Meningkatkan Kreativitas Motorik Kasar Anak Melalui Kegiatan Menari di PAUD Nurul Amanah

 

Increasing Children's Gross Motor Creativity Through Dancing Activities at PAUD Nurul Amanah

 

1)* Vera Veronika, 2) Chandra Apriansyah, 3) Arie Widyastuti

123 Universitas Panca Sakti Bekasi, Indonesia

 

Email: [email protected]

*Correspondence: Vera Veronika

 

DOI: Universitas Panca Sakti Bekasi

 

ABSTRAK

Tujuan dari program pra-sekolah dan taman kanak-kanak adalah untuk mempersiapkan anak memasuki sekolah dasar dengan membekali mereka dengan dasar yang kuat dalam pembelajaran dan berbagai dukungan perkembangan. Penelitian ini berfokus pada peningkatan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan menari di PAUD Nurul Amanah Kota Bandung, khususnya dalam mengembangkan keterampilan motorik kasar. Meskipun manfaat menari dalam merangsang kreativitas sudah diketahui, observasi di PAUD Nurul Amanah menunjukkan kurangnya minat anak terhadap kegiatan tari tradisional dan kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan menari dapat menstimulasi kreativitas belajar anak usia 5-6 tahun. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan McTaggart yang melibatkan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kreativitas anak setelah mengikuti kegiatan menari, dengan peningkatan yang signifikan dalam kreativitas gerakan dan keterampilan motorik kasar. Skor kreativitas awal rata-rata adalah 44, dikategorikan sebagai "Mulai Berkembang," yang meningkat menjadi 89, dikategorikan sebagai "Berkembang Sangat Baik" di akhir siklus kedua. Dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan menari dalam kurikulum secara signifikan meningkatkan kreativitas, kepercayaan diri, dan kesenangan anak dalam belajar

 

Kata kunci: Meningkatkan Kreativitas, Motorik Kasar, Kegiatan Menari, Paud Nurul Amanah

 

 

ABSTRACT

The goal of pre-school and kindergarten programs is to prepare children to enter elementary school by equipping them with a solid foundation in learning and various developmental supports. This study focuses on enhancing early childhood creativity through dance activities at PAUD Nurul Amanah in Bandung, particularly in improving gross motor skills. Despite the known benefits of dance in stimulating creativity, the observation at PAUD Nurul Amanah showed a lack of interest among children in traditional and creative dance activities. This research aimed to investigate how dance activities can stimulate learning creativity in children aged 5-6 years. The research method used is Classroom Action Research (CAR) with the Kemmis and McTaggart model, involving planning, action, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate an increase in children's creativity after participating in dance activities, with significant improvements in movement creativity and gross motor skills. The initial average creativity score was 44, categorized as "Developing," which increased to 89, categorized as "Very Good Development" by the end of the second cycle. It can be concluded that incorporating dance into the curriculum significantly enhances early childhood creativity, confidence, and enjoyment in learning.

 

Keywords: Increase Creativity, Gross Motor Skills, Dancing Activities, Paud Nurul Amanah

 

 

PENDAHULUAN

Tujuan dari program pra-sekolah dan taman kanak-kanak adalah untuk mempersiapkan anak-anak memasuki sekolah dasar dengan membekali mereka dengan dasar yang kuat dalam belajar dan berbagai dukungan perkembangan (Wahyuni, 2022). Definisi hukum Indonesia tentang �anak usia dini� mencakup enam tahun pertama kehidupan seorang anak (Rofi�ah et al., 2023). �Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu tumbuh kembangnya,� bunyi Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Amelia, 2022). Pertumbuhan intelektual, emosional, dan fisik yang diperlukan agar siswa siap untuk pembelajaran lebih lanjut (Bararah, 2020).

Tujuan pendidikan anak usia dini adalah membantu anak mencapai potensi maksimalnya dalam segala bidang kehidupan (Mamonto et al., 2024). Namun, penting juga bagi mereka untuk membentuk kebiasaan dan perilaku yang sehat, mempelajari dan mempertahankan berbagai keterampilan dasar seiring bertambahnya usia, memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, dan memiliki keyakinan agama yang kuat berdasarkan ajaran agamanya. Pemberian stimulasi pada anak usia dini didasarkan pada komponen perkembangan kreativitas (Adhani & Hanifah, 2017).

