Strategi Implementasi Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila Kelas IV SD Al Bayyinah Muhammadiyah

 

Pancasila Student Profile Learning Implementation Strategy for Class IV Al Bayyinah Muhammadiyah Elementary School

 

1)* Muhammad Fathur Fachruzi, 2) Ahmad Suryadi

Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia

 

*Email: 1)[email protected] 2) [email protected]�

*Correspondence: 1) Muhammad Fathur Fachruzi

 

DOI: 10.59141/comserva.v4i6.2219

ABSTRAK

Penelitian ini berangkat dari latar belakang permasalahan degradasi moral dan karakter akademik yang ada di SD Al Bayyinah Muhammadiyah. Berdasarkan latar masalah tersebut, peneliti meiliki tujuan penelitian diantaranya 1) untuk mengetahui strategi implementasi pembelajaran profil pelajar pancasila di kelas IV SD Al Bayyinah Muhammadiyah 2) untuk mengetahui efektivitas strategi implementasi pembelajaran profil pelajar pancasila di kelas IV SD Al Bayyinah Muhammadiyah. Pada penelitian ini peneliti menggunakan Metode yang digunakan adalah metode studi kasus, dengan mendeskripsikan hasil penelitian dan menggambarkan secara menyeluruh terhadap suatu keadaan. Pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan kualitatif dengan tahapan penelitian, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian penelitian ini menggunakan Teknik analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan empat peserta didik. Peneliti mendapatkan hasil, guru menerapkan tiga strategi pembelajaran secara efektif, yaitu strategi pembelajaran group individual learning, strategi pembelajaran penugasan, dan strategi pembelajaran kontekstual.

 

Kata kunci: Strategi Implementasi; Strategi Pembelajaran; Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila.

 

 

ABSTRACT

This research departs from the background of the problem of moral degradation and academic character at SD Al Bayyinah Muhammadiyah. Based on the background of this problem, the researcher has research objectives including 1) to find out the implementation strategy for learning the profile of Pancasila students in class IV at SD Al Bayyinah Muhammadiyah 2) to find out the effectiveness of the strategy for implementing learning for the profile of Pancasila students in class IV at SD Al Bayyinah Muhammadiyah. In this research, researchers used the method used is the case study method, by describing the research results and thoroughly describing a situation. The approach used is a qualitative approach with stages of research, observation, interviews and documentation. Then this research uses data analysis techniques, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results of interviews with teachers and four students. Researchers obtained results, teachers implemented three learning strategies effectively, namely group individual learning strategies, assignment learning strategies, and contextual learning strategies.

 

Keywords: Implementation Strategy; Learning strategies; Learning Pancasila Student Profile.

 

 

 


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Cheon et al., 2012). Pendidikan merupakan upaya yang secara sadar tersistem dalam mencapai kualitas atau kemajuan hidup yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, sehingga pendidikan dapat menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup seseorang (Powdthavee et al., 2015). Walaupun tidak semua orang berpendapat seperti itu, namun pendidikan tetap menjadi kebutuhan utama pada diri manusia (Samir & Lutz, 2017).

Pendidikan juga merupakan kewajiban bagi Negara untuk mencerdaskan anak bangsa sesuai dengan tuntutan UUD 1945 Pasal 31 ayat 3 yang berbunyi pemerintah mengusahakan dan menyelengagarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan, dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada kurikulum merdeka belajar, proses belajar mengajar bertujuan pembentukan profil pelajar pancasila. Kementerian pendidikan dan kebudayaan, menekankan karakter pelajar Pancasila pada visi misi. Berdasarkan sesuai dengan Permendikbud No. 22 tahun 2020 tentang rencana strategis kementerian pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024. Pelajar pancasila merupakan cerminan pelajar di Indonesia yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dengan kompetensi global. Ada enam dimensi pelajar pancasila: beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Penerapan nilai profil pelajar pancasila bukan hanya dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, melainkan juga dalam kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler, dan kokurikuler (Sularto & Yunitasari, 2015). Merujuk pada peraturan menteri di atas diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah yang terjadi. Permasalahan yang terjadi saat ini di Sekolah dasar disebabkan moral dan karakter peserta didik atau pelajar yang sudah memudar dan jarang mengamalkan nilai-nilai pancasila (Birhan et al., 2021). Para pendidik yang juga kurang dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dan pancasila dalam proses belajar mengajarnya (Dahnial et al., 2021). Hal itulah yang menjadi dasar perubahan pendidikan karakter peserta didik untuk dapat menyelesaikan problematika yang ada, seperti maraknya masalah sosial dan intoleransi di dunia pembelajaran. Tentu juga masa depan bangsa dan demi menjaga ideologi pancasila melalui profil pelajar pancasila.

