Penambahan Puree Kulit Buah
Naga (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai
Pewarna Alami Terhadap Kualitas Fisik Dan Mutu Sensoris Pada Pembuatan Donat
Kentang
� Addition of Dragon Fruit Skin Puree (Hylocereus Polyrhizus) as a Natural Colorant to the Physical Quality
and Sensory Quality in Making Potato Donuts
1)* syifa nanda rakhmani,
2)I Gusti Ayu Ngurah, 3)Nur
Riska
1,2,3 Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
*Email: 1) [email protected], 2)[email protected], 3)[email protected] �
*Correspondence: 1) syifa nanda rakhmani
DOI: 10.59141/comserva.v4i3.1375 |
ABSTRAK Puree kulit buah naga
digunakan dalam pembuatan donat kentang untuk menjadi alternatif bahan yang
dapat mengurangi limbah kulit buah naga, menambah variasi produk donat
kentang, serta pemanfaatan kulit buah naga sebagai bahan tambahan pangan yang
bersifat fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
penambahan puree kulit buah naga terhadap kualitas fisik dan mutu
sensoris pada donat kentang. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Pengolahan Pastry dan Bakery Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta. Waktu penelitian ini dilakukan pada April 2022
hingga selesai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
dengan tiga jenis perlakuan yaitu donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga dengan persentase 10%, 20%, dan 25%, hasil produk kemudian
dilakukan uji kualitas fisik dan uji mutu sensoris terhadap 45 panelis agak
terlatih. Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik dengan uji Kruskal-Wallis
menunjukkan bahwa tidak dapat pengaruh penambahan puree kulit buah
naga terhadap mutu sensoris donat kentang dengan persentase 10%, 20% dan 25%
ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa manis, rasa kulit buah naga, tekstur,
dan pori-pori. Berdasarkan hasil uji hipotesis statistic uji kualitas fisik
dengan menggunakan uji Anova tidak terdapat pengaruh atau perbedaan nyata
terhadap daya kembang donat kulit buah naga dengan penambahan puree kulit
buah naga pada persentase 10%, 20%, dan 25%, sehingga dilanjutkan dengan uji
Duncan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah merekomendasikan donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah naga sebagai bahan alternatif
tambahan. Kata kunci: Donat kentang, puree kulit buah naga, kualitas fisik dan mutu sensoris |
ABSTRACT
Dragon
fruit skin puree is used in making potato donuts as an alternative ingredient
that can reduce dragon fruit skin waste, increase the variety of potato donut
products, and utilize dragon fruit skin as a functional food additive. This
study aims to analyze the effect of adding dragon fruit skin puree on the
physical quality and sensory quality of potato donuts. This research was
conducted at the Pastry and Bakery Processing Laboratory of Culinary Education,
Faculty of Engineering, Jakarta State University. The time of this research was
conducted from April 2022 until completion. The method used in this study was
an experiment with three types of treatments, namely potato donuts with the
addition of dragon fruit skin puree with a percentage of 10%, 20%, and 25%, the
product results were then tested for physical quality and sensory quality tests
on 45 somewhat trained panelists. Based on the results of the statistical
hypothesis test with the Kruskal-Wallis test, it showed that there was no
effect of the addition of dragon fruit skin puree on the sensory quality of
potato donuts with a percentage of 10%, 20% and 25% in terms of color, aroma,
sweetness, dragon fruit skin taste, texture, and pores. Based on the results of
the statistical hypothesis test of the physical quality test using the Anova test,
there was no significant effect or difference in the expansion power of dragon
fruit skin donuts with the addition of dragon fruit skin puree at a percentage
of 10%, 20%, and 25%, so it was continued with the Duncan test. The conclusion
of this study is to recommend potato donuts with the addition of dragon fruit
skin puree as an additional alternative ingredient.
Keywords:
Potato
donuts, dragon fruit skin puree, physical quality and sensory quality
PENDAHULUAN
Buah naga dalam Bahasa Inggris disebut juga Dragon Fruit. Buah naga memiliki 4 jenis buah yaitu buah naga
berdaging putih (Hylocereus undatus), buah
naga berdaging merah (Hylocereus
polyrhizus), buah naga berdaging super red (Hylocereus costaricensis), dan buah naga kuning (Selenicereus megalanthus). Buah naga
mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000an dan bukan dari budidaya sendiri
melainkan diimpor dari Thailand. Buah naga mulai dibudidayakan di Indonesia
pada tahun 2001 di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Buah naga memiliki rasa yang
sangat manis dan buahnya yang terasa enak. Selain dimanfaatkan sebagai buahnya
yang segar, buah naga pun dimanfaatkan sebagai pewarna dan pada beberapa jenis
produk makanan buah naga di manfaatkan untuk dijadikan sebagai juice, ice cream, selai, dan lain-lain (Ide,
2010).
Buah naga yang memiliki daging buah berwarna merah keunguan ini memiliki
warna yang sangat bagus untuk dijadikan sebagai pewarna makanan. Buah naga ini
biasanya disebut dengan nama latin Hylocereus
polyrhizus, pada kulitnya terdapat sisik atau jumbai hijau. Rasa pada
buahnya lebih manis dibandingkan dengan buah naga yang daging buahnya berwarna
putih (Hylocereus undatus). Menurut
badan pusat statistic, jumlah produksi buah naga di provinsi Jawa Timur pada
tahun 2021 sebanyak 4.197.037 buah dan pada tahun 2022 sebanyak 2.834.935 buah
(BPS Jawa Timur, 2023). Jumlah produksi buah naga di Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2022 sebanyak 58.650 buah (Jawa Barat Data, 2023). Buah naga memiliki
kulit yang mana jarang dimanfaatkan kulitnya. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini peneliti ingin memanfaatkan kulit buah naga.
Kulit buah naga adalah limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna
alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat pewarna yang berperan
memberikan warna merah yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan
dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintesis yang lebih aman bagi
kesehatan . Namun demikian, sebagian masyarakat memanfaatkan buah naga hanya buahnnya
saja, sedangkan bagian lain seperti kulitnya masih jarang masyarakat untuk
memanfaatkannya. Jumlah buah naga yang melimpah, tidak membuat bagian kulit
buah naga ini dimanfaatkan dengan secara optimal. Ini menyebabkan nilai jual
kulit buah naga masih rendah padahal untuk kebutuhan konsumsi manusia
sebenarnya dapat digunakan karena kandungan gizi yang tinggi. Kulit buah naga
merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh walaupun pada umumnya kulit buah
naga merah hanya dianggap sebagai limbah hasil dari perkebunan yang tidak
dimanfaatkan dengan baik, padahal pada umumnya kulit buah naga memiliki unsur
senyawa pewarna alami yang tinggi atau biasa disebut dengan betasianin. Betasianin adalah zat
pewarna alami yang dihasilkan buah naga yang terdapat di dalam kulit buah
naganya, zat ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada makanan atau
minuman yang di konsumsi sebagai pewarna sintetis atau kimia. Kulit buah naga
merah yang hanya dianggap sebagai limbah karena jarang digunakan selain
mengandung zat betasianin kulit buah
naga merah juga mengandung banyak zat yang bisa digunakan untuk membasmi
zat-zat asing. Senyawa tersebut bermanfaat untuk menjaga dan melindungi
kelenturan pembuluh darah. Kulit buah naga merah juga memiliki kandungan zat
mineral sebesar 0,24 mg dan vitamin A sebesar 4 mg dan vitamin C sebesar 6,5 g
(Kristanto, 2009).
Kulit buah naga merah memiliki beberapa kekurangan diantaranya yaitu
mudah busuk dan mudah kering apabila disimpan dengan salah dalam proses
penyimpanannya. Kulit buah naga yang
sudah dihaluskan mempunyai sifat fungsional yang mirip dengan kentang, sehingga
kulit buah naga dapat di jadikan bahan penambahan bahan makanan dalam bentuk puree, tepung maupun sebagai pewarna
alami. Puree kulit buah naga dapat
dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan donat kentang (Lonika Simbolon et al.,
2020).
