Penerapan Change Management pada Sumber
Daya Manusia (SDM) di Rumah Sakit "Z"
� Implementation of Change Management in Human
Resources (HR) at Hospital "Z"
1)*I G. N. Trianantha
Jaya, 2Edi Kurnawan. 3Azis Surya, 4vip
Paramarta
1,2,3,4 Universitas Sangga Buana YPKP. Indonesia
*Email: 1) [email protected], 2[email protected] , 3[email protected] , 4[email protected]
*Correspondence: 1) I G. N. Trianantha Jaya
DOI: 10.59141/comserva.v4i3.1384 |
ABSTRAK Perubahan merupakan pergesaran dari kondisi
saat ini ke kondisi di masa depan sesuai dengan yang diharapkan. Secara
etimologis, perubahan dapat diartikan sebagai suatu bentuk usaha atau
perbuatan untuk menjadi berbeda dari sebelumnya. tujuan dari penulisan
makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Menjelaskan pengertian, konsep-konsep
dasar serta proses dalam change
management. 2. Mengetahui tujuan-tujuan serta sasaran dari change management. 3. Mengetahui
tantangan yang dihadapi dalam change
management serta strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi penolakan
terhadap perubahan. 4. Mengetahui dan menganalisis contoh studi kasus
penerapan change management pada
organisasi RS �Z� dan efek yang dirasakan dari change management dari sudut pandang SDM RS �Z�. Metode penulisan
adalah studi literatur dan studi kasus singkat pada organisasi RS �Z� yang
kami ambil sebagai sampel penerapan manajamen perubahan. Kata kunci: invenstasi,
Makroekonomi,
Implementasi Making Indonesia 4.0 |
ABSTRACT
Change is a shift
from current conditions to future conditions as expected. Etymologically,
change can be interpreted as a form of effort or action to be different from
before. The purpose of writing this paper is as follows: 1. Explaining the
meaning, basic concepts and processes in change management. 2. Knowing the
goals and objectives of change management. 3. Knowing the challenges faced in
change management and strategies that can be used in dealing with resistance to
change. 4. Knowing and analyzing examples of case studies of the application of
change management in the organization of Hospital "Z" and the effects
felt from change management from the perspective of HR Hospital "Z".
The writing method is a literature study and a short case study in the
organization of Hospital "Z" which we took as a sample of the
application of change management
Keywords:
investment, Macroeconomics, Implementation of Making Indonesia 4.0
PENDAHULUAN
Perubahan merupakan pergesaran dari kondisi saat ini ke kondisi di masa
depan sesuai dengan yang diharapkan. Secara etimologis, perubahan dapat
diartikan sebagai suatu bentuk usaha atau perbuatan untuk menjadi berbeda dari
sebelumnya (Halil & UlumPamekasan, 2015). Hal
tersebut dilakukan oleh banyak individu dan organisasi dengan maksud dan tujuan
tidak lain adalah menjaga eksistensinya sebagai akibat perubahan zaman atau
era. Perubahan tersebut menjadi penting dalam organisasi terutama dunia usaha,
misalnya bagi peningkatan kualitas produk yang dihasilkan atau dalam dunia
pemerintahan seperti peningkatan kualitas pelayanan diberbagai sektor (Helmi & Aslami, 2023).
Banyak para ahli berpendapat bahwa pengembangan organisasi bertujuan
melakukan suatu perubahan untuk masa depan, maksudnya agar selalu dilakukan
penyempurnaan dalam organisasi (Tampubolon, 2020). Menurut Kurt Lewin, perubahan organisasi
merupakan suatu yang sistematis yakni perubahan dari sesuatu objek yang menarik
bagi akademisi dan praktisi menjadi suatu objek yang menarik untuk para
eksekutif perusahaan untuk kelangsungan hidup organisasi.
Perubahan organisasi merupakan suatu pendekatan yang didalamnya terdapat
proses penyusunan rancangan, arahan, dan pelaksanaan perubahan organisasi
secara berencana (terstruktur). Hal tersebut melibatkan kerjasama antara
karyawan dan manajamen untuk mencapai suatu tujuan yang sama dengan melakukan
upaya-upaya perubahan organisasi dalam berbagai aspek. Secara sederhana,
perubahan organisasi yaitu melakukan berbagai penyesuaian dengan perkembangan
zaman yang terus berkembang (Sabrina, 2021). Organisasi
sering mengalami perubahan dalam lingkungan internal maupun ekternal, hal ini
mencakup perubahan teknologi, pasar, kebijakan maupun struktur internal.