Generasi yang sehat, cerdas, dan mampu berpikir kritis hanyalah salah satu dari sekian banyak tujuan pendidikan anak usia dini (Darman, 2017). Namun, hal ini juga membantu anak-anak mengembangkan nilai-nilai moral, karakter yang baik, dan kemampuan berpikir sendiri, yang penting untuk inovasi dan kreativitas mereka di masa depan. Oleh karena itu, untuk memberikan pengalaman yang berkesan dan menyenangkan, perlu dilakukan pendidikan dan pengenalan kepada anak-anak tentang kreativitas seni tari (Nur & Nugraha, 2023).

Sebagai sarana untuk membina pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak-anak, program pendidikan tari ini berupaya untuk menumbuhkan tidak hanya kapasitas kreatif mereka tetapi juga kecerdasan mereka dalam segala bentuknya. Aspek kreativitas, berbagai bentuk kreativitas yang dapat dikembangkan oleh anak kecil melalui seni, bahasa, dan gerak semuanya memiliki hubungan yang kuat dengan kreativitas (Putra, 2018). Namun saat ini masih sulit bagi anak-anak untuk menemukan alur kreatif mereka. Maraknya perangkat elektronik dan popularitas game online merupakan produk globalisasi (Muzaki, 2017). Akibat kurang mendapat rangsangan, anak menjadi kurang aktif atau patuh, tidak memperhatikan arah, sering pendiam, dan sangat kikuk dalam bergerak.

Ketika anak-anak berpartisipasi dalam kelas menari sedini mungkin, hal ini membantu mereka mengembangkan seluruh bagian kecerdasan mereka (Rahmi & Maemonah, 2023). Alasan sederhananya adalah bahwa dalam dunia pendidikan, tidak jarang belahan otak kiri yang bertanggung jawab atas penalaran, matematika, dan bahasa menjadi fokus eksklusif. Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa anak-anak harus terlibat dalam kegiatan yang riang dan menyenangkan selama "masa keemasan" perkembangan mereka, ketika mereka masih berkembang secara fisik, mental, dan sosial, dan ketika mereka paling mudah menerima penguatan positif. Pengajaran tari pada anak usia dini dapat berfungsi sebagai wahana ekspresi kreatif dan permainan imajinatif anak-anak (Lubis, 2021). Dikenal sebagai �bermain tari�, permainan anak-anak ditandai dengan gerakan-gerakan terencana yang rumit. Sebagai landasan pengembangan bagian-bagian perkembangan anak usia dini, anak akan melalui fase mengapresiasi, mengeksplorasi, dan berimprovisasi terkait pengalaman estetis dalam mengolah gerak tari dalam pembelajaran tari kreatif (Wahyudi & Gunawan, 2024).

Keterlibatan anak sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran tari karena anak perlu menikmati kegiatan menari agar dapat berkreasi. Tujuan mengajar anak-anak menari di kelas bukanlah untuk menjadikan mereka penari profesional; sebaliknya, mereka harus mengembangkan kosa kata gerak kreatif mereka melalui media tari. Mengajari anak usia dini menari memiliki beberapa manfaat, antara lain membantu mereka mengekspresikan diri secara kreatif, membangun rasa percaya diri untuk tampil di depan penonton, serta meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi. Oleh karena itu, penting bagi seorang pendidik anak usia dini untuk memiliki keterampilan memberikan latihan menari kreatif praktis yang membantu setiap anak mengembangkan potensi fundamentalnya. Seperti kebanyakan program pendidikan anak usia dini, tantangan yang paling umum adalah mencari tahu bagaimana anak-anak belajar menciptakan tarian di PAUD, yang menggunakan model pembelajaran tari kreatif yang mendorong ekspresi gerakan seiring dengan irama musik (Nurani & Hartati, 2020).

