Kadar Kolesterol, Hemoglobin, dan Trigliserida Darah Sapi Bali dengan Pakan
Rumen Fermentasi dan Premix
1)* Yoram A. T. Solo, 2) Yohanis U. L. Sobang, 3) Grace Maranatha, 4) Marthen Yunus
1234 Universitas Nusa Cendana, Indonesia
Email : [email protected]
Correspondence: Yoram
A. T. Solo
DOI: 10.59141/comserva.v4i6.1392 |
ABSTRAK Penelitian
ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh level penggunaan premix dalam pakan
komplit mengandung limbah isi rumen fermentasi terhadap kadar kolesterol
hemoglobin dan trigliserida darah sapi bali jantan bakalan. Penelitian ini
memggunakan 4 ekor sapi bali jantan pada kisaran umur 1-1,5 tahun dengan
kisaran berat badan 69-74 kg dengan rataan 72.87 kg. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode experiment, menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin
(RBSL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian
ini adalah: P0 : Pakan komplit mengandung limbah isi rumen tanpa premix
(kontrol), P1 : Pakan komplit mengandung limbah isi rumen + 0,5% premix, P2 :
Pakan komplit mengandung limbah isi rumen + 1,0% premix, P3 : Pakan komplit
mengandung limbah isi rumen + 1,5%�
premix. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam atau
sidik ragam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar kolesterol darah
(mg/dl) P0; 161,91�2,9, P1; 164,88�4,4, P2; 168,12�7,1, P3; 167,06�5,4, kadar
hemoglobin darah (g/dl) P0; 11,11�0,4, P1; 10,99�0,6, P2; 10,91�0,7, P3;
10,78�0,6, kadar trigliserida darah (mg/dl) P0; 70,74�3,4, P1; 72,59�3,7, P2;
72,80�3,1, P3; 72,14�2,8. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
perlakuan berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar kolesterol,
hemolobin dan trigliserida darah pada sapi Bali jantan bakalan. Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu penambahan premix dengan level yang berbeda dalam
pakan komplit mengandung limbah isi rumen sapi fermentasi, memberikan pengaruh
yang sama p>0.05 antar perlakuan terhadap kadar kolesterol, haemoglobin
dan trigliserida darah sapi bali jantan bakalan. Kata kunci: darah,
isi rumen sapi, pakan komplit, premix, sapi bali
jantan bakalan |
|
ABSTRACT This study aims to determine
the effect of the level of premix use in complete feed containing fermented
rumen waste on the levels of hemoglobin cholesterol and blood triglycerides
in the blood of male Bali feeder cattle. This research used 4 male Bali cattle
aged 1-1.5 years with a body weight range of 69-74 kg with an average of
72.87 kg. The research method used was an experimental method, using a Latin
Square Design (LSD) with 4 treatments and 4 replications. The treatments in
this study were: P0: Complete feed containing rumen waste without premix
(control), P1: Complete feed containing rumen waste + 0,5% premix, P2:
Complete feed containing rumen waste + 1,0% premix, P3: Feed Complete
contains rumen waste + 1,5% premix. The data obtained were analyzed using
ANOVA. Based on the research results, blood cholesterol levels (mg/dl) P0
were obtained; 161.91�2.9, P1; 164.88�4.4, P2; 168.12�7.1, P3; 167.06�5.4,
blood hemoglobin level (g/dl) P0; 11.11�0.4, P1; 10.99�0.6, P2; 10.91�0.7,
P3; 10.78�0.6, blood triglyceride level (mg/dl) P0; 70.74�3.4, P1; 72.59�3.7,
P2; 72.80�3.1, P3; 72.14 � 2.8. The results of statistical analysis showed
that the treatment had no significant effect (p>0.05) on cholesterol, hemolobin and blood triglyceride levels in male Bali feerder catlle. The conclusion
of this research is that the addition of premix with different levels in
complete feed containing fermented cow rumen waste, had the same effect of
p>0.05 between treatments on cholesterol, hemoglobin and triglyceride
levels in the blood of male Bali freeder cattle. Keywords: blood, cattle rumen contents, complete feed,
premix, bali freedre
cattle |
PENDAHULUAN
Produktivitas ternak ruminansia sangat dipengaruhi
oleh kualitas pakan serta ditunjang dengan ketersediaanya secara kontinyu dalam memenuhi kebutuhan
hidup pokok dan berproduksi, sehingga produktivitas ternak tidak berfluktuasi mengikuti ketersediaan pakan.