Penerapan perubahan organisasi juga seringkali dihadapkan pada berbagai
tantangan seperti resistensi atau penolakan, ketidakpastian, dan miskomunikasi.
Memahami ilmu tentang manajemen perubahan menjadi krusial untuk membantu
organisasi beradaptasi dan berkembang (Widiana, 2020).
Rumah Sakit �Z� adalah rumah sakit swasta yang dibangun pada pertengahan
tahun 2002 dan termasuk dalam klasifikasi RS swasta kelas tipe C. Sebagai RS
tipe madya kelas C, dan juga termasuk sebagai lembaga pelayanan kesehatan
berupa unit social- ekonomi yang majemuk. Bukanlah suatu hal yang mudah dan
sederhana bagi RS �Z� untuk membangun sebuah lembaga pelayanan kesehatan
berbasis social-ekonomi masyarakat karena memerlukan aset yang cukup besar
(padat modal, padat karya, dan padat teknologi).
Dengan demikian, penulis dalam penyusunan makalah ini, berusaha
mengindentifikasi konsep-konsep dasar tentang change management, tujuan dan tantangan serta strategi dalam
penerapan change management. Makalah
ini juga mencoba menganalisis secara nyata penerapan change management pada suatu organisasi RS �Z� dan melihat efek
dari perubahan yang dirasakan dari sudut pandang manajerial dan karyawan.
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditentukan tujuan dari
penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Menjelaskan pengertian,
konsep-konsep dasar serta proses dalam change
management. 2. Mengetahui tujuan-tujuan serta sasaran dari change management. 3. Mengetahui
tantangan yang dihadapi dalam change
management serta strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi penolakan
terhadap perubahan. 4. Mengetahui dan menganalisis contoh studi kasus penerapan
change management pada organisasi RS
�Z� dan efek yang dirasakan dari change
management dari sudut pandang SDM RS �Z�
Manajemen berasal dari bahasa inggris, yaitu management dengan kata kerja manage yang secara umum berarti
mengurusi. Manajemen menurut Stoner,
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian
tujuan suatu perusahaan atau organisasi tanpa melihat skala ukurannya dengan
cara efisien dan efektif (Yunus, 2016).
Luther Gulick mendefinisikan
manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusahan secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerja sama lebih bermanfaat bagi kemanusiaan (Marlina, 2013).
Prinsip-prinsip manajemen merupakan dasar kerja atau pedoman kerja yang
bersifat pokok, adapun menurut Henry
Fayol prinsip-prinsip manajemen dibagi empat belas macam, yaitu : Pembagian
kerja yang berimbang, pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab, disiplin,
kesatuan perintah, kesatuan arah, mendahului kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi, penggajian, pemutusan wewenang (sentralisasi), jenjang
jabatan (hirarki), tata tertib, keadilan, pemantapan jabatan, prakarsa, dan
solidaritas (setia kawan).
METODE
Desain Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan pendekatan
kualitatif, dimana bersifat deskriptif dan menggunakan analisis dari berbagai
studi kepustakaan yang relevan. Metode penulisan adalah studi literatur dan
studi kasus singkat pada organisasi RS �Z� yang kami ambil sebagai sampel
penerapan manajamen perubahan.
Sumber Data dan
Strategi Pencarian
Sumber data didapatkan dari berbagai studi kepustakaan
dari jurnal terakreditasi, buku dan artikel lain yang relevan. Selain itu,
sumber data studi kasus didapat dari hasil wawancara singkat pada SDM RS �Z�
yang kami jadikan sampel penulisan dalam makalah ini. Strategi pencarian
litertur dengan menggunakan mesin pencari jurnal seperti Google Scholar, dan
buku elektronik (e-Book) yang didapatkan dari mesin penjelajah berbasis
internet.
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penulisan makalah ini
diantaranya, buku-buku karangan para ahli yang membahas teori manajemen, teori
manajemen sumber daya manusia dan teori perubahan. Selain itu, kami juga
memasukan jurnal-jurnal yang relevan, yang memuat kata kunci �change
management�, �manajemen perubahan�, �manajemen organisasi�, atau �manajamen
perubahan organisasi�.
Adapun jurnal ataupun artikel yang kami gunakan adalah
artikel publikasi dalam lima tahun terakhir, dan buku karangan ahli yang
dipublikasikan dalam sepuluh tahun terakhir. Sehingga, literatur yang digunakan
sesuai dengan perkembangan pengetahuan terbaru.
