |
-1 |
7,221,935 |
1 |
52156345144225 |
(7,221,935) |
2021 |
0 |
10,228,817 |
0 |
104628697219489 |
- |
2022 |
1 |
12,532,258 |
1 |
157057490578564 |
12,532,258 |
2023 |
2 |
14,135,700 |
4 |
199818014490000 |
28,271,400 |
|
0 |
52,694,086 |
10 |
587197620973654 |
16,430,971 |
Untuk menghitung nilai dari koefisien korelasi dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Perhitungan :
Maka
dapat ditarik kesimpulan
bahwa koefisien korelasi dari perhitungan� forecasting dari
penerimaan avtur adalah 0.920473 yang dimana
memiliki artian bahwa hubungan antar variabel kuat dan apabila semakin bertambah periodenya maka akan semakin
bertambah pula nilai dari penerimaan avtur� di DPPU X.
E. Penentuan Kapasitas Storage Tank Avtur
Setelah melakukan kalkulasi dan mendapatkan hasil dari
peramalan penerimaan avtur, diketahui bahwa avtur akan mengalami peningkatan selama lima tahun ke depan. Agar dapat
memenuhi keharusan avtur di DPPU X selama lima tahun yang semestinya, kapasitas
penyimpanan tank avtur dihitung dengan minimal 23 hari cadangan stok
operasional yang korelasi dengan Peraturan BPH Migas Nomor 9 Tahun 2020.
Berdasarkan tabel 4.7 nilai peramalan penerimaan avtur
pada tahun 2028 atau sama dengan periode ke-7 adalah sebesar 22040496
Liter. Berikut adalah
perhitungannya :
Penerimaan avtur
di periode ke-10������� :
a.
Satu
Tahun�������������������� = 22040496 Liter
b. Rata-rata
per bulan ��������� =
=
1836708 Liter
c. Rata-rata
per hari =
= 61224 Liter
Penerimaan avtur selama 23 hari���������� :
Penerimaan avtur selama 23 hari
Penerimaan avtur selama 23 hari
Penerimaan avtur selama 23 hari
Penerimaan avtur selama 23 hari
Dari hasil kalkulasi yang ada dapat diketahui bahwa
potensi penerimaan avtur di periode ke-7 dan di-average untuk 23 hari
dengan angka 1408152 Liter. Dalam menentukan kapasitas penyimpanan yang
nantinya angka dilakukan pembulatan agar mempermudah dan sesuai dengan tangki
yang umum digunakan
F. Ketahanan Stok Tangki Avtur
Perhitungan peramalan penerimaan avtur selama lima tahun
ke depan dan penentuan kapasitas tangki penyimpanan avtur, maka ketahanan stok avtur adalah
wujud dari perbandingan antara rata-rata per hari dengan kapasitas tangki
Berikut adalah hasil dari perhitungan KSTT dari avtur berdasarkan kapasitas tangki dan daily
average :
Tabel
12. Perhitungan KSTT Avtur
Tahun |
Periode |
Kebutuhan Avtur |
Rata-rata Per Bulan |
Rata-rata Per Hari |
KSTT (Hari) |
2024 |
3 |
15468108 |
1289009 |
42967 |
35 |
2025 |
4 |
17111205 |
1425934 |
47531 |
32 |
2026 |
5 |
18754302 |
1562859 |
52095 |
29 |
2027 |
6 |
20397399 |
1699783 |
56659 |
26 |
2028 |
7 |
22040496 |
1836708 |
61224 |
25 |
Dari Tabel 9 pada periode ke-3 hingga 7 ketahanan stok
terus menerus menurun, hal tersebut bisa terjadi karena kebutuhan avtur yang
selalu meningkat setiap tahunnya. Pada periode ke-7 ketahanan stok tangki
penyimpanan avtur yaitu 25 hari, yang dimana ketahanan stok tersebut memiliki
korelasi dengan keharusan yang harus dilakukan oleh BPH Migas sebagai badan
pengawasan mengenai ketersedian bahan bakar minyak dan gas bumi pada kegiatan
hilir
KESIMPULAN
Kesimpulannya, pola data penerimaan avtur di DPPU X menunjukkan tren
penurunan setiap tahunnya, sehingga perhitungan dilakukan menggunakan metode
seri waktu dengan model tren linier dan tren eksponensial, lalu nilai average
absolute error (AAE) terkecil dibandingkan. Berdasarkan hasil perhitungan AAE,
model tren linier dengan nilai AAE sebesar 793514 dipilih sebagai model
peramalan terbaik untuk data penerimaan avtur di DPPU X. Hasil peramalan antara
perhitungan manual dan simulasi Minitab menunjukkan kesamaan, dengan perbedaan
hanya pada angka belakang. Kapasitas tangki penyimpanan avtur yang diusulkan di
DPPU X adalah 1.500 KL. Ketahanan stok avtur di DPPU X diproyeksikan mampu
bertahan selama 25 hari pada periode terakhir ke-7, atau pada tahun 2028, yang
sesuai dengan peraturan BPH Migas Nomor 9 Tahun 2020 dan dapat memenuhi
kebutuhan avtur selama 5 tahun ke depan.