Pakan berkualitas di Nusa Tenggra Timur (NTT) sangat
terbatas karena dipengaruhi oleh iklim dan topografi lahan yang merupakan
daerah lahan kering. Rata-rata penyediaan pakan ternak ruminansia khususnya
sapi bali penggemukan hanya bergantung pada alam (Fattah dkk., 2019). Selain
itu kurangnya informasi dan inisiatif peternak mengenai teknologi budidaya dan
pengolahan pakan untuk memenuhi kebutuhan ternak merupakan kendala dalam
meningkatkan kinerja produksi sapi potong (Maranatha, et al., 2023).
Sistem pemeliharaan yang masih bertumpuh pada budidaya
tradisional dan hanya mengandalkan ketersediaan pakan local yang bersumber dari
padang penggembalaan, hutan, pinggiran kali dan halaman atau pekarangan rumah,
serta pemberian pakan yang tidak didasarkan pada kebutuhan ternak menyebabkan
kebutuhan nutrisi ternak tidak terpenuhi yang berdampak pada rendahnya
produktivitas ternak serta capaian masa pubertas ternak (Maranatha, et al., 2021),
Melihat permasalahan tersebut
maka diperlukan upaya melalui inovasi
pemberian pakan dalam bentuk pakan komplit,
Inovasi penggunaan
pakan komplit telah lama di terapkan pada peternakan sapi perah. pakan komplit merupakan ransum lengkap yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga mengandung semua nutrisi sesuai dengan
kebutuhan ternak (Baba, et al., 2012). Pemberian pakan komplit terbukti dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi terutama untuk sapi yang sedang laktasi. Pakan komplit lebih menjamin
meratanya distribsi asupan harian ransum, agar fluktuasi kondisi ekosistem di
dalam rumen dapat diminimalisir (Tajaj, et
al., 2007).
Pakan komplit mengandung nutrien yang cukup dalam memenuhi kebutuhan ternak
pada berbagai tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk dan diberikan sebagai
satu-satunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi tanpa
tambahan substansi lain kecuali air. Semua bahan pakan tersebut, baik hijauan
(pakan kasar) maupun konsentrat dicampur menjadi satu. Pembuatan pakan komplit
berbahan limbah pertanian dan limbah industri pertanian merupakan salah satu
alternatif pemecahan masalah penyediaan bahan pakan untuk ruminansia (Purbowati
dkk. 2007).
Salah satu limbah yang dapat digunakan yaitu limbah isi
rumen sapi asal rumah potong hewan (RPH) yang belum dimanfaatkan oleh peternak
sebagai bahan pakan yang selalu tersedia dan hanya dibiarkan mengering di
sekitar RPH. Komposisi kimia isi rumen sapi Komposisi kimia isi rumen
sapi menurut Kocu, dkk., (2018) BK
89,14%, BO 89,83% dan Basri (2016) protein 8,42%, lemak 2,6%, serat kasar
28,78%, Ca 0,53%, P 0,55%, BETN 44,24%, abu 18,54%, dan air 10,92%.
Namun kendala
pemanfaatannya sebagai pakan adalah aromanya
yang sangat khas dan menyengat
sehingga akan mengurangi palatabilitas, serta nilai kecernaannya
rendah (Adeniji et
al., 2015). Oleh karena itu sebelum dijadikan sepagai
bahan pakan maka perlu diberikan sentuhan teknologi melalui pengeringan dan
fermentasi secara anaerob. Menurut Mollendorff, (2008) Fermentasi merupakan proses
perubahan biokimia dari substrat karena adanya aktivitas dari mikroba dan
enzim, pada proses fermentasi terjadi pengikatan nutrisi dan kualitas
organoleptik serta perenggangan ikatan kompones serat. Oleh karena itu melaui
proses fermentasi dapat memperbaiki kualitas fisik dan nutrisi dari limbah isi
rumen.
Untuk melengkapi
kebutuhan nutrisi lainya
dalam pakan seperti asam amino, vitamin dan mineral maka
perlu ditambahkan premix
dalam ransum sehingga mampu menyediakan nutrisi yang komplit bagi ternak. Menurut
Retnani et al.
