Pengaruh Antara Pemberian Agar-Agar Mentimun dan Agar-Agar Labu Siam Menurunkan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi
Effect
Between Giving Cucumber Agar and Chayote Jelly in Lowering Blood Pressure in
Elderly Patients with Hypertension
1)* Latifah Ismatul Fauziyah,
2) Miftahul Munir
12 Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul
Ulama Tuban, Indonesia
Email: [email protected]
*Correspondence: Latifah Ismatul
Fauziyah
DOI: 10.59141/comserva.v4i5.2060 |
ABSTRAK Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik meningkat lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg yaitu tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya
di atas 90 mmHg. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan penurunan tekanan darah pada kelompok yang diberi agar-agar mentimun dan agar-agar labu siam pada lansia penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Wire Kabupaten Tuban. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain �True
eksperimental�, dengan rancangan
�Two Group Pre-test dan Post-test Design�. Sampel
ini berjumlah 36 responden yang dibagi menjadi 18 kelompok agar-agar mentimun
dan 18 kelompok agar-agar labu siam dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Pengambilan data menggunakan alat ukur Tensimeter Stetoskop dan
lembar observasi yang akan dianalisis menggunakan uji Paired T-Test dan
Independent Sample T-Test. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Paired
T-Test didapatkan kelompok agar-agar mentimun tekanan darah sistol dengan
nilai p-value 0,005<0,05 dan tekanan darah diastol dengan nilai� p-value 0,003<0,05� yang berarti H1 diterima dan Ho ditolak yaitu
terdapat perbedaan penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah diberi terapi
agar-agar mentimun, sedangkan pada kelompok agar-agar labu siam tekanan darah
sistol dengan nilai p-value 0,000<0,05 dan tekanan darah diastol dengan
nilai p-value 0,002<0,05 yang berarti H1 diterima dan Ho ditolak yaitu
terdapat perbedaan penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah diberi terapi
agar-agar labu siam. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian
agar-agar mentimun dan agar-agar labu siam sama-sama efektif dalam menurunkan
tekanan darah, namun terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya
dilihat dari nilai rata-rata tertinggi adalah agar-agar labu siam. Kata kunci: Agar-agar Mentimun, Agar-agar Labu Siam,
Hipertensi, Lansia |
|
ABSTRACT Hypertension
is a condition when the systolic blood pressure increases to more than 120
mmHg and the diastolic blood pressure to more than 80 mmHg, that is, the
systolic pressure is above 140 mmHg and the diastolic pressure is above 90
mmHg. This study aims to determine the difference in blood pressure reduction
in groups given cucumber jelly and chayote jelly in elderly people with
hypertension in the Wire Health Center working
area, Tuban Regency. This type of research is
quantitative research with a "True experimental" design, with a
"Two Group Pre-test and Post-test Design". This sample consisted of
36 respondents who were divided into 18 groups of cucumber jelly and 18
groups of chayote jelly using a purposive sampling technique. Data collection
a Stethoscope Tensimeter measuring instrument and observation sheets which
will be analyzed using the Paired T-Test and
Independent Sample T-Test. The results of research using the Paired T-Test
showed that in the cucumber agar group, systolic blood pressure was with a
p-value of 0.005<0.05 and diastolic blood pressure was with a p-value of
0.003<0.05, which means that H1 was accepted and Ho was rejected, namely
there was a difference in the reduction in blood pressure before and after
being given cucumber jelly therapy, whereas in the chayote jelly group the
systolic blood pressure had a p-value of 0.000<0.05 and the diastolic
blood pressure had a p-value of 0.002<0.05 which means H1 is accepted and
Ho is rejected, that is, there is a difference in blood pressure reduction
before and after being given chayote jelly therapy. Keywords: Cucumber Jelly, Chayote Jelly, Hypertension, Elderly |
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan
masyarakat Indonesia saat ini dihadapkan oleh masalah penyakit tidak menular
(PTM) yang belum banyak tertangani dengan angka kejadian yang semakin meningkat
terutama hipertensi. Hipertensi menjadi faktor utama penyebab penyakit tidak
menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi
merupakan penyakit yang dapat menimbulkan banyak komplikasi, bahkan jika
tekanan darah tidak terkontrol dengan baik dapat berujung pada kematian.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik secara
hilang timbul atau menetap. Seseorang dikatakan menderita hipertensi dan
berisiko mengalami gangguan kesehatan apabila setelah dilakukan pengukuran
berulang, nilai tekanan darahnya tetap tinggi, tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg, dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg dengan dua pengukuran
setiap lima menit dalam kondisi cukup istirahat atau tenang (Harsismanto,
2020). Penyakit hipertensi sering kali muncul tanpa ada keluhan, sehingga
penderita tidak tahu bahwa dirinya menderita hipertensi dan baru diketahui
setelah munculnya komplikasi (P2PTM, 2020).�
Menurut Global Status Report
On Non-Communicable Disease 2018 menyebutkan bahwa
hipertensi menyerang 22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di
Asia Tenggara. Sekitar 40% kematian akibat penyakit jantung dan 51%
kematian akibat stroke yang disebabkan oleh hipertensi (Anitasari, 2019).
Hipertensi juga merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia berdasarkan
data Survey Sample Registration (Lubis et al, 2019). Pada tahun 2018
jumlah kasus terjadinya penyakit hipertensi di Indonesia masih cukup tinggi
yaitu 34,1% dan mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi tahun
2013 sebesar 26,4%. Pola peningkatan ini mengindikasikan semakin bertambahnya
usia semakin tinggi resiko menderita hipertensi, peningkatan drastis prevalensi
ini terjadi mulai pada kelompok usia 31-44 tahun (31,6%), usia 45-54 tahun
(45,3%), dan usia 55-64 tahun prevalensinya bisa mencapai (55,2%) (Riskesdas,
2018).��
Adapun angka
kejadian penyakit hipertensi berdasarkan hasil pengukuran penduduk Indonesia
umur ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat keenam sekitar
36,32% yaitu dengan jumlah estimasi 11.596.351 jiwa. Kemudian untuk di
Kabupaten Tuban sendiri terdapat penderita hipertensi sebesar 32% dengan jumlah
estimasi 295.706 jiwa atau sekitar ≥ 2,6% dari nilai prevalensi wilayah
Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim, 2021).
Puskesmas Wire
merupakan pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten Tuban yang bertanggung
jawab terhadap pembangunan kesehatan pada wilayah kerja kecamatan Semanding
yang meliputi 8 (delapan) desa yaitu desa Gedongombo, desa Karang, desa Gesing,
desa Tunah, desa Kowang, desa Genaharjo, desa Sambongrejo, dan desa Ngino. Data
dari puskesmas ini menunjukkan bahwa jenis penyakit tertinggi yang diderita
oleh lansia atau umur ≥ 55-64 adalah hipertensi. Pada tahun 2023 yaitu
mulai dari bulan januari sampai dengan bulan juni terdapat 732 lansia yang
menderita berbagai penyakit dan didalamnya 276 lansia merupakan penderita
hipertensi. Jika di prosentasekan, penyakit hipertensi pada lansia di wilayah
kerja puskesmas Wire Kabupaten Tuban merupakan penyakit dengan prosentase
tertinggi dari pada prosentase penyakit lain yang diderita lansia yaitu sebesar
37,7% (Puskesmas Wire, 2023).