Dalam kebanyakan kasus, anak-anak dalam program anak usia dini hanya dihadapkan pada model tari tradisional dimana mereka diharapkan meniru gerakan yang dilakukan oleh instrukturnya atau orang dewasa lainnya. Pendekatan ini menghambat pengembangan keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan mengekspresikan diri melalui gerakan. Agar pendidikan kreasi tari pada anak usia dini dapat efektif dan menjadi landasan pendidikan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan belajar anak, maka guru pertama-tama harus memperhatikan karakter unik setiap anak. Ketika anak-anak merasa aman, nyaman, dan percaya diri, mereka cenderung mengambil risiko dan sukses dalam hidup. Orang tua dan pendidik tidak perlu berpikir dua kali untuk membiarkan siswanya berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang untuk memanfaatkan periode formatif ini sebaik-baiknya (Taroreh et al., 2021).

Mengingat sejarahnya, masih banyak instruktur tari yang mengajarkan koreografinya sendiri kepada siswanya dengan mendemonstrasikan langkah-langkahnya tanpa mengikutsertakan siswanya sama sekali. Masa depan perkembangan anak-anak dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan minat mereka sejak usia muda (Kurniasih & Priyanti, 2023). Karena menari adalah cara yang bagus untuk mengajarkan hal-hal baru kepada anak-anak sambil tetap bersenang-senang, ini adalah keterampilan yang penting untuk dikembangkan oleh anak-anak. Menyesuaikan tarian untuk anak kecil berarti memperhatikan perkembangan kemampuan motorik kasar dan halusnya. Gerakan-gerakan termasuk kepala, badan, tangan, dan kaki adalah bagian dari tarian yang dapat dilakukan anak-anak. Gaya tari yang ditujukan untuk anak kecil perlu mempertimbangkan cara unik gerak anak, seperti kecenderungan mereka meniru tindakan orang di sekitarnya saat bermain dan kemampuan bawaan mereka untuk memanipulasi dan meniru objek yang dilihat di sekitarnya.

Anak berpartisipasi aktif dalam penemuan gerak melalui pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran prasekolah (Mahardika et al., 2023). Hal ini memberikan anak-anak ruang yang aman untuk mengekspresikan diri mereka secara kreatif dan imajinatif sekaligus memberi mereka kesempatan untuk memainkan peran yang sesuai dengan minat mereka. Sebaliknya, menari kreatif dapat membantu anak-anak mengembangkan karakter seperti kerja tim, pengendalian diri, kemandirian, dan tanggung jawab. Perkembangan motorik fisik, keterampilan motorik kasar, dan rasa percaya diri anak secara keseluruhan meningkat ketika mereka belajar menari. Anak-anak juga cenderung sangat aktif, mahir secara fisik, dan senang melakukan kegiatan menyendiri. Hal-hal yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri juga merupakan hal-hal yang sangat mereka sukai.

Maka dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan yang ada dengan pembelajaran yang baru yaitu dengan melibatkan anak secara aktif. Karena kebiasaan guru menari di depan anak dan siswa di belakangnya hanya menirukan gerakan tari guru, ternyata hal tersebut tidak efektif dalam mengembangkan potensi anak, melainkan hanya mengembangkan aspek fisik dan sikap. berani tampil di depan banyak orang. Diharapkan dengan melibatkan anak secara aktif agar anak berkreasi dan menciptakan gerakan yang ekspresif sesuai kemampuan anak dan tidak berpatok pada gerakan yang dicontohkan oleh guru kelas nya saja. Di Paud Nurul Amanah ada beberapa anak yang sama sekali tidak tertarik pada kegiatan seni tari, bahkan disetiap kegiatan yang di adakan disekolah anak ini tidak pernah ingin untuk terlibat didalam kegiatan tersebut.