REFERENSI
Alindita, A. P., & Heitasari, D. N. (2021).
Simulasi Ketahanan Stok Avtur Berdasarkan Peraturan BPH Migas. Jurnal Teknologi
Migas, 14(2), 98-110.
Amalia, D., & Putri, L. (2021). Strategi
Pengelolaan Stok Avtur di Bandara: Studi Kasus DPPU X. Jurnal Logistik
Penerbangan, 9(3), 78-85.
Aulia,
F., & Aisha, A. N. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif
dalam Manajemen Bahan Bakar. Jurnal Manajemen Energi, 7(2), 112-119.
Ginting, J., Prabu, U. A., & Abro, M. A. (2014).
Karakteristik Bahan Bakar Penerbangan Avtur. Jurnal Teknologi Penerbangan,
5(1), 35-42.
Hamirsa, M. H., & Rumita, R. (2022). Dampak
Pandemi COVID-19 terhadap Penggunaan Bahan Bakar Penerbangan. Jurnal Ekonomi
Penerbangan, 12(4), 23-30.
Kanony, D., & Heitasari, D. N. (2022). Simulasi
Ketahanan Stok Bahan Bakar Penerbangan Menggunakan Minitab. Jurnal Manajemen
Penerbangan, 15(1), 45-58.
Kadarwati, S. (2022). Pemurnian dan Pengolahan
Minyak Bumi untuk Produksi Avtur. Jurnal Teknik Energi, 11(2), 123-134.
Kusniawati, E., Anggraini, F., & Saputra, R.
(2021). Perbedaan Karakteristik Avtur Jet A-1. Jurnal Teknologi Kimia
Penerbangan, 18(3), 56-65.
Lusiana, A., & Yuliarty, P. (2020). Analisis
Peramalan Potensi Penerimaan Bahan Bakar Penerbangan. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 8(2), 89-96.
Nugraha, N. (2014). Studi Penggunaan Avtur dalam
Penerbangan Komersial. Jurnal Teknologi Penerbangan, 7(1), 23-31.
Putri, P., Wahyuni, D., & Zainal, R. (2021).
Pengelolaan Bahan Bakar Penerbangan pada Masa Pandemi. Jurnal Energi
Terbarukan, 16(2), 102-112.
Rohman, A., & Widya, P. (2019). Pengelolaan
Risiko dalam Persediaan Bahan Bakar Penerbangan. Jurnal Logistik dan Manajemen
Bahan Bakar, 7(1), 45-58.
Susanti, E., Indrawati, I., Dwipurwani, O., Sitepu,
R., & Cahyawati, D. (2020). Simulasi Sistem Manajemen Bahan Bakar dengan
Minitab. Jurnal Sistem Informasi dan Manajemen Energi, 12(3), 145-158.
Susanto, Y., & Haris, M. (2021). Pengaruh
Simulasi Peramalan terhadap Ketahanan Stok BBMP. Jurnal Logistik Penerbangan
Indonesia, 11(2), 66-77.
Suryadi, B., & Pramono, Y. (2020). Analisis
Kebijakan Pemerintah Terkait Ketahanan Stok BBMP. Jurnal Kebijakan Publik
Energi, 19(4), 79-90.
Wahyuni, D. (2021). Strategi Pengelolaan Bahan Bakar
Avtur di Bandara. Jurnal Teknologi Logistik, 14(1), 56-67.
Widodo, R., & Rahman, A. (2021). Fluktuasi
Permintaan BBMP di Bandara Selama Pandemi. Jurnal Manajemen Logistik dan
Transportasi, 18(2), 105-115.
Zainudin, S., & Wijaya, I. (2020). Analisis
Pengelolaan Stok BBMP di DPPU. Jurnal Teknologi Penerbangan, 9(3), 98-105.
Zulfikar, F., & Suryawan, E. (2019). Pengelolaan
Persediaan Bahan Bakar Penerbangan di DPPU X. Jurnal Teknologi dan Logistik
Penerbangan, 10(2), 67-79.
Kurniawati, A., & Fadilah, D. (2020). Metode
Kuantitatif dalam Manajemen Logistik Bahan Bakar. Jurnal Logistik Energi,
6(3), 112-120.
|
|