Usia merupakan
salah satu faktor risiko hipertensi, semakin bertambahnya usia semakin tinggi
risiko hipertensi. Lansia mengalami penurunan fungsi organ serta perubahan
anatomi tubuh, sehingga lansia memerlukan penanganan khusus saat suatu penyakit
menyerang tubuh. Hipertensi pada lansia berasal dari perubahan kondisi pembuluh
darah, termasuk dibagian jantung. Seiring bertambahnya usia pembuluh darah
arteri mengalami penurunan elastisitas atau kekakuan sehingga respon pembuluh
darah untuk membesar atau mengecil menjadi berkurang yang akhirnya dapat
menyebabkan aliran darah terganggu atau kinerja jantung dalam memompa darah
menjadi semakin berat, akibatnya akan mengalami kenaikan tekanan darah. Jika
hipertensi tidak dikendalikan, dalam jangka panjang akan berdampak pada
timbulnya komplikasi penyakit lain, Untuk mencegah agar hipertensi tidak
menyebabkan komplikasi lebih lanjut maka diperlukan penanganan yang tepat dan
efisien (Asikin, 2016).
Pada
prinsipnya ada dua penatalaksanaan yang bisa menangani hipertensi atau tekanan
darah tinggi yaitu penatalaksanaan farmakologi dan penatalaksanaan non
farmakologi. Penatalaksanaan farmakologi untuk hipertensi dilakukan dengan
pemberian obat antihipertensi atau obat-obat kimia tentunya menimbulkan efek
samping dan komplikasi yang tidak baik bagi tubuh apabila digunakan dalam waktu
jangka panjang, selain itu juga harganya cukup mahal. Sedangkan penatalaksanaan
non farmakologi dilakukan dengan pola hidup sehat seperti berhenti merokok,
penurunan berat badan, olahraga secara teratur, mengurangi asupan garam,
mengurangi konsumsi alkohol, dan modifikasi diet atau terapi diet seperti
mengkonsumsi buah maupun sayur dengan kandungan kalium dan serat yang dapat
menurunkan tekanan darah (PERKI, 2015). Salah satu bahan makanan yang tinggi
serat yang mudah didapatkan dan umum dikonsumsi adalah agar-agar.
Agar-agar kaya
akan serat untuk menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian Departemen
Kesehatan Jepang menunjukkan bahwa agar-agar memiliki kandungan serat sebanyak
81,29%. Serat pangannya mampu menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara
menyerap lemak yang ada didalam arteri darah (Lingga Lany, 2019). Mekanisme serat
untuk menurunkan hipertensi berkaitan dengan asam empedu. Serat mampu
mengurangi kadar kolesterol yang bersirkulasi dalam plasma darah, sebab serat bisa
mengikat garam empedu dan meningkatkan sekresi asam empedu dalam feses,
akibatnya kolesterol tidak akan beredar luas dalam pembuluh darah dan aliran
darah, sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah (Lestari et al, 2018).
Bahan utama agar-agar adalah dari rumput laut merah dan rumput laut coklat
adalah phycocolloid, yang merupakan polisakarida yang larut dalam air dan
membentuk sistem koloid ketika larut dalam air. Ekstrak koloid dari rumput laut
(alginat, agar-agar dan karagenan) mempunyai kompabilitas yang tinggi yaitu
mampu menyatu dengan bahan lain atau sangat cocok jika dicampur dengan bahan
lain (Ulfatmi Okzala, 2018). Selain memiliki kandungan serat yang tinggi,
agar-agar juga memiliki cita rasa yang enak. Bahan makanan lain yang memiliki
kandungan yang bermanfaat untuk penurunan tekanan darah adalah mentimun.
Mentimun (Cucumis
Sativus) merupakan tanaman dengan kategori sayuran dan memiliki banyak
kandungan gizi terutama kandungan kalium yang mampu mengobati tekanan darah
tinggi. Kandungan kalium pada setiap 100 gram mentimun 147 mg (Barus, 2019).
Kandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat pelepasan
renin, renin adalah enzim yang membantu mengontrol tekanan darah agar tetap
stabil sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air. Retensi natrium
dan air berkurang dengan adanya kalium, mengakibatkan penurunan volume plasma,
curah jantung, tekanan perifer, dan tekanan darah. Kandungan kalium pada
mentimun inilah yang efektif mengobati hipertensi (Nurrahmani, 2018). Selain
mentimun, bahan makanan lain yang juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan
darah adalah labu siam.
Labu siam atau
dengan bahasa latinnya (Sechium Edule) dikenal sebagai sayuran yang
menyehatkan, murah, mudah didapatkan dan enak rasanya. Labu siam juga mengandung
kalium yang dapat menurunkan tekanan darah. Didalam 100 gram labu siam terkandung
kalium sebesar 167,1 mg. Kalium berfungsi sebagai deuritik (merangsang
pengeluaran urin) sehingga pengeluaran natrium di extra sel meningkat dan
terjadi penurunan tekanan darah.� Asupan
kalium yang rendah secara signifikan menyebabkan tekanan darah meningkat
sehingga direkomendasikan meningkatkan asupan kalium untuk mencegah hipertensi.
Kebutuhan kalium yang direkomendasikan untuk menghasilkan efek yang bermanfaat
pada hipertensi berkisar antara 3.500-4.500 mg/hari (Etri Yanti, 2017).
Dari
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saqinah Sari (2019) tentang pengaruh
pemberian agar-agar mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja puskesmas Andalas Padang tahun 2019 dengan hasil
didapatkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi
sebelum pemberian agar-agar mentimun memiliki nilai rata- rata 152,67/98 mmHg.
Menjadi lebih rendah setelah pemberian agar-agar mentimun yaitu sebesar
138,67/90,67 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa memang terdapat penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik setelah mengkonsumsi agar-agar dari mentimun.
Selain
penelitian di atas, terdapat pula penelitian sebelumnya mengenai pengaruh
agar-agar labu siam terhadap penurunan tekanan darah pada Wanita hipertensi di
wilayah kerja puskesmas Nanggalo kota Padang. Penelitian ini dilakukan oleh
Rizka Veronica Putri tahun 2019 dengan hasil bahwa terdapat penurunan tekanan
darah sistolik yaitu dengan rata-rata 178,33 mmHg sebelum pemberian agar-agar
labu siam, mengalami penurunan menjadi 162,67 mmHg setelahnya. Dan juga
penurunan terhadap tekanan darah diastolik yaitu dengan rata-rata 101,33 mmHg
menjadi rata-rata 95,33 mmHg.
Kedua
penelitian sebelumnya terbukti menurunkan tekanan darah namun belum mampu
menurunkan tekanan darah sampai batas normal. Kemudian, penelitian tersebut
dilanjutkan dengan mengkaji dan melakukan penelitian ulang dengan harapan
tekanan darah pada penderita hipertensi bisa mengalami penurunan yang
signifikan bahkan sampai kebatas normal.
Berdasarkan
tingginya prevalensi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wire, Kabupaten
Tuban, peneliti tertarik mengkaji pengaruh pemberian agar-agar mentimun
(Cucumis sativus) dan agar-agar labu siam (Sechium edule) pada lansia penderita
hipertensi. Hipertensi, gangguan dalam pengaturan tekanan darah, memiliki
faktor risiko seperti umur, jenis kelamin, kurangnya aktivitas fisik, stres,
keturunan, dan konsumsi natrium berlebih (Syapitri & Simanjuntak, 2019).