�Dengan ada nya penelitian ini diharapkan juga anak tersebut menjadi tertarik bahkan bisa untuk melakukan gerakan tari baik itu tari tradisional maupun tarian modern. Tari tradisional daerah masih sangat kurang diminati oleh anak, dikarenakan adanya tarian modern di era digital saat ini. Banyak anak anak yang melakukan gerakan tarian yang tidak sesuai dengan umurnya, dengan dikenalkan nya tari tradisional dalam kegiatan pembelajaran paud juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang budaya yang ada di indonesia khusus nya di jawa barat, bahwa anak bisa berkreasi tari walaupun dengan musik tari tradisional dan tidak berpatok pada musik modern saat ini.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di Paud Nurul Amanah, daya cipta tari pada anak usia 5 dan 6 tahun masih kurang. Saat menari, anak-anak masih mengikuti langkah yang dilakukan instrukturnya sehingga terkesan kurang percaya diri. Saat kegiatan menari kelas B berlangsung, persoalan ini menjadi nyata: hanya tujuh dari lima belas siswa yang menampilkan gerak ekspresif dan kreatif; delapan siswa lainnya tetap pemalu dan bergantung pada guru, dan satu siswa juga persis seperti itu. sama sekali tidak tertarik menari. Anak-anak kehilangan kepercayaan terhadap bakat menari mereka dan efektivitas pengenalan mereka terhadap bentuk seni ketika mereka tidak dilibatkan dalam proses kreatif tari. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendorong siswa kelas B Paud Nurul Amanah Kota Bandung untuk berpikir out of the box dengan melakukan kegiatan tari kreatif. Meningkatkan kreativitas belajar anak menjadi tujuan penelitian ini.

Penelitian ini berfokus pada kreativitas motorik kasar anak usia dini saat belajar menari, terutama setelah melakukan observasi di PAUD Nurul Amanah, Kota Bandung. Meskipun gerakan tari yang terlalu kompleks mungkin sulit bagi anak-anak, penelitian ini mengamati bagaimana kepribadian kreatif mereka berkembang seiring proses pembelajaran seni tari. Menari dianggap sebagai cara yang efektif untuk merangsang imajinasi dan kreativitas anak, karena melibatkan penggunaan otot besar yang berperan dalam perkembangan motorik kasar. Penelitian ini bertujuan mencari solusi dalam meningkatkan kreativitas motorik kasar melalui tari, yang juga mendukung perkembangan anak sesuai dengan usianya. Rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana menari dapat meningkatkan kreativitas motorik kasar anak. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya tentang perkembangan kreativitas motorik kasar, serta manfaat praktis bagi guru dalam merancang pembelajaran yang menarik dan mendukung profesionalisme. Selain itu, hasil penelitian juga berguna bagi kepala sekolah sebagai masukan dalam optimalisasi pembelajaran melalui tari, dan bagi anak-anak untuk mengenal irama musik serta pola gerakan yang menyenangkan. Bagi peneliti, penelitian ini menambah wawasan mengenai pengaruh kegiatan menari terhadap kreativitas motorik kasar anak usia 5-6 tahun serta menjalin kerjasama dengan sekolah dalam bidang pendidikan.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menstimulasi kreativitas belajar anak melalui gerakan menari dan apakah kegiatan menari dapat meningkatkan kreativitas belajar pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Amanah. Tempat penelitian adalah PAUD Nurul Amanah di Kota Bandung, yang dipilih karena rendahnya ketertarikan anak terhadap menari serta keinginan peneliti yang juga merupakan tenaga pendidik di sana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini berlangsung dari Maret hingga Juni 2024, dengan beberapa tahapan seperti persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggart, yang melibatkan empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Peneliti dan guru menyiapkan beberapa jenis tarian dan media pembelajaran seperti speaker dan lembar evaluasi, serta melaksanakan kegiatan menari sesuai RPPH yang disiapkan. Setelah kegiatan, dilakukan observasi untuk mengevaluasi partisipasi dan perkembangan kreativitas anak, serta refleksi untuk merancang perbaikan di siklus berikutnya jika diperlukan.

Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Instrumen penelitian divalidasi oleh ahli, dengan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk menilai peningkatan kreativitas. Penilaian keberhasilan tindakan didasarkan pada tingkat kreativitas anak yang diukur menggunakan indikator seperti kelancaran, keluwesan, keaslian, dan kepekaan dalam mengikuti kegiatan menari. Jika nilai kreativitas mencapai 76% atau lebih, maka penelitian dianggap berhasil.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Hasil Penelitian

�Permasalahan yang Dihadapi di Paud Nurul Amanah

Tenaga pendidik di PAUD Nurul Amanah awalnya merupakan kader posyandu yang mempunyai keterbatasan dalam mengajar anak usia dini, namun seiring berjalannya waktu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di PAUD Nurul Amanah semua Pendidik yang tergabung di instansi tersebut mengikuti berbagai kegiatan pelatihan seperti mengikuti diklat dasar hingga diklat mahir, dan berbagai jenis kegiatan diklat yang berkaitan dengan anak usia dini. Selain mengikuti diklat ada beberapa guru di Paud tersebut yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yakni Universitas atau mengikuti kuliah dan mendapatkan gelar sarjana s1. Dalam pembelajarannya Paud Nurul Amanah menggunakan kurikulum 13 yang sekarang bertahap mengikuti peraturan pemerintah yakni menggunakan kurikulum Merdeka, dan berkolaborasi dengan IHF karena Paud Nurul Amanah merupakan salah satu Paud HIBER yang ada di kecamatan buahbatu kota bandung, dengan pembelajaran yang menerapkan nilai - nilai karakter anak.

Berdasarkan hasil penelitian awal, jumlah peserta didik yang mampu mencapai indikator keberhasilan dikategorikan masih sedikit, dari 15 peserta didik hanya ada 5 anak yang dapat mengerjakan kegiatan tanpa bantuan dari guru kelas, sedangkan untuk yang lainnya masih dibantu oleh guru kelas. Tema pembelajaran yang digunakan saat penelitian terjadi adalah tema alam semesta, dengan hasil yang demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas pembelajaran anak di Paud Nurul Amanah masih rendah, hal ini dapat di lihat pada tabel 1.

 

Tabel 1. Kondisi Awal dan Data Hasil Pengamatan Kreativitas Pembelajaran di Paud Nurul Amanah

No

Nama anak

Indikator

Jumlah

Skor nilai

Krikteria penilaian

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

Azizah

2

1

1

1

2

1

1

1

2

2

14

65

MB

2

Azlan

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

11

55

MB

3

Azkana

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

11

50

MB

4

Assyfa

1

1

1

1

2

1

1

1

2

1

12

60

MB

5

Alifa

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

45

BB

6

Alby lutfi

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

11

55

MB

7

El azzam

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

45

BB

8

Haqy

1

1

1

1

2

2

2

1

2

1

14

65

BSH

9

M. Zikri

3

3

2

1

2

2

1

1

2

1

18

75

BSH

10

Julaikha

1

1

1

1

1

2

1

1

2

2

13

60

MB

11

Rahmania

2

2

1

1

2

2

1

1

1

2

15

70

BSH

12

Zahra

2

2

1

1

2

1

1

2

1

2

15

70

BSH

13

Qinta

1

2

3

1

1

2

1

2

1

1

17

70

BSH

14

Windy

2

1

1

2

1

1

2

1

2

1

14

65

MB

15

Haidar

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

45

BB

 

Jumlah

 

 

 

 

 

194

850

 

�

Nilai Rata - Rata

 

 

 

 

 

 

44

MB

 

 

 

 

Grafik 1. Kondisi awal data hasil pengamatan kreativitas anak

 

Indikator Keterangan Kreativitas Pembelajaran Anak Melalui Kegiatan Menari :

Indikator 1����� : Kemampuan menciptakan gerakan baru

Indikator 2����� : Kemampuan membuat bentuk tarian dengan berbagai media

Indikator 3����� : Kemampuan dalam beradaptasi

Indikator 4����� : Kemampuan dalam mengkombinasikan sebuah gerakan

Indikator 5����� : Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

Indikator 6����� : Kelincahan dalam melakukan gerakan tarian

Indikator 7����� : Kesesuaian gerakan dengan ketukan musik

Indikator 8����� : Keseimbangan dalam melakukan sebuah gerakan

Indikator 9����� : Koordinasi kaki dan tangan dengan iringan musik

Indikator 10��� : Kemampuan menjaga kebersihan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan menari.