(2014) premix berfungsi meningkatkan
dan memperkaya nilai-nilai nutrisi yang rendah dalam ransum pokok, premix mengandung berbagai macam vitamin-vitamin, mineral mikro,
mineral makro dan probiotik
yang dibutuhkan ternak, sehingga mampu memperbaiki konsumsi dan kecernaan nutrisi ternak dalam memenuhi kebutuhan hidup pokok dan berproduksi ternak melalui metabolisme nutrisi oleh mikroba rumen.
Hasil dari metabolisme nutrisi akan disalurkan
ke seluruh bagian tubuh melalui
peredaran darah, perbaikan kualitas ransum perlu memperhatikan
beberapa parameter seperti kadar kolesterol, hemoglobin dan trigliserida darah dengan fungsinya masing-masing dalam mengatur
metabolisme nutrisi bagi ternak, sebagai
penentu untuk meningkatkatkan produktivitas ternak termasuk penggunaan bahan pakan asal limbah
sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi ternak karena
dapat menyebabkan kematian jika terjadi
gangguan fungsi organ tubuh.
������������� Berdasarkan permasalahan tersebut
maka telah dilakukan penelitian dengan judul �Kadar
Kolesterol Hemoglobin dan Trigliserida Darah Sapi Bali Jantan Bakalan yang
diberikan Pakan Komplit Berbasis Isi Rumen Fermentasi dengan Level Premix Berbeda�
Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang laboratorium lapangan UPT
Lahan Kering Terpadu Universitas Nusa Cendana selama dua bulan (� 16 minggu)
waktu ini terbagi dalam 4 periode, masing-masing periode terdiri dari 1 minggu
masa penyesuaian, 2 minggu masa pengumpulan data dan 1 minggu jeda sebelum
dilanjukan ke periode berikut.�
Materi
Penelitian
�Ternak
Ternak yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ternak sapi jantan bakalan sebanyak 4 ekor, berumur
antara 1-1,5 tahun dengan kisaran berat badan ternak 69-74 kg dengan rataan 72,87 kg.
Kandang yang digunakan adalah kandang individu
sebanyak 4 unit yang� masing-masing
berukuran 2x1,5 meter dilengkapi dengan tempat pakan dan minum.
Dalam penelitian ini pakan yang diberikan adalah hijaun dan legum berupa lamtoro
(Laucaena leucochepala)
dengan tambahan pakan konsentrat yang
tersusun dari dedak padi, jagung
giling, tepung limbah isi rumen fermantasi, tepung daun gamal, garam, urea starbio dan tambahan premix. Komposisi
bahan penyusun pakan komplit dan kandungan nutris ransum perlakuan tersaji pada
Tabel 1.
Tabel
1. Komposisi Bahan Penyusun Pakan Komplit (%)
Jenis Bahan |
Presentase |
Isi Rumen Fermentasi |
30 |
Dedak Padi |
35 |
Jagung Giling |
15 |
Tepung Daun Gamal |
15 |
Urea |
2 |
Garam |
2.5 |
Starbio |
0.5 |
Jumlah |
100 |
Keterangan� : IRF ; Isi Rumen Fermentasi
Tabel
2. Kandungan Nutrisi Ransum Perlakuan
%BK |
BO |
PK |
LK |
SK |
CHO |
BETN |
Energi |
||
MJ/kg BK |
Kkal/kg BK |
||||||||
Lamtoro
Isi Rumen |
26,22 84.22 |
83,23 72.80 |
21,41 6.98 |
1,17 1.38 |
15,2 28.31 |
60,65 64.44 |
45,45 36.13 |
16,08 13.31 |
3,828,75 3,169.21 |
IRF |
85.19 |
75.01 |
9.14 |
1.54 |
24.55 |
64.33 |
39.78 |
13.87 |
3,302.32 |
Pakan Komplit |
83.41 |
81.49 |
16.54 |
3.19 |
18.28 |
61.76 |
43.48 |
15.78 |
3,757.52 |
Keterangan: Hasil Analisis
Laboratorium Kimia Pakan FPKP Undana 2023
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
timbangan merek morist scale kapasitas
50 kg dengan kepekaan 10 gram untuk
menimbang bahan penyusun pakan komplit, merek camry scale berkapasitas
5 kg dengan kepekaan 1 gram untuk
menimbang pakan komplit ,
dan untuk menimbang ternak menggunakan timbangan merek sonic scale berkapasitas 1000 kg dengan kepekaan 0,5 kg, serta alat bantu seperti
mesin penggiling pakan, tabung herapin,
holder dan jarum suntik untuk mengambil darah.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4
perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
P0 : Pakan komplit mengandung
limbah isi rumen tanpa premix (Kontrol)
P1 : Pakan komplit mengandung
limbah isi rumen + 0,5% premix
P2 : Pakan komplit mengandung
limbah isi rumen + 1,0% premix
P3 : Pakan komplit mengandung
limbah isi rumen + 1,5%� premix
Pemberian pakan komplit didasarkan pada kebutuhan bahan kering ternak
ruminansia yaitu 3% dari berat badan.