Donat merupakan salah satu makanan selingan atau kudapan yang cukup
popular di Indonesia. Donat telahmenjadi konsumsi yang diminati oleh masyarakat
luas, tidak hanya anak kecil yang menyukai donat makanan ringan yang manis,
tetapi dewasa pun juga menyukai makanan ringan tersebut. Bisnis bakery semakin
hari kian berkembang menciptakan inovasi-inovasi baru untuk produk bakery.
Produk roti tidak hanya diolah dengan cara di panggang tetapi ada juga yang
diolah dengan teknik digoreng dalam minyak banyak (deep frying), salah satunya donat (Hidayati et al., 2019).
Donat adalah jenis roti yang memasaknya dengan cara di goreng dan
memiliki bentuk khas dengan lubang ditengah seperti cincin atau berbentuk bola
jika diisi sesuatu (Subagjo, 2007). Bentuk yang bulat dan berlubang pada bagian
tengah donat ini, bertujuan untuk membantu penyebaran panas ketika digoreng
atau dipanggang. Lubang ditengah pada donat ini akan mencegah keadaan Dimana
adonan yang diluar sudah matang sementara bagian dalamnya masih mentah
(Edwards, 2007).
Donat merupakan produk yang terbuat dari tepung terigu, ragi instan,
gula, margarin, dan bahan tambahan lainnya. Tepung terigu memiliki sifat
Istimewa jika dibandingkan dengan tepung lainnya, karena memiliki kandungan
gluten didalamnya (Syarbini, 2013). Tepung terigu yang digunakan dalam
pembuatan donat ada 2 jenis tepung yaitu tepung terigu protein tinggi dan
tepung terigu protein sedang. Bahan seperti susu bubuk, margarin, dan telur
juga dapat menambahkan nilai gizi dan cita rasa pada donat. Donat yang paling
umum adalah donat yang berbentuk cincin dengan lubang ditengahnya dan donat
berbentuk bundar dengan isi yang manis seperti selai, jelly, krim dan custard.
Dengan berkembangnya teknologi, terciptalah donat yang lebih bervariasi lagi
baik dai segi ukuran, penampilan, bentuk, tekstur, rasa dan baha pengisiannya.
Hal itu karena adanya pengaruh terhadap perkembangan pembuatan donat yang
meliputi aspek bahan baku, proses pencampuran dan metode pembuatan. Potensi
donat sebagai salah satu produk yang mempunyai peluang besar di Indonesia
memberikan tantangan untuk terus mengembangkan produk donat yang inovatif dan
berkualitas (Hidayati et al., 2019).
Donat kentang merupakan inovasi dari donat tepung. Donat kentang
merupakan makanan hasil olahan umbi kentang dan tepung terigu yang sudah banyak
digemari dilingkungan sekolah maupun masyarakat pada khususnya (Nata &
Yudiastra, 2020). Kentang merupakan salah sat jenis umbi-umbian yang bergizi.
Zat gizi yang terdapat didalam kentang yaitu karbohidrat, mineral, protein,
serta vitamin terutama C dan B1. Selain itu kentang juga mengandung lemak yang
relative kecil yaitu 1,0%-1,5% (Samadi, 2011).
Berdasarkan kandungn gizi dalam karbohidrat, maka perlu ditambahkan
beberapa bahan pangan untuk melengkapi gizi pada donat kentang. Serat dan
vitamin merupakan bagian terpenting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat dan vitamin tentu akan memberikan
efek yang sangat positif untuk tubuh karena akan menurunkan resiko penyakit
jantung, kolesterol, mencegah penyumbatan pembuluh darah, mencegah tumbuhnya
tumor, dan mencegah pertumbuhan sel kanker. Bahan makanan yang kaya akan serat
dan vitamin selain pada donat kentang salah satunya adalah puree kulit buah naga(waladi, vonny setiaries johan, 2015).
Upaya untuk memanfaatkan kulit buah naga merah diaplikasikan pada
pembuatan donat kentang, yaitu donat kentang puree kulit buah naga merah yang dimana kulit buah nag aini
dijadikan sebagai pewarna alami. Untuk pembuatan puree dari kulit buah naga ini sangat mudah dan tidak membutuhkan
waktu yang lama. Sehingga sangat diharapkan masyarakat dapat menerima hasil
produk olahan baru dari kulit buah naga merah sebagaimana bertujuan untuk
memanfaatkan linbah dari kulit buah naga merah yang masih dapat digunakan dan
sangat memiliki banyak mandaat dan kandungan gizi yang sangat baik untuk tubuh.
Diharapkan pula dengan penelitian ini masyarakat dapat mengetahui manfaat lebih
dari kulit buah naga merah sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kulit buah
naga merah dengan baik dan benar (Fitriani, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diteliti apakah terdapat
pengaruh dalam penambahan puree kulit
buah naga merah pada pembuahan donat kentang terhadap daya terima konsumen.
Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk: Menganalisis
bagaimana pengaruh penambahan puree kulit
buah naga sebagai pewarna alami dalam pembuatan donat kentang terhadap kualitas
fisik dan mutu sensoris.
Kualitas adalah kumpulan sifat-sifat atau karakteristik bahan atau
produk yang mencerminkan tingkat penerimaan konsumen terhadap bahan tersebut.
Kualitas fisik merupakan sifat fungsional dari bahan pangan atau komponennya
(Mamuaja, 2016). Menurut (Pudjiradaju, 2017) bahwa kualitas merupakan hal-hal
tertentu yang membedakan produk satu dengan yang lain. Dapat disimpulkan bahwa
kualitas adalah sifat atau karakteristik suatu bahan pangan atau produk yang
membedakan produk tersebut dengan produk lainnya yang dapat diukur dengan
menggunakan hukum atau teori fisika sehingga dapat di terima oleh konsumen.
Kualitas suatu produk akan menunjukan mutu yang baik pada produk tersebut.
Pada pembuatan donat kentang kualitas dapat dipengaruhi oleh bahan yang
digunakan. Kualitas donat kentang dapat di ukur melalui uji fisik. Penilaian
kualitas dari suatu produk dapat dilihat dengan melakukan uji sifat fisik. Uji
sifat fisik merupakan salah satu indikator penentu kualitas produk selain uji
sifat mutu sensori. Sifat fisik banyak digunakan untuk standarisasi umum karena
sifat-sifat fisik lebih cepat dan mudah diukur dibandingkan dengan sifat-sifat
kima, mikrobiologi dan fisiologi. Beberapa sifat fisik untuk pengawasan mutu
dapat diukur secara objektif dengan alat-alat sederhana. Sifat fisik umumnya
berlaku untuk semua produk. Bebrapa sifat mutu fisik yang berlaku pada hamper
semua komoditas, misalnya warna, bentuk, dan ukuran.
Uji fisik memiliki kelebihan seperti relevansi yang tinggi dengan mutu
produk, metode cukup mudah dan cepat dilakukan, serta hasil pengukuran dan
pengamatannya cepat di peroleh. Saat pengujian, instrument fisik atau alat
objektif harus selalu terkalibrasi agar menjamin keakuratan menggunakan
alat-alat dan kecermatan hasil alat yang sederhana.