Peningkatan prevalensi hipertensi terlihat signifikan pada kelompok usia
lanjut, yang mengalami penurunan fungsi organ, memerlukan penanganan khusus,
terutama melalui pengobatan non-farmakologi (Asikin, 2016). Penelitian ini
bertujuan menganalisis pengaruh pemberian agar-agar mentimun dan labu siam dalam
menurunkan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wire. Secara
khusus, penelitian ini mengidentifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan
sesudah pemberian kedua jenis agar-agar, serta mengevaluasi manfaatnya sebagai
terapi non-farmakologi. Manfaat penelitian ini meliputi peningkatan pemahaman
teoritis dan praktis, baik bagi institusi pendidikan dan pelayanan kesehatan,
masyarakat, responden, serta penelitian selanjutnya. Ruang lingkup penelitian
ini melibatkan Gizi Klinik, dengan fokus pada pengaruh pemberian agar-agar
mentimun dan labu siam terhadap tekanan darah lansia. Dukungan riset
pendahuluan mengindikasikan efek positif kedua jenis agar-agar dalam menurunkan
tekanan darah, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memperkuat bukti ilmiah
mengenai intervensi gizi non-farmakologi pada hipertensi.
METODE
PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Desain penelitian pada hakikatnya
merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan
dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses
penelitian (Sujarweni, 2014).
Penelitian kali menggunakan jenis
penelitian �Kuantitatif� dengan desain True
eksperimental, rancangan Two Group
Pre-test dan Post-test Design. Pengukuran dilakukan pada dua
kelompok, sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan serta diberikan secara
berulang. Penelitian ini pengaruh antara pemberian agar-agar mentimun (curcumis
sativus) dan agar-agar labu siam (sechium edule) dalam menurunkan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Wire
Kabupaten Tuban.
Desain pada
penelitian ini dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1. Desain penelitian True eksperimental Two Group Pre-test dan Post-test Design
Kelompok |
Pre-Test |
Perlakuan |
Post Test |
A |
O1 |
X1 |
O2 |
B |
O1 |
X2 |
O2 |
Keterangan:
O1 : Pengukuran tekanan darah awal sebelum perlakuan
X1 : Perlakuan (Terapi pemberian agar-agar mentimun 300 gram
selama 7 hari)
X2 : Perlakuan (Terapi pemberian agar-agar labu siam 300 gram
selama 7 hari)
O2 : Pengukuran tekanan darah kedua sesudah perlakuan
Desain
penelitian Two Group Pre-test dan
Post-test, dengan desain ini peneliti melakukan observasi sebanyak 2 kali,
pada dua kelompok yaitu kelompok A yang diberi terapi pemberian agar-agar
mentimun dan kelompok B diberi terapi pemberian agar-agar labu siam.� Observasi yang pertama dilakukan sebelum
eksperimen (O1) yang disebut pre-test,
kemudian dilakukan perlakuan (X), selanjutnya mengadakan observasi kedua
setelah perlakuan atau O2, yang disebut post-test. Hasil observasi dianalisis dengan cara mencari perbedaan
antara O1 dan O2. Perbedaan antara hasil observasi itu
dianggap sebagai akibat dari perlakuan dalam eksperimen atau perlakuan yang
dilakukan (Effendi, 2015).
4.2
Populasi
dan Sampel
4.2.1
Populasi
Populasi
adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang secara potensial
dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Swarjana, 2015). Populasi adalah
keseluruhan suatu variabel menyangkut masalah yang diteliti berupa orang,
kejadian atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian atau subjek (misalnya
manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2017).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi yang
berada di wilayah kerja puskesmas Wire Kabupaten Tuban yaitu sebanyak 276
lansia.
4.2.2
Sampel
Sampel merupakan sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau sampel juga bisa
disebut sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel yang
akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang
diteliti (Siyoto & Sodik, 2015).
Sampel adalah
bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan
untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua
untuk penelitian misal karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu
sampel diambil dari populasi harus betul-betul mewakil dan harus valid, yaitu
bisa mengukur sesuatu yang seharusnya bisa diukur (Sujarweni, 2014).
Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode Nonprobabiliy Sampling dengan teknik Purposive
Sampling yaitu Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yang
dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang akan dijadikan sampel. Tujuan
penggunaan Teknik Purposive Sampling adalah untuk memperoleh sampel
relavan dengan tujuan penelitian dan menghasilkan data yang berkualitas. Selain
itu dapat menghemat biaya dan waktu yang diperlukan dalam penelitian (Sugiyono,
2016).
Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi agar-agar mentimun
(Cucumis sativus) dan agar-agar labu siam (Sechium edule) terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wire,
Kabupaten Tuban. Variabel bebas adalah pemberian agar-agar mentimun dan labu
siam, sedangkan variabel terikatnya adalah penurunan tekanan darah. Penelitian
ini menggunakan metode eksperimental dengan 36 responden, masing-masing 18
responden dalam kelompok agar-agar mentimun dan labu siam, selama 7 hari.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah
intervensi menggunakan tensimeter dan stetoskop. Analisis data dilakukan dengan
uji statistik Paired T-test atau Wilcoxon, tergantung distribusi data, untuk
melihat perbedaan pengaruh kedua jenis terapi. Hasil penelitian menunjukkan
adanya perbedaan signifikan dalam efektivitas penurunan tekanan darah antara
kedua terapi, dengan labu siam lebih efektif dibandingkan mentimun. Etika
penelitian dipenuhi dengan informed consent, menjaga kerahasiaan, dan
menggunakan anonim untuk identitas responden.
HASIL
DAN ANALISIS PENELITIAN
5.1 Hasil
Penelitian
5.1.1
Data Khusus
1.