Sintesis Data
Artikel-artikel, teori-teori dari buku karangan para
ahli serta hasil wawancara singkat dari sumber data primer, kemudian kami
kumpulkan, analisis dan disintesis dalam penulisan yang sesuai standar. Data
primer wawancara kami sesuaikan dengan penggunaan bahasa yang baik, kami
tampilkan secara baku dan analisis sesuai teori-teori yang sudah ada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Definisi Change Management
Change Management atau Manajemen perubahan adalah suatu upaya yang ditempuh untuk mengatur
(manage) perubahan yang terjadi
secara efektif dan efisien, dimana diperlukan pemahaman tentang persoalan
motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi. Dapat disimpulkan
bahwa manajemen perubahan adalah suatu upaya yang dilakukan manajemen guna melakukan
perubahan berencana dengan menggunakan jasa atau berkerjasama dengan
intervensis atau konsultan baik internal ataupun eksternal, agar organisasi
tersebut tetap bertahan (survive) dan
bahkan mencapai puncak perkembangan (Arijanto et
al., 2018) .
Secara sederhana, change management dapat diartikan
sebagai suatu pendekatan untuk mengubah individu, kelompok, dan organisasi
kepada kondisi di masa depan sesuai yang diharapkan. Dalam lingkup organisasi,
perubahan didalamnya dapat menentukan keberlangsungan dari organisasi tersebut,
melakukan penyesuaian terhadap kondisi saat ini, serta memprediksi kemungkinan
kondisi masa depan (Siahaan &
Zen, 2012).
Tipe Perubahan
Perubahan terdiri dari tiga
tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan
yang berbeda pula pada tingkat organisasi. Tiga macam perubaha tersebut antara
lain : (Indayani,
2019)
a.
Perubahan Rutin (Routine Change),
dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi.
b.
Perubahan Peningkatan (Improvement
Change), mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi.
c.
Perubahan Inovatif (Innovative
Change), mencakup cara bagaimana organisasi memberikan pelayanan.
Tujuan Change Management
Change Management atau Manajemen perubahan merupakan bidang yang sangat luas dan bertujuan
untuk memberikan bentuk perubahan kepada organisasi. Oleh karena itu. terdapat beberapa tujuan dan manfaat dari manajemen perubahan itu
sendiri, antara lain :
1.
Mempertahankan keberlangsungan hidup perusahan.
Secara definisi, organisasi merupakan sebuah perkumpulan orang-orang
yang membentuk sebuah tempat unutk melakukan kegiatan secara bersama-sama untuk
kepentingan bersama (Contoh: Negara, Perusahaan, Banjar Adat, dan Ormas). Untuk
mempertahankan sebuah organisasi adalah dengan menciptakan sebuah suasana
dimana orang-orang yang terlibat secara internal berani melakukan hal-hal yang
benar. Suasana ini harus ada karena begitu ada ketidakbenaran yang berpotensi
merusak organisasi maka orang-orang benar ini akan segera melakukan sesuatu
untuk mengkoreksi.
2.
Menyesuaikan perubahan yang terjadi pada lingkup internal dan
eksternal.
Tujuan dari change management yaitu untuk menyesuaikan perubahan
yang akan terjadi pada lingkungan internal dan eksternal. Perubahan-perubahan
tersebut pasti akan terjadi seiring dengan perkembangan jaman dan pergeseran
sumber daya manusia sebagai aset dari organisasi atau perusahaan tersebut.
Lingkungan internal terdiri dari sikap tenaga kerja, perubahan teknologi,
perubahan strategi korporasi, dan lain sebagainya. Sedangkan lingkungan
eksternal terdiri dari perubahan peraturan (perundang-undangan), perubahan
hukum, perubahan kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya yang berada pada
luar perusahaan.
3.
Memperbaiki efektifitas perubahan.
Tujuan change management yang berkesinambungan yaitu memperbaiki
efektivitas perubahan. Perbaikan tersebut bertujuan agar perusahaan dapat
bersaing pada pasar ekonomi modern. Efektivitas adalah keberhasilan mencapai
tujuan organisasi. Menurut Schein, dalam bukunya berjudul Organizational
Psychology, mendefinisikan efektivitas organisasi sebagai kemampuan untuk
bertahan, menyesuaikan diri, memelihara diri, dan juga bertumbuh, lepas dari
fungsi-fungsi tertentu yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Terdapat empat
hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu : 1) Mengerjakan hal-hal yang
benar, dimana sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan dengan rencana dan
aturannya; 2) Mencapai tingkat diatas pesaing, dimana mampu menjadi yang
terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik; 3) Membawa hasil, dimana
apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang bermanfaat; dan 4)
Menangani tantangan masa depan.