METODE
Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian
Penelitian dalam pembuatan produk donat kentang dengan
penggunaan puree kulit buah naga
dilakukan di rumah peneliti dan di Lab. Pastry
Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Waktu pelaksanaan
penelitian ini pada bulan April 2022 hingga selesai. Subjek penelitian ini
adalah daya terima konsumen produk donat kentang penambahan puree kulit buah naga, yang dilakukan
pada panelis agak terlatih yaitu secara acak yaitu mahasiswa Program Studi Tata
Boga Universitas Negeri Jakarta.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan Sampel
Populasi dapat berartikumpulan subjek yang diteliti
karakteristiknya dalam suatu penelitian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
populasi terdiri dari seluruh data yang ingin diteliti karakteristiknya, Dimana
data yang akan diteliti harus mempunyai batasan yang jelas (Mahdiyah, 2016).
Populasi penelitian ini adalah donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai atau
karakteristiknya kita ukur. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil
dan digunakan sebagai bahan penelaahan, dengan harapan sampel tersebut dapat
mewakili terhadap populasinya (Mahdiyah, 2016). Sampel pada penelitian ini
adalah donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga sebanyak tiga varian dengan persentase 10%, 20%, dan 30%.
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak yaitu
dengan memberikan kode atau nomor kepada setiap sampel bersifat tertutup dan
hanya diketahui oleh peneliti. Peneleitian ini berguna untuk mengetaui pengaruh
penambahan puree kulit buah naga
sebagai pemanfaatan limbah dan pewarna alami terhadpa kualitas fisik dan daya
terima donat kentang dengan melakukan uji organoleptik dengan menggunakan skala
hedonic atau uji kesukaan. Panelis yang digunakan adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian
ini merupakan penilaian kualitas donat kentang yang pembuatannya dengan
menggunakan penambahan puree kulit buah naga. Penilaian ini diperoleh
melalui dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan melalui uji validasi kepada 5
panelis ahli yaitu dosen Program Studi Pendidikan Tata Boga, untuk tahap
berikutnya dilaksanakan uji organoleptic terhadap mutu sensoris kepada 45
panelis agak terlatih yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga
Universitas Negeri Jakarta. Uji mutu sensoris dinlai berdasarkan penilaian
konsumen terhadap beberapa aspek yang meliputi rasa manis, rasa kulit buah
naga, warna, tekstur, aroma kulit buah naga, pori-pori.
Setelah dilakukan
pengujian, hasil dari uji organoleptic dihitung dengan menggunakan metode uji
Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Tuckey�s apabila hasil pengujian pada
Kruskal-Wallis > Xtabel menyatakan bahwa terdapat pengaruh penambahan puree
kulit buah naga pada kualitas donat kentang.
Hasil Uji Validasi
Uji validasi
dilakukan oleh 5 panelis ahli yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan
Tata Boga Universitas Negeri Jakarta pada penelitian berupa donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah naga.
Aspek Rasa Manis
Hasil penilaia dan
validasi kategori aspek rasa manis pada donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga dengan perbedaan persentase yang dinilai oleh 5 orang
panelis ahli adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Rasa Manis
skala penilaian |
skor |
kode sampel |
|||||
195 |
162 |
605 |
|||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
||
Manis |
5 |
1 |
20 |
1 |
20 |
1 |
20 |
Agak manis |
4 |
4 |
80 |
3 |
60 |
4 |
80 |
Tidak manis |
3 |
- |
- |
1 |
20 |
- |
- |
Sangat tidak manis |
2 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Sangat manis |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
jumlah |
5 |
100 |
5 |
100 |
5 |
100 |
|
rata-rata |
4,2 |
4 |
4,2 |
Aspek Rasa Kulit Buah Naga
Hasil penilaian dan
validasi kategori aspek rasa kulit buah naga pada donat kentang penambahan puree
kulit buah naga dengan perbedaan persentase yang dinilai oleh 5 orang
panelis ahli adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Rasa Kulit Buah Naga
Skala Penilaian |
Skor |
Kode Sampel |
|||||
195 |
162 |
605 |
|||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
||
Sangat tidak
terasa kulit buah naga |
5 |
- |
- |
1 |
20 |
- |
- |
Tidak terasa
kulit buah naga |
4 |
4 |
80 |
3 |
60 |
3 |
60 |
Agak terasa kulit
buah naga |
3 |
- |
- |
1 |
1 |
1 |
20 |
Terasa kulit buah
naga |
2 |
1 |
20 |
- |
- |
- |
- |
Sangat terasa
kulit buah naga |
1 |
- |
- |
- |
- |
1 |
20 |
jumlah |
5 |
100 |
5 |
100 |
5 |
100 |
|
rata-rata |
3,6 |
4 |
3,2 |
Aspek Warna
Hasil penilaian dan
validasi kategori aspek warna pada donat kentang penambahan puree kulit
buah naga dengan perbedaan persentase yang dinilai oleh 5 orang panelis ahli
adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Warna
Skala Penilaian |
Skor |
Kode Sampel |
|||||
195 |
162 |
605 |
|||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
||
Merah muda terang |
5 |
- |
- |
1 |
20 |
- |
- |
Pink |
4 |
2 |
20 |
1 |
20 |
1 |
20 |
Merah muda |
3 |
3 |
60 |
1 |
20 |
2 |
40 |
Salmon |
2 |
- |
- |
1 |
20 |
2 |
40 |
Coral |
1 |
1 |
20 |
1 |
20 |
- |
- |
Jumlah |
5 |
100 |
5 |
100 |
5 |
100 |
|
Rata-rata |
3,6 |
3 |
2 |
Aspek aroma
Hasil penilaian dan
validasi kategori aspek aroma pada donat kentang penambahan puree kulit
buah naga dengan perbedaan persentase yang dinilai oleh 5 orang panelis ahli
adalah sebagai berikut:
Tabel 4 hasil Uji Validitas Aroma Kulit Buah Naga
Skala Penilaian |
Skor |
Kode Sampel |
|||||
195 |
162 |
605 |
|||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
||
Sangat tidak
beraroma kulit buah naga |
5 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Tidak beraroma
kulit buah naga |
4 |
4 |
80 |
4 |
80 |
4 |
80 |
Agak beraroma
kulit buah naga |
3 |
- |
- |
1 |
20 |
- |
- |
Beraroma kulit
buah naga |
2 |
1 |
20 |
- |
- |
1 |
20 |
Sangat tudak
beraroma kulit buah naga |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
5 |
100 |
5 |
100 |
5 |
100 |
|
Rata-rata |
3,6 |
3,8 |
3,6 |
Aspek Tekstur
Hasil penilaian dan
validasi kategori aspek tekstur pada donat kentang penambahan puree kulit
buah naga dengan perbedaan persentase yang dinilai oleh 5 orang panelis ahli
adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Tekstur
Skala Penilaian |
Skor |
Kode Sampel |
|||||
195 |
162 |
605 |
|||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
||
Lembut |
5 |
3 |
60 |
4 |
80 |
3 |
60 |
Sangat lembut |
4 |
1 |
20 |
- |
- |
- |
- |
Agak lembut |
3 |
1 |
20 |
1 |
20 |
1 |
20 |
Tidak lembut |
2 |
- |
- |
- |
- |
1 |
20 |
Sangat tidak lembut |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
5 |
100 |
5 |
100 |
5 |
100 |
|
Rata-rata |
4,4 |
4,6 |
4 |
Aspek Pori-pori
Hasil penilaian dan
validasi kategori aspek pori-pori pada donat kentang penambahan puree kulit
buah naga dengan perbedaan persentase yang dinilai oleh 5 orang panelis ahli
adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Pori-pori
Skala Penilaian |
Skor |
Kode Sampel |
|||||
195 |
162 |
605 |
|||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
||
Halus |
5 |
2 |
40 |
3 |
60 |
1 |
20 |
Sangat halus |
4 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Agak halus |
3 |
2 |
40 |
- |
- |
1 |
20 |
Tidak halus |
2 |
1 |
20 |
2 |
40 |
3 |
60 |
Sangat tidak halus |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
5 |
100 |
5 |
100 |
5 |
100 |
|
Rata-rata |
3,6 |
3,8 |
2,8 |
Deskripsi hasil
validasi sebagai berikut :
1.
