Meningkatkan Kreativitas
Motorik Kasar Anak Melalui Kegiatan Menari di PAUD Nurul Amanah
Increasing Children's
Gross Motor Creativity Through Dancing Activities at PAUD Nurul Amanah
1)* Vera Veronika, 2) Chandra Apriansyah, 3)
Arie Widyastuti
123 Universitas Panca Sakti Bekasi, Indonesia
Email: [email protected]
*Correspondence:
Vera Veronika
DOI: Universitas Panca Sakti Bekasi |
ABSTRAK Tujuan dari program pra-sekolah dan taman
kanak-kanak adalah untuk mempersiapkan anak memasuki sekolah dasar dengan
membekali mereka dengan dasar yang kuat dalam pembelajaran dan berbagai
dukungan perkembangan. Penelitian ini berfokus pada peningkatan kreativitas
anak usia dini melalui kegiatan menari di PAUD Nurul Amanah Kota Bandung,
khususnya dalam mengembangkan keterampilan motorik kasar. Meskipun manfaat
menari dalam merangsang kreativitas sudah diketahui, observasi di PAUD Nurul
Amanah menunjukkan kurangnya minat anak terhadap kegiatan tari tradisional
dan kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan
menari dapat menstimulasi kreativitas belajar anak usia 5-6 tahun. Metode
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan
McTaggart yang melibatkan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan kreativitas anak setelah mengikuti
kegiatan menari, dengan peningkatan yang signifikan dalam kreativitas gerakan
dan keterampilan motorik kasar. Skor kreativitas awal rata-rata adalah 44,
dikategorikan sebagai "Mulai Berkembang," yang meningkat menjadi
89, dikategorikan sebagai "Berkembang Sangat Baik" di akhir siklus
kedua. Dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan menari dalam kurikulum
secara signifikan meningkatkan kreativitas, kepercayaan diri, dan kesenangan
anak dalam belajar Kata
kunci: Meningkatkan Kreativitas, Motorik Kasar,
Kegiatan Menari, Paud Nurul Amanah |
|
ABSTRACT The goal of pre-school and kindergarten programs is to prepare children
to enter elementary school by equipping them with a solid foundation in
learning and various developmental supports. This study focuses on enhancing
early childhood creativity through dance activities at PAUD Nurul Amanah in
Bandung, particularly in improving gross motor skills. Despite the known
benefits of dance in stimulating creativity, the observation at PAUD Nurul
Amanah showed a lack of interest among children in traditional and creative
dance activities. This research aimed to investigate how dance activities can
stimulate learning creativity in children aged 5-6 years. The research method
used is Classroom Action Research (CAR) with the Kemmis and McTaggart model,
involving planning, action, observation, and reflection. Data were collected
through observation, interviews, and documentation. The results of this study
indicate an increase in children's creativity after participating in dance
activities, with significant improvements in movement creativity and gross
motor skills. The initial average creativity score was 44, categorized as
"Developing," which increased to 89, categorized as "Very Good
Development" by the end of the second cycle. It can be concluded that
incorporating dance into the curriculum significantly enhances early
childhood creativity, confidence, and enjoyment in learning. Keywords: Increase
Creativity, Gross Motor Skills, Dancing Activities, Paud Nurul Amanah |
PENDAHULUAN
Tujuan dari program pra-sekolah dan taman kanak-kanak adalah untuk
mempersiapkan anak-anak memasuki sekolah dasar dengan membekali mereka dengan
dasar yang kuat dalam belajar dan berbagai dukungan perkembangan (Wahyuni, 2022). Definisi hukum Indonesia tentang �anak usia dini�
mencakup enam tahun pertama kehidupan seorang anak (Rofi�ah et al., 2023). �Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu tumbuh
kembangnya,� bunyi Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Amelia, 2022). Pertumbuhan
intelektual, emosional, dan fisik yang diperlukan agar siswa siap untuk
pembelajaran lebih lanjut (Bararah, 2020).
Tujuan pendidikan
anak usia dini adalah membantu anak mencapai potensi maksimalnya dalam segala
bidang kehidupan (Mamonto et al., 2024). Namun, penting juga bagi mereka untuk membentuk
kebiasaan dan perilaku yang sehat, mempelajari dan mempertahankan berbagai
keterampilan dasar seiring bertambahnya usia, memiliki keinginan yang kuat
untuk belajar, dan memiliki keyakinan agama yang kuat berdasarkan ajaran
agamanya. Pemberian stimulasi
pada anak usia dini didasarkan pada komponen perkembangan kreativitas (Adhani & Hanifah,
2017).