Tahapan Change Management
Menurut Lewin,
perubahan dalam organisasi dapat melalui tiga tahapan dasar yang dikenal dengan
sebutan �model perubahan tiga tahap�. Tahapan tersebut menyajikan proses
perubahan dan kemudian dimulai dengan perubahan yang diusulkan dan kemudian
dikembangkan kearah keadaan masa depan yang diinginkan. Berikut tahapan
perubahan menurut Lewin, antara lain :(Santosa &
Ringo, 2017)
a.
Fase 1: Pencairan � Menciptakan momentum untuk perubahan.
Organisasi harus
bangun dengan realitas baru, putus dengan masa lalu, dan mengakui bahwa cara
lama dalam melakukan sesuatu tidak lagi dapat diterima. Akan sangat sulit bagi
organisasi untuk menerima visi baru tentang masa depan sampai organisasi
memisahkan diri dari struktur dan perilaku manajemen yang tidak lagi berfungsi
dan akan berusaha dilanggar.
b.
Fase 2: Perubahan � Menunjukkan arah perubahan dan mengimplementasikan
perubahan sehingga anggota mengembangkan sikap dan perilaku baru.
Organisasi
menciptakan dan memiliki visi masa depan dan mengintegrasikan langkah-langkah
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu langkah pertama
dalam mengatur perubahan adalah menyatukan seluruh organisasi dibawah visi yang
kohesif. Visi ini tidak hanya mencakup beberapa pernyataan tentang misi,
filosofi, dan tujuan strategisnya, tetapi juga dirancang untuk menguraikan
dengan sangat jelas seperti apa organisasi idealnya di masa depan.
c.
Fase 3: Pembekuan Ulang � Menstabilkan perubahan.
Karena sikap,
praktik, dan kebijakan baru digunakan untuk mengubah perusahaan, mereka harus
dibekukan kembali atau dipadatkan. Refreezing menstabilkan organisasi
dalam keseimbangan baru untuk memastikan bahwa cara kerja baru tidak mudah
berubah, dan memperkuat perilaku baru yang mendukung perubahan.
Menurut Gryna,
Chua, dan DeFeo, mengemukakan bahwa ada beberapa tahap yang perlu dilakukan
organisasi dalam rangka melakukan perubahan manajemen agar dapat memaksimalkan
keuntungan perusahaan, antara lain :
1. Tahap pertama adalah
memutuskan untuk melakukan perubahan manajemen (decide).
2. Tahap kedua adalah
melakukan persiapan dalam rangka melakukan perubahan (prepare).
3. Tahap ketiga adalah
melakukan peluncuran perubahan (launch).
4. Tahap keempat adalah
mengimplementasikan perubahan (expand).
5. Tahap kelima adalah
melanjutkan implementasi perubahan (sustain).
Tantangan Perubahan
Tidak banyak orang
yang suka akan perubahan, namun meskipun demikian perubahan tidak dapat
dihindari. Oleh karena hakekatnya memang seperti itu maka diperlukan satu
manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut dapat
diarahkan dan menuju pada titik yang positif.8
Banyak masalah yang
dapat terjadi ketika perubahan akan dilakukan, masalah yang paling sering
muncul dan menonjol adalah penolakan atas perubahan itu sendiri. Istilah yang
sangat popular dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to
change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena dengan adanya
penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Secara garis besar penolakan dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu
penolakan individual dan kelompok atau organisasional, berikut penjelasannya :
a)
Penolakan individual
Penolakan kategori
ini sering kali muncul oleh karena persoalan kepribadian, perbedaan persepsi,
dan perbedaan kebutuhan. Penolakan individual dapat terjadi oleh karena hal-hal
berikut, antara lain : 1) Kebiasaan; 2) Rasa aman; 3) Faktor ekonomi; 4) Takut
akan sesuatu yang tidak diketahui; dan 5) Persepsi.
b)
Penolakan organisasional
Organisasi pada
hakekatnya memang bersifat konservatif. Secara aktif mereka menolak perubahan,
misalnya organisasi Pendidikan yang mengenal doktrin keterbukaan dalam
menghadapi tantangan ternyata merupakan lembaga yang paling sulit berubah.
Terdapat setidaknya enam sumber penolakan atas perubahan, antara lain : 1)
Inersia struktural; 2) Fokus perubahan berdampak luas; 3) Inersia kelompok
kerja; 4) Ancaman terhadap keahlian; 5) Ancaman terhadap hubungan kekuasaan
yang lebih mapan; dan 6) Ancaman terhadap alokasi sumber daya.