Aspek rasa
manis :
Skor rata-rata tertinggi donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebanyak 10% yaitu 4,2, lalu donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga 20% yaitu 4,0, dan donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga 25% mendapat 4,2 artinya penilaian produk untuk rasa manis
berkisar agak manis, sehingga produk layak untuk dilanjutkan.
2.
Aspek rasa
kulit buah naga : Skor rata-rata tertinggi donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebanyak 10% yaitu 3,6, lalu donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga 20% yaitu 4, dan donat kentang dengan penambahan pureekulit
buah naga sebanyak 25% sebanyak 3,2 artinya penilaian produk untuk rasa kulit
buah naga berkisar antara agak terasa kulit buah naga hingga tidak terasa kulit
buah naga, sehingga produk layak untuk dilanjutkan.
3.
Aspek
warna :
Skor rata-rata tertinggi donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 10% yaitu 3,6, lalu donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 20% yiatu 3, dan donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 25% sebesar 2. Artinya, penilaian produk untuk warna berkisar antara
pink, merah muda dan salmon, sehingga produk layak untuk dilanjutkan.
4.
Aspek
aroma kulit buah naga : Skor rata-rata tertinggi donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 10% yaitu 3,6, lalu donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 20% yaitu 3,8, dan donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 25% sebesar 3,6 artinya penilaian produk untuk aroma kulit buah naga
berkisar tidak beraroma kulit buah naga, sehingga produk layak untuk
dilanjutkan.
5.
Aspek
tekstur :
Skor rata-rata tertinggi donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 10% yaitu 4,4, lalu donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 20% yaitu 4,6, dan donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 25% yaitu 4 artinya penilaian produk untuk tekstur berkisar antara
lembut hingga sangat lembut, sehingga produk layak untuk dilanjutkan.
6.
Aspek
pori-pori :
Skor rata-rata tertinggi donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 10% yaitu 3,6, lalu donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 20% yaitu 3,8, dan donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga 25% sebesar 2,8 artinya penilaian produk untuk pori-pori berkisar
antara agak halus hingga sangat halus, sehingga produk layak untuk dilanjutkan.
Hasil Uji Organoleptik
Berikut adalah hasil dari uji organoleptic yang dilakukan oleh 15 orang
panelis pada tiap perlakuan berbeda berdasarkan aspek yang diuji.
Aspek Rasa Manis
Tabel 7 Hasil Uji Organoleptik Rasa Manis
|
|
|
|
Kode Sampel |
|
|
|
Skala Penilaian |
Skor |
����������� |
10%��� |
|
20%��� |
|
25%��� |
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
Manis |
5 |
4 |
26,6667 |
2 |
13,3333 |
1 |
6,66667 |
Agak manis |
4 |
9 |
60 |
9 |
60 |
8 |
53,3333 |
Tidak manis |
3 |
1 |
6,66667 |
4 |
26,6667 |
5 |
33,3333 |
Sangat tidak manis |
2 |
1 |
6,66667 |
- |
- |
1 |
6,66667 |
Sangat manis |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
|
15 |
100 |
15 |
100 |
15 |
100 |
Rata-rata |
|
|
3,75 |
|
5 |
|
3,75 |
a. Deskriptif
Berdasarkan hasil penilaian aspek rasa manis dari 15 orang panelis agak
terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
sebesar 10% diperoleh hasil sebanyak 4 panelis (26,6%) memberikan penilaian 5,
9 panelis
(60%) memberikan penilaian 4, 1 panelis (6,6) memberikan penilaian 3,
dan 1 panelis (6,6) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata pada persentase ini
adalah 3,75 dengan kategori rasa manis, agak manis.
Berdasarkan hasil penilaian aspek rasa manis dari 15 orang panelis agak
terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
sebesar 20% diperoleh hasil sebanyak 2 panelis (13,3%) memberikan penilaian 5,
9 panelis
(60%) memberikan penilaian 4, dan 4 panelis (26,6%) memberikan nilai 3.
Nilai rata-rata pada persentase ini adalah 5 dengan kategori rasa manis, manis.
Berdasarkan hasil penilaian pada aspek rasa manis dari 15 orang panelis
agak terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
sebesar 25% diperoleh hasil sebanyak 1 panelis (6,6%) memberikan penilaian 5, 8
panelis
(53,3%) memberikan penilaian 4, 5 panelis (33,3%) memberikan penilaian
3, dan 1 panelis (6,6%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata pada persentase
ini adalah 3,75, dengan kategori rasa manis, agak manis.
b. Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pada aspek rasa manis dengan menggunakan Uji
Kruskal-Wallis diperoleh Xhitung = 2,85 pada taraf signifikan α= 0,05,
sedangkan Xtabel pada derajat kepercayaan (df) 3-1=2 adalah 5,99. Karena
Xhitung < Xtabelm aka H0 diterima.
Kesimulan dari hipotesis diatas adalah tidak dapat pengaruh penambahan puree
kulit buah naga terhadap kualitas donat kentang pada aspek rasa manis.
Aspek Rasa Kulit Buah Naga
Tabel 8 Hasil Uji Organoleptik Rasa Kulit Buah Naga
|
|
|
Penambahan Puree Kulit
Buah Naga |
||||
Skala Penilaian |
Skor |
|
��� 10% |
|
20%��� |
|
25%��� |
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
Sangat tidak terasa kulit buah naga |
5 |
2 |
13,33333 |
3 |
20 |
2 |
13,33333 |
Tidak terasa kulit buah naga |
4 |
8 |
53,33333 |
6 |
40 |
10 |
66,66667 |
Agak terasa kulit buah naga |
3 |
4 |
26,66667 |
5 |
33,33333 |
2 |
13,33333 |
Terasa kulit buah naga |
2 |
1 |
6,666667 |
1 |
6,666667 |
1 |
6,666667 |
Sangat terasa kulit buah naga |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
|
15 |
100 |
15 |
100 |
15 |
100 |
Rata-rata |
|
|
3,75 |
|
3,75 |
|
3,75 |
a. Deskriptif
Berdasarkan hasil penilaian aspek rasa kulit buah naga dari 15 orang
panelis agak terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebesari 10% diperoleh sebanyak 2 panelis (13,3%) memberikan
penilaian 5, 8
panelis (53,3%) memberikan penilaian 4, 4 panelis (26,6%) memberikan
penilaian
3, 1 panelis (6,6%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata pada
pesntase ini adalah 3,75, dengan kategori tidak terasa kulit buah naga.
Berdasarkan hasil penilaian aspek rasa kulit buah naga dari 15 orang
panelis agak terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebesar 20% diperoleh sebanyak 3 panelis (20%) memberikan penilaian
5, 6 panelis (40%)
membeikan penilaian
4, 5 panelis (33,3%) memberikan penilaian 3, 1 panelis (6,6%) memberikan
penilaian 2. Nilai rata-rata pada persentase ini adalah 3,75, dengan kategori
tidak terasa kulit buah naga.
Berdasarkan hasil penilaian aspek rasa kulit buah naga dari 15 orang
panelis agak terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebesar 25% diperoleh 2 panelis (13,3%) memberikan penilaian 5, 10
panelis (66,6%)
memberikan penilaian 4, 2 panelis (13,3%) memberikan penilaian 3, 1
panelis (6,6%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata pada persentase ini
adalah 3,75, dengan kategori tidak terasa kulit buah naga.
b. Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pada aspek rasa manis dengan menggunakan Uji
Kruskal-Wallis diperoleh Xhitung = 0,33 pada taraf signifikan α= 0,05,
sedangkan Xtabel pada derajat kepercayaan (df) 3-1=2 adalah 5,99. Karena
Xhitung < Xtabelm aka H0 diterima.