Tekanan Darah Sebelum dan
sesudah Pengamatan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
Tekanan Darah Sistol Lansia Sebelum dan Sesudah Diberi Terapi Agar-agar
Mentimun
Kategori |
No |
Tekanan Darah Awal (mmHg) |
Tekanan Darah� Akhir
(mmHg) |
Rata-rata��� Selisih
(mmHg) |
Sistol (mmHg) |
1. |
160 |
142 |
18 |
2. |
140 |
126 |
14 |
|
3. |
140 |
120 |
20 |
|
4. |
150 |
160 |
-10 |
|
5. |
150 |
125 |
25 |
|
6. |
160 |
135 |
�� 15 |
|
7. |
140 |
160 |
-20 |
|
8. |
150 |
155 |
-5 |
|
9. |
160 |
148 |
12 |
|
10. |
170 |
143 |
27 |
|
11. |
160 |
130 |
30 |
|
12. |
160 |
135 |
25 |
|
13. |
150 |
140 |
10 |
|
14. |
150 |
165 |
-15 |
|
15. |
150 |
151 |
-1 |
|
16. |
160 |
135 |
25 |
|
17. |
150 |
135 |
15 |
|
18. |
170 |
150 |
20 |
|
Mean |
153,89 |
141,94 |
11,39 |
Sumber: Data Primer Peneliti Tahun 2024
Berdasarkan
tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
pemberian agar-agar mentimun adalah 153,89 mmHg dan rata-rata tekanan darah
sistol setelah pemberian agar-agar mentimun adalah 141,94 mmHg. Selisih
rata-rata tekanan darah sistol sebelum dan setelah pemberian agar-agar mentimun
sebanyak 11,39 mmHg.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Diastol
Lansia Sebelum dan Sesudah Diberi Terapi Agar-agar Mentimun
Kategori |
No |
Tekanan Darah Awal (mmHg) |
Tekanan Darah Akhir (mmHg) |
Rata-rata
Selisih (mmHg) |
Diastol (mmHg) |
1. |
100 |
100 |
0 |
2. |
100 |
65 |
35 |
|
3. |
90 |
85 |
5 |
|
4. |
100 |
120 |
-20 |
|
5. |
100 |
95 |
5 |
|
6. |
90 |
80 |
10 |
|
7. |
90 |
115 |
-25 |
|
8. |
100 |
105 |
-5 |
|
9. |
110 |
80 |
20 |
|
10. |
100 |
95 |
15 |
|
11. |
100 |
90 |
10 |
|
12. |
100 |
85 |
15 |
|
13. |
100 |
70 |
30 |
|
14. |
100 |
110 |
-10 |
|
15. |
90 |
100 |
-10 |
|
16. |
100 |
75 |
25 |
|
17. |
100 |
80 |
20 |
|
18. |
120 |
105 |
15 |
|
Mean |
98,44 |
91,94 |
6,67 |
Sumber: Data Primer Peneliti Tahun 2024
Berdasarkan
tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah diastol sebelum
pemberian agar-agar mentimun adalah 98,44 mmHg dan rata-rata tekanan darah
diastol setelah pemberian agar-agar mentimun adalah 91,94 mmHg. Selisih
rata-rata tekanan darah diastol sebelum dan setelah pemberian agar-agar
mentimun sebanyak 6,67 mmHg.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sistol
Lansia Sebelum dan Sesudah Diberi Terapi Agar-agar Labu Siam
Kategori |
No |
Tekanan Darah Awal (mmHg) |
Tekanan Darah Akhir (mmHg) |
Rata-rata
Selisih (mmHg) |
Sistol (mmHg) |
1. |
170 |
155 |
15 |
2. |
180 |
160 |
20 |
|
3. |
190 |
160 |
30 |
|
4. |
180 |
155 |
25 |
|
5. |
180 |
155 |
25 |
|
6. |
190 |
169 |
21 |
|
7. |
165 |
149 |
16 |
|
8. |
185 |
175 |
10 |
|
9. |
170 |
150 |
20 |
|
10. |
180 |
196 |
-16 |
|
11. |
165 |
170 |
-5 |
|
12. |
170 |
155 |
15 |
|
13. |
190 |
175 |
15 |
|
14. |
180 |
165 |
15 |
|
15. |
180 |
165 |
15 |
|
16. |
170 |
160 |
10 |
|
17. |
165 |
167 |
-2 |
|
18. |
180 |
170 |
10 |
|
Mean |
177,22 |
163,94 |
13,33 |
Sumber: Data Primer Peneliti Tahun 2024
Berdasarkan
tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistol sebelum
pemberian agar-agar labu siam adalah 177,22 mmHg dan rata-rata tekanan darah
sistol setelah pemberian agar-agar labu siam adalah 163,94 mmHg. Selisih
rata-rata tekanan darah sistol sebelum dan setelah pemberian agar-agar labu
siam sebanyak 13,33 mmHg.
Tabel 5.6 ��� Distribusi
Frekuensi Tekanan Darah Diastol Lansia Sebelum dan Sesudah Diberi Terapi
Agar-agar Labu Siam
Kategori |
No |
Tekanan Darah Awal (mmHg) |
Tekanan Darah Akhir (mmHg) |
Rata-rata Selisih (mmHg) |
Diastol (mmHg) |
1. |
100 |
95 |
5 |
2. |
100 |
80 |
20 |
|
3. |
110 |
100 |
10 |
|
4. |
100 |
85 |
15 |
|
5. |
100 |
90 |
10 |
|
6. |
100 |
100 |
0 |
|
7. |
110 |
105 |
5 |
|
8. |
110 |
100 |
10 |
|
9. |
95 |
90 |
5 |
|
10. |
95 |
120 |
-25 |
|
11. |
100 |
120 |
-20 |
|
12. |
100 |
95 |
5 |
|
13. |
110 |
90 |
20 |
|
14. |
95 |
90 |
5 |
|
15. |
95 |
85 |
10 |
|
16. |
100 |
80 |
20 |
|
17. |
100 |
110 |
-10 |
|
18. |
135 |
100 |
35 |
|
Mean |
106,11 |
98,33 |
7,50 |
Sumber: Data Primer Peneliti Tahun 2024
Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa rata-rata
tekanan darah diastol sebelum pemberian agar-agar labu siam adalah 106,11 mmHg
dan rata-rata tekanan darah diastol setelah pemberian agar-agar labu siam
adalah 98,33 mmHg. Selisih rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dan setelah
pemberian agar-agar labu siam sebanyak 7,50 mmHg.
5.1.2 Analisis Univariat
Analisa
univariat dalam penelitian ini adalah yang dianalisis tekanan darah sebelum dan
sesudah diberi agar-agar mentimun dan agar-agar labu siam.
1.
Tekanan Darah Pada Kelompok Intervensi Sebelum Dan
Sesudah Diberi Terapi Agar-agar Mentimun
Tabel 5.7 Analisis Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Diberi Terapi Agar-agar Mentimun Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wire Kabupaten Tuban.
Agar-agar
Mentimun |
Tekanan Darah |
Mean (mmHg) |
SD (mmHg) |
Min (mmHg) |
Max (mmHg) |
P |
Sebelum (Sistol)
|
140 |
170 |
0,005 |
|||
Sesudah (Sistol)
|
120 |
165 |
||||
Sebelum (Diastol)
|
95 |
120 |
0,003 |
|||
Sesudah (Diastol)
|
80 |
120 |
Sumber:
Data Primer Peneliti Tahun 2024
Berdasarkan
tabel 5.8 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistol sebelum perlakuan
pada kelompok agar-agar mentimun sebesar 153,89 mmHg, dan setelah perlakuan
menjadi 141,94 mmHg. Dengan standart deviasi pretest sebesar 9,164 dan
posttest 13,063, serta nilai minimum tekanan darah pretest sebesar 140 mmHg dan posttest
120 mmHg, dan maximum tekanan darah pretest
sebesar 170 mmHg dan posttest 165
mmHg. Sedangkan tekanan darah diastol sebelum perlakuan pada kelompok agar-agar
mentimun sebesar 98,44 mmHg, dan setelah perlakuan menjadi 91,94 mmHg. Dengan
standart deviasi pretest sebesar
7,254 dan posttest 15,637, serta
nilai minimum tekanan darah pretest sebesar
95 mmHg dan posttest 80 mmHg, dan
maximum tekanan darah pretest sebesar
120 mmHg dan posttest 120 mmHg. Hasil
uji Paired T-Test pada kelompok intervensi agar-agar mentimun sebelum
dan sesudah perlakuan sistol didapatkan bahwa p-value lebih kecil dari
0,05 (0,005 < 0,05). Sedangkan sebelum dan sesudah perlakuan diastol
didapatkan bahwa p-value lebih kecil dari 0,05 (0,003
< 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberi
terapi agar-agar mentimun pada kelompok intervensi agar-agar mentimun.
2. Tekanan
Darah Pada Kelompok Intervensi Sebelum Dan Sesudah Diberi Terapi Agar-agar Labu
Siam
Tabel
5.8��� Analisis Tekanan Darah Sebelum dan
Sesudah Diberi Terapi Agar-agar Labu Siam Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wire Kabupaten Tuban.