Strategi Mengatasi
Penolakan Perubahan
Dalam melakukan change
management atau manajemen perubahan, tentu sudah tidak asing apabila
menemukan suatu penolakan baik dalam bentuk penolakan individual maupun
penolakan organisasional. Dalam mengatasi penolakan-penolakan tersebut, menurut
Coch and French Jr., terdapat enam strategi yang dapat digunakan untuk
mengatasi penolakan tersebut atau resistensi perubahan, antara lain :8
a. Pendidikan dan Komunikasi
: Memberikan penjelasan secara lengkap tentang latar belakang, tujuan, dan
akibat dari diadakannya perubahan kepada semua pihak yang terlibat.
Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk, misalnya ceramah, laporan, diskusi,
presentasi, dan lain sebagainya.
b. Partisipasi : Mengikut
sertakan semua pihak untuk mengambil keputusan dalam melakukan perubahan.
Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator dan membiar anggota
organisasi yang menentukan keputusan akhir.
c. Memberikan kemudahan dan
dukungan : Melakukan konsultasi atau bahkan terapi kepada karyawan yang
terlihat ketakutan dan cemas terhadap terjadinya perubahan. Memang akan memakan
waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan terhadap perubahan yang akan berlangsung.
d. Negosiasi : Melakukan
negosiasi dengan pihak-pihak yang menetang perubahan. Cara ini dapat dilakukan
apabila yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil, misalnya dengan
serikat kepegawaian. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan pihak yang
menentang.
e. Manipulasi dan Kooptasi :
Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya, misalnya memlintir (twisting)
fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, sebarkan
rumor, dan lain sebagainya. Kooptaso dilakukan dengan cara memberikan kedudukan
penting kepada pemimpin dari pihak penentang perubahan sehingga berperan dalam
mengambil keputusan.
f. Paksaan : Memberikan
ancaman dan jatuhkan hukuman atau sanksi bagi siapapun yang menentang
dilakukannya perubahan.
Pentingnya Change Management Bagi Organisasi
Change management atau Manajemen perubahan adalah suatu
pendekatan untuk mengubah individu, kelompok, dan organisasi kepada kondisi di
masa depan sesuai yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan. Dalam
lingkup organisasi, perubahan didalamnya dapat menentukan keberlangsungan dari
organisasi tersebut. Sesuai dengan definisinya, manajemen perubahan bertujuan
untuk memberikan bentuk perubahan kepada organisasi serta bertujuan untuk
mengontrol resiko dan meminimalisasi efek kerugian yang mungkin terjadi pada
organisasi, perubahan manajemen dengan pendekatan kemanusiaan memberikan efek
terbaik (Rachmawati
& Harigustian, 2019).
Oleh karena itu
terdapat beberapa tujuan dari change management itu sendiri yaitu
mempertahankan keberlangsungan hidup organisasi baik jangka pendek maupun
jangka panjang, beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan
internal maupun linkungan eksternal, dan memperbaiki efektivitas di dalam
organisasi agar mampu bersaing di pasar ekonomi modern. Banyak pelaku manajemen
atau sering disebut seorang manajer melaporkan tentang ketidakpuasan terhadap
hasil dari perubahan. Tujuan dari change management pada hakekatnya
adalah untuk memperbaiki efektivitas perusahaan agar dapat efisien dan mampu
bersaing di pasar ekonomi digital. Upaya tersebut termasuk perbaikan
efektivitas tenaga kerja, perbaikan sistem dan struktur organisasi, serta
implementasi strategi perusahaan.
Maka dari itu
setiap organisasi perlu memahami dan menerapkan change management agar
proses perubahan dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan baik sesuai
rencana yang sudah ditetapkan bersama agar hasil yang didapatkan memuaskan dan
optimal (Wibowo, 2021).
Studi Kasus Change Management Pada Rumah
Sakit �Z�
Profil Singkat Rumah Sakit �Z�
Rumah Sakit �Z�
merupakan paradiagma baru rumah sakit di Bali yang dibangun pada pertengahan
tahun 2002 dan memiliki kapasitas 50 tempat tidur. Pada tahap pendirian awal RS
�Z� termasuk dalam klasifikasi RS swasta kelas tipe C, dimana pelayanan medis
yang diberikan bersifat umum dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan medis
yang sudah memunihi standar dasar rumah sakit. Disamping itu tidak menutup
kemungkinan bahwa kedepannya RS �Z� akan dapat berfungsi sebagai rumah sakit
Pendidikan afiliatif.
