Humanistic Learning Theory in a Religious Perspective 149
Volume 2 No. 2 Juni 2022 (149-155)
e-ISSN: 2798-5210
p-ISSN: 2798-5652
Teori Belajar Humanistik Dalam Perspektif Religius
Humanistic Learning Theory in a Religious Perspective
1) Nurul Mawaridah, 2) Romelah
Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
DOI:
10.36418/comserva.v2i6.21
Histori Artikel:
Diajukan: 07-06-2022
Diterima: 15-06-2022
Diterbitkan: 28-06-2022
ABSTRAK
Al-qur’an dan Hadits menjadi pedoman atau dasar bagi umat Islam dalam
pendidikan dan psikologi. Program inovasi pengembangan ilmu dilaksanakan
berdasarkan perspektif al-Quran dan Hadits. Tujuan artikel ini untuk memahami
hakikat belajar menurut teori humanistik dan implementasi teori humanistik
perspektif religius dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis metode
penelitiannya adalah studi kepustakaan (library research) dengan cara
menghubungkan teks-teks dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama
tentang teori humanistik dan implementasinya berdasarkan perspektif religius.
Kesimpulan yang diperoleh adalah hakikat belajar dalam teori humanistik lebih
memfokuskan pada proses belajarnya daripada hasil belajar dengan konsep
humanistik yang memungkinkan manusia dapat mengenali diri dan
lingkungannya secara mendalam. Penetapan teori humanistik dalam pandangan
agama telah mempengaruhi wawasan pendidikan dan teori belajarnya terkait
masalah hukuman (punishment) dalam pendidikan tentang perintah sholat (HR.
Abu Dawud) dan dipaparkan pula tentang teori humanistik berupa kebebasan
memilih beriman atau tidak dalam QS. Al-Baqarah: 256 dan QS. Al-Kahfi: 29).
Kata kunci: humanistik; perspektif; religius.
ABSTRACT
The Qur'an and Hadith, which are the guidelines or basic for Muslim for the
education and psychology. Innovation program scientific development is carried
out based on the perspective of religion. The purpose of this article is to
understand the nature of learning according to humanistic theory and the
implementation of humanistic theory from a religious perspective uses a
qualitative approach and as the library research by connecting the texts in the
Qur'an and Hadith about humanistic theory and its implementation based on a
religious perspective. The conclusion is:The essence of learning according to
humanistic theory focuses on the learning process that carries the concept of
humanizing humans so that they will understand themselves and their
environment. The implementation of the humanistic theory of a religious
perspective related to the problem of punishment about praying education in the
hadith narrated by Abu Dawud. The humanistic in the Quran about the freedom
to choose to believe or not (QS. Al-Baqarah: 256 and QS. Al-Kahf: 29).
Keywords: humanistic; perspective; religious.
PENDAHULUAN
Salah satu ciri khas pembelajaran di dalam Islam adalah penekanan terhadap ilmu. Al-Qur’an
dan Hadits menjelaskan bahwa ilmu memiliki keistimewaan yang dapat menjadikan manusia lebih
1)Nurul Mawaridah, 2) Romelah
Teori Belajar Humanistik Dalam Perspektif Religius
150
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (2) Juni 2022 - (149-154)
unggul dan mulia daripada makhluk lainnya dalam rangka menjalankan fungsi kekhalifahan di bumi.
Pencapaian tujuan pembelajaran agar tercapai perubahan tingkah laku berupa pengetahuan,
keterampilan baru, sikap dan nilai positif sangatlah tergantung pada proses pembelajaran di sekolah
maupun di lingkungan keluarganya (Rosa, 2015).
Islam berfungsi sebagai pengatur kehidupan dalam mengembangkan gagasan baru yang
mengedepankan eksistensi manusia. Hal ini merupakan tugas dan kewajiban bersama untuk terus
mengkaji teori-teori modern. Hakikatnya termaktub dalam al-Quran dan Hadits ataupun menemukan
keselarasannya. Oleh karena itu akan dapat disandingkan antara konsep barat dan konsep Islam. Hal
ini seiring dengan munculnya hasrat para ilmuwan muslim untuk mengkaji al-Quran dan Hadits
sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Pelopornya yaitu Ismail Raji al-Faruqi dan Syeh
Muhammad Naquib al-Attas (Rosyid, 2021).