Kesimulan dari hipotesis diatas adalah tidak
dapat pengaruh penambahan puree
kulit buah naga terhadap kualitas donat
kentang pada aspek rasa kulit buah naga.
Aspek Warna
Tabel 9 Hasil Uji Organoleptik Warna
|
|
|
Penambahan Puree Kulit
Buah Naga |
||||
Skala Penilaian |
Skor |
|
10% |
|
20% |
|
25% |
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
Merah muda terang |
5 |
1 |
6,66667 |
2 |
13,3333 |
- |
- |
Pink |
4 |
3 |
20 |
- |
- |
2 |
13,3333 |
Merah muda |
3 |
5 |
33,3333 |
1 |
6,66667 |
2 |
13,3333 |
Salmon |
2 |
6 |
40 |
12 |
80 |
9 |
60 |
Coral |
1 |
- |
- |
- |
- |
2 |
13,3333 |
Jumlah |
|
15 |
100 |
15 |
100 |
15 |
100 |
Rata-rata |
|
|
3,75 |
|
5 |
|
3,75 |
a. Deskriptif
Berdasarkan hasil
penilaian aspek warna dari 15 orang panelis agak terlatih pada donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah naga sebesar 10% diperoleh 1 panelis
(6,6%) memberikan penilaian 5, 3 panelis (20%) memberikan
penilaian 4, 5 panelis (33,3%) memberikan penilaian 3, dan 6 panelis
(40%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase yang dibeikan pada
penilaian ini adalah 3,75 dengan kategori warna, pink.
Berdasarkan hasil penilaian aspek warna dari 15 orang panelis agak
terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
sebesar 20% diperoleh 2 panelis (13,3%) memberikan penilaian 5, 1 panelis
(6,6%) memberikan
penilaian 3, 12 panelis (80%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata
persentase yang diberikan pada penilaian ini adalah 5 dengan kategori warna,
merah muda terang .
Berdasarkan hasil penilaian aspek warna dari 15 orang panelis agak
terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
sebesar 25% diperoleh� 2� panelis�
(13,3%)� memberikan� penilaian�
4,� 2� panelis�
(13,3%)
memberikan penilaian 3, 9 panelis (60%) memberikan penilaian 2, dan 2
panelis (13,3%) memberikan penilaian 1. Nilai rata-rata persentase yang
diberikan pada penilaian ini adalah 3,75 dengan kategori warna, pink.
b. Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pada aspek warna dengan menggunakan Uji
Kruskal- Wallis diperoleh Xhitung = 4,01 pada taraf signifikan α= 0,05,
sedangkan Xtabel pada derajat kepercayaan (df) 3-1=2 adalah 5,99. Karena
Xhitung < Xtabelm aka H0 diterima.
Kesimulan dari hipotesis diatas adalah tidak dapat pengaruh penambahan puree
kulit buah naga terhadap kualitas donat
kentang pada aspek warna Aspek Aroma
Tabel 10 Hasil Uji Organoleptik Aroma
|
|
Penambahan Puree Kulit
Buah Naga |
|||||
Skala Penilaian |
Skor |
|
��� 10% |
|
20%��� |
|
25%��� |
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
Sangat tidak beraroma kulit buah naga |
5 |
3 |
20 |
1 |
6,66667 |
1 |
6,66667 |
Tidak beraroma kulit buah naga |
4 |
7 |
46,66667 |
5 |
33,3333 |
5 |
33,3333 |
Agak beraroma kulit buah naga |
3 |
4 |
26,66667 |
6 |
40 |
8 |
53,3333 |
Beraroma kulit buah naga |
2 |
1 |
6,666667 |
3 |
20 |
1 |
6,66667 |
Sangat tudak beraroma kulit buah naga |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
|
15 |
100 |
15 |
100 |
15 |
100 |
Rata-rata |
|
|
3,75 |
|
3,75 |
|
3,75 |
a. Deskriptif
Berdasarkan hasil penilaian aspek aroma kulit buah naga dari 15 orang
panelis agak terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebesar 10% diperoleh 3 panelis (20%) memberikan penilaian 5, 7
panelis (46,6%)
memberikan penilaian 4, 4 panelis (26,6%) memberikan penilaian 3, dan 1
panelis (6,6%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase yang
diberikan pada pnilaian ini adalah 3,75 dengan kategori aspek aroma tidak
beraroma kulit buah naga.
Berdasarkan hasil penilaian aspek aroma kulit buah naga dari 15 orang
panelis agak terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebesar 20% diperoleh 1 panelis (6,6%) memberikan penilaian 5, 5
panelis (33,3%)
memberikan penilaian 4, 6 panelis (60%) memberikan penilaian 3, dan 3
panelis (20%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase yang diberikan
pada pnilaian ini adalah 3,75 dengan kategori aspek aroma tidak beraroma kulit
buah naga.
Berdasarkan hasil penilaian aspek aroma kulit buah naga dari 15 orang
panelis agak terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebesar 25% diperoleh 1 panelis (6,6%) memberikan penilaian 5, 5
panelis (33,3%)
memberikan
penilaian 4, 8 panelis (53,3%) memberikan penilaian 3, dan 1 panelis (6,6%)
memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase yang diberikan pada
penilaian ini adalah 3,75 dengan kategori aspek aroma tidak beraroma kulit buah
naga.
b. Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pada aspek aroma dengan menggunakan Uji
Kruskal- Wallis diperoleh Xhitung = 2,86 pada taraf signifikan α=0,05,
sedangkan Xtabel pada derajat kepercayaan (df) 3-1=2 adalah 5,99. Karena
Xhitung < Xtabelm aka H0 diterima.
Kesimulan dari hipotesis diatas adalah tidak dapat pengaruh penambahan puree
kulit buah naga terhadap kualitas donat kentang pada aspek aroma
Aspek Tekstur
Tabel 11 Hasil Uji Organoleptik Tekstur
|
|
|
Penambahan Puree Kulit
Buah Naga |
||||
Skala penilaian |
Skor |
|
��� 10% |
|
20%��� |
|
25%��� |
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
Lembut |
5 |
7 |
46,6667 |
9 |
60 |
8 |
53,3333 |
Sangat lembut |
4 |
3 |
20 |
2 |
13,3333 |
2 |
13,3333 |
Agak lembut |
3 |
4 |
26,6667 |
3 |
20 |
5 |
33,3333 |
Tidak lembut |
2 |
1 |
6,66667 |
1 |
6,66667 |
- |
- |
Sangat tidak lembut |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
|
15 |
100 |
15 |
100 |
15 |
100 |
Rata-rata |
|
|
3,75 |
|
3,75 |
|
5 |
a. Deskriptif
Berdasarkan hasil penilaian aspek tekstur dari 15 orang panelis agak
terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
sebesar 10% diperoleh 7 panelis (46,6%) memberikan penilaian 5, 3 panelis (20%)
memberikan
penilaian 4, 4 panelis (26,6%) memberikan penilaian 3, 1 panelis (6,6%)
memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase yang diberikan pada
penilaian ini adalah 3,75 dengan kategori tekstur, sangat lembut.
Berdasarkan hasil
penilaian aspek tekstur dari 15 orang panelis agak terlatih pada donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah naga sebesar 20% diperoleh 9 panelis
(60%) memberikan penilaian 5, 2 panelis (13,3%) memberikan penilaian 4, 3
panelis (20%) memberikan penilaian 3, 1 panelis (6,6%) memberikan penilaian 2.
Nilai rata-rata persentase yang diberikan pada penilaian ini adalah 3,75 dengan
kategori sanat lembut.