Agar-agar
labu siam |
Tekanan Darah |
Mean (mmHg) |
SD (mmHg) |
Min (mmHg) |
Max (mmHg) |
P |
Sebelum (Sistol)
|
165 |
190 |
0,000 |
|||
Sesudah (Sistol)
|
149 |
175 |
||||
Sebelum (Diastol)
|
95 |
135 |
0,002 |
|||
Sesudah (Diastol)
|
80 |
120 |
Sumber:
Data Primer Peneliti Tahun 2024
Berdasarkan
tabel 5.9 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistol sebelum perlakuan
pada kelompok agar-agar labu siam sebesar 177,22 mmHg, dan setelah perlakuan
menjadi 163,94 mmHg. Dengan standart deviasi pretest sebesar 8,613 dan posttest
11,290, serta nilai minimum tekanan darah pretest sebesar 165 mmHg dan posttest 149 mmHg, dan maximum tekanan
darah pretest sebesar 190 mmHg dan posttest 175
mmHg. Sedangkan tekanan darah diastol sebelum perlakuan pada kelompok agar-agar
labu siam sebesar 106,11 mmHg, dan setelah perlakuan menjadi 98,33 mmHg. Dengan
standart deviasi pretest sebesar
5,301 dan posttest 14,951, serta
nilai minimum tekanan darah pretest sebesar
95 mmHg dan posttest 80 mmHg, dan maximum tekanan darah pretest �sebesar 135 mmHg dan
posttest 120 mmHg. Hasil uji Paired
T-Test pada kelompok intervensi agar-agar labu siam sebelum dan sesudah
perlakuan sistol didapatkan bahwa p-value lebih kecil dari 0,05 (0,000
< 0,05). Sedangkan sebelum dan sesudah perlakuan diastol didapatkan bahwa p-value
lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberi terapi agar-agar
labu siam pada kelompok intervensi agar-agar labu siam.
5.1.3 Analisis Bivariat
Analisis
bivariat menggunakan teknik analisis uji Pairet T-Test dengan memenuhi
beberapa kriteria atau syarat, karena data berdistribusi normal maka peneliti
menggunakan uji Pairet T-Test yang akan menyajikan data antara lain pre-test
dan post-test pemberian agar-agar mentimun dan agar-agar labu siam
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi.
Sedangkan
untuk mengetahui perbedaan antara kelompok yang diberi terapi agar-agar
mentimun dan agar-agar labu siam peneliti menggunakan uji statistik Independent
T-Test karena data berdistribusi normal. Apabila nilai p signifikan
<0,05 maka ada perbedaan antara pemberian terapi agar-agar mentimun dan
agar-agar labu siam, namun jika p signifikan >0,05 maka tidak ada
perbedaan antara kelompok yang diberi terapi agar-agar mentimun dan agar-agar
labu siam.
1.
Perbedaan Antara Pemberian
Agar-agar Mentimun dan Agar-agar Labu Siam Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wire Kabupaten Tuban.
Tabel 5.9 � Perbedaan
Penurunan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Agar-agar Mnetimun
dan Agar-agar Labu Siam Pada Lansia Penderita Hipertensi Terhadap Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wire Kabupaten Tuban.
Kelompok |
Tekanan Darah |
Rata-rata Penurunan (mg/dL) |
P-value |
Agar-agar Mentimun |
Sistol |
11,39 |
0,026 |
Agar-agar Labu Siam |
Sistol |
13,33 |
0,036 |
Agar-agar Mentimun |
Diastol |
6,67 |
0,043 |
Agar-agar Labu Siam |
Diastol |
7,50 |
0,053 |
Sumber: Data Primer Peneliti Tahun 2024
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa dapat diketahui
bahwa uji statistik
Independent T-Test dari kedua
perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan dilihat dari kelompok
intervensi agar-agar mentimun
tekanan darah sistol dengan nilai p-value 0,026
<0,05 dan kelompok agar-agar labu
siam tekanan darah sistol dengan nilai p-value 0,036 <0,05. Sedangkan
kelompok intervensi agar-agar mentimun tekanan darah diastol dengan nilai
p-value 0,043 <0,05 dan kelompok agar-agar labu siam tekanan darah diastol
dengan nilai p-value 0,053 <0,05. Nilai rata-rata dari pemberian agar-agar
mentimun sebesar 11,39 untuk sistol dan 6,67 untuk diastol, sedangkan dari
pemberian agar-agar labu siam sebesar 13,33 untuk sistol dan 7,50 untuk
diastol. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemberian agar-agar labu
siam lebih tinggi dari pada agar-agar mentimun, oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pemberian agar-agar labu siam lebih efektif dari pada
pemberian agar-agar mentimun dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi.
Pembahasan
6.1
Tekanan
Darah Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Agar-agar Mentimun Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wire Kabupaten Tuban
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
penurunan tekanan darah yang signifikan pada kelompok intervensi setelah
pemberian terapi agar-agar mentimun dan agar-agar labu siam. Penurunan tekanan
darah terlihat baik pada tekanan darah sistolik maupun diastolik, dengan
pemberian agar-agar labu siam menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan agar-agar mentimun dalam menurunkan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi. Perbedaan signifikan ini menunjukkan potensi
penggunaan agar-agar labu siam sebagai terapi yang lebih efektif.
Adapun saran
yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: bagi penderita
hipertensi, disarankan untuk melanjutkan terapi menggunakan agar-agar mentimun
dan labu siam sebagai alternatif pengobatan yang ekonomis, mudah, dan praktis;
bagi keluarga, diharapkan dapat terus mendampingi dan mengatur pola makan
penderita selama menjalani diet hipertensi; bagi institusi, hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi bagi mahasiswa dan profesional kesehatan mengenai terapi alternatif
untuk hipertensi; dan bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperpanjang
rentang waktu penelitian agar dapat memberikan data pembanding yang lebih
komprehensif mengenai penggunaan terapi agar-agar mentimun dan labu siam.
6.2
Tekanan
Darah Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Agar-agar Labu Siam Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wire Kabupaten Tuban
Penelitian
yang dilakukan terhadap 36 responden yang terbagi dalam kelompok intervensi
agar-agar mentimun dan agar-agar labu siam masing-masing sebanyak 18 responden,
menunjukkan bahwa pada kelompok agar-agar labu siam, tekanan darah sistolik
rata-rata sebelum intervensi adalah 177,22 mmHg dan menurun menjadi 163,94 mmHg
setelah intervensi, sementara tekanan darah diastolik menurun dari rata-rata
106,11 mmHg menjadi 98,33 mmHg. Menurut Mediarti (2022), peningkatan tekanan
darah disebabkan oleh hilangnya elastisitas arteri yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah, khususnya pada usia lanjut akibat arterosklerosis. Labu siam,
yang mengandung kalium dengan sifat diuretik, membantu ginjal mengeluarkan
kelebihan cairan dan garam dari tubuh, sehingga mengurangi tekanan darah (Sateesh
et al., 2012). Selain itu, kandungan serat dalam agar-agar mampu menurunkan
kadar kolesterol LDL dan meningkatkan HDL, yang juga berkontribusi dalam
menurunkan tekanan darah (Marbun, 2012; Escrig dan Muiz, 2006). Oleh karena
itu, diet tinggi serat dianjurkan bagi penderita hipertensi, dan pemberian
agar-agar labu siam yang kaya serat dan kalium terbukti efektif dalam
menurunkan tekanan darah (Rizka Veronica, 2019). Penelitian Rizka Veronica
(2019) juga menunjukkan bahwa konsumsi agar-agar labu siam selama tujuh hari
berturut-turut secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dari
rata-rata 178,33 mmHg menjadi 162,67 mmHg, dan tekanan darah diastolik dari
rata-rata 101,33 mmHg menjadi 95,33 mmHg. Namun, dalam penelitian ini ditemukan
beberapa responden yang mengalami peningkatan tekanan darah meskipun sudah
diberikan terapi agar-agar mentimun, yang disebabkan oleh berbagai faktor
seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang salah, stres, kualitas tidur
yang buruk, dan ketidakpatuhan dalam konsumsi terapi serta pembatasan natrium.