Pada konteks ini, guru memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar dan hal teknis yang juga dapat dioptimalisasi sebagai strategi pembentukan dan peningkatan karakter pada peserta didik. Sebab, kekhawatiran yang menjadi sorotan pada abad ke-21 adalah degradasi moral dan karakter (Holt-Reynolds, 2000). Oleh sebab itu, peranan guru menjadi aspek yang signifikan dalam proses penerapan pendidikan karakter (Rokhman et al., 2014). Guru wajib memberikan contoh yang baik pada proses pembentukan kepribadian wajib memberikan contoh yang baik kepada peserta didik (Van Veen et al., 2005). Sebab, tiap peserta didik memerlukan contoh yang baik untuk ditiru. Sejalan dengan pandangan ini, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menanggapi dengan menggagas program guru penggerak dengan upaya mengantarkan individu peserta didik mencapai tingkat pemahaman, perilaku dan karakter (Blanchet-Cohen & Reilly, 2013).

Pada hasil observasi utama yang peneliti ambil untuk menentukan fokus penelitian menghasilkan beberapa strategi yang diterapkan oleh guru untuk dikatakan efektif karena membuat peserta didik tidak merasa bosan dan sangat tertarik dengan materi yang diajarkan. Beberapa strategi yang diterapkan, yaitu guru membuat kelompok peserta didik, guru menjelaskan dan memberikan tugas berdasarkan kehidupan sehari-hari, bagaimana peserta didik dapat menerapkan dimensi-dimensi yang dijelaskan di atas.

Pada penelitian kali ini peneliti berfokus pada strategi implementasi Profil Pelajar Pancasila (Munastiwi, 2015). Berdasarkan penelitian yang relevan tentang profil pelajar pancasila menjadi suatu hal yang penting untuk diteliti. Sebab, dengan adanya masalah degradasi moral dan karakter akademik sekolah dasar profil pelajar bersama hadir untuk menangkal dan merubahnya. Tentu dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan Negara serta menjunjung tinggi dasar Negara yaitu bersama dalam hidup berbangsa dan bernegara.

 

METODE PENELITIAN

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif (Erlingsson & Brysiewicz, 2013). Menurut Moleong (2017: 5), penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh objek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya. Pendekatan ini melibatkan pengamatan yang menyeluruh dan menggunakan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa untuk menjelaskan konteks yang alamiah, dengan memanfaatkan berbagai metode alamiahMetode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yang bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian dan berusaha mendapatkan gambaran menyeluruh terhadap suatu keadaan. Pemilihan metodologi ini berdasarkan fenomena yang akan diteliti merupakan sebuah kasus yang membutuhkan pengkajian secara deskriptif, yaitu untuk mengetahui strategi pembelajaran dan efektivitas dalam pembelajaran profil pelajar Pancasila.

tahap awal dalam desain penelitian kualitatif melakukan studi literatur (De Massis & Kotlar, 2014). Peneliti membaca karya-karya penelitian sebelumnya dan meninjau penelitian yang dianggap relevan untuk menggambarkan suatu permasalahan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan, mencari perbandingan, baik dalam hal fokus maupun metode, serta memperoleh kesimpulan mengenai instrumen penelitian yang akan digunakan. Peneliti juga melakukan observasi lapangan. Selain itu, pada tahap ini, peneliti meminta surat izin dari kampus dan memberikannya ke pihak sekolah, setelah itu peneliti menyiapkan instrumen wawancara dan konsultasi dengan guru.

Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengamati proses belajar mengajar di sekolah, menyiapkan instrumen penelitian, dan melakukan validasi instrumen tersebut. Kemudian, peneliti melakukan wawancara pada partisipan yang telah ditentukan. Partisipan pada penelitian ini, yaitu kepala sekolah, guru SD, dan wali kelas. Peneliti mencari dan menentukan siapa informan utama pada penelitian ini. Informan utama haruslah individu yang memiliki informasi yang memadai. Informasi terkait strategi penerapan pembelajaran profil pelajar Pancasila dan hambatan selama prosesnya di SD Al Bayyinah Muhammadiyah.

Tahap terakhir dalam penelitian adalah menyusun laporan akhir. Setelah menyelesaikan semua tahap penelitian dan mendapatkan data analisis akhir, peneliti membuat laporan penelitian yang komprehensif. Laporan tersebut mencakup prosedur, tahapan, langkah-langkah, dan metode kerja penelitian secara menyeluruh, serta temuan dan hasil interpretasinya. Laporan akhir juga mencantumkan kendala, kelemahan, dan keterbatasan metode serta hasil penelitian (Rusandi dan Rusli, 2021: 4).

Peneliti mengimplementasikan beberapa teknik pengumpulan data. Berikut adalah metode-metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini: Observasi, Wawancara, serta dokumentasi, berikut pedoman wawancara penelitian ini:

 

Tabel 1. Hasil Pengumpulan Data

No.

Dimensi

Indikator

Jumlah

No Soal

1

Strategi Pembelajaran

Strategi Group Individual Learning

Penjelasan pendidik terhadap penerapan strategi pembelajaran group individual learning.

Penjelasan pendidik membantu peserta didik cepat menguasai materi pembelajaran.

4

1, 2, 3, 4

Strategi Pembelajaran Penugasan

1.      Penjelasan pendidik terhadap penerapan strategi pembelajaran penugasan.

2.      Pendidik memberikan tugas untuk menguji kemampuan peserta didik.

4

5, 6, 7, 8

Strategi Pembelajaran Kontekstual

1.      Penjelasan pendidik terhadap penerapan strategi pembelajaran kontekstual.

2.      Penjelasan pendidik dalam pengaturan diri dengan mengasah potensi yang dimiliki.

4

9, 10, 11, 12

2

Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

1.      Penjelasan pendidik terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dalam upaya pembentukan nilai keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia pada peserta didik.

1

13

Berkebhinekaan Global

1.      Penjelasan pendidik terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dalam upaya pembentukan nilai kebhinekaan global pada peserta didik.

1

14

Bergotong Royong

1.      Penjelasan pendidik terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dalam upaya pembentukan nilai gotong royong pada peserta didik.

1

15

Kreatif

1.      Penjelasan pendidik terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dalam upaya pembentukan nilai kreatif pada peserta didik.

1

16

Bernalar Kritis

1.      Penjelasan pendidik terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dalam upaya pembentukan nilai bernalar kritis pada peserta didik.

1

17

Mandiri

1.      Penjelasan pendidik terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dalam upaya pembentukan nilai kemandirian pada peserta didik.

1

18

Sumber: Modifikasi Haudi (2021 :93)

 

Tabel 2. Kisi-kisi Wawancara Profil Pelajar Pancasila Peserta Didik

No.

Dimensi

Indikator

Jumlah

No Soal

1

1.      Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran Group Individual Learning

1.  Peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan membuat kelompok dan berdiskusi

2

1, 2

Strategi Pembelajaran Penugasan

1.  Peserta didik menerima tugas yang diberikan oleh guru

2

3, 4

Strategi Pembelajaran Kontekstual

1. Peserta didik memahami materi dengan contoh kehidupan nyata

2

5, 6

2

Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila

Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkahlak mulia

1. Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi pembelajaran yang disiapkan guru untuk membiasakan menjalankan ibadah wajib, seperti sholat, mengaji dan menjalankan perintah agama.

2.    Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi pembelajaran yang disiapkan guru untuk melatih kebiasaan sopan santun dalam setiap perkataan, perbuatan dan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama.