Bedasarkan hasil penilaian aspek tekstur dari 15 orang panelis agak
terlatih pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
sebesar 25% diperoleh� 8� panelis�
(53,3%)� memberikan� penilaian�
5,� 2� panelis�
(13,3%)
memberikan penilaian 4, 5 panelis (33,3%) memberikan penilaian 3. Nilai
rata-rata persentase yang diberikan pada penilaian ini adalah 5 dengan kategori
lembut.
b. Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pada aspek tekstur dengan menggunakan Uji
Kruskal-Wallis diperoleh Xhitung = 0,31 pada taraf signifikan α=0,05,
sedangkan Xtabel pada derajat kepercayaan (df) 3-1=2 adalah 5,99. Karena
Xhitung < Xtabelm aka H0 diterima.
Kesimulan dari hipotesis diatas adalah tidak dapat pengaruh penambahan puree
kulit buah naga terhadap kualitas donat kentang pada aspek tekstur
Aspek Pori-pori
Tabel 12 Hasil Uji Organoleptik Pori
|
|
|
Penambahan Puree Kulit
Buah Naga |
||||
Skala penilaian |
Skor |
|
��� 10% |
|
20%��� |
|
25%��� |
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
Halus |
5 |
9 |
60 |
5 |
33,3333 |
6 |
40 |
Sangat halus |
4 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Agak halus |
3 |
5 |
33,3333 |
8 |
53,3333 |
7 |
46,6667 |
Tidak halus |
2 |
1 |
6,66667 |
2 |
13,3333 |
2 |
13,3333 |
Sangat tidak halus |
1 |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
|
15 |
100 |
15 |
100 |
15 |
100 |
Rata-rata |
|
|
5 |
|
5 |
|
5 |
a. Deskriptif
Bedasarkan hasil
penilaian aspek pori dari 15 panelis agak terlatih pada donat kentang dengan
penambahan puree kulit buah naga sebesar 10% diperoleh 9 panelis (60%)
memberikan penilaian 5, 5 panelis (33,3%) memberikan penilaian 3, 1 panelis
(6,6%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase yang diberikan pada
penilaian ini adalah 5 dengan kategori halus.
Bedasarkan hasil penilaian aspek pori dari 15 panelis agak terlatih
pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga sebesar 20%
diperoleh 5 panelis (33,3%) memberikan penilaian 5, 8 panelis (53,3%)
memberikan penilaian
3, 2 panelis (13,3%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase
yang diberikan pada penilaian ini adalah 5 dengan kategori halus.
Bedasarkan hasil penilaian aspek pori dari 15 panelis agak terlatih
pada donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga sebesar 25%
diperoleh 6 panelis (40%) memberikan penilaian 5, 7 panelis (46,6%) memberikan
penilaian 3,
2 panelis (13,3%) memberikan penilaian 2. Nilai rata-rata persentase
yang diberikan pada penilaian ini adalah 5 dengan kategori halus.
b. Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pada aspek pori-pori dengan menggunakan Uji
Kruskal-Wallis diperoleh Xhitung 1,83 pada taraf signifikan α=0,05,
sedangkan Xtabel pada derajat kepercayaan (df) 3-1=2 adalah 5,99. Karena
Xhitung < Xtabelm aka H0 diterima.
Kesimulan dari hipotesis diatas adalah tidak dapat pengaruh penambahan puree
kulit buah naga terhadap kualitas donat kentang pada aspek pori-pori
Hasil Uji Fisik
Uji kualitas fisik dilakukan dengan mengukur daya kembang pada donat
kentang dengan penambahan puree kulit buah naga. Aspek yang dinilai pada
uji kualitas fisik dapat dilihat pada tabel berikut
Kembang
Berdasarkan hasil pengujian uji fisik daya kembang pada donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah naga dengan persentase 10%, 20%, 25%
dengan ulangan sebanyak 3 kali, didapatkan data sebagai berikut
Tabel 13 Uji Fisik Daya Kembang Donat Sebelum
Digoreng
Aspek Penilaian |
|
Donat Kentang |
|
|
|
|
Ulangan |
Kontrol |
10% |
20% |
25% |
Daya Kembang
(Sebelum Digoreng) |
1 |
7 |
7,5 |
7 |
7 |
2 |
7 |
7,5 |
7 |
7 |
|
|
3 |
7 |
7,5 |
7 |
7 |
Jumlah |
|
21 |
22,5 |
21 |
21 |
Mean |
|
7 |
7,5 |
7 |
7 |
Table 14 Uji Fisik Daya Kembang Adonan Setelah
Digoreng
Aspek Penilaian |
|
Donat Kentang |
|
|
|
|
Ulangan |
kontrol |
10% |
20% |
25% |
Daya Kembang
(Setelah Digoreng) |
1 |
7,50 |
8,00 |
7,50 |
8,00 |
2 |
7,50 |
8,00 |
7,50 |
8,00 |
|
|
3 |
7,50 |
8,00 |
7,50 |
8,00 |
Jumlah |
|
22,50 |
24,00 |
22,50 |
24,00 |
Mean |
|
7,50 |
8,00 |
7,50 |
8,00 |
Data diatas kemudian diolah menggunakan rumus sebagai berikut, untuk
mngetahui persentase daya kembang donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga:
Keterangan :
A : Lebar adonan sebelum digoreng
B : Lebar adonan setelah digoreng
Didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 15 Hasil Hitung Uji Daya Kembang
Aspek Penilaian |
Daya Kembang Sesudah
Digoreng (%) |
||||
|
Ulangan |
Kontrol |
10% |
20% |
25% |
Daya Kembang |
1��������� |
7,14���� |
6,66���� |
7,14���� |
6,66 |
2 |
7,14 |
6,66 |
7,14 |
6,66 |
|
|
3 |
7,14 |
6,66 |
7,14 |
6,66 |
Jumlah |
|
21,42 |
19,98 |
21,42 |
19,98 |
Mean |
|
7,14 |
6,66 |
7,14 |
6,66 |
Rata-rata persentase daya kembang donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga dengan ulangan sebanyak 3 kali antara 6,66% - 7,14%.
Persentase tertinggi yaitu pada perlakuan 2 (20%) dan persentase terendah yaitu
pada perlakuan (10% dan 25%)
Gambar 1
Grafik Nilai Rata-rata Uji Fisik Daya Kembang
Hasil perhitungan Anova single factor untuk uji fisik daa
kembang adalah sebagai berikut:
Aspek Pengujian |
F |
F Crit |
Kesimpulan |
Daya Kembang |
65535 |
5,143253 |
F > F Crit, maka terdapat perbedaan yang nyata |
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan pada donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah naga dengan persentase 10%, 20%, 25%
baik pada uji fisik maupun uji organoleptic.
Hasil Penelitian Uji Organoleptik
Hasil uji organoleptic pada aspek rasa manis donat kentang dengan
penambahan puree kulit buah naga persentase 10%, 20%, 25% tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penilaian rata-rata terendah 3,75 (agak
manis) untuk persentase 10% dan 25%, dan penilaian tertinggi 5 (manis) untuk
persentase 20%. Donat kentang menggunakan gula dengan jumlah yang tidak cukup
banyak, sehingga donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga
ini terasa manis. Rasa donat yang paling disukai adalah manis (Sari &
Achmadi, 2021).
Hasil uji organoleptic pada aspek rasa kulit buah naga pada donat
kentang dengan penambahan puree kulit buah naga dengan persentase 10%,
20%, 25% tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penilaian rata-rata pada
3,75 (tidak terasa kulit buah naga) untuk persentase 10%, 20%, 25%. Donat
kentang dengan penambahan puree kulit buah naga yang jumlahnya
berbeda-beda, tidak membuat donat kentang terasa kulit buah naga (Mukhlis et
al., 2018).