6.3 Perbedaan
Pemberian Agar-agar Mentimun Dan Agar-agar Labu Siam Dalam Menurunkan Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wire
Kabupaten Tuban.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa baik agar-agar mentimun maupun labu siam efektif
dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi, dengan labu
siam menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi. Uji Independent T-Test
memperlihatkan adanya perbedaan signifikan dalam penurunan tekanan darah,
dengan kelompok labu siam memiliki nilai p yang lebih signifikan untuk
penurunan tekanan sistolik dan diastolik. Labu siam memiliki kandungan kalium
yang lebih tinggi (167,1 mg per 100 gram) dibandingkan mentimun (147 mg per 100
gram) serta mengandung alkaloid yang bersifat diuretik, yang secara efektif
membantu mengurangi cairan tubuh dan garam, menurunkan tekanan darah melalui
mekanisme vasodilatasi dan peningkatan ekskresi natrium. Selain itu, serat dalam
agar-agar juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol LDL, yang bermanfaat
bagi kesehatan jantung. Berdasarkan hasil ini, dianjurkan bagi lansia penderita
hipertensi untuk menggunakan agar-agar labu siam sebagai terapi yang lebih
efektif dalam menurunkan tekanan darah dibandingkan agar-agar mentimun.
6.4 Keterbatasan
Penelitian
Peneliti tidak dapat mengawasi
aktivitas dari responden sehingga tidak dapat mengontrol
secara langsung, serta tidak dapat
mengamati kebiasaan dari responden seperti kebiasaan makan yang salah, aktivitas fisik yang kurang, terjadinya stress, dan juga faktor
kebiasaan lain yang telah disepakati antara responden dan peneliti untuk dilakukan selama penelitian yang dapat mempengaruhi naik atau turunnya tekanan darah responden saat pengukuran.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan tekanan darah yang signifikan pada kelompok intervensi setelah pemberian terapi agar-agar mentimun dan
agar-agar labu siam. Penurunan tekanan darah terlihat baik pada tekanan darah sistolik maupun
diastolik, dengan pemberian agar-agar labu siam menunjukkan efektivitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan agar-agar mentimun dalam menurunkan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi. Perbedaan signifikan ini menunjukkan
potensi penggunaan agar-agar labu siam sebagai terapi yang lebih efektif. Adapun
saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: bagi penderita
hipertensi, disarankan untuk melanjutkan terapi menggunakan agar-agar mentimun
dan labu siam sebagai alternatif pengobatan yang ekonomis, mudah, dan praktis;
bagi keluarga, diharapkan dapat terus mendampingi dan mengatur pola makan
penderita selama menjalani diet hipertensi; bagi institusi, hasil penelitian
ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan profesional kesehatan mengenai
terapi alternatif untuk hipertensi; dan bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk memperpanjang rentang waktu penelitian agar dapat memberikan data
pembanding yang lebih komprehensif mengenai penggunaan terapi agar-agar
mentimun dan labu siam.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad
Ali Fikri, Syamsul Arifin, M. F. F. 2022. studi fenomenal terhadap pasien
hipertensi. Jurnal Keperawatan Silampari. 2(8),
216-223.
Adam,
L. 2019. Determinan hipertensi pada lanjut usia. Jambura Health and Sport
Journal.
1(2), 82�89.
Adrian,
S.J., Tommy. 2019. Hipertensi Esensial : Diagnosis dan Tatalaksana
Terbaru pada Dewasa. Cermin Dunia Kedokteran. 46(8), 172�178.
Adriani,
A., Noorhamdani, N., Ardyati, T., Winarsih, S. 2022. Non-targeted screening with LC-HRMS
and In-Silico Study on Diabetic activity of ethyl acetate extract of Sanrego
(Lunasia amara Blanco). Research Journal of Pharmacy and Technology.
15(3), 1077-1084.
Agnes Juliana. 2018. Pengaruh Pemberian Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Dusun IV
Tanjung Anom Medan. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth.
Agustin,
V., dan S, Gunawan. 2019. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Mentimun (Cucumis sativus L.). Tarumanegara Medical Journal. 1(2),
195-200.
Alpani,
A., Y.A Taher dan Syamsuwirman. 2017.Pengaruh Pemberian Pupuk NPK terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativusL.).UNES. Jurnal
Mahasiswa Pertanian. Vol.1 No.1:21-33.
Anggadiredja,
J.T., Zatnika, A., Purwoto, H., dan Istini, S. 2018. Rumput Laut. Cet:
5, Jakarta: Penebar Swadaya
Anitasari.
2019. Hari Hipertensi Dunia 2019: "Know Your Number, Kendalikan
Tekanan Darahmu dengan Cerdik".
Anshori,
M., & Iswati, S. 2019. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Edisi 1.
Airlangga University Press.
Antonia
Anna, 2019. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi. Perhimpunan Dokter
Hipertensi Indonesia (PERHI).
Arif
Budi Setiadi. 2022. Pengaruh Umur Pemangkasan Pucuk Dan Jumlah Buah Terhadap
Hasil Dan Mutu Benih Mentimun (Cucumis Sativus L.) Skripsi. Produksi
Pertanian. Politeknik Negeri Jember.
Arifin,
M. H. B. M., & Weta, I. W. 2016. Faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada kelompok lanjut usia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Petang I
Kabupaten Bandung tahun 2016. E-Jurnal Medika Udayana. 5(7), 1�23.
Arifin,
M. H. B. M., Weta, I. W., & Ratnawati, N. L. K. A. 2016. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada kelompok Lanjut Usia Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Petang 1 Kabupaten Badung. E-Jurnal Medika. 5(7),
1�23.
Arum,
C. et al. 2020. �Uji Aktifitas Ekstrak Etanol Daun Labu Siam ( Sechium Edule (
Jacq .) Swartz ) Terhadap Aktivitas Anti Bakteri Staphylococcus aureus
Abstract : Labu siam merupakan tumbuhan jenis labu-labuan yang dapat
dimakan buah dan pucuk mudanya . Skripsi. Institut Ilmu Pertanian Bogor.
3(1), 32�38.
Asari,
H. V. 2017. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
Asgar.
2016. Pengaruh berbagai suhu penyimpanan dan jenis kemasan terhadap
karakteristik mentimun (Cucumis Sativus L.). Skripsi. Institut Ilmu
Pertanian Bogor.
Asikin,
M., Nurlamsyah, dan Susaldi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Kardiovaskular. Erlangga. Jakarta.
Astuti,
M.T.P., 2019. �Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Zat Pengatur Tumbuh
Giberelin (GA3) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun�. Skripsi.
Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Azizah.
2016. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi I. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Barus,
M. 2019. Terapi Jus Mentimun Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi. Jurnal
Mutiara Ners.
2(2), 230-237.
Candra, L. et al. 2019. Daya
Hambat Ekstrak Daun Labu
Siam ( Sechium edule ( jacq .) Swartz
) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Escherichia coli Secara
In vitro. Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Surabaya ISSN. 8(1), 659� 665.
Chapman,
V.J. and Chapman, C.J. 2018. Seaweed and Their Uses. 14th ed. London: Chapman and Hall
Ltd.
Dalimartha. 2018. Care Your
Self Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus.