Keterangan skor penilaian dalam kegiatan kreativitas belajar anak :

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

 

Keterangan Krikteria Penilaian dalam Kegiatan Kreativitas belajar anak:

a. BB ( Belum Berkembang ) dengan skor nilai 0 � 25.

b. MB ( Mulai Berkembang ) dengan skor nilai 26 - 50.

c. BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) dengan skor nilai 51 - 75.

d. BSB ( Berkembang Sangat Baik ) dengan skor nilai 76 - 100.

 

 

 

B.  Pembahasan

1.     Perencanaan Tindakan

Penelitian pada siklus I ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas belajar anak melalui kegiatan menari. Kegiatan dilakukan dalam empat pertemuan selama April 2024, yaitu pada tanggal 2, 18, 26, dan 30 April. Fokus utama dari kegiatan ini adalah mengenalkan tarian yang sesuai dengan tema pembelajaran, memahami manfaat menari bagi perkembangan fisik motorik anak, dan mengevaluasi kreativitas anak melalui gerakan tari tradisional.

2.     Kegiatan yang Dilakukan

Selama empat pertemuan, kegiatan yang dilakukan melibatkan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk merangsang kreativitas anak. Pada pertemuan pertama, anak-anak diperkenalkan pada jenis tarian sederhana seperti "Ampar-Ampar Pisang" dan "Pelangi-Pelangi." Selanjutnya, mereka belajar menghitung gerakan dan membuat gerakan baru melalui tarian tradisional seperti "Injit-Injit Semut." Pada pertemuan ketiga, anak-anak menirukan gerakan tari sesuai irama musik yang diputar. Di pertemuan terakhir, anak-anak dievaluasi berdasarkan ketertarikan dan kreativitas mereka selama proses pembelajaran menari, dengan kesempatan bermain bebas di dalam dan luar ruangan.

3.     Pelaksanaan Tindakan

Selama pelaksanaan tindakan, guru menyediakan alat peraga dan contoh gerakan tarian. Kegiatan pembelajaran di setiap pertemuan dimulai dengan berbaris di halaman, melakukan pembiasaan seperti berdoa sebelum kegiatan, dan dilanjutkan dengan menari. Guru memberikan contoh gerakan dan anak-anak menirukan gerakan tersebut. Setiap pertemuan diakhiri dengan evaluasi di mana guru mengajak anak-anak untuk menceritakan kembali pengalaman belajar mereka, menanyakan perasaan mereka, dan mengapresiasi partisipasi mereka dengan memberi reward.

4.     Pengamatan dan Evaluasi

Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi yang mencatat keterlibatan anak selama kegiatan. Hasil menunjukkan adanya peningkatan kreativitas belajar anak, terutama dalam aspek kelancaran, keluwesan, dan keaslian gerakan. Meskipun beberapa anak masih memerlukan arahan guru, sebagian besar sudah dapat melakukan gerakan dengan baik dan menunjukkan peningkatan kreativitas dalam menari.

5.     Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I, sebanyak 7 anak berkembang sesuai harapan (BSH), 7 anak mulai berkembang (MB), dan hanya 1 anak yang belum berkembang (BB). Kreativitas anak sudah mulai muncul, terutama dalam aspek kelancaran dan keluwesan, meskipun ada beberapa aspek yang masih perlu perbaikan. Hasil dari siklus I ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan perbaikan pada siklus II.