Sebelum penelitian dilaksanakan, ternak sapi ditimbang terlebih dahulu
untuk mengetahui berat badan awal, kemudian ternak sapi tersebut diberi nomor.
Setelah ternak diberi nomor, ternak tersebut dimasukkan ke masing-masing
kandang yang sudah disiapkan dan diberi perlakuan secara acak menggunakan
loutre.
a)
Isi rumen yang diperoleh dari rumah potong hewan (RPH)
dikeringkan terlebih dengan cara dijemur pada suhu ruangan hingga kering dengan
kadar air maksimal 10%, setelah kering isi rumen siap difermentasi menggunakan
starter EM4 peternakan.
b)
Pembuatan inokulum
Pembuatan inokulum didasarkan pada berat substrat yang di fermentasi sebanyak 100kg, diawali dengan menakar starter EM4 500ml, gula lontar sebagai
sumber energi bagi mikroba sebanyak 500ml, urea sebagai sumber nitrogen non protein sebanyak
300g, semua bahan tersebut dilarutkan dalam 10 liter air.�
c)
Fermentasi
Siapkan isi
rumen ditaburkan pada terpal
setebal 1�2 cm lalu disemprotkan inokulum secara merata menggunakan
Spray, tumpuk
kembali isi rumen diatasnya dengan ketebalan yang sama, lalu disemprotkan
lagi, lakukan hal yang sama hingga
isi rumen habis, selanjutnya isi rumen dicampurkan secara merata dan dimasukan kedalam wadah berupa
drum plastik, ditutup rapat dengan plastik untuk menjaga kelembaban
dan suhu tetap stabil agar fermentasi berjalan secara anaerob. Isi rumen diinkubasi selama 168 jam/7 hari, setelah waktu fermentasi
berakhir, dipanen dan di angin-aginkan serta keringkan pada suhu ruangan untuk selanjutnya
digunakan sebagai bahan campuran pakan konsentrat.
Penyiapan bahan
pakan penyusun dan penimbangan sesuai presentase
pada Tabel 1, setelah ditimbang,
bahan penyusun pakan komplit dicampur
secara homogen dimulai dari bahan
pakan yang paling sedikit
sampai dengan jumlah yang paling banyak
dan ditambahkan premix sesuai perlakuan,
Pakan diberikan berdasarkan kebutuhan bahan kering yaitu sebanyak 3% dari
berat badan yang terbagi dalam 2 kali pemberian yaitu pagi dan sore hari.
Sedangkan air minum diberikan secara adlibitum
dan diganti apabila habis atau kotor.
Pengambilan sampel data konsumsi
dilakukan sebelum ransum diberikan pada ternak. Ransum ditimbang terlebih
dahulu dan sisa ransum ditimbang keesokan harinya sebelum pemberian ransum.
Sampel pakan pemberian diambil � 1kg untuk dijemur dibawah pada suhu ruangan
untuk mengetahui berat kering udara sebelum dioven untuk mengetahui berat
konstan dan dilanjutkan dengan analisis proksimat.
Parameter
yang Diukur
Parameter yang diteliti adalah kadar kolestrol,
hemoglobin dan trigliserida darah sesuai petunjuk Laboratarium Patologi Klinik
(2004)
Kolestrol Darah (mg/dl)
Kadar kolestrol darah
dilakukan menggunakan metode cholestrol oxidase para aminophenazone CHOD-PAP
yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar
kolestrol (mg/dl) =
Hemoglobin
Pada pengukuran kadar Hemoglobin menggunakan metode
perbandingan volume yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Hemoglobin )=
Triglierida
darah
Kadar
trigliserida darah dilakukan menggunakan metode Glycerol-3-phosphate oxidase-p-aminoohenazone GPO-PAP (Human Gesellschaft fur Biochemica
und Diagnostica mbH, 2002) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar
trigliserida (mg/dl) =������
Analisis
Data��
Data yang diperoleh ditabulasi,
kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) sesuai Rancangan Bujur Sangkar Latin untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila
terdapat pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. (Steel dan Torrie, 1993).