Damayanti
R. 2017. Self Management Pasien Hipertensi dalam Mengontrol Tekanan Darah. J
Keperawatan Silampari. 5(2), 641-649.
Danang,
G. W. 2020. Efektivitas Pemberian Jus Mentimun Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Pda Pasien Hipertensi Di Desa Kresikan. Skripsi. Stikes bhm.
Danuri.
2019. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta, Indonesia: Samudra
Biru.
Dewi & Familia. 2015. Hidup
Bahagia Dengan Hipertensi. Yogyakarta: A Plus.
Dinkes
Jatim, 2021. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tmur. 2021. Surabaya:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Direktorat
P2PTM. 2020. Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi). Kementerian Kesehatan
RI.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/apa-itu-hipertensi-tekanandarah-tinggi.
Dunggio,
R., Batiti, S., Sondakh, L., & Ahmad, Z. F. 2021. Determinan Kejadian
Preeklampsia pada Ibu Hamil. Journal Midwifery Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Gorontalo. 7(1), 31.
Effendi,
Sofian dan Tukiran. 2015. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Elvivin,
Lestari, H., dan Ibrahim, K. 2016. Analisis faktor resiko kebiasaan
mengkonsumsi garam, alkohol, kebiasaan merokok dan minum kopi terhadap kejadian
hipertensi pada nelayan suku bajo di Pulau Tasipi kabupaten Muna Barat tahun
2015. Skripsi. 1(3) : 1-12.
Etri
Yanti, Niken, D. A. 2018. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus L)
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hupertensi. Jurnal Kesehatan Saintika
Meditory Jurnal Kesehatan Saintika Meditory. 1(8), 79�88.
Faizah,H.
2018. Pemanfaatan Labu Siam dan Kelopak Rosella Dalam Pembuatan Selai. Jom Ur
Volume. 5 Edisi 2
Fandinata,
S. septi, & Ernawati, I. 2020. Management terapi pada penyakit degeneratif
(diabetes mellitus dan hipertensi) : mengenal, mencegah dan mengatasi penyakit
degeneratif (diabates mellitus dan hipertensi). Skripsi. Graniti.
Fitri,
M.N., Choirunissa, R., Rifiana, A.J. 2020. Pengaruh Konsumsi Labu Siam
(Cucurbitaceae) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Wanita Usia Subur Dengan
Hipertensi di Klinik Citra Sehat Kota Bandung, Jurnal Ilmiah Kesehatan.12
(2), 169 - 178.
Gornicka,
M., Drywien, M. E., Zielinska, M. A., & Hamułka, J. 2020. Dietary and lifestyle
changes during covid-19 and the subsequent lockdowns among polish adults: a
cross-sectional online survey plifecovid-19 study. Jurnal Nutrients.
12(8), 2324.
Gustianty, L. R.,2016.
Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) Terhadap Pupuk Seprint Dan Pemangkasan. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Asahan
Harsismanto
J, dkk. 2020. Kualitas Tidur Berhubungan dengan Perubahan Tekanan Darah pada
Lansia. Jurnal Kesmas Asclepius, 2(1), 1�11.
Hartono,
Dkk. 2019. �Gambaran Tekanan Darah Pada Pasien Stroke Hemoragik Dengan Diabetes
Melitus Dan Non Diabetes Melitus Di Bagian Saraf Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.�
Journal
of Chemical Information and Modeling. 53(9), 1689�99.
Iin Ernawati, D. A.,
Harini, I. M., Signa, N., & Gumilas, A. 2020. Faktor Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Kecamatan Sumbang Banyumas. Jurnal
of Bionursing. 2(1), 63� 67.
Ilmaniar Istiqamah,
D., Nugraha Aini, F. and Sulistyowati, E. 2021. Pengaruh
Tingkat Aktifitas Fisik Dengan Prevalensi Hipertensi Pada Masyarakat di
Kabupaten Malang. Jurnal Kedokteran Komunitas. 9(8), 74.
Kemenkes
2020. Apa itu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) ?. Direktorat
P2PTM.
Kemenkes
RI. 2015. Hipertensi. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian
kesehatan RI. (Hipertensi):1-7.
Kemenkes
RI. 2019. Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Kemenkes
RI., 2019. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Kemenkes RI,
Jakarta.
Kholifah
Nur. 2020. Pengaruh Leverage, Nilai Pasar, dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan Studi pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di LQ45 pada Tahun
2019. Skripsi. Unversitas Muhammadiyah Surakarta.
Kirnawati,
A. et al. 2021. Hubungan Tingkat Spiritual dan Religiusitas dengan Tekanan
Darah pada Lansia Hipertensi. Jkep. 6(1), 26�39.
Lestari,
I. G. & Isnaeni, 2018. Pengaruh Self Management Terhadap Tekanan Darah
Lansia Yang Mengalami Hipertensi. Indonesian Journal for Health
Sciences.
2(1), 7�18.
Lingga, Lanny, 2019. Gampang
dan Pasti Langsing. Argo Media, Jakarta.
Lovindy, P.L. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun
(Cucumis sativus L.) Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Pada
Penderita Hipertensi. Laporan Tugas Akhir. Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lubis,
R. M., Suliani, N. W., & Anestiya, A. 2019. Penerapan Jus Tomat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rt 001 Rw 007 Kelurahan
Papanggo Jakarta Utara Tahun 2019. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya
Jaya. 5(2), 22�33.
Machsus.
2020. Pengobatan Hipertensi Dengan Memperbaiki Pola Hidup Dalam Upaya
Pencegahan Meningkatnya Tekanan Darah. Journal of Science, Technology, and
Entrepreneurship.
(2), 51�56.
Manurung, N. 2016. Terapi
Reminiscence. Jakarta: Trans Info Medika.
Marbun, E.S. 2012. Sintetis Bioplastik dari Pati Ubi
Jalar Menggunakan Penguat Logam dan Penguat Alami Selulosa. Skripsi. Depok:
Universitas Indonesia.
Mardianti
Fira, R. D. 2020. Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Pada Remaja. Jurnal
Kedokteran Komunitas. 10(4), 43�55.
Marhabatsar,
N. S., & Sijid, S. A. 2021. Penyakit Hipertensi Pada Sistem Kardiovaskular.
Journal UIN Alauddin. 1(5), 75.
Masturoh,
I., dan N. Anggita. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
Mawaddah,
N. 2020. Peningkatan Kemandirian Lansia Melalui Activity Daily Living Training
Dengan Pendekatan Komunikasi Terapeutik Di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang Nurul. Jurnal Hospital Majapahit, 12(1), 32� 40.
Mediarti, D., & Dkk. 2022. Ilmu keperawatan
medikal bedah dan gawat darurat. Bandung. Media Sains Indonesia.
Medika,
T. B. 2017. Berdamai dengan Hipertensi. Edited by Y. N. I.
Sari. Bumi Medika.
Mills, K. T., Stefanescu, A., & He, J. 2020. The global epidemiology
of hypertension. Journal Nature Reviews Nephrology. 16(4), 223-237.
Mukti. 2019. Penerapan
DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) pada penderita
Hipertensi. Jurnal Ilmiah Pannmed.
14 (2), 60-72.
Mustika, I. W. 2019. B
uku Pedoman Model Asuhan Keperawatan Lansia Bali Elderly Care (BEC). Journal of
Chemical Information and Modeling. 53(9), 1689�1699.
Nurarif & Kusuma, 2016.
Terapi Komplementer Akupresure. Journal of Chemical Information and Modeling.
53(9), 1689�1699.