 

 

 

 

KESIMPULAN

����������� Kesimpulan dari hasil pemaparan di atas bahwa kegiatan menari efektif meningkatkan kreativitas dan semangat belajar anak. Anak-anak tidak hanya mengenal beragam musik dan tarian tradisional daerah, tetapi juga menunjukkan peningkatan kreativitas yang signifikan. Pada kondisi awal, kreativitas anak masih rendah karena metode pembelajaran yang digunakan kurang variatif, dan kurangnya inovasi dari guru. Secara kualitatif, anak mampu memahami dan melakukan perintah sederhana, dengan 3 anak mampu menciptakan permasalahan secara nyata. Data kuantitatif menunjukkan peningkatan skor dari 44 dengan kriteria "Mulai Berkembang" (MB) pada kondisi awal, menjadi 68 dengan kriteria "Berkembang Sesuai Harapan" (BSH) pada siklus I, dan meningkat signifikan menjadi 89 dengan kriteria "Berkembang Sangat Baik" (BSB) pada siklus II. Kegiatan menari juga membuat anak lebih bersemangat dalam belajar, bereksplorasi, dan menciptakan gerakan baru sesuai irama musik. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru perlu meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam mengajar agar suasana kelas lebih hidup dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi tanpa batas.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adhani, D. N., & Hanifah, N. (2017). Meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan bermain warna (Penelitian Tindakan Kelas pada anak kelompok B di RA Muslimat NU 107 Khodijah Kramat Duduksampeyan). Jurnal PG-PAUD Trunojoyo: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 4(1), 64�75.

Amelia, F. (2022). Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini. GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 2(1), 207�214.

Bararah, I. (2020). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 10(2), 351�370.

Darman, R. A. (2017). Mempersiapkan generasi emas indonesia tahun 2045 Melalui Pendidikan Berkualitas. Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains Dan Pendidikan Informatika, 3(2), 73�87.

Kurniasih, E. S., & Priyanti, N. (2023). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Diferensiasi Terhadap Kemampuan Literasi Baca, Tulis Dan Numerasi Pada Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 8(2), 398�498.

Lubis, H. Z. (2021). Keterampilan Seni Gerak Tari Anak Usia Dini.

Mahardika, E. K., Nurmanita, T. S., Anam, K., & Prasetyo, M. A. (2023). Strategi literasi budaya anak usia dini melalui pengembangan game edukatif. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 80�93.

Mamonto, M., Wahidah, L., Marifuddin, P., Herman, H., & Rusmayadi, R. (2024). Pentingnya Strategi Guru Terhadap Keefektifan Belajar Anak Dalam Menstimulasi Perkembangan Karakter Anak Usia Dini. JUPEIS: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(3), 70�78.

Muzaki, F. I. (2017). Kecerdasan Sosial Bagi Peserta Didik Usia SD di Zaman Digital. Ferril Irham Muzaki.

Nur, N., & Nugraha, M. S. (2023). Implementasi Model Pembelajaran STEAM Dalam Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di RA Al-Manshuriyah Kota Sukabumi. Jurnal Arjuna: Publikasi Ilmu Pendidikan, Bahasa Dan Matematika, 1(5), 73�93.

Nurani, Y., & Hartati, S. (2020). Memacu kreativitas melalui bermain. Bumi Aksara.

Putra, A. P. (2018). Meningkatkan Kreativitas Anak Dengan Adhd Melalui Literasi. Abdau: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 1(1).

Rahmi, A., & Maemonah, M. (2023). Implikasi Seni dalam Bermain Alat Musik Drum pada Anak Usia Dini. Early Childhood Research Journal (ECRJ), 6(2), 83�95.

Rofi�ah, U. A., Maemonah, M., & Lestari, P. I. (2023). Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Fredwrich Wilhelm Froebel. Generasi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(01), 23�47.

Taroreh, B., Taufik, M., Salamah, U., Munir, M., Inwar, M., & Center, C. V. P. L. (2021). Strategi Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Eprints. Binadarma. Ac. Id. Retrieved from Http://Eprints. Binadarma. Ac. Id/11091.

Wahyudi, A. V., & Gunawan, I. (2024). Penanaman Karakter Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Tari Kreatif Berbasis Ramah Anak. Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 791�802.

Wahyuni, S. (2022). Peran Guru TK Dalam Mempersiapkan Anak Usia Dini Memasuki Sekolah Dasar Di RA Muslimat NU 071 Trisono Babadan Ponorogo. IAIN Ponorogo.

 

 

� 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).