Seiring dengan
perkembangan pelayanan, pada tahun 2007 dibangun Gedung Bersalin dan Anak
(Gedung C) yang awalnya diperuntukkan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan
bagi pasien Anak, Ibu Hamil, dan Persalinan. Gedung Bersalin dan Anak (Gedung
C) memiliki fasilitas tempat tidur sebanyak 72 buah. Pada tahun 2018, oleh
karena tuntuan pelayanan Rumah Sakit �Z� mengalami kemajuan sehingga dapat
membangun gedung baru yang menjadi Pusat Pelayanan Trauma (Trauma Centre),
dan Pelayanan Poliklinik Terintegrasi (Integrated Outpatient Centre)
sehingga kapasitas tempat tidur bertambah dan total tempat tidur yang dimiliki
sebanyak 153 buah. Hingga akhir tahun 2020, Rumah Sakit �Z� yang awal
pembangunannya mengambil konsep pelayanan hotel memiliki kapasitas 153 tempat
tidur yang didukung oleh tenaga medis yang berkualitas dan layanan terpadu yang
didukung oleh fasilitas dengan teknologi terkini.
Rumah Sakit �Z�
memiliki motto rumah sakit yaitu �Care with Quality and Hospitality�,
yang memiliki arti yaitu melalui pelayanan yang berpusat pada kepuasan
pelanggan dengan peningkatan kualitas yang berkesinambungan, dan berorientasi
kepada patient safety. Rumah Sakit �Z� memiliki visi yaitu �Menjadikan
Rumah Sakit Terbaik yang Berdaya Saing Global�. Adapun visi RS �Z� dapat
direalisasikan melalui beberapa misi, antara lain :
1.
Menjaga mutu pelayanan (Quality Control).
2.
Meminimalisasi rantai birokrasi (Respond Time).
3.
Ramah, professional, menjalin hubungan yang erat dan harmonis secara
berkesinambungan dengan customer.
4.
Menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi customer dan karyawan.
5.
Membentuk SDM yang berkualitas, kreatif, inovatif, efektif, dan
efisien. Berdasarkan dengan tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, pada awal tahun 2024 RS �Z� telah terakreditasi
dengan hasil PARIPURNA dari lembaga akreditasi nasional.
Implementasi Change Management Pada SDM RS
�Z�
Penerapan change
management pada Sumber Daya Manusia (SDM) suatu organisasi memiliki maksud
dan tujuan untuk mengarahkan organisasi tersebut kearah yang lebih baik,
sehingga proses pencapaian tujuan bersama menjadi lebih efektif dan efisien.
Berikut penerapan change management pada SDM RS �Z�, sebagai berikut :
1. Peningkatan Kompetensi
Karyawan
Peningkatan kompetensi karyawan memiliki tujuan agar SDM RS �Z� selalu mendapatkan pengetahuan terbaru dan terkini sesuai dengan bidang atau
unit kerjanya melalui
program pendidikan dan pelatihan
(training and development) secara berkala.
Proses ini di fasilitasi
oleh unit internal rumah sakit
yaitu Departemen Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat) dengan target minimal 1-2 kali pelatihan
dalam sebulan.
2.
Peningkatan
Kepatuhan Karyawan
Peningkatan kepatuhan karyawan bertujuan agar seluruh karyawan di lingkungan RS �Z� dapat mengetahui, memahami, dan serta mematuhi tata tertib yang diberlakukan oleh organisasi atau perusahaan. Salah satu penerapan program ini antara lain menerapkan sistem kehadiran SDM RS �Z� yang telah menggunakan sistem finger print pada beberapa
titik lokasi rumah sakit.
3.
Peningkatan
Loyalitas Karyawan
Peningkatan loyalitas karyawan memiliki tujuan agar seluruh karyawan di lingkungan RS �Z� memiliki antusias dan motivasi kerja yang sama tingginya
antara satu sama lain sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas perusahaan. Penerapan ini dilakukan
dengan cara sistem bonus kinerja yang berkolaborasi dengan antara Departemen SDM dan Departemen Keuangan dan dibagian secara per tahun kepada karyawan
RS �Z�.
4.
Peningkatan
Mutu Layanan
Peningkatan mutu layanan
bertujuan agar mutu pelayanan RS �Z�, baik secara per unit atau secara global, dapat selalu dilaksanakan dengan seoptimal mungkin dan berorientasi terhadap kepuasan konsumen rumah sakit sebagai ujung
tombak suatu proses evaluasi
jasa layanan. Change
management di RS �Z� dilakukan dengan
pencapaian paripurna pada tingkat akreditasi rumah sakit, pelatihan
Service Excellent (SET), dan penerapan nilai-nilai Budaya Kerja RS �Z�, antara lain : Profesional,
Ramah, Impian, Mutu, Antusias, Motivasi,
Empati, Dedikasi, Inovasi, Kreativitas, dan Aman.