Generasi yang sehat,
cerdas, dan mampu berpikir kritis hanyalah salah satu dari sekian banyak tujuan
pendidikan anak usia dini (Darman, 2017). Namun, hal ini juga membantu anak-anak mengembangkan
nilai-nilai moral, karakter yang baik, dan kemampuan berpikir sendiri, yang
penting untuk inovasi dan kreativitas mereka di masa depan. Oleh karena itu,
untuk memberikan pengalaman yang berkesan dan menyenangkan, perlu dilakukan
pendidikan dan pengenalan kepada anak-anak tentang kreativitas seni tari (Nur & Nugraha, 2023).
Sebagai sarana untuk
membina pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak-anak, program
pendidikan tari ini berupaya untuk menumbuhkan tidak hanya kapasitas kreatif
mereka tetapi juga kecerdasan mereka dalam segala bentuknya. Aspek kreativitas,
berbagai bentuk kreativitas yang dapat dikembangkan oleh anak kecil melalui
seni, bahasa, dan gerak semuanya memiliki hubungan yang kuat dengan kreativitas
(Putra, 2018). Namun
saat ini masih sulit bagi anak-anak untuk menemukan alur kreatif mereka. Maraknya
perangkat elektronik dan popularitas game online merupakan produk globalisasi (Muzaki, 2017). Akibat kurang mendapat rangsangan, anak menjadi kurang
aktif atau patuh, tidak memperhatikan arah, sering pendiam, dan sangat kikuk
dalam bergerak.
Ketika anak-anak
berpartisipasi dalam kelas menari sedini mungkin, hal ini membantu mereka
mengembangkan seluruh bagian kecerdasan mereka (Rahmi & Maemonah,
2023). Alasan sederhananya adalah bahwa dalam dunia
pendidikan, tidak jarang belahan otak kiri yang bertanggung jawab atas
penalaran, matematika, dan bahasa menjadi fokus eksklusif. Hal ini bertentangan
dengan teori yang menyatakan bahwa anak-anak harus terlibat dalam kegiatan yang
riang dan menyenangkan selama "masa keemasan" perkembangan mereka,
ketika mereka masih berkembang secara fisik, mental, dan sosial, dan ketika
mereka paling mudah menerima penguatan positif. Pengajaran tari pada anak usia
dini dapat berfungsi sebagai wahana ekspresi kreatif dan permainan imajinatif
anak-anak (Lubis, 2021). Dikenal
sebagai �bermain tari�, permainan anak-anak ditandai dengan gerakan-gerakan
terencana yang rumit. Sebagai landasan pengembangan bagian-bagian perkembangan
anak usia dini, anak akan melalui fase mengapresiasi, mengeksplorasi, dan
berimprovisasi terkait pengalaman estetis dalam mengolah gerak tari dalam
pembelajaran tari kreatif (Wahyudi & Gunawan,
2024).
Keterlibatan anak
sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran tari karena anak perlu menikmati
kegiatan menari agar dapat berkreasi. Tujuan mengajar anak-anak menari di kelas
bukanlah untuk menjadikan mereka penari profesional; sebaliknya, mereka harus
mengembangkan kosa kata gerak kreatif mereka melalui media tari. Mengajari anak
usia dini menari memiliki beberapa manfaat, antara lain membantu mereka
mengekspresikan diri secara kreatif, membangun rasa percaya diri untuk tampil
di depan penonton, serta meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi. Oleh
karena itu, penting bagi seorang pendidik anak usia dini untuk memiliki
keterampilan memberikan latihan menari kreatif praktis yang membantu setiap
anak mengembangkan potensi fundamentalnya. Seperti kebanyakan program
pendidikan anak usia dini, tantangan yang paling umum adalah mencari tahu
bagaimana anak-anak belajar menciptakan tarian di PAUD, yang menggunakan model
pembelajaran tari kreatif yang mendorong ekspresi gerakan seiring dengan irama
musik (Nurani & Hartati,
2020).
Dalam kebanyakan
kasus, anak-anak dalam program anak usia dini hanya dihadapkan pada model tari
tradisional dimana mereka diharapkan meniru gerakan yang dilakukan oleh
instrukturnya atau orang dewasa lainnya. Pendekatan ini menghambat pengembangan
keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan mengekspresikan diri melalui
gerakan. Agar pendidikan kreasi tari pada anak usia dini dapat efektif dan
menjadi landasan pendidikan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
kemampuan belajar anak, maka guru pertama-tama harus memperhatikan karakter
unik setiap anak. Ketika anak-anak merasa aman, nyaman, dan percaya diri,
mereka cenderung mengambil risiko dan sukses dalam hidup. Orang tua dan
pendidik tidak perlu berpikir dua kali untuk membiarkan siswanya berpartisipasi
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang untuk memanfaatkan periode
formatif ini sebaik-baiknya (Taroreh et al., 2021).
Mengingat sejarahnya,
masih banyak instruktur tari yang mengajarkan koreografinya sendiri kepada
siswanya dengan mendemonstrasikan langkah-langkahnya tanpa mengikutsertakan
siswanya sama sekali. Masa depan perkembangan anak-anak dapat ditingkatkan
dengan menumbuhkan minat mereka sejak usia muda (Kurniasih & Priyanti,
2023). Karena menari adalah cara yang bagus untuk mengajarkan
hal-hal baru kepada anak-anak sambil tetap bersenang-senang, ini adalah
keterampilan yang penting untuk dikembangkan oleh anak-anak. Menyesuaikan
tarian untuk anak kecil berarti memperhatikan perkembangan kemampuan motorik
kasar dan halusnya. Gerakan-gerakan termasuk kepala, badan, tangan, dan kaki
adalah bagian dari tarian yang dapat dilakukan anak-anak. Gaya tari yang
ditujukan untuk anak kecil perlu mempertimbangkan cara unik gerak anak, seperti
kecenderungan mereka meniru tindakan orang di sekitarnya saat bermain dan
kemampuan bawaan mereka untuk memanipulasi dan meniru objek yang dilihat di
sekitarnya.
Anak berpartisipasi
aktif dalam penemuan gerak melalui pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema
pembelajaran prasekolah (Mahardika et al., 2023). Hal ini memberikan anak-anak ruang yang aman untuk
mengekspresikan diri mereka secara kreatif dan imajinatif sekaligus memberi
mereka kesempatan untuk memainkan peran yang sesuai dengan minat mereka.
Sebaliknya, menari kreatif dapat membantu anak-anak mengembangkan karakter
seperti kerja tim, pengendalian diri, kemandirian, dan tanggung jawab.
Perkembangan motorik fisik, keterampilan motorik kasar, dan rasa percaya diri
anak secara keseluruhan meningkat ketika mereka belajar menari. Anak-anak juga
cenderung sangat aktif, mahir secara fisik, dan senang melakukan kegiatan
menyendiri. Hal-hal yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri juga
merupakan hal-hal yang sangat mereka sukai.
Maka dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan yang ada dengan pembelajaran
yang baru yaitu dengan melibatkan anak secara aktif. Karena kebiasaan guru
menari di depan anak dan siswa di belakangnya hanya menirukan gerakan tari
guru, ternyata hal tersebut tidak efektif dalam mengembangkan potensi anak,
melainkan hanya mengembangkan aspek fisik dan sikap. berani tampil di depan
banyak orang. Diharapkan dengan melibatkan anak secara aktif agar anak berkreasi
dan menciptakan gerakan yang ekspresif sesuai kemampuan anak dan tidak berpatok
pada gerakan yang dicontohkan oleh guru kelas nya saja. Di Paud Nurul Amanah ada
beberapa anak yang sama sekali tidak tertarik pada kegiatan seni tari, bahkan disetiap
kegiatan yang di adakan disekolah anak ini tidak pernah ingin untuk terlibat didalam
kegiatan tersebut.
�Dengan ada nya penelitian ini diharapkan juga anak
tersebut menjadi tertarik bahkan bisa untuk melakukan gerakan tari baik itu tari
tradisional maupun tarian modern. Tari tradisional daerah masih sangat kurang diminati
oleh anak, dikarenakan adanya tarian modern di era digital saat ini. Banyak anak
anak yang melakukan gerakan tarian yang tidak sesuai dengan umurnya, dengan dikenalkan
nya tari tradisional dalam kegiatan pembelajaran paud juga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan anak tentang budaya yang ada di indonesia khusus nya di jawa barat,
bahwa anak bisa berkreasi tari walaupun dengan musik tari tradisional dan tidak
berpatok pada musik modern saat ini.
Berdasarkan observasi
yang dilakukan di Paud Nurul Amanah, daya cipta tari pada anak usia 5 dan 6
tahun masih kurang. Saat menari, anak-anak masih mengikuti langkah yang
dilakukan instrukturnya sehingga terkesan kurang percaya diri. Saat kegiatan
menari kelas B berlangsung, persoalan ini menjadi nyata: hanya tujuh dari lima
belas siswa yang menampilkan gerak ekspresif dan kreatif; delapan siswa lainnya
tetap pemalu dan bergantung pada guru, dan satu siswa juga persis seperti itu.
sama sekali tidak tertarik menari. Anak-anak kehilangan kepercayaan terhadap
bakat menari mereka dan efektivitas pengenalan mereka terhadap bentuk seni
ketika mereka tidak dilibatkan dalam proses kreatif tari. Oleh karena itu,
tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendorong siswa kelas B
Paud Nurul Amanah Kota Bandung untuk berpikir out of the box dengan melakukan
kegiatan tari kreatif. Meningkatkan kreativitas belajar anak menjadi tujuan
penelitian ini.
Penelitian ini
berfokus pada kreativitas motorik kasar anak usia dini saat belajar menari,
terutama setelah melakukan observasi di PAUD Nurul Amanah, Kota Bandung.
Meskipun gerakan tari yang terlalu kompleks mungkin sulit bagi anak-anak,
penelitian ini mengamati bagaimana kepribadian kreatif mereka berkembang
seiring proses pembelajaran seni tari. Menari dianggap sebagai cara yang
efektif untuk merangsang imajinasi dan kreativitas anak, karena melibatkan
penggunaan otot besar yang berperan dalam perkembangan motorik kasar.
Penelitian ini bertujuan mencari solusi dalam meningkatkan kreativitas motorik
kasar melalui tari, yang juga mendukung perkembangan anak sesuai dengan
usianya. Rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana menari dapat
meningkatkan kreativitas motorik kasar anak. Manfaat penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi teoritis sebagai referensi bagi penelitian
selanjutnya tentang perkembangan kreativitas motorik kasar, serta manfaat
praktis bagi guru dalam merancang pembelajaran yang menarik dan mendukung
profesionalisme. Selain itu, hasil penelitian juga berguna bagi kepala sekolah
sebagai masukan dalam optimalisasi pembelajaran melalui tari, dan bagi
anak-anak untuk mengenal irama musik serta pola gerakan yang menyenangkan. Bagi
peneliti, penelitian ini menambah wawasan mengenai pengaruh kegiatan menari
terhadap kreativitas motorik kasar anak usia 5-6 tahun serta menjalin kerjasama
dengan sekolah dalam bidang pendidikan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui cara menstimulasi kreativitas belajar anak melalui
gerakan menari dan apakah kegiatan menari dapat meningkatkan kreativitas
belajar pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Amanah. Tempat penelitian adalah
PAUD Nurul Amanah di Kota Bandung, yang dipilih karena rendahnya ketertarikan
anak terhadap menari serta keinginan peneliti yang juga merupakan tenaga
pendidik di sana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini
berlangsung dari Maret hingga Juni 2024, dengan beberapa tahapan seperti
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Metode penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan
Mc Taggart, yang melibatkan empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Peneliti dan guru menyiapkan beberapa jenis tarian dan
media pembelajaran seperti speaker dan lembar evaluasi, serta melaksanakan
kegiatan menari sesuai RPPH yang disiapkan. Setelah kegiatan, dilakukan
observasi untuk mengevaluasi partisipasi dan perkembangan kreativitas anak,
serta refleksi untuk merancang perbaikan di siklus berikutnya jika diperlukan.
Data penelitian
dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Instrumen penelitian
divalidasi oleh ahli, dengan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk
menilai peningkatan kreativitas. Penilaian keberhasilan tindakan didasarkan
pada tingkat kreativitas anak yang diukur menggunakan indikator seperti
kelancaran, keluwesan, keaslian, dan kepekaan dalam mengikuti kegiatan menari.
Jika nilai kreativitas mencapai 76% atau lebih, maka penelitian dianggap
berhasil.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian
�Permasalahan yang Dihadapi di Paud
Nurul Amanah
Tenaga pendidik
di PAUD Nurul Amanah awalnya merupakan
kader posyandu yang mempunyai keterbatasan dalam mengajar
anak usia dini, namun seiring
berjalannya waktu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di PAUD Nurul
Amanah semua Pendidik yang tergabung di instansi tersebut mengikuti berbagai kegiatan pelatihan seperti mengikuti diklat dasar hingga diklat
mahir, dan berbagai jenis kegiatan diklat yang berkaitan dengan anak usia dini.
Selain mengikuti diklat ada beberapa guru di Paud tersebut yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yakni Universitas atau mengikuti kuliah dan mendapatkan gelar sarjana s1. Dalam pembelajarannya
Paud Nurul Amanah menggunakan kurikulum 13 yang sekarang bertahap mengikuti peraturan pemerintah yakni menggunakan kurikulum Merdeka, dan berkolaborasi
dengan IHF karena Paud Nurul Amanah merupakan salah satu Paud HIBER yang
ada di kecamatan buahbatu kota bandung,
dengan pembelajaran yang menerapkan
nilai - nilai karakter anak.
Berdasarkan
hasil penelitian awal, jumlah peserta didik yang mampu mencapai indikator keberhasilan dikategorikan masih sedikit, dari 15 peserta didik hanya ada 5 anak
yang dapat mengerjakan kegiatan tanpa bantuan dari guru kelas, sedangkan untuk yang lainnya masih dibantu oleh guru kelas. Tema pembelajaran yang digunakan saat penelitian terjadi adalah tema alam
semesta, dengan hasil yang demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas pembelajaran anak di Paud Nurul Amanah masih rendah, hal ini
dapat di lihat pada tabel
1.
Tabel 1. Kondisi Awal
dan Data Hasil Pengamatan Kreativitas Pembelajaran di Paud
Nurul Amanah
Nama anak |
Indikator |
Jumlah |
Skor nilai |
Krikteria penilaian |
|||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
||||||||||
1 |
Azizah |
2 |
1 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
1 |
2 |
2 |
14 |
65 |
MB |
|||||
2 |
Azlan |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
2 |
1 |
11 |
55 |
MB |
|||||
3 |
Azkana |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
2 |
11 |
50 |
MB |
|||||
4 |
Assyfa |
1 |
1 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
1 |
2 |
1 |
12 |
60 |
MB |
|||||
5 |
Alifa |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
10 |
45 |
BB |
|||||
6 |
Alby
lutfi |
2 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
11 |
55 |
MB |
|||||
7 |
El
azzam |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
10 |
45 |
BB |
|||||
8 |
Haqy |
1 |
1 |
1 |
1 |
2 |
2 |
2 |
1 |
2 |
1 |
14 |
65 |
BSH |
|||||
9 |
M.
Zikri |
3 |
3 |
2 |
1 |
2 |
2 |
1 |
1 |
2 |
1 |
18 |
75 |
BSH |
|||||
10 |
Julaikha |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
2 |
2 |
13 |
60 |
MB |
|||||
11 |
Rahmania |
2 |
2 |
1 |
1 |
2 |
2 |
1 |
1 |
1 |
2 |
15 |
70 |
BSH |
|||||
12 |
Zahra |
2 |
2 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
2 |
1 |
2 |
15 |
70 |
BSH |
|||||
13 |
Qinta |
1 |
2 |
3 |
1 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
1 |
17 |
70 |
BSH |
|||||
14 |
Windy |
2 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
14 |
65 |
MB |
|||||
15 |
Haidar |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
10 |
45 |
BB |
|||||
|
Jumlah |
|
|
|
|
|
194 |
850 |
|
||||||||||
� |
Nilai
Rata - Rata |
|
|
|
|
|
|
44 |
MB |
||||||||||
Grafik 1. Kondisi awal data hasil pengamatan kreativitas anak
Indikator Keterangan Kreativitas Pembelajaran Anak Melalui
Kegiatan Menari :
Indikator 1����� : Kemampuan
menciptakan gerakan baru
Indikator 2����� : Kemampuan
membuat bentuk tarian dengan berbagai media
Indikator 3����� : Kemampuan
dalam beradaptasi
Indikator 4����� : Kemampuan
dalam mengkombinasikan sebuah gerakan
Indikator 5����� : Memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi
Indikator 6����� : Kelincahan
dalam melakukan gerakan tarian
Indikator 7����� :
Kesesuaian gerakan dengan ketukan musik
Indikator 8����� :
Keseimbangan dalam melakukan sebuah gerakan
Indikator 9����� : Koordinasi
kaki dan tangan dengan iringan musik
Indikator 10��� : Kemampuan
menjaga kebersihan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan menari.
Keterangan skor penilaian dalam kegiatan kreativitas belajar
anak :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Keterangan Krikteria Penilaian dalam Kegiatan Kreativitas
belajar anak:
a. BB ( Belum Berkembang ) dengan skor nilai 0 � 25.
b. MB ( Mulai Berkembang ) dengan skor nilai 26 - 50.
c. BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) dengan skor nilai 51
- 75.
d. BSB ( Berkembang Sangat Baik ) dengan skor nilai 76 - 100.
B. Pembahasan
1.
Perencanaan
Tindakan
Penelitian pada siklus I ini bertujuan untuk meningkatkan
kreativitas belajar anak melalui kegiatan menari. Kegiatan dilakukan dalam
empat pertemuan selama April 2024, yaitu pada tanggal 2, 18, 26, dan 30 April.
Fokus utama dari kegiatan ini adalah mengenalkan tarian yang sesuai dengan tema
pembelajaran, memahami manfaat menari bagi perkembangan fisik motorik anak, dan
mengevaluasi kreativitas anak melalui gerakan tari tradisional.
2.
Kegiatan
yang Dilakukan
Selama empat pertemuan, kegiatan yang dilakukan
melibatkan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk merangsang kreativitas anak.
Pada pertemuan pertama, anak-anak diperkenalkan pada jenis tarian sederhana
seperti "Ampar-Ampar Pisang" dan
"Pelangi-Pelangi." Selanjutnya, mereka belajar menghitung gerakan dan
membuat gerakan baru melalui tarian tradisional seperti "Injit-Injit Semut." Pada pertemuan ketiga, anak-anak
menirukan gerakan tari sesuai irama musik yang diputar. Di pertemuan terakhir,
anak-anak dievaluasi berdasarkan ketertarikan dan kreativitas mereka selama
proses pembelajaran menari, dengan kesempatan bermain bebas di dalam dan luar
ruangan.
3.
Pelaksanaan
Tindakan
Selama pelaksanaan tindakan, guru menyediakan alat peraga
dan contoh gerakan tarian. Kegiatan pembelajaran di setiap pertemuan dimulai
dengan berbaris di halaman, melakukan pembiasaan seperti berdoa sebelum
kegiatan, dan dilanjutkan dengan menari. Guru memberikan contoh gerakan dan
anak-anak menirukan gerakan tersebut. Setiap pertemuan diakhiri dengan evaluasi
di mana guru mengajak anak-anak untuk menceritakan kembali pengalaman belajar
mereka, menanyakan perasaan mereka, dan mengapresiasi partisipasi mereka dengan
memberi reward.
4.
Pengamatan
dan Evaluasi
Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi yang
mencatat keterlibatan anak selama kegiatan. Hasil menunjukkan adanya
peningkatan kreativitas belajar anak, terutama dalam aspek kelancaran,
keluwesan, dan keaslian gerakan. Meskipun beberapa anak masih memerlukan arahan
guru, sebagian besar sudah dapat melakukan gerakan dengan baik dan menunjukkan
peningkatan kreativitas dalam menari.
5.
Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I, sebanyak 7 anak
berkembang sesuai harapan (BSH), 7 anak mulai berkembang (MB), dan hanya 1 anak
yang belum berkembang (BB). Kreativitas anak sudah mulai muncul, terutama dalam
aspek kelancaran dan keluwesan, meskipun ada beberapa aspek yang masih perlu
perbaikan. Hasil dari siklus I ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
perbaikan pada siklus II.
KESIMPULAN
����������� Kesimpulan dari hasil pemaparan di atas bahwa kegiatan
menari efektif meningkatkan kreativitas dan semangat belajar anak. Anak-anak
tidak hanya mengenal beragam musik dan tarian tradisional daerah, tetapi juga
menunjukkan peningkatan kreativitas yang signifikan. Pada kondisi awal,
kreativitas anak masih rendah karena metode pembelajaran yang digunakan kurang
variatif, dan kurangnya inovasi dari guru. Secara kualitatif, anak mampu
memahami dan melakukan perintah sederhana, dengan 3 anak mampu menciptakan
permasalahan secara nyata. Data kuantitatif menunjukkan peningkatan skor dari
44 dengan kriteria "Mulai Berkembang" (MB) pada kondisi awal, menjadi
68 dengan kriteria "Berkembang Sesuai Harapan" (BSH) pada siklus I,
dan meningkat signifikan menjadi 89 dengan kriteria "Berkembang Sangat
Baik" (BSB) pada siklus II. Kegiatan menari juga membuat anak lebih
bersemangat dalam belajar, bereksplorasi, dan menciptakan gerakan baru sesuai
irama musik. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru perlu
meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam mengajar agar suasana kelas lebih
hidup dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi tanpa batas.
DAFTAR PUSTAKA
Adhani, D. N., & Hanifah, N.
(2017). Meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan bermain warna
(Penelitian Tindakan Kelas pada anak kelompok B di RA Muslimat NU 107 Khodijah
Kramat Duduksampeyan). Jurnal PG-PAUD Trunojoyo: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Anak Usia Dini, 4(1), 64�75.
Amelia, F. (2022). Peran Orang Tua
Dalam Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini. GUAU: Jurnal Pendidikan
Profesi Guru Agama Islam, 2(1), 207�214.
Bararah, I. (2020). Pengelolaan
Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal
MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 10(2), 351�370.
Darman, R. A. (2017). Mempersiapkan
generasi emas indonesia tahun 2045 Melalui Pendidikan Berkualitas. Jurnal
Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains Dan Pendidikan Informatika,
3(2), 73�87.
Kurniasih, E. S., & Priyanti, N.
(2023). Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Diferensiasi Terhadap Kemampuan Literasi Baca, Tulis Dan Numerasi
Pada Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 8(2), 398�498.
Lubis, H. Z. (2021). Keterampilan
Seni Gerak Tari Anak Usia Dini.
Mahardika, E. K., Nurmanita, T. S.,
Anam, K., & Prasetyo, M. A. (2023). Strategi literasi budaya anak usia dini
melalui pengembangan game edukatif. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
4(2), 80�93.
Mamonto, M., Wahidah, L.,
Marifuddin, P., Herman, H., & Rusmayadi, R. (2024). Pentingnya Strategi
Guru Terhadap Keefektifan Belajar Anak Dalam Menstimulasi Perkembangan Karakter
Anak Usia Dini. JUPEIS: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(3),
70�78.
Muzaki, F. I. (2017). Kecerdasan
Sosial Bagi Peserta Didik Usia SD di Zaman Digital. Ferril Irham Muzaki.
Nur, N., & Nugraha, M. S.
(2023). Implementasi Model Pembelajaran STEAM Dalam Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik Di RA Al-Manshuriyah Kota Sukabumi. Jurnal Arjuna: Publikasi
Ilmu Pendidikan, Bahasa Dan Matematika, 1(5), 73�93.
Nurani, Y., & Hartati, S.
(2020). Memacu kreativitas melalui bermain. Bumi Aksara.
Putra, A. P. (2018). Meningkatkan
Kreativitas Anak Dengan Adhd Melalui Literasi. Abdau: Jurnal Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah, 1(1).
Rahmi, A., & Maemonah, M.
(2023). Implikasi Seni dalam Bermain Alat Musik Drum pada Anak Usia Dini. Early Childhood Research Journal (ECRJ), 6(2), 83�95.
Rofi�ah, U. A., Maemonah, M., &
Lestari, P. I. (2023). Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Fredwrich Wilhelm Froebel. Generasi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(01), 23�47.
Taroreh, B., Taufik, M., Salamah,
U., Munir, M., Inwar, M., & Center, C. V. P. L. (2021). Strategi Belajar
dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Eprints. Binadarma. Ac. Id. Retrieved from
Http://Eprints. Binadarma. Ac. Id/11091.
Wahyudi, A. V., & Gunawan, I.
(2024). Penanaman Karakter
Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Tari Kreatif Berbasis Ramah Anak. Kiddo:
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 791�802.
Wahyuni, S. (2022). Peran Guru TK
Dalam Mempersiapkan Anak Usia Dini Memasuki Sekolah Dasar Di RA Muslimat NU 071
Trisono Babadan Ponorogo. IAIN
Ponorogo.
|
|