Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Olahan Daging Babi Nabas Di
Kota Kupang
Factors influencing
consumer purchasing intereset in processed nabas pork products in Kupang
City
1)* Bertolomeus E. Gae,
2)Ulrikus R. Lole, 3)Maria Yasinta Luruk, 4)Morin M. Sol�uf
1,2,3,4 Universitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia
*Email: 1) [email protected]
*Correspondence: 1) Bertolomeus E. Gae
DOI: 10.59141/comserva.v4i3.1369 |
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat Kota Kupang
untuk membeli produk olahan daging babi nabas. Dalam penelitian ini, teknik
pengambilan sampel purporsif digunakan dengan mempertimbangkan wilayah
penjualan yang memiliki jumlah pelanggan tertinggi. Secara tidak sengaja, 100
responden dipilih, dengan 20 responden contoh masing-masing wilayah penelitian. Data dikumpulkan
melalui metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan cara mengamati
perilaku konsumen secara langsung di lokasi penelitian. Wawancara dilakukan
secara langsung dan memberikan daftar pertanyaan kepada konsumen yang membeli
produk olahan daging babi nabas, dan disertakan dengan dokumentasi dengan
metode analisis yang dipakai adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh selera (X3), jarak (X4) dan alokasi
pendapatan (X6), sedangkan yang tidak berpengaruh adalah harga jual (X1),
jumlah pengunjung (X2) dan kebiasaan (X5) terhadap minat beli produk olahan
daging babi nabas di Kota Kupang. Oleh karena itu, disarankan kepada pelaku usaha
produk olahan daging babi nabas agar bisa mengembangkan usaha lebih baik dan
bisa memahami kebutuhan dari konsumen yang makin hari makin selektif. Kata kunci: daging babi, konsumen, minat beli,nabas, produk olahan |
ABSTRACT
A
research was conducted with the aim of knowing the factors that influence the
buying interest of processed pork products in Kupang
City. Technique sampling technique of this research is purporsif
sampling with consideration of the sales area with the most consumers and
carried out by accidental determination of respondents as many as 100
respondents consisting of 20 sample respondents per research area. of 20 sample
respondents per research area. Data collected through data collection methods
carried out by means of observation, interviews and documentation. Observation
is done by observing the behavior of behavior directly at the research
location. Interviews were conducted directly interviews are conducted directly
and provide a list of questions to consumers who buy processed pork products.
pork products, and included with documentation with the analysis method used is
multiple linear regression analysis. The analysis method used is multiple
linear regression analysis. The results of the analysis show that there is an influence
of taste (X3), distance (X4) and income allocation (X6), while those that have
no effect are selling price (X1), number of visitors (X2) and habit (X5) on the
purchase intention of processed pork products in Kupang
City Kupang. Therefore, it is recommended that the
business actors of processed pork products pork products in order to develop a beter business and be able to understand the neds of consumers who are increasingly selective. neds of consumers who are increasingly selective.
Keywords:
pork, consumer, purchase intention, nabas, processed products
PENDAHULUAN
Sangat penting bagi masyarakat untuk menyadari pentingnya memenuhi
kebutuhan pangan agar dapat meningkatkan asupan gizi yang dikonsumsi untuk
menunjang aktivitas sehari-hari (Naibaho & WIRA,
2018). Ternak menghasilkan
daging, susu, dan telur, tetapi masyarakat Kota Kupang sangat menyukai daging babi. Daging
babi adalah salah satu jenis kuliner
yang sangat diminati masyarakat
karena memiliki cita rasa yang khas dan harga pasar yang murah (Hurek
et al., 2021). Daging
babi juga menyumbang kalori yang berasal dari komponen protein, lemak, dan
karbohidrat dalam jumlah yang terbatas. Di sisi lain, mayoritas penduduk Kota Kupang adalah non-muslim, sehingga permintaan akan daging babi
serta produk olahannya sangat tinggi (Rasa
et al., 2023).
Data produksi daging babi di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NT) pada tahun
2018 sebanyak 2.563.068 kg, tahun
2019 sebanyak 2.791.181 kg, tahun
2020 sebanyak 4.417.905 kg, dan tahun
2021 sebanyak 4.895.110 kg (BPS Kota
Kupang, 2021). Berdasarkan
data produksi daging babi di Kota Kupang selama 4 tahun terakhir, dapat disimpulkan bahwa permintaan daging babi terus mengalami
peningkatan.