Peredaran darah seekor ternak
dipengaruhi oleh berbagai faktor, Menurut Swenson (1988)
yang dikutip Adam et al., (2015) mengatakan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peredaran darah yaitu derajat
aktifitas kerja, ras, status nutrisi, laktasi, ketinggian tempat dan temperatur lingkungan. Berikut rataan pengaruh perlakuan terhadap konsumsi dan
kecernaan nutrisi tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan Kolesterol darah (mg/dl), Hemoglobin (g/dl) dan
Trigliserida (mg/dl)
Parameter (g/e/h) |
Perlakuan |
||||
P0 |
P1 |
P2 |
P3 |
P-value |
|
Kolesterol darah (mg/dl) |
161,91 |
164,88 |
168,12 |
167,06 |
0,49 |
Hemoglobin (g/dl) |
11,11 |
10,99 |
10,91 |
10,78 |
0,36 |
Trigliserida (mg/dl) |
70,74 |
72,59 |
72,80 |
72,14 |
0,18 |
Keterangan:
Perlakuan berpengaruh tidak nyata (P > 0,05)
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan
dengan hasil yang diperoleh Bulu (2022) pada sapi bali jantan penggemukan yang
mengkonsumsi pakan basal lamtoro dan suplementasi pakan konsentrat mengandung
isi rumen sapi fermentasi memperoleh kisaran kadar kolesterol darah sebesar 161,50�5,09-164,90�1,16 mg/dl
dengan rataan umum 162,95�4,50
mg/dl mg/dl.
Tingginya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diduga disebabkan oleh
perbedaan umur ternak dan jenis bahan pakan yang digunakan, dalam penelitian
Bulu (2022) menggunakan ternak dengan kisaran umur 1.5-2 tahun dan bahan pakan
berupa legum lamtoro dan konsentrat, sedangkan dalam penelitian ini ternak
dengan umur 1-1,5 tahun dengan menggunakan pakan tunggal berupa pakan komplit
mengandung limbah isi rumen fermentasi yang ditambahan premix sehingga
memberikan perbedaan kemampuan ternak dalam mencerna pakan untuk dimetabolisme
dan terserap kedalam darah.
Perbedaan ini
juga diduga disebabkna karena adanya penambahan
premix dalam ransum sehingga
menyebabkan terpenuhinya unsur nutrisi yang dibutuhkan mikroba rumen untuk meningkatkan aktivitas dan kinerjanya dalam meningkatkan kecernaan ransum sehingga lebih banyak nutrisi
yang diserap oleh saluran pencernaan dalam bentuk asam lemak dan asam amino untuk katabolisme kolesterol. Menurut Marks dkk., (2000) dikutip
Hesti dkk (2016), kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh konsumsi BK dan
LK pakan yang menyediakan prekursor kolesterol, yaitu Asetil-KoA dari glukosa serta
katabolisme asam lemak dan asam amino di mitokondria. Namun
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini masih berada pada kisaran normal kadar
normal kolestrol darah pada ternak sapi sesuai pendapat Weatherby dan Ferguson,
(2002) bahwa kadar normal kolesterol dalam darah sapi� berkisar 130-200 mg/dl.