2

7, 8

Berkebhinekaan Global

1.      Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi pembelajaran yang disiapkan guru untuk melatih dalam menjaga perdamaian dengan teman-teman di sekitar tanpa memandang perbedaan yang ada

1

9

Bergotong Royong

1.      Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi yang disiapkan guru untuk melatih menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan menjaga kebersihannya

2.      Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi yang disiapkan guru untuk mampu bermusyawarah dengan teman-temannya untuk memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan kesepakatan bersama

2

10, 11

Kreatif

1.      Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi yang disiapkan guru untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga banyak bertanya tentang hal-hal baru

1

12

Bernalar Kritis

1.      Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi yang disiapkan guru untuk aktif dalam mengajukan pendapat maupun bertanya baik secara mandiri maupun jika diminta oleh pendidik

1

13

Mandiri

1.      Peserta didik mengikuti Pelajaran dengan strategi yang disiapkan guru untuk melatih rajin menabung di sekolah

1

14

Sumber: Modifikasi Haudi (2021 :93)

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di SD Al Bayyinah Muhammadiyah dengan subjek penelitian dua peserta didik, dua siswi, dan satu guru. Pada saat proses belajar mengajar guru menerapkan beberapa strategi, yaitu strategi pembelajaran individual group learning, strategi pembelajaran penugasan, dan strategi pembelajaran kontekstual. Dari enam dimensi profil pelajar Pancasila dilaksanakan oleh guru. Perwujudan nilai-nilai karakter profil pembelajaran Pancasila menjadi solusi efektif dalam bidang Pendidikan. Manfaat dari profil pelajar Pancasila untuk mewujudkan karakter bangsa. Guru di sekolah menerapkan pembelajaran profil pelajar Pancasila disesuaikan dengan jenjang dan kebutuhan dari peserta didik.

�Selain itu, guru juga berupaya mengimplementasikannya dalam bentuk materi yang kontekstual, membuat peserta didik lebih dekat dan dapat memahami dengan mudah.Pada proses analisis strategi yang digunakan oleh guru, peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran berupa observasi dan wawancara, untuk melihat sejauh mana penerapan strategi dalam pembelajaran profil pelajar Pancasila di SD Al Bayyinah Muhammadiyah.

Hasil analisis data mengenai analisis penerapan strategi pembelajaran pada proses belajar mengajar profil pelajar Pancasila, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pengamatan dilakukan secara langsung di sekolah SD Al Bayyinah Muhammadiyah beralamat di Jl. RM. Kahfi II RT.006/03 No. 78 Cipedak Jagakarsa. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar profil pelajar Pancasila. Kegiatan observasi ini, telah mendapatkan izin dari kepala sekolah. Peneliti mengamati mengenai penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pada pembelajaran tersebut, guru membentuk kelompok, kelompok tersebut dibuat berdasarkan kategori tujuan pembelajaran, kelompok yang pertama, yaitu peserta didik yang sudah paham, kelompok berikutnya peserta didik yang mulai berkembang.

Observasi dilakukan pada kelas IV yang diajarkan oleh Bapak Faizal Akhmad Subakti, S.Pd., peneliti melakukan observasi pada saat guru mengajar secara tatap muka. Selain itu, peneliti juga bertanya dengan peserta didik yang telah diajarkan oleh guru, apakah data yang peneliti peroleh dari wawancara mendapatkan hasil yang objektif dari berbagai sudut pandang.

Pada pembelajaran profil pelajar Pancasila guru harus mampu melaksanakan dimensi-dimensi yang ada, seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Strategi yang diterapkan oleh guru dikatakan efektif karena membuat peserta didik tidak merasa bosan dan sangat tertarik dengan materi yang diajarkan. Beberapa strategi yang diterapkan, yaitu guru membuat kelompok peserta didik, guru menjelaskan dan memberikan tugas berdasarkan kehidupan sehari-hari, bagaimana peserta didik dapat menerapkan dimensi-dimensi yang dijelaskan di atas.