Umat Islam berpedoman pada Al-qur’an dan Hadits sehingga sudah seharusnya menjadi dasar
pengembangan pendidikan dan psikologi. Program inovasi pengembangan ilmu juga harus
dilaksanakan berdasarkan perspektif kajian al-Quran dan Hadits. Oleh karena itu, tujuan artikel
ini adalah untuk memahami hakikat belajar menurut teori humanistik dan implementasi teori
humanistik perspektif religius.
Penelitian terdahulu oleh Irfani (2017) yang mengkaji tentang teori belajar perspektif al-
Quran dan Hadits telah dilakukan. Selain itu penelitian Solichin (2017) tentang teori humanistik juga
ada, namun keterbaruan penelitian dalam artikel ini adalah mengkaji tentang implementasi teori
humanistik perspektif religius. Hal ini sangat bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan
masyarakat, memantik munculnya berbagai inovasi dalam pembelajaran, dan memotivasi guru agar
selalu aktif berupaya menciptakan lingkungan belajar yang menarik sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang mengeksplorasi
permasalahan sebuah objek kajian, dan mengembangkan suatu pemahaman secara rinci tentang suatu
fenomena (Creswell, 2015). Adapun jenis metode penelitiannya adalah studi kepustakaan (library
research). Tujuannya agar dapat memberikan gambaran menyeluruh melalui analisis kritis suatu
kajian penelitian yang cocok terhadap topik yang sedang dikaji (Cahyono et al., 2019).
Penelitian ini membahas tentang suatu topik yang memuat beberapa gagasan yang
berkesinambungan dan didukung oleh data sumber pustaka. Penulis menghubungkan kajian yang
terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama tentang teori humanistik dan
implementasinya berdasarkan perspektif religius. Penelitian ini akan mengkaji berbagai literatur baik
berupa buku maupun artikel ilmiah bereputasi yang telah dipublikasikan di jurnal nasional maupun
internasional yang membahas tentang teori humanistik dan implementasinya berdasarkan perspektif
religius. Selanjutnya hasil kajian literatur tersebut akan dijelaskan melalui jawaban dari rumusan
masalah yang telah peneliti tetapkan. Penjelasan tersebut berdasarkan topik kajian (topic of study),
kerangka kerja (framework), dan temuan penelitian terdahulu (previous research) dari artikel jurnal
nasional maupun internasional. Adapun tahapan dalam penelitian ini yaitu: 1) Penelusuran sumber
primer dan sekunder; 2) Pemetaan topik kajian; 3) Analisis topik kajian; 4) Konseptualisasi teori
humanistik dan implementasinya berdasarkan perspektif religius.
1)Nurul Mawaridah, 2) Romelah
Teori Belajar Humanistik Dalam Perspektif Religius
151
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (2) Juni 2022 - (149-154)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hakikat Belajar Menurut Teori Humanistik
Hakikat belajar berdasarkan teori humanistik adalah suatu proses belajar yang fokus dan
menitikberatkan pada manusia itu sendiri. Teori ini menekankan tentang pentingnya kualitas isi saat
proses belajar dan cenderung membahas tentang pendidikan dan proses belajar yang dikemas paling
ideal dan bukan pembelajaran yang terkesan seadanya. Teori apapun dapat digunakan dalam rangka
pencapaian tujuan memanusiakan manusia meraih tujuan eksistensi diri dan sebagainya (Uno, 2021).