Nurhalimah, Siti. Susi Milwati, dan Sulasmini. 2018. Pengaruh Labu Siam (Cucurbitaceae) Terhadap
Tekanan Darah Dan Kolesterol
Pada Pasien Hipertensi Di Kelurahan Tgolomas Malang. Jurnal
Nursing new. 3 (1): 301-312.
Nurmalasari, P. 2019. Pemanfaatan Labu Siam (Sechium edule
(Jacq.) Sw.) dan Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas
(L.) Lam. Var. cilembu) Sebagai
Bahan Utama dalam Pembuatan Selai. Skripsi. Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Nurrahmani,
U. 2018. stop! hipertensi (Qoni (ed.)). familia.
Nursalam.
2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta. Salemba
Medika.
Perhimpunan
Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI). 2019. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi
2019. Jurnal Indonesian Society Hipertensi Indonesia. 55 1�90.
PERKI,
2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. edisi
pert. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Jakarta.
Pratama.
Gunta Rizky 2021. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Lansia Dengan
Hipertensi. Jurnal e-ISSN. 2654-3168.
Price
SA, Wilson LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-proses penyakit.
Edisi ke-enam. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. (2),1422-1429.
Prihatini,
S. and Bantas, K. 2014. Asupan Serat Makanan dan Kadar Kolesterol � LDL berusia
25-65 Tahun di Kelurahan Kebon Kalapa, Bogor. Jurnal Panel Gizi Makan. 37(1),
51�58.
Prilly
Ariska N & Ch. Yeni Kustanti. 2018. Pengaruh Konsumsi Rumput Laut Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 05 Kelurahan Gedongkiwo
Yogyakarta. Skripsi. STIKES Bathesda Yakum.
Puskesmas
Wire, 2023. Data Penyakit Pada Lansia PTM. Kecamatan Semanding Kabupaten
Tuban.
Rahmawati,
E. 2018. Pengaruh Berbagai Jenis Media Tanam Dan Konsentrasi xiii Nutrisi
Larutan Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Tanman Mentimun Jepang (Cucumis Sativus
L.). Skripsi. Universitas Islam Alauddin, 15.
Ramadhani,
A. 2020. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) Varietas
Hercules Dan Mentimun Lokal Dengan Pemberian Konsentrasi Ethepon. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Rini
Septi, 2018. Ekstraksi dan Analisis Agar-Agar Dari Rumput Laut Menggunakan Asam
Jawa. Skripsi. Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Riska
Veronica P. 2019. Pengaruh Pemberian Agar-agar Labu Siam Terhadap Penurunan
Tekanan Pada Wanita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun
2019. Skripsi. Poltekes Padang
Riskesdas,
2018. Laporan Nasional 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan.
Rosa,
Anwar Kasypul dan Aminah. 2020. Berbeda , Bermakna , Mulia. Jurnal Mahasiswa
BK An-Nur. 6(1), 26�31.
Rosulva,
I. 2018. Pembuatan Agar Bakto dari Rumput Laut Gelidium sp. dengan Khitosan
Sebagai Absorben, Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Saputra,
Sulistyo Aji. 2020. Efektivitas Pemberian Labu Siam (Cucurbitaceae) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Desa Purworejo
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Other thesis. Stikes Bakti Husada
Mulia Madiun.
Saqinah
Sari, 2019. Pengaruh Pemberian Agar-Agar Mnetimun (Cucumis Sativus) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Terhadap Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Padang Tahun 2019. Skripsi. Poltekes Padang.
Sartika.
2017. Persepsi Label Halal Bagi Remaja Sebagai Indikator Dalam Keputusan
Pembelian Produk. As
a Qualitative Research Perisai. Islamic Banking
and Finance Journal. (1) 3.
Sarumaha,
O. 2018. Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L) Dengan
Aplikasi Bokasi Ampas Teh Dan Mikoriza. Skripsi. In Pemutusan Hubungan
Kerja (Issue 1).
Sateesh, G., S.F. Hussaini, G.S. Kumar, B.S.S. Rao.
2012. Anti-Ulcer
Activity of Sechium Edule Ethanolic Fruit Extract. Journal The
Pharma Inovation. 1 (5): 90-95.
Setiadi.
2016. Konsep dan Praktik Riset Keperawatan (2nd ed). Yogyakarta. Graha
Ilmu.
Setiati
S. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI jilid II. Edisi VI. Jakarta.
Interna Publishing. 2161-2164.
Siregar,
R. A., & Batubara, N. S. 2022. Penyuluhan Tentang Hipertensi Pada Lansia di
Desa Labuhan Labo Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tahun 2022. Jurnal
Pengabdian Masyarakat. 4(1), 79�88.
Siyoto,
S. & Sodik, A. 2015. Dasar Metodologi Penelitian, Literasi Media
Publishing. Yogyakarta.
Subekti,
R. Y., Darah, T., Usia, P., & Di, L. 2014. Analisis faktor � faktor yang
mempengaruhi tekanan darah pada usia lanjut di dusun sumberan sumberagung
moyudan sleman yogyakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Sugeng.
2016. Kandungan gizi labu siam (http://www.areabumil.com/2016/
01/kandungan-gizi-labu-siam.html).
Sugiyono.
2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung.
Sujarweni,
V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Sulastri,
D. 2015. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di
Puskesmas Kalijambe Sragen. Skripsi Ilmiah. Surakarta. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Suling,
F. R. W. 2018. Buku Referensi Hipertensi. Jakarta. Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia.
Sulistyarini,
I. 2013. Terapi relaksasi untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan
kualitas hidup penderita hipertensi. Jurnal Psikologi. 40 (1), 28 � 38.
Suparta,
& Rasmi. 2018. Hubungan Genetik Dan Stress Dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Pencerah. 7(2), 117�125.
Susetyowati,
et al. 2018. Peranan Gizi dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular.
Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Sustrani,
L., S. Alam., dan I. Hadibroto. 2015. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Swarjana,
I Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Yogyakarta.
Andi Offset.
Syapitri,
H., & Simanjuntak, E. Y. 2019. Perbandingan Efektivitas Mentimun Dan
Belimbing Terhadap Perubahan Tekanan darah. Jurnal Mutiara Ners. 2(2),
210�215.
Ulfatmi
Okzala, 2016. Perbedaan pengaruh pemberian agar-agar labu siam terhadap tekanan
darah penderita hipertensi pada usia 45-54 tahun dan usia 55-64 tahun di
wilayah kerja Puskesmas nanggalo tahun 2016. KaryaTulis Ilmiah. Padang. Poltekkes Kemenkes Padang
USDA (United State Departement of Agriculture). 2019. USDA National Nutrient
Database for Standart Reference.
Utami, A. P., &
Hudiyawati, D. 2020. Gambaran Dukungan Keluarga terhadap Self-Management
Penderita Hipertensi. Journal Proceeding of The Urecol.
9-15.
WHO (World Health
Organization). 2018. A Global Brief on Hypertension. Geneva. World
Health Organization.
Yogiantoro M. 2018. Pendekatan klinis hipertensi. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed keenam Jilid II. Editor oleh Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata KM, Setiyohadi B, Syam AF. Jakarta. Interna
publishing. 2(2), 59- 83.
Yulanda,
G., & Lisiswanti, R. 2017. Penatalaksanaan Hipertensi Primer.
Majority. 6(1), 25-33.
Yulia,
R. 2020. �Asuhan keperawatan pada lansia hipertensi melalui pemberian jus jeruk
untuk menurunkan tekanan darah�. Jurnal Keperawatan. 12(4), 1059�1076.
|
|