Hasil uji organoleptic pada aspek warna pada donat kentang dengan
penambahan puree kulit buah naga dengan persentase 10%, 20%, 25% tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penilaian rata-rata terendah pada 3,75
(pink) untuk persentase 10% dan 25%, dan penilaian tertinggi pada 5 (merah muda
terang) untuk persentase 20%. Donat kentang dengan menggunakan penambahan
jumlah persentase puree kulit buah naga yang berbeda membuat donat
kentang memiliki perbedaan warna yang tidak terlalu signifikan, dan warna yang
paling banyak disukai adalah pink (Arnita & Faridah, 2018).
Hasil uji organoleptic pada aspek tekstur pada donat kentang dengan
penambahan puree kulit buah naga dengan persentase 10%, 20%, 25% tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penilaian rata-rata terendah pada 3,75
(sangat lembut) untuk persentase 10% dan 20%, dan penilaian rata-rata tertinggi
pada 5 (lembut) untuk persentase 25%.
Hasil uji organoleptic pada aspek aroma pada donat kentang dengan
penambahan puree kulit buah naga dengan persentase 10%, 20%, 25% tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penilaian rata-rata pada 3,75 (tidak
beraroma kulit buah naga) untuk persentase 10%, 20%, 25% (Arnita & Faridah,
2018).
Hasil uji organoleptic pada aspek pori-pori pada donat kentang dengan
penambahan puree kulit buah naga dengan persentase 10%, 20%, 25% tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penilaian rata-rata pada 5 (halus) unuk
persentase 10%, 20%, 25% (Astuti et al., 2021).
Hasil Penelitian Uji Fisik
Uji fisik daya kembang dilakukan dengan ulangan sebanyak 3 kali. Hasil
uji Anova pada daya kembang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada daya
kembang donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga. Daya
kembang merupakan kemampuan cake / patry / bakery untuk mengalami
penambahan ukuran setelah dilakukan prosespemanggangan. Pengembangan terjadi
sebagai hasil dari reaksi yang berurutan. Dimulai dari pengaru panas terhadap
udara yang terjebak dalam struktur gluten yang elastis, hingga sel udara mengembang
dengan sendirinya, dan mengakibatkan volume yang bertambah (Fadillah et
al., 2022).
Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada uji organoleptic masih
terdapat nilai untuk beberapa aspek donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga yang belum memenuhi standar. Donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga sebesar 25% masih menghasilkan warna yang tidak sesuai.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang
donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga persentasi 10%, 20%, 25% menunjukkan bahwa hasil uji kualitas fisik
yaitu terdapat pengaruh pada aspek daya kembang.
Pada kualitas organoleptic untuk aspek warna memiliki
hasil penilaian yang masih sesuai standar. Warna yang konsisten dan sesuai
standar disebabkan oleh takaran puree kulit
buah naga yang di gunakan dan penggunaan suhu penggorengan yang akurat.
Aspek rasa manis yang dihasilkan oleh donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah
naga adalah manis. Rasa kulit buah naga dan aroma kulit buah naga pada donat
kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga yang dihasilkan adalah tidak berasa dan beraroma kulit buah naga.
Pada aspek tekstur dan pori-pori yang dihasilkan pada
donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga adalah memiliki tekstur dan pori-pori yang lembut.
Produk terbaik pada kualitas organoleptic untuk aspek
warna yaitu donat kentang dengan penambahan puree
kulit buah naga sebesar 20%, aspek rasa manis yaitu donat kentang dengan
penambahan puree kulit buah naga
sebesar 20%, aspek rasa kulit buah naga yaitu donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga sebesar 10%, 20%,
25% (setara), aspek aroma yaitu donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga yaitu 10%, 20%,
25% (setara), aspek tekstur yaitu donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga yaitu 25%, aspek
pori-pori yaitu donat kentang dengan penambahan puree kulit buah naga yaitu 10%, 20%, 25% (setara).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah donat kentang
dengan penambahan puree kulit buah
naga sebagai produk inovasi dari puree dinilai
berhasil karena mendapatkan penilaian yang baik. Peneliti merekomendasikan
donat kentang dengan penambahan puree kulit
buah naga sebesar 20% untuk dikembangkan agar dapat memanfaatkan dan
mengoptimalkan kulit buah naga sebagai bahan tambahan atau pengganti.
DAFTAR PUSTAKA
Adila, D. (2019). Pengembangan Donat Substitusi Tape Singkong
Untuk Meningkatkan Nilai Gizi. 1�23.
Adinda Putri, D., &
Sofia Murtini, E. (2017). Potensi Edamame Sebagai Pengganti Kuning Telur Dalam
Pembuatan Donat Mengandung Kentang. In Jurnal
Teknologi Dan Industri Pangan (Vol. 28, Issue 2, Pp. 102�110). Https://Doi.Org/10.6066/Jtip.2017.28.2.102
Arnita, J., &
Faridah, A. (2018). Optimalisasi Formulasi Kue Putu Ayu Dari Tepung Kulit Buah
Naga Merah. Foodcitech, 1(2), 1�10. Https://Ejournal.Unitomo.Ac.Id/Index.Php/Foodscitech/Article/View/1348
Artanti, Cucu Cahyana
Dan Guspri Devi. (2015). Bahan Dan Fungsi
Bahan Dalam Pembuatan Roti. Unj.
Aryani, I., Malle, S.,
& Reta, R. (2022). Inovasi Pembuatan Fruit Leather Buah Jeruk Pamelo
(Citrus Maxima) Dengan Penambahan Kulit Buah Naga. Agrokompleks, 22(1),
24�33. Https://Doi.Org/10.51978/Japp.V22i1.377
Astuti, N., Handajani,
S., & Romadhoni, I. F. (2021). Pengaruh Proporsi Puree Edamame ( Glycin Max
( L ) Merrill ) Dan Terigu Terhadap Sifat Organoleptik. Jurnal Tata Boga, 10(1),
138�146.
Bakhtra, Dwi Dinni
Aulia, Rusdi, & Mardiah, A. (2016). Penetapan
Kadar Protein Dalam Telur Unggas Melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode
Kjeldahl. 8. Https://Doi.Org/10.1159/000301932
Bimo, B., Saptariana,
S., Rosidah, R., & Wahyuningsih, W. (2022). Eksperimen Pembuatan Chiffon
Cake Substitusi Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Pada
Kesukaan Masyarakat, Kandungan Vitamin C, Dan Flavonoid. Teknobuga: Jurnal Teknologi Busana Dan Boga, 10(2), 150�158. Https://Doi.Org/10.15294/Teknobuga.V10i2.37543
Citramukti, I. (2008).
No Title. Ekstraksi Dan Uji Kualitas
Pigmen Antosianin Pada Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricensis),
(Kajian Masa Simpan Buah Dan Penggunaan Jenis Pelarut.
Edwards, W. P. (2007). The Science Of Bakery Products. The
Royal Society Of Cemistry.
Elastri, A. (2015).
Pengaruh Substitusi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Kualitas Es Krim. Foodcitech.
Enjelina, W., Rilza, Y.
O., & Erda, Z. (2019). Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus Sp.) Untuk Memperpanjang Umur Simpan Mie Basah. Action:�������� Aceh��� Nutrition��������� Journal,���������� 4(1),���� 63. Https://Doi.Org/10.30867/Action.V4i1.162
Fadillah, F.,
Purwantoro, R., Hudaya, D. A., Utami, R., & Marlinda. (2022). Meningkatkan
Daya Kembang Pada Pembuatan Donat. Pertanian
& Industri Pangan, 1(2), 3�6.
Fitriani. (2017). Pengaruh Penambahan Puree Kulit Buah Naga
Merah ( Hylocereus Polyrhizus ) Pada Pembuatan Puding Terhadap Daya Terima
Konsumen.
Hatuwe, M. (2020). Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Bahan Baku Dalam Pembuatan Selai.