Menurut (Jahja, 2011) menyatakan bahwa karakteristik teori belajar humanistik memiliki ciri-
ciri yaitu manusia ada dalam diri dan berada untuk diri, kebebasan memilih, mengembangkan, dan
menciptakan hal baru. Selain itu kesadaran menjadikan manusia mampu memprediksi peluang
berdasarkan nalar (Abdurakhman & Rusli, 2015). Pada hakikatnya humanistik menunjukkan bahwa
tidak percaya adanya unsur gaib dan manusia berkeyakinan tentang kemajuan melalui ilmu dan
penalaran dengan kata lain tertarik pada nilai-nilai kemanusiaan yang berketuhanan. Humanistik di
level akademik berfokus pada pengetahuan kultural termasuk tentang budaya Yunani dan Roma
(Qodir, 2017).
Menurut Karwono dan Mularsih (2017:133), Teori humanistik berfokus pada bagian
perkembangan personal manusia (Qodir, 2017). Teori ini menangkap bahwa manusia mampu
mengkontruksi hal positif dalam dirinya yang merupakan potensi manusia. Potensi manusia berkaitan
erat terhadap pengembangan domain afektif yang salah satunya berupa emosional positif.
Teori Humanistik menitikberatkan sisi humanis manusia dan tidak memperdulikan lamanya
dalam meraih pemahaman yang diharapkan (Pramujiono et al., 2020). Isi atau materi harus dipelajari
menyeluruh sehingga dapat terwujud manusia yang paripurna. Hal ini sesuai dengan teori belajar
Ausubel yang mengedepankan pembelajaran bermakna atau meaningful learning yang didalamnya
mengasosiasikan pengetahuan baru pembelajar melalui pengetahuan awal (prior knowledge) yang
dimilikinya. Kecepatan belajar Setiap masing-masing pembelajar sangatlah bervariasi dan
keberhasilan belajar terwujud jika pembelajar mengenali diri dan lingkungannya secara mendalam.
Disinilah peran pendidik sangat urgent dalam membantu mengenali sisi unik manusia dan
merealisasikan potensi dirinya (Suprihatiningrum, 2013).
Berdasarkan perspektif yang dipaparkan, disimpulkan bahwa hakikat belajar berdasarkan teori
humanistik berfokus bukan pada capaian hasil belajar tetapi mengedepankan proses belajarnya.
Konsep memanusiakan manusia agar dapat mengenali diri dan lingkungannya secara mendalam.
Teori belajar humanistik ini mengupayakan pemahaman terhadap perilaku belajar berdasarkan sudut
pandang pelakunya bukan dari sisi pengamatnya.
B. Implementasi Teori Humanistik Perspektif Religius
Penganut teori humanistik meyakini bahwa perilaku-perilaku batiniahlah yang membedakan
manusia satu sama lain. Teori ini dirasa berhasil apabila dapat mengenali diri dan lingkungannya
secara mendalam yang dalam hal ini berarti bahwa proses pembelajaran bertujuan agar siswa
menemukan keunikannya dan mengembangkan potensi dirinya (Irham & Wiyani, 2013).
Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu “Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah (Islam), maka kedua orang tuanyalah yg menjadikannya Yahudi, Nashrani atau
Majusi” (HR. Bukhari & Muslim). Hadits tersebut membahas potensi dasar manusia dan
pengembangannya. Perspektif religius memandang dengan penuh keyakinan terhadap adanya faktor
pembawaan dan faktor lingkungan pun yang pengaruhnya sangat signifikan terhadap proses
pembentukan individu serta pengembangannya. Teori belajar dalam perspektif religius sama sekali
1)Nurul Mawaridah, 2) Romelah
Teori Belajar Humanistik Dalam Perspektif Religius
152
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (2) Juni 2022 - (149-154)
tidak mendikotomikan ilmu agama dan pengetahuan lainnya karena hakikatnya semua ilmu
bersumber dari Allah.
Perspektif religius juga menyoroti masalah hukuman (punishment) dalam pendidikan.