5.
Perubahan
Struktur Organisasi
Penerapan change management pada struktur
organisasi RS �Z� yaitu dengan adanya rotasi
karyawan, mutasi karyawan, dan promosi karyawan. Hal tersebut bertujuan memberikan peluang bagi karyawan
yang memiliki performa
kerja yang baik untuk dapat
memiliki pengembangan karir yang lebih baik lagi.
Penerapan Change Management pada SDM RS �Z�
memberikan manfaat yang sangat dirasakan oleh direksi dan jajaran manajemen
rumah sakit karena dapat membantu perusahaan dapat selalu bertumbuh dan
berkembang ke arah yang lebih baik. Sesuai dengan tujuan teoritis dari change management yaitu mempertahankan
keberlangsungan hidup sautu organisasi, menyesuaikan perubahan yang terjadi
baik secara lingkup internal maupun eksternal, dan memperbaiki efektivitas
perubahan sehingga tujuan-tujuan tersebut membawa perubahan positif terhadap
perkembangan perusahaan terutama terhadap produktivitas dari perusahaan itu
sendiri.
Dampak Change
Management Dari Sudut Pandang SDM RS �Z�
Implementasi change management pada SDM RS �Z�
tentunya memberikan dampak yang dapat dikatakan positif, dampak tersebut tentu
dirasakan dan memberi manfaat kepada direksi dan manajemen rumah sakit serta
pekerja yang terlibat didalamnya. Berikut manfaat dari adanya manajemen
perubahan SDM RS �Z� berdasaran wawancara atau interview dengan manajer dan karyawan, sebagai berikut :
a. Case Manajer RS �Z�, dr. AP
Case Manager atau Manager Pelayanan Pasien (MPP) merupakan
karyawan rumah sakit yang memiliki tugas sebagai fasilitator pemenuhan
kebutuhan asuhan pasien selama perawatan di rumah sakit (komunikator antara
dokter penanggung jawab pasien dengan pasien) sehingga mengoptimalisasi
terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centre Care). Manfaat implementasi manajemen perubahan pada
SDM RS �Z� menurut sudut pandang Case
Manager, antara lain :
1. Perusahaan dapat selalu aktif melakukan perubahan
sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga keseimbangan neraca perusahaan dapat
terjaga didalam persaingan bisnis.
2. Efektivitas pekerjaan dapat terjaga dalam mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan.
3. Dampak negatif dalam setiap perubahan yang dilakukan
perusahaan dapat diminimalisasi sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
produktivitas.
4. Meningkatkan performa produktivitas karyawan
sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan organisasi
atau perusahaan.
5. Membuka peluang pengembangan karir untuk setiap
karyawan yang memberikan kontribusi positif untuk perusahaan.
6. Membantu meningkatkan efisiensi pengeluaran dari
perusahaan.
Staf instalasi logistik RS �Z�, NS
Instalasi logistik
merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan input dan output
suatu sarana dan prasaran perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional
bisnis perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan salah satu staf instalasi
logistik RS �Z�, manfaat yang dirasakan dari penerapan manajemen perubahan
antara lain :
1. Motivasi kerja karyawan dapat dikatakan mengalami
peningkatan.
2. Mendapatkan informasi terbaru dan terkini dalam
melakukan tanggung jawab pekerjaan.
3. Etos kerja yang baik dapat terwujud.
4. Karyawan memiliki rencana kerja yang terarah dengan
baik.
5. Terwujudnya pelaksanaan kerja yang efektif dan
efisien.
Kepala instalasi rawat jalan RS �Z�, dr. ASD
Instalasi rawat
jalan merupakan salah satu pelayanan kesehatan di RS �Z� yang lebih dikenal
dengan sebutan instalasi poliklinik. Adapun tugas pokok kepala instalasi
tersebut adalah menyediakan fasilitas poliklinik, menyelenggarakan kegiatan
rawat jalan diberbagai poliklinik, menyusun kebijakan, menyusun rencana kerja,
melakukan proses rujukan pada pasien terindikasi rujuk poliklinis, serta
melakukan pelaporan secara berkala. Berikut manfaat dari penerapan manajemen
perubahan yang dirasakan pada instalasi rawat jalan atau poliklinik RS �Z�,
sebagai berikut :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan terbaru dan terkini
tentang pelayanan medis, asuhan kesehatan dan keperawatan, serta mutu
pelayanan.
2. Dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.
3. Memberikan pelayanan yang bersifat paripurna
terhadap pasien.
4. Terwujudnya kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah
sakit yang dimana sebagai ujung tombak evaluasi jasa layanan
SIMPULAN
1. Change management atau manajemen perubahan adalah suatu pendekatan untuk
mengubah individu, kelompok, dan organisasi kepada kondisi di masa depan sesuai
yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan.
2. Tujuan dari change
management antara lain : Mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan
(baik jangka pendek maupun jangka panjang), menyesuaikan perubahan yang terjadi
pada lingkungan internal dan eksternal, serta memperbaiki efektivitas perubahan
perusahaan.
3. Dalam pelaksanaannya, manajemen perubahan perlu
melalui beberapa tahapan agar dapat memaksimalkan keuntungan dari perusahaan,
antara lain : Memutuskan melakukan perubahan manajemen, melakukan persiapan
perubahan, peluncuran perubahan, implementasi perubahan, dan melanjutkan
implementasi perubahan.
4. Penolakan perubahan berasal dari dua kategori, yaitu
penolakan individual dan penolakan organisasional. Menurut Coach and French Jr,
meskipun penolakan tersebut ada namun terdapat setidaknya enam strategi yang
dapat dipilih ketika mengatasi penolakan terhadap perubahan, yaitu : Pendidikan
dan komunikasi, partisipasi, memberikan kemudahan dan dukungan, negosiasi,
manipulasi dan kooptasi, dan paksaan.
5. Penerapan change
management pada SDM RS �Z�, antara lain : Peningkatan kompetensi karyawan,
peningkatan kepatuhan karyawan, peningkatan loyalitas karyawan, peningkatan
mutu layanan rumah sakit, dan perubahan struktur organisasi. Hal tersebut
dilakukan dengan maksud dan tujuan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan ke arah yang lebih baik.
6. Berdasarkan hasil wawancara terhadap SDM RS �Z�
didapatkan kesimpulan bahwa penerapan change
management pada SDM RS �Z� memberikan manfaat positif terhadap kegiatan
manajerial operasional organisasi atau perusahaan.
7. Setiap organisasi atau perusahaan perlu memahami dan
menerapkan manajemen perubahan agar proses perubahan dapat berjalan secara
efektif, efisien, dan baik serta sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
bersama agar hasil yang didapatkan memuaskan dan optimal bagi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto,
A., Perkasa, D. H., Widayati, C. C., & Wuryandari, N. E. R. (2018).
Manajemen Perubahan Pemahaman Dan Implementasi Manajemen Perubahan Bagi
Akademisi Dan Pelaku Bisnis. Bogor: Halaman Moeka Publishing.
Halil,
H., & UlumPamekasan, S. M. (2015). Inovasi Kurikulum Pesantren Dalam
Memproyeksikan Model Pendidikan Alternatif Masa Depan. Ul�mun�: Jurnal Studi
Keislaman, 1(2), 146�169.
Helmi,
H., & Aslami, N. (2023). Proses Manajemen Perubahan Dan Tujuannya Bagi
Perusahaan. Jurnal Riset Ekonomi Dan Akuntansi, 1(2), 237�246.
Indayani,
L. (2019). Manajemen perubahan. Umsida Press, 1�287.
Marlina,
L. (2013). Tipe-tipe kepemimpinan dalam manajemen pendidikan. Ta�dib: Jurnal
Pendidikan Islam, 18(02), 215�227.
Rachmawati,
N., & Harigustian, Y. (2019). Manajemen Patient Safety_Konsep &
Aplikasi Patient Safety dalam Kesehatan. Buku Manajemen Patient Safety.
Sabrina,
R. (2021). Manajemen sumber daya manusia (Vol. 1). umsu press.
Santosa,
L. P., & Ringo, R. P. O. (2017). Manajemen perubahan pada sebuah organisasi
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Forum Ilmiah, 14(3),
267�278.
Siahaan,
A., & Zen, W. L. (2012). Manajemen perubahan: Telaah konseptual,
filosofis dan praksis terhadap kebutuhan melakukan perubahan dalam organisasi.
Tampubolon,
M. P. (2020). Change management: manajemen perubahan: individu, tim kerja,
organisasi. Mitra Wacana Media.
Wibowo,
A. (2021). Manajemen Perubahan (Change Management). Penerbit Yayasan Prima
Agus Teknik, 1�180.
Widiana,
M. E. (2020). Buku Ajar Pengantar Manajemen.
Yunus,
E. (2016). Manajemen Strategis. Penerbit Andi.