Hidayati, R. N.,
Cahyana, C., & Artanti, G. D. (2019). Pengaruh Berbagai Metode Pembuatan
Terhadap Kualitas Donat. Jurnal Sains
Boga, 2(2), 9.
Ide, P. (2010). Health Secret Of Mango. Elex Media
Komputindo.
Ingrath, W., Nugroho,
W. A., & Yulianingsih, R. (2015). Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit
Buah Naga Merah ( Hylocereus Costaricensis ) Sebagai Pewarna Alami Makanan
Dengan Menggunakan Microwave ( Kajian Waktu Pemanasan Dengan Microwave Dan
Penambahan Rasio Pelarut Aquades Dan Asam Sitrat ) Extraction Of A. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 3(3), 1�8.
Khastrifah, I. (2009). Telur Puyuh Dan Telur Ayam. Buana Cipta
Pustaka. Khulaida, A., Astuti, N., Sutiadiningsih, A., & Romadhoni, I. F.
(2021). Uji
Kesukaan� Dan�
Kandungan� Gizi� Donat�
Subtitusi� Pure� Biji�
Durian.
Ejournal.Unesa.Ac.Id, 10(1),
204�212.
Koswara,�������� I.��������� S.�������� (2009). Teknologi�������� Pengolahan����� Roti.
Https://Doi.Org/10.1002/Nadc.20164054487
Kristanto, D. (2009a). Buah Naga: Pembudidayaan Di Pot Dan Di Kebun.
Kristanto, D. (2009b).
No Title. Buah Naga : Pembudidayaan Di
Pot Dan Kebun. Lonika Simbolon, D. T., Timur Ina, P., & Kadek Diah
Puspawati, G. A. (2020).
Pengaruh Perbandingan
Terigu Dan Puree Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Terhadap Karakteristik
Donat. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan
(Itepa), 9(4), 400. Https://Doi.Org/10.24843/Itepa.2020.V09.I04.P05
Mahdiyah. (2016). Statistik Pendidikan. Pt. Remaja
Rosdakarya.
Mamuaja, C. F. (2016).
Pengawasan Mutu Dan Keamanan Pangan. In Unsrat
Press.
Marella Adhania
Dewanto, Warsito, H., & Alinea Dwi Elisanti. (2022). Kue Lumpur Substitusi
Tepung Kulit Buah Naga Merah Sebagai Makanan Selingan Mengandung Antioksidan. Jurnal Multidisiplin Madani, 2(10), 3817�3825. Https://Doi.Org/10.55927/Mudima.V2i10.1455
Maris, I., &
Radiansyah, M. R. (2021). Review Of Plant-Based Milk Utilization As A
Substitute For Animal Milk. Food Scientia
: Journal Of Food Science And Technology, 1(2), 103�116. Https://Doi.Org/10.33830/Fsj.V1i2.2064.2021
Mukhlis, H.,
Febriyanti, R., & Dara, W. (2018). Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Naga (
Hylocereus Polyrhizus ) Sebagai Pewarna Kue � Katen .� Seminar Nasional Pelestarian Lingkungan (Senpling), 572�578.
Murdijati Gardjito,
Retno Indrati, Zahra Yuniarti, H. K. H. (2019). Gastronomi Indonesia (Edisi Pert). Goobal Pustaka Utama
Nata, G. N. M., &
Yudiastra, P. P. (2020). Irt Donat Kentang Dusun Sampiang Gianyar. Widyabhakti �, 2(2), 69�75. Http://Widyabhakti.Stikom-
Bali.Ac.Id/Index.Php/Widyabhakti/Article/View/163
Olegario, G., Pereira,
S., Souza, V. Q. De, De, F. I. F., & Neto, R. F. (2005). ( Solanum Tuberosum L .) ( Solanum Tuberosum
L .). 0704018303, 98�103.
Prabowo, S. A. D. I.
(2020). Pengaruh Waktu Fermentasi Akhir (
Final Proofing ) Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik Japanese Milk Bread.
Pratama, R. A.,
Rismayanti, A. Y., & Nugraha, G. (2020). Pengaruh Konsentrasi K2so4 Dan
Waktu Aplikasi Terhadap Karakter Hasil Dan Komponen Hasil Benih Kentang G0
(Solanum Tuberosum L.) Kultivar Granola. Jagros
: Jurnal Agroteknologi Dan Sains (Journal Of Agrotechnology Science), 5(1), 314. Https://Doi.Org/10.52434/Jagros.V5i1.1104
Pudjiradaju, A. (2017).
Pengawasan Mutu Angan.
Rahayu, W. &, &
Nurosiyah, S. (2019). Evaluasi Sensori Dan Perkembangannya.
Evaluasi Sensori, 1�36.
Ridawati, Alsuhendra
Dan. (2008). Prinsip Analisis Zat Gizi
Dan Penilaian Organoleptik Bahan Makanan. Unj Press.
Rochmawati, N. (2019).
Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Tepung Untuk
Pembuatan Cookies. Jurnal Pangan Dan
Agroindustri, 7(3), 19�24. Https://Doi.Org/10.21776/Ub.Jpa.2019.007.03.3
Rudisalmon. (2018). Pengaruh Penambahan Nutrifikasi Pada
Pembuatan Kue Donat.
Rusiman. (2011). Potato Plant.
Samadi, B. (2011). No
Title. Kentang Dan Analisis Usaha Tani,
58.
Sanjaya, S., G. C. K
.Wp. Santoso., A. A. A. Dan Y. S. (2019). Pengendalian
Laju Korosi Tembaga Pada Media Korosi Larutan Nacl Dan Hcl Dengan Menggunakan
Tanin Daun Jambu Biji Sebagai Green Inhibitor. 18(2), 59�63.
Santoso, I. A. (2016). Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya
Bagi Kesehatan. Https://Doi.Org/10.1108/Eb050265
Sari, O. K., &
Achmadi, R. S. (2021). Memanfaatkan Sari Kulit Buah Naga Merah Sebagai Pewarna
Aalami Pada Kue Ku. Journal Of Culinary,
3(2), 1�9.
Subagjo, A. (2007). Manajemen Pengolahan Kue Dan Roti.
Susanti, E., Saragih,
B., & Yuliani, Y. (2022). Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dan Tepung
Jewawut (Setaria Italica L.) Terhadap Sifat Organoleptik, Sifat Fisik Dan
Karotenoid Donat Labu Kuning. Journal Of
Tropical Agrifood, 3(2), 79. Https://Doi.Org/10.35941/Jtaf.3.2.2021.5949.79-85
Syarbini, M. Husein.
(2013). A-Z Bakery. Metagraf.
Tri Ardilla. (2017). Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Merah
Terhadap Kualitas Kue Lapis Tapioka.
Udayana, I. G. B. (2011). Peran Agroindustri Dalam
Pembangunan Pertanian Edisi 44. Singhadwala: 3-8.
Usmandoyo, C. (2017). Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus).
Utami, D. Y., & Yustiawan, D. G. P. (2020).
Kenaikan Tarif Air Minum Dalam Standar Contract: Tinjauan Perlindungan
Konsumen. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 6(2), 60. Https://Doi.Org/10.23887/Jiis.V6i2.25669
Wahyuningtias, D. (2015). The Application Of Dragon
Fruit Peels As A Dye In Red Velvet Cake. Binus Business Review, 6(3), 375. Https://Doi.Org/10.21512/Bbr.V6i3.947
Waladi, Vonny Setiaries Johan, Faizah Hamzah. (2015).
Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Es
Krim. Jom Faperta Vol.2 No 1.
Z. Wulandari, & I. I. Arief. (2022). Review:
Tepung Telur Ayam: Nilai Gizi, Sifat Fungsional Dan Manfaat. Jurnal Ilmu
Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 10(2), 62�68.
Https://Doi.Org/10.29244/Jipthp.10.2.62-68