Persepsi pendidikan Barat memandang suatu hukuman dirasa kurang efektif, karena kurang
berprikemanusiaan. Di sisi lain, Islam menilai suatu hukuman secara edukatif didalamnya tidak
mengandung unsur kezaliman (Posangi, 2019). Hukuman ini dilakukan hanya pada kondisi tertentu
dengan pertimbangan jika tidak dilaksanakan dapat berakibat rusaknya akhlak kepribadian dan
semakin meluas mempengaruhi peradaban manusia. Hal ini Nampak pada tahapan pendidikan sholat
sebagaimana tertuang dalam Hadits riwayat Abu Dawud yang artinya perintahkan anak-anakmu untuk
menjalankan shalat bila sudah berusia tujuh tahun. Pukullah (secara edukatif bukan untuk menyakiti)
bila mereka belum mengerjakan shalat padahal usia mereka sudah sepuluh tahun, dan kucilkan
mereka ditempat tidur masing-masing. Hadits tersebut mengandung unsur pendekatan humanistik
dikarenakan pendidikan sholat tersebut sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak berupa
kemampuann menerima dan memproses suatu perintah (Ramli, 2015).
Hadits lain yang artinya, “Ali RA telah berkata: “Berbicaralah kepada suatu kaum sesuai
dengan kemampuan mereka. Adakah kalian suka jika seseorang akan berbuat dusta kepada Allah dan
Rasul-Nya (dikarenakan kurangnya pemahaman dari mereka?)” (Handayana, 2017). Hadits tersebut
memiliki sisi humanis terkait berbicara sesuai kapasitas kemampuan berfikirnya dan mengedepankan
toleransi terhadap potensi yang dimiliki lawan bicaranya. Contoh implementasinya adalah pendidik
berupaya menghindari pemakaian istilah-istilah yang dirasa sulit dipahami oleh peserta didik sekolah
dasar. Tahap perkembangan otak peserta didik sekolah dasar tidak bisa disamakan dengan
kemampuan peserta didik yang berada di jenjang sekolah menengah atas. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan bahwa seorang pendidik yang berpengalaman akan senantiasa memperhatikan kondisi
murid, tahapan perkembangan, pertumbuhan dan perbedaan personal serta membebaskan peserta
didik mempelajari sesuatu sesuai kapabilitasnya (Agus, 2019).
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 256 yang artinya “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam)” (Muzaki, 2019). Dan juga “Maka barangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir” (QS. Al-Kahfi: 29). Ayat-
ayat tersebut menunjukkan kehumasan berupa pemberian kebebasan tanpa ada paksaan sama sekali,
sesuai keinginan dan kebutuhannya. Pendidik tidak diperkenankan memaksakan kehendak, berperan
sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan peserta didik agar dapat mengaktualisasikan
sesuai dengan potensi diri, keinginan, dan kemampuannya (Dewi, 2018). Hal ini ditegaskan pula oleh
(Ismail, 2010) dalam bukunya bahwa pembelajaran adalah proses interaksi dua arah yang bertujuan
agar pembelajaran berfokus pada kebutuhan dan kemampuan belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
Ayat-ayat al-Quran lainnya yang juga identik dengan humanistik yaitu dalam QS. Al-
Baqarah: 286 artinya, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
Selanjutnya dalam surat al-Mu’minun ayat 62 artinya, “Kami tiada membebani seseorang melainkan
menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada kitab yang berbicara benar, dan mereka telah
dianiaya”. Ayat al-Qur’an tersebut memaparkan bahwa seseorang yang tidak akan dibebani melebihi
batas ambang kemampuannya sendiri. Berdasarkan kedua ayat tersebut sangat detail sekali membahas
kehumanistikan. Allah Maha Mengetahui atas kemampuan masing-masing hamba-Nya dan selalu
mengedepankan dan memberikan keleluasaan sesuai kapabilitas setiap individunya, serta tidak ada
pemaksaan kehendak di dalamnya.