Berdasarkan hasil Analysis of Variance (ANOVA) menunjukkan
bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata
(p>0.05) terhadap kadar kolestrol darah ternak sapi Bali jantan yang diberikan
pakan komplit dengan level premix yang berbeda. Hal ini disebabkan
karena keseragaman kandungan lemak kasar dalam penelitian ini (Tabel 2) yang
berdampak pada keseragaman konsumsi dan kecernaan lemak kasar ransum perlakuan
(Tabel 3) walaupun ditambahkan premix dengan level yang berbeda dalam pakan
komplit. Menurut Hesti dkk., (2016), konsumsi lemak kasar pakan dapat mempengaruhi kadar
kolesterol dan lipoprotein darah. Lebih lanjut anabolisme lemak meningkat
melalui beta oksidasi didalam hati menghasilkan asam lemak kemudian diangkut
didalam darah dengan membentuk lipoprotein. Lebih lanjut Kamalia dkk., (2014), menjelaskan bahwa pola dan
jumlah serta jenis bahan pakan yang dikonsumsi akan sangat berpengaruh terhadap
kadar kolesterol dalam darah. Ditambahkan Astuti dkk., (2009) bahwa konsumsi pakan adalah faktor penentu fungsi dan
respon ternak serta penggunaan nutrien pakan, absorbsi lemak terjadi di usus
halus lalu mengikuti aliran darah dan bergabung dengan protein (apoprotein)
membentuk lipoprotein.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tidak jauh
berbeda jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh Bulu (2022) pada sapi bali jantan penggemukan
yang mengkonsumsi pakan
basal lamtoro dan suplementasi
pakan konsentrat mengandung isi rumen sapi fermentasi memperoleh kisaran kadar hemoglobin darah sebesar 11,08�0.36-11,67�0.49 g/dl dengan rataan
umum 11,69�0.9
g/dl. Namun
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini juga masih berada pada kisaran normal
hemoglobin darah sapi Bali sesuai pendapat Jain (1986) dikutip Mandja (2014) sebesar 8-14 mg/dl.
Berdasarkan hasil Analysis Of Variance
(ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05)
terhadap kadar hemoglobin. Hal ini disebabkan karena keseragaman kandungan
protein dan lemak ransum perlakuan (Tabel 2) menyebabkan
keseragaman konsumsi (Tabel 3) yang berdampak pada keseragaman nilai eritrosit
sehingga ketika mengalami lisis, kadar hemoglobin darah yang dihasilkan pun
tidak jauh berbeda sejalan dengan nilai eritrosit. Menurut Arifin (2013) bahwa hemoglobin
terdapat dalam eritosit darah, ketika eritrosit mengalami lisis maka hemoglobin
darah akan lepas ke dalam plasma. Diperkuat pendapat. Cunningham (2002) dikutip Adam et al., (2015) jumlah eritrosit bergantung pada komposisi lemak
dalam pakan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa lemak kasar dipengaruhi oleh
imbangan protein kasar dan energi dalam ransum serta berkaitan dengan
metabolisme NH3 dan VFA. Ditambahkan
Astuti dkk., (2008) bila tubuh kekurangan asupan protein, maka haemoglobin
dapat disintesa dari cadangan protein tubuh.
Hal ini juga
diduga sebagai akibat dari metabolisme pakan terutama kecernaan protein kasar
dan energi yang dihasilkan dalam penelitian ini tidak jauh berbeda dan tidak
mempengaruhi pengaturan kondisi fisiologis ternak sehingga efisiensi pertukaran
oksigen dan karbon dioksida berjalan pada kondisi normal membawa hemoglobin
keseluruh jaringan tubuh dan tetap berada pada kisaran normal. Menurut Frandson
(1996) darah memiliki peranan dalam tubuh ternak, antara lain membawa nutrien,
mengangkut oksigen, dan karbon dioksida, serta berperan dalam pengaturan suhu
tubuh. Ditambahkan Schalm et al.,
(1986) dikutip Nossafadli dkk.,
(2014) yang menyatakan bahwa kadar hemoglobin dipengaruhi oleh kecukupan pakan
khususnya protein dalam ransum serta kecernaannya.
Hasil
yang diperoleh dalam penelitian
ini lebih tinggi jika dibandingkan
dengan hasil yang diperoleh
Bulu (2022) pada sapi bali jantan penggemukan yang mengkonsumsi pakan basal lamtoro dan suplementasi pakan konsentrat mengandung isi rumen sapi fermentasi memperoleh kisaran kadar hemoglobin darah sebesar 65,85�1.85 -66,36�0.67 �mg/dl dengan rataan umum 66,36�0.67 mg/dl..