Hasil observasi penelitian yang dilakukan di SD Al Bayyinah Muhammadiyah, sebagai berikut:

a. Guru menerapkan strategi pembelajaran group individual learning, pembelajaran dimulai dengan absensi, berdoa, penguatan materi yang telah diberikan minggu sebelumnya, membawa media yang disesuaikan dengan materi, menjelaskan konsep dengan baik pada materi yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, membentuk kelompok berdasarkan tingkat pemahaman peserta didik, melakukan evaluasi untuk memastikan peserta didik memahami materi, membimbing diskusi dengan membebaskan peserta didik tetapi tetap terpantau, mampu meningkatkan perhatian peserta didik dengan media yang dibawa.

b. Guru menerapkan strategi pembelajaran penugasan, guru memberikan tugas berdasarkan materi yang telah dijelaskan, penugasan tersebut disesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik, hal ini dilakukan guru untuk mengetahui dengan baik, apakah peserta didik mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, tugas ini diupayakan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik, hal ini didasarkan pada dimensi kreatif.

c. Guru menerapkan strategi pembelajaran kontekstual, selama proses belajar mengajar, guru menjelaskan materi berdasarkan kehidupan sehari-hari, seperti dimensi gotong royong, guru menjelaskan bagaimana manfaat kehidupan Ketika saling membantu, dengan dilanjutkan bertanya apakah peserta didik saling membantu satu sama lain baik di dalam maupun di luar kelas. Selain itu juga, guru bertanya mengenai ibadah yang dilakukan Ketika di rumah, apakah dijalankan atau tidak, menanyakan kendala dan hambatan, guru berusaha memberikan pandangan bahwa ibadah adalah keharusan dan kebutuhan, sehingga peserta didik dapat melaksanakan dimensi tersebut.

Proses belajar mengajar guru selalu dimulai dengan berdoa, absensi, kemudian pemberian motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah guru memberikan tujuan dan motivasi dilanjutkan dengan pemberian materi pembelajaran dan melakukan diskusi kelompok. Guru juga sangat mahir dalam mengelola kelas dengan baik pada saat pembelajaran berlangsung, guru membawa atau menggunakan media aagar kelas tidak membosankan dan proses belajar mengajar jadi menyenangkan, mengajar dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, memberikan penguatan pada peserta didik jika belum mengerti akan materi yang diberikan, kemudian mengevaluasi pembelajaran dan yang terakhir mengucapkan salam kepada peserta didik.

Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara yang melibatkan guru dan peserta didik. Data hasil wawancara dilakukan berdasarkan fokus pada pertanyaan penelitian. Wawancara ini dilaksanakan pada 17 Mei 2024 sampai dengan 22 Mei 2024. Peneliti melakukan wawancara dengan subjek secara langsung. Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan di SD Al Bayyinah Muhammadiyah menggunakan hasil observasi dan wawancara, maka didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa guru menerapkan beberapa strategi pembelajaran. Hasil yang didapatkan dalam melakukan wawancara dengan guru adalah sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran group individual learning

Guru menerapkan strategi pembelajaran group individual learning, membuat kelompok peserta didik dengan pertimbangan tujuan pembelajaran dan tingkat pemahaman peserta didik. Peserta didik membentuk kelompok dengan jumlah peserta didik perkelompok 5-6 orang. Nama-nama kelompok diambil dari nama Pahlawan Indonesia yang bertujuan mengenalkan kepada peserta didik profil pahlawan. Di dalam kelompok, peserta didik dibebaskan untuk berdiskusi, saling bertanya, dan memberitahu dengan tetap mengawasi dan memberikan motivasi kepada peserta didik. Kemudian peserta didik juga diminta untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya.

2. Strategi Pembelajaran Penugasan

Guru menerapkan strategi pembelajaran penugasan, tugas diberikan kepada peserta didik baik dalam kelompok maupun individu. Tugas-tugas diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap suatu materi yang diberikan oleh guru. Selain itu, guru juga memberikan tugas pada setiap individu untuk memberikan penilaian kepada peserta didik dan mengevaluasi pembelajaran yang telah terlaksana.

3. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Guru mengkontekstualisasikan materi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, guru berupaya menjelaskan materi dengan hal yang dekat dengan peserta didik dan dapat dibayangkan oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat memahami materi secara maksimal. Kontekstualisasi pembelajaran yang diterapkan oleh guru, yaitu mengaitkan antar kehidupan sehari-hari peserta didik dengan materi yang disampaikan, selain itu, guru juga memberikan contoh yang sesuai kepada peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung.