Salah satu jenis bisnis
yang berkembang di Kota Kupang
adalah bisnis olahan daging babi
nabas. Nabas adalah nasi babi spesial yang dijual di pinggir jalan dan hanya buka pada waktu malam karena malam
adalah waktu terbaik untuk bersantai dan menikmati produk olahan nabas setelah
beraktivitas sepanjang hari. Produk olahan
daging babi nabas yang dijual sangat bervariasi tergantung dari minat konsumen.
Jenis-jenis produk olahan daging babi
yang dijual berupa daging babi bakar,
sate babi, babi kecap, babi rica, sup babi, dan lain-lain. Konsumen dapat membeli produk
olahan daging babi dengan harga
terjangkau pada kisaran
Rp15.000−Rp30.000 per porsi.
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku
dan sikap konsumen sebelum mengonsumsi atau menggunakan suatu produk (Sari,
2020). Minat membeli merupakan komponen perilaku konsumen dalam sikap mengonsumsi, kecenderungan respon untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan (Andespa,
2017). Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan
dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu pelayanan jasa. Berdasarkan hal tersebut, analisis mengenai bagaimana proses minat dari dalam
diri konsumen sangat penting dilakukan. Minat beli konsumen menurut (Kotler & Keller, 2009) adalah sebuah perilaku konsumen di mana pelanggan ingin membeli atau
memilih suatu produk berdasarkan pengalaman mereka dalam memilih, menggunakan, dan mengonsumsi suatu produk atau
bahkan menginginkannya. Definisi minat beli menurut (Simamora
et al., 2020) adalah
sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap. Individu yang berminat terhadap suatu objek akan
memiliki kekuatan atau dorongan untuk mendapatkan objek tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk olahan daging
babi nabas di Kota Kupang.
METODE
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah
dilakukan di Kota Kupang dan berlangsung selama enam bulan dimulai dari penyusunan
rencana penelitian sampai pada pertanggung jawaban (skripsi). Pengambilan data
dilakukan selama satu bulan yakni pada bulan Mei 2023.
Metode
Penentuan Contoh
���� Metode penentuan contoh dilakukan dengan tahap two stage sampling. Tahap pertama dilakukan
penentuan wilayah penjualan secara purporsif sampling dengan pertimbangan wilayah penjualan
dengan konsumen terbanyak. Dalam penentuan wilayah penjualan, dari 51 kelurahan
yang ada di Kota Kupang diambil 5 kelurahan sebagai lokasi penelitian. Lookasi
penelitian yakni Kelurahan Liliba memiliki 5 tempat penjualan diambil 20 responden,
Kelurahan Oebobo memiliki 9 tempat
penjualan diambil 20 responden, Kelurahan Oebufu memiliki 7 tempat penjualan
diambil 20 responden, Kelurahan Kuanino memiliki 15 tempat penjualan diambil 20
responden dan Kelurahan Oesapa memilki 7 tempat penjualan diambil 20 responden.
Responden yang diambil terdiri dari kelompok umur, pendapatan konsumen, dan
status sosial. Kelompok umur yang dimaksud adalah anak-anak, remaja dan dewasa. Tahap kedua
dilakukan dengan metode accidental dengan cara penetuan responden, contoh secara
non proporsional sebanyak 100 orang responden terdiri dari 20 orang per satu
wilayah penelitian.
Jenis Data Penelitian
Berdasarkan sifatnya, jenis
data yang digunakan pada penelitian ini ialah data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif adalah data berupa angka atau statistik yang dapat diukur secara
obyektif dan rasional serta dapat dianalisis (biasanya akan dihitung jumlah
total, rata-rata, standar deviasi, dan koefisien variasi dari setiap variabel).
Misalnya: harga jual, jumlah pengunjung, jarak, kebiasaan, dan pendapatan. Data
kualitatif adalah suatu data yang tidak bisa diukur dengan angka. Data
kualitatif menghadirkan banyak interpretasi berbeda dan tidak benar-benar memiliki
kebenaran absolut. Data kualitatif berfungsi untuk menerjemahkan data mentah ke
dalam uraian dan penjelasan yang lebih mudah dipahami.
Berdasarkan sumbernya, jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu
data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan responden secara individual yaitu konsumen. Misalnya: nama, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, dan harga beli produk olahan nabas. Data sekunder adalah data yang didapatkan secara
tidak langsung bukan dari konsumen. Data sekunder dapat bersumber dari jurnal penelitian, buku-buku,
laporan-laporan, skripsi, internet, dan lain-lain terlebih dari instansi yang terkait.
Metode
Pengumpulan Data
���� Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara sedangkan pengumpulan data sekunder menggunakan dokumentasi. Observasi
dilakukan dengan mengamati secara langsung perilaku konsumen produk olahan daging babi nabas di Kota
Kupang. Wawancara dilakukan secara langsung dan memberikan
daftar pertanyaan kepada konsumen yang membeli produk olahan daging babi nabas, dan disertakan dengan
dokumentasi.
Metode
Analisis Data
����������� Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda
menurut Sugiyono (2003), merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih, yaitu
sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu variabel tak bebas. Pendekatan
ini dilakukan untuk mengestimasi besarnya hubungan variabel independent terhadap
variabel dependen sistem matematis yang digunakan sebagai berikut:
Y= b0 + b1X1 + b2X2
+����.b6X6
������������������ dimana:
����������� Y �������� = minat beli konsumen
����������� b0����������������� = intercept ( konstanta
)
����������������������� ����������� b1�.6��������� = koefisien regresi ke-1����6
����������� ����������� X1�.6������� = minat beli ke-1���..�6
Penelitian ini terdiri dari enam faktor yang diduga mempengaruhi minat
beli konsumen terhadap produk olahan daging babi nabas. Hubungan dari faktor-faktor tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Y = b0 +
b1x1 + b2x2 + b3x3 +
b4x4 + b5x5 + b6x6
dimana:
Y = minat beli konsumen
b0 =
konstanta
b1,b2,b3,b4,b5,b6
= koefisien regresi faktor-faktor yang diidentifikasikan
= harga jual
X2 = jumlah pengunjung
=
selera
=
jarak
X5 =
kebiasaan
X6
= alokasi pendapatan
Hubungan
yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli terhadap produk
olahan daging babi nabas maka dilakukan analisis varians regresi berganda. Nilai Fhitung diperoleh dengan
rumus: =
dimana:
KT regresi =
kuadrat tengah regresi
KT acak =
kuadrat tengah acak
Uji
F ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis:
:====b5=b6 = 0 :
Tidak ada pengaruh dari faktor-faktor yang diidentifikasi secara bersama-sama terhadap
minat beli.
Hi��������������������������� : Minimal ada
salah satu biartinya
ada pengaruh faktor-faktor yang diidentifikasi terhadap minat beli.
Kaidah
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis diatas adalah sebagai
berikut:
�(1,2) terima
(1,2) tolak
Selanjutnya koefisien determinasi berganda (R2) dapat diperoleh dengan
rumus:
�= �x 100%
dimana:
JK
regresi : jumlah kuadrat regresi
JK
acak : jumlah kuadrat acak
Analisis
selanjutnya adalah mengalami peubah/variabel mana yang lebih berpengaruh terhadap
minat beli dilakukan pengujian koefisien regresi parsial dengan rumus:
�=
dimana:
:
Koefisien regresi bi dimana i =
1,2,3�.n
:
simpangan baku koefisen regresi ke-i
Uji
t ini digunakan untuk menguji hipotesis:
�: =
0, tidak ada pengaruh faktor tersebut terhadap minat beli.
:
bi,
artinya ada pengaruh faktor tersebut terhadap minat beli.
Kaidah pengambilan keputusan yaitu:
Jika,(), terima
Jika,),
tolak
Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak computer program SPSS 25.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Konsumen
Profil konsumen dalam penelitian ini
meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga.
Profil konsumen produk olahan daging babi nabas di Kota Kupang dapat dilihat
pada Tabel 1.
Usia
Usia merupakan salah satu karakter internal
dari individu yang ikut mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk olahan
daging babi nabas di Kota Kupang. Usia responden dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi dua kategori: usia 12-25 tahun dan 26-45 tahun.
Tabel 1. Klasifikasi Usia
Konsumen Produk Olahan Daging Babi Nabas di Kota Kupang
No |
Klasifikasi Usia |
Jumlah (Org) |
Persentase (%) |
1 2 |
Usia remaja
(12-25 tahun) Usia dewasa
(26-45 tahun) Total |
55 45 100 |
55 45 100 |
Sumber: Data primer 2023 (diolah)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa usia remaja sebanyak 55% konsumen berusia antara 12−25 tahun dan sebanyak 45% konsumen produk olahan nabas
di Kota Kupang berusia antara 26−45 tahun. Dengan demikian maka konsumen yang berusia remaja dan demasa memiliki