Lebih tingginya
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dibandingkan penelitian Bulu
(2022) diduga disebabkan karena perbedaan jenis dan kualitas ransum sehingga memberikan perbedaan tingkat konsumsi serta kecernaan bahan organik serta jumlah
nutrisi lainnya yang dimetabolisme oleh ternak, karena beberapa unsur nutrisi merupakan
komponen penyusun bahan organik ransum
baik karbohidrat dan
protein pada ransum, yang kemudian
diserap oleh saluran pencernaan dan tersimpan didalam tubuh dalam bentuk trilgiserida (lemak) yang nantinya akan digunakan
sebagai energi bagi ternak sapi
untuk maintenance produksi maupun reproduksi. Menurut Astuti et
al., (2009), pada saat 4 jam setelah
makan kadar trigliserida darah akan meningkat akibat terjadinya pencernaan beberapa bahan pakan yang diabsorbsi di dalam hati akan diubah menjadi
trigliserida. Ditambahkan Soehardi (2004)
menyatakan bahwa trigliserida berasal dari lemak pakan (asam lemak jenuh dan
tidak jenuh) dan berasal dari pakan yang mengandung karbohidrat (sederhana dan
kompleks). Trigliserida digunakan sebagai sumber energi dan kelebihannya akan
disimpan di hati sebagai cadangan energi.
Berdasarkan hasil Analysis of
variance (ANOVA) menunjukkan bahwa pemberian konsentrat mengandung isi
rumen sapi fermentasi pada level yang berbeda tidak berpengaruh nyata
(P>0.05) terhadap trigliserida sapi Bali penggemukan. Pengaruh yang tidak
nyata ini disebabkan karena kandungan komposisi pakan konsentrat yang
dikonsumsi oleh ternak dimana kandungan lemak yang dihasilkan tidak berpengaruh
pada trigliserida ternak sapi Bali penelitian. Menurut Champe et al. (2005) pembentukan trigliserida
diregulasi oleh hormon insulin dengan proses yang dikenal sebagai lipogenesis,
apabila kadar trigliserida yang masuk dalam tubuh lebih tinggi daripada
kebutuhan energi maka akan disimpan sebagai depot lemak (cadangan energi). Selain itu didukung oleh Aswandi et al.,
(2012) berpendapat bahwa jenis pakan yang mengandung lebih banyak pati atau karbohidrat yang mudah larut maka pH cenderung
rendah. Hal ini mengingat semua komponen bahan organik ransum baik karbohidrat dan protein pada
ransum akan diserap ke dalam tubuh dan tersimpan didalam tubuh dalam bentuk trilgiserida (lemak) yang nantinya akan digunakan
sebagai energi bagi ternak sapi
untuk maintenance produksi maupun reproduksi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka disimpulkan bahwa penambahan
premix dengan level yang berbeda dalam pakan komplit mengandung limbah isi
rumen sapi fermentasi terhadap kadar kolesterol, haemoglobin dan trigliserida
darah sapi bali jantan bakalan memberikan respon yang sama dan masih berada
dalam kisaran normal.
Adam M, Lubis TM, Abdyat B, Asmillia N , Muttaqien
dan Fakhrurrazi. 2015. Jumlah eritrost
dan nilai hematokrit sapi aceh dan sapi
bali di Kecamatan Leumbah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Medika Veterinariaol Vol9
(2) : 115-118.
Adeniji AA, Rumak
S and Oluwafemi RA. 2015. Effects of replacing groundnut cake with rumen
content supplemented with or without enzyme in the diet of weaner rabbits.
Journal Lipids Health 14: 164.
Astuti DA,
Ekastuti DR, Sugiarti Y dan Marwah. 2008. Blood
profil and hematological status of local sheep under
the gunung walat education
forest area Sukabumi. Agripet� Vol 8 (2) : 1-8.
Astuti A, Agus A, dan Budhi
SPS. 2009. The effect of high quality
feed supplement addition on the nutrient consumption and digestibility of early
lactating dairy cow,� Buletin Peternakan
Vol 33 (2): 81-87.
Aswandi CI Sutrisno, Arifin M dan Joelal
A. 2012. Efek complete feed bonggol
berbagai varietas tanaman pisang terhadap pH, NH3
dan VFA pada kambing kacang.
JITP Vol 2 (2) :
99- 109.
Arifin HD. 2013. Profil darah kambing jawarandu
pengaruh subtitusi aras daun pepaya
(Carica Papaya Leaf). Surya
Agritama Vol 2 (1): 96-104.
Baba S, Dagong
MI, Ako A, Sanusi A and Muktiani
A. 2012. Produksi Complete Feed Berbahan
Baku Lokal dan Murah Melalui
Aplikasi Participatory Technology Development Guna Meningkatkan Produksi Dangke Susu di Kabupaten Enrekang. Prossiding inSINas. Makassar.