4. Beriman, bertaqwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa

Terdapat kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan oleh peserta didik yang menjadi aturan dalam sekolah, sehingga menumbuhkan keimanan yang kuat, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Berkebhinekaan Global

Suku dan budaya yang ada di Indonesia disampaikan oleh Pak FA, dijelaskan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenai perbedaan dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Pak FA juga menagarahkan kepada peserta didik untuk menghargai satu sama lain.

6. Bergotong Royong

Pak FA, mengidentifikasi peserta didik yang belum bisa bekerjasama dan sudah bisa bekerjasama, kemudian dibentuk kelompok untuk membiasakan peserta didik saling tolong menolong.

7. Kreatif

Dengan beberapa strategi yang diterapkan, Pak FA mencoba mengelaborasikannya dengan muatan materi yang ada, peserta didik diberikan tugas untuk melatih kreativitas diri.

8. Bernalar Kritis

Pak FA memberikan pertanyaan dan memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya, sehingga peserta didik terbiasa berpikir untuk menyiapkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

9. Mandiri

Peserta didik diberikan tugas secara individu untuk dapat mengerjakan tugas secara mandiri tanpa mencontek, dengan memberikan motivasi, Pak FA, berupaya aagar peserta didik tidak bergantung kepada siapapun dalam mengerjakan tugas.

Kesembilan kategori tersebut diterapkan oleh guru di dalam kelas IV SD Al Bayyinah Muhammadiyah. Strategi yang diterapkan oleh guru, yaitu strategi pembelajaran group individual learning, strategi pembelajaran penugasan, dan strategi pembelajaran kontekstual. Dapat dilihat bahwa efektivitas pembelajaran dalam pembelajaran profil pelajar Pancasila. Peserta didik terbantu untuk menerapkan enam dimensi dan dapat dinilai dengan detail.

Guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran tersebut secara runtut, semua disusun dengan baik aagar materi yang disiapkan dapat dipahami dan diterapkan oleh peserta didik. Mulai dari penjelasan materi, pembentukan kelompok, dikaitkannya materi dengan kehidupan sehari-hari. Guru menilai peserta didik bukan dari sudut pandang subjektif, melainkan dari berbagai sudut pandang, dari pendapat peserta didik, pendapat guru ismuba, guru Tahsin, guru tahfiz, dan wali murid. Sehingga penilaian terhadap peserta didik dapat dilihat secara objektif, sejauh mana peserta didik dapat mengimplementasikan profil pelajar Pancasila.

Profil pembelajaran Pancasila dapat tertanam kepada peserta didik, dinilai dari materi dan tugas yang diberikan oleh guru. Semua perangkat yang ada untuk keberhasilan proses pembelajaran ini dirasa layak, karena guru melibatkan semua pihak yang memiliki tugas dan tujuan yang sama. Guru menyiapkan materi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dalam materi anti bullying, guru menjelaskan materinya mulai dari, pengertian, jenis-jenis, dampak, dan aturan yang berkaitan dengan anti bullying. Peserta didik dapat memahami dan menerapkannya untuk tidak menjadi pelaku bullying.

Profil pelajar Pancasila juga ini tercermin dari perilaku peserta didik sehari-hari, peserta didik diminta untuk menilai satu sama lain aagar mengetahui seberapa dekat antar peserta didik, seberapa jauh penerapan anti bullying. Guru dapat memberikan penilaian dan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk tetap menjadi pelajar yang menerapkan enam dimensi tersebut.

Guru FA menjelaskan semua dimensi dapat dipahami dan diterapkan oleh peserta didik, dimensi beriman, bertaqwa, Kepada Tuhan yang Maha Esa, peserta didik menjalankan ibadah dan meyakini Tuhan yang Esa, ibadah yang dilatih di sekolah, yaitu ibadah shalat dhuha dan shalat dzuhur. Hal ini membantu peserta didik juga untuk selalu mengingat waktu shalat, dan segera menunda segala aktivitas untuk menunaikan kewajibannya.