1)Nurul Mawaridah, 2) Romelah
Teori Belajar Humanistik Dalam Perspektif Religius
153
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (2) Juni 2022 - (149-154)
SIMPULAN
Hakikat belajar dalam teori humanistik lebih memfokuskan pada proses belajarnya daripada
hasil belajar dengan konsep humanistik yang memungkinkan manusia dapat mengenali diri dan
lingkungannya secara mendalam. Penetapan teori humanistik dalam pandangan agama telah
mempengaruhi wawasan pendidikan dan teori belajarnya terkait masalah hukuman (punishment)
dalam pendidikan tentang perintah sholat (HR. Abu Dawud) dan dipaparkan pula tentang teori
humanistik berupa kebebasan memilih beriman atau tidak dalam QS. Al-Baqarah: 256 dan QS. Al-
Kahfi: 29).
1)Nurul Mawaridah, 2) Romelah
Teori Belajar Humanistik Dalam Perspektif Religius
154
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (2) Juni 2022 - (149-154)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. DIDAKTIKA TAUHIDI:
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1). https://doi.org/10.30997/dt.v2i1.302
Agus, Z. (2019). Konsep Pendidikan Islam Bagi Remaja Menurut Zakiah Daradjat. Raudhah Proud
To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 4(1), 1124.
https://doi.org/10.48094/raudhah.v4i1.38
Cahyono, E. A., Sutomo, N., & Hartono, A. (2019). Literatur review; panduan penulisan dan
penyusunan. Jurnal Keperawatan, 12(2), 12.
Creswell, J. (2015). Riset pendidikan: Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi riset kualitatif &
kuantitatif.
Dewi, A. A. (2018). Guru mata tombak pendidikan. CV Jejak (Jejak Publisher).
Handayana, S. (2017). Studi Tentang Figur Pendidik Dalam Hadis. Jurnal Dewantara, 3(01), 116
129.
Irfani, Ranu Nada. (2017). Konsep Teori Belajar Dalam Islam Perspektif Al-Quran dan Hadits.
Ta‟dib: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 6 No. 1
Irham, M., & Wiyani, N. A. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan aplikasi dalam proses
pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ismail, M. I. (2010). Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 13(1), 4463.
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Kencana.
Muzaki, I. A. (2019). Pendidikan Toleransi Menurut QS Al-Baqarah Ayat 256 Perspektif Ibnu Katsir.
Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, 3(02).
Posangi, S. S. (2019). Teori Belajar dalam Perspektif Islam. Al-Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam,
3(2), 1630.
Pramujiono, A., Suhari, S. H., Rachmadtullah, R., Indrayanti, T., & Setiawan, B. (2020). Kesantunan
Berbahasa, Pendidikan Karater, Dan Pembelajaran Yang Humanis. Indocamp.
Qodir, A. (2017). Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Pedagogik:
Jurnal Pendidikan, 4(2). https://doi.org/10.33650/pjp.v4i2.17
Ramli, M. (2015). Media pembelajaran dalam perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ittihad Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 13(23), 133134.
Rosa, N. M. (2015). Pengaruh sikap pada mata pelajaran kimia dan konsep diri terhadap prestasi
belajar kimia. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(3).
Rosyid, A. (2021). REFORMASI PENDIDIKAN KHALIFAH: STUDI PEMIKIRAN PENDIDIKAN
1)Nurul Mawaridah, 2) Romelah
Teori Belajar Humanistik Dalam Perspektif Religius
155
COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) - Vol. 2 (2) Juni 2022 - (149-154)
ISLAM HASAN LANGGULUNG. Tarbawi: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 4(2),
103123. https://doi.org/10.51476/tarbawi.v4i2.259
Samrin. (2016). Pendidikan Karakter (Sebuah Pendekatan Nilai). Jurnal Al-Ta'dib 9 (1),120-143
Solichin, M. M. (2018). TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN APLIKASINYA DALAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: Telaah Materi Dan Metode Pembelajaran. Islamuna: Jurnal
Studi Islam, 5(1). https://doi.org/10.19105/islamuna.v5i1.1856
Sulaiman, S., & S, N. (2021). Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik Serta
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi pembelajaran teori dan aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Uno, H. B. (2021). Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di bidang pendidikan. Bumi Aksara.
© 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).