Bulu D. 2022. Pengaruh
Suplementasi Pakan Konsentrat Mengandung Limbah Isi Rumen Sapi Fermentasi Pada
Level Yang Berbeda Terhadap Kadar Kolesterol Hemoglobin Dan Trigliserida Darah
Sapi Bali Jantan Penggemukan. Skripsi Fakultas Peternakan Kelautan Perikanan, Universitas Nusa Cendana.
Champe PC, Harvey RA and Ferrier
DP. 2005. Biochemistry, end Revised Edition. Lippincott Williams and Walkins, Philadelpia.
Fattah S, Lestari GAY, Sabtu B, Sobang
YUL, Maranata G and Samba FD. 2019. Technical and Economic Value of the Use Ration
for Male Fattening Bali Cattle Farmers Patterns with Supplementation Complete
Feed Containing Silage Banana Stem. IOP Conf. Ser.: Earth Environ.
Sci. 372 012028 DOI 10.1088/1755-1315/372/1/012028.
Frandson.
1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Cetakan Ketiga. UGM. Press.
Yogyakarta.
Hesti IS, Agung S, dan Dian WH.
2016. Pengaruh penambahan kolin
klorida pada pakan terhadap kadar kolesterol dan lipoprotein darah sapi perah
laktasi. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan 26 (2): 14 � 23.
Kamalia, Mujenisa
A dan Natsir A. 2014. Pengaruh
penambahan berbagai level tepung daun katuk
(Sauropus androgynus) terhadap kadar kolesterol, trigliserida, LDL dan HDL darah. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak, Vol 10 (1):
12-18.
Kocu Y, Bambang Hariadi TJ dan Sientje Rumetor D.
2018. Potential
Contents Of Rumen Cattle From Slaughterhouses As
Ruminant Animal Feed In Regency Of Manokwari. Jurnal
Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, Vol. 8 (2) : 56 � 65.
Mandja F.
2014. Pengaruh level suplementasi yang berbeda terhadap hemoglobin.
Maranatha G, Fattah S, Nulik J, Lole UR, Sobang YUL and Samba FD. 2021. Metabolic Blood Profileof
Male Bali Cattle That at Gives Integration Feed Grass-Legume and Food Cropsin Dry Land Timor Island. Journal of Tropical Animal
and Veterinary Science, Vol. 11 (2) hal. 118 �124.
Maranatha
G, Pellokila MR, Manu AE, Sobang YUL, Nulik J and Samba FD. (2023). Growth Performance of
On-Farm Male Fattening Bali Cattle Fed with Fodder Obtained from Dry Land
Farming Diversification in West Timor. Animal Production, 25 (1),
24-30. https://doi.org/10.20884/1.jap.2023.25.1.160.
Mollendorff� Wilhelm J. 2008. Characterization of
Bacteriocins Produced by Lactic Acid Bacteria From
Fermented Beverages and Optimization of Starter Cultures. Thesis for the degree
of Master of Science : Stellenbosch University.
Nossafadli M,
Handarini R dan Dihansih E. 2014. Profil�
darah� domba� ekor�
tipis� (ovis aries) yang diberi
ransum fermentasi isi� rumen� sapi.� Jurnal Pertanian Vol 5 (2) : 95-103.
Purbowati E, Sutrisno CI, Baliarti E, Budhi SPS dan
Lestariana W. 2007. Pengaruh Pakan Komplit dengan Kadar Protein dan Energi yang
Berbeda pada Penggemukan Domba Lokal Jantan secara Feedlot terhadap Konversi
Pakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Hal: 394-401.
Retnani Y, Permana
IG dan Purba LC. 2014. Physical Characteristic and
Palatability of Biscuit Biosupplement of Dairy Goat.
Pakistan Journal of Biological Science, 17(5): 725-729.
Steel RGD and Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh :
B. Sumantri. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Swenson MJ. 1988. Duke�s Physiology
Of Domestic Animal. 9 Th Ed. Comstock Publishing Assosiates. Cornell University Press, Ithaca and London.
Tajaj MQ, Zebeli CH, Baes H, Steingass and Drochner W. 2007. A metaanalysis
examining effects of particle size of total mixed rations on intake, rumen
digestion and milk production in high � yielding dairy cows at early lactation.
Anim. Feed SCI. Technol. 138:137-161.
Weatherby D And Ferguson S. 2002.
Blood chemistry and CBC analysis clinical laboratory testing from a functional
perspective. Bear mountain publishing, Unisted State
of America.