Dimensi Berkhebinekaan Global (Pinjani & Palvia, 2013), peserta didik dijelaskan mengenai suku yang ada di Indonesia, karena peserta didik yang ada di kelas memiliki latar belakang suku yang berbeda-beda. Guru menjelaskan bahwa pentingnya untuk saling mengenal dan saling menghargai. Sehingga peserta didik dapat hidup dengan rasa menghargai yang tinggi terhadap perbedaan yang ada.

Dimensi Bergotong-Royong, guru menjelaskan bahwa pada dimensi ini, peserta didik diberikan tugas bersama di dalam kelompok, sehingga jiwa tolong menolong dapat timbul pada diri setiap peserta didik. Peserta didik bukan hanya dilihat pengetahuannya, tapi sikap saling membantunya saat mengerjakan sesuatu. Saling membantu ini, Pak FA menegaskan bahwa bukan pada ranah negatif, seperti memberikan contekan tetapi hal-hal positif yang tetapi pada tujuannya, yaitu saling membantu.

Dimensi Kreatif, kreativitas peserta didik dilatih pada pembelajaran anti bullying dengan pemberian tugas membuat poster. Peserta didik dibebaskan untuk membuat poster, dengan materi anti bullying, peserta didik membuat sendiri desain beserta isinya. Selain itu, peserta didik juga diminta membuat poster menggunakan aplikasi Canva atau menggambar di Kanvas.

Dimensi Bernalar Kritis, pada dimensi ini peserta didik dilatih dengan pertanyaan-pertanyaan, guru membantu peserta didik untuk melatih berpikir. Selain itu, guru juga menagarahkan peserta didik untuk saling bertanya kepada temannya. Peserta didik diupayakan dapat melatih nalar berpikir untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Dimensi Mandiri (Sz�kely & Rizzo, 2013), pada dimensi ini guru melatih kemandirian peserta didik dengan memberikan tugas. Peserta didik diberikan kebebasan untuk menjawab dan menyelesaikan tugas secara individu tanpa rasa khawatir salah menjawab. Guru membantu peserta didik untuk dapat yakin terhadap jawabannya, sehingga peserta didik dapat mengerjakan tugas secara mandiri.

Dari hasil penelitian, pada proses belajar mengajar, guru menerapkan tiga strategi pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran profil pelajar Pancasila, yaitu strategi pembelajaran group individual learning, strategi pembelajaran penugasan, dan strategi pembelajaran kontekstual. Dengan penerapan tiga strategi tersebut, pembelajaran berjalan secara efektif, proses pembelajaran dimulai dengan guru membentuk kelompok peserta didik berdasarkan tujuan pembelajaran dan tingkat pemahaman peserta didik, kemudian menjelaskan materi yang dikontekstualisasikan dengan kehidupan sehari-hari, yang terakhir adalah guru memberikan tugas kepada peserta didik sebagai bentuk evaluasi dari proses belajar mengajar.

Pembelajaran P5 pada mata Pelajaran PKN memiliki dampak pada nilai siswa yang siswa yang meningkat. Nilai tersebut dapat dilihat dari hasil pembelajaran Siswa Kelas IV Damaskus, Semester 1 dengan nilai rata-rata siswa 86. Pada semester 2 dengan penerapan projek profil pelajar Pancasila, secara rata-rata, nilai siswa meningkat, menjadi 89. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran profil pelajar Pancasila baik bagi siswa dalam proses peningkatan hasil nilai belajar di kelas.

 

SIMPULAN

Berdasarkan analisis dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: Guru SD Al Bayyinah Muhammadiyah menerapkan tiga strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran group individual learning, strategi pembelajaran penugasan, dan strategi pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran profil pelajar Pancasila.

Analisis penerapan strategi pembelajaran pada pembelajaran profil pelajar Pancasila sudah sangat baik. Terbukti dengan para peserta didik mampu menerapkan profil pelajar Pancasila dengan enam dimensi yang termaktub, sebagai berikut:

1) Guru menerapkan tiga strategi yang diimplementasikan pada pembelajaran profil pelajar Pancasila di kelas IV SD Al Bayyinah Muhammadiyah, yaitu strategi pembelajaran group individual learning, strategi pembelajaran penugasan, dan strategi pembelajaran kontekstual.

2) Pembelajaran profil pelajar Pancasila pada kelas IV di SD Al Bayyinah Muhammadiyah berjalan secara efektif karena guru menjelaskan materi dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari aagar materi mudah dipahami oleh peserta didik, kemudian guru membentuk kelompok peserta didik berdasarkan tujuan pembelajaran dan tingkat pemahaman peserta didik, yang terakhir adalah guru memberikan tugas kepada peserta didik sebagai bentuk evaluasi dari proses belajar mengajar.

Pembelajaran berjalan dengan efektif, peserta didik mengikuti proses belajar mengajar dengan semangat, memahami materi, mengerjakan tugas yang diberikan, dan menerapkan enam dimensi dalam kehidupan sehari-hari. Materi profil pelajar Pancasila yang dijelaskan mengenai anti bullying, peserta didik dapat menghargai satu sama lain dan menghargai perbedaan. Peserta didik menjalankan ibadah wajib, saling membantu saat proses belajar, dan tidak menjadi pelaku bullying terhadap temannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Birhan, W., Shiferaw, G., Amsalu, A., Tamiru, M., & Tiruye, H. (2021). Exploring the context of teaching character education to children in preprimary and primary schools. Social Sciences & Humanities Open, 4(1), 100171.

Blanchet-Cohen, N., & Reilly, R. C. (2013). Teachers� perspectives on environmental education in multicultural contexts: Towards culturally-responsive environmental education. Teaching and Teacher Education, 36, 12�22.

Cheon, J., Lee, S., Crooks, S. M., & Song, J. (2012). An investigation of mobile learning readiness in higher education based on the theory of planned behavior. Computers & Education, 59(3), 1054�1064.

Dahnial, I., Dwiningrum, S. I. A., & Wuryandani, W. (2021). Development of Educational Values & Citizenship of Pancasila in Elementary Schools as a Pillar of Character Education in the Disruptive Era 4.0. PROCEEDING BOOK OF International Virtual Conference on Democracy and Education, Hal, 14�22.

De Massis, A., & Kotlar, J. (2014). The case study method in family business research: Guidelines for qualitative scholarship. Journal of Family Business Strategy, 5(1), 15�29.

Erlingsson, C., & Brysiewicz, P. (2013). Orientation among multiple truths: An introduction to qualitative research. African Journal of Emergency Medicine, 3(2), 92�99.

Holt-Reynolds, D. (2000). What does the teacher do?: Constructivist pedagogies and prospective teachers� beliefs about the role of a teacher. Teaching and Teacher Education, 16(1), 21�32.

Munastiwi, E. (2015). The management model of vocational education quality assurance using �holistic skills education (Holsked).� Procedia-Social and Behavioral Sciences, 204, 218�230.

Pinjani, P., & Palvia, P. (2013). Trust and knowledge sharing in diverse global virtual teams. Information & Management, 50(4), 144�153.

Powdthavee, N., Lekfuangfu, W. N., & Wooden, M. (2015). What�s the good of education on our overall quality of life? A simultaneous equation model of education and life satisfaction for Australia. Journal of Behavioral and Experimental Economics, 54, 10�21.

Rokhman, F., Hum, M., & Syaifudin, A. (2014). Character education for golden generation 2045 (national character building for indonesian golden years). Procedia-Social and Behavioral Sciences, 141, 1161�1165.

Samir, K. C., & Lutz, W. (2017). The human core of the shared socioeconomic pathways: Population scenarios by age, sex and level of education for all countries to 2100. Global Environmental Change, 42, 181�192.

Sularto, L., & Yunitasari, T. (2015). User requirements analysis for restaurant POS and accounting application using quality function deployment. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 169, 266�280.

Sz�kely, G. J., & Rizzo, M. L. (2013). The distance correlation t-test of independence in high dimension. Journal of Multivariate Analysis, 117, 193�213.

Van Veen, K., Sleegers, P., & Van de Ven, P.-H. (2005). One teacher�s identity, emotions, and commitment to change: A case study into the cognitive�affective processes of a secondary school teacher in the context of reforms. Teaching and Teacher Education, 21(8), 917�934.

 

 

https://jurnal.syntax-idea.co.id/public/site/images/idea/88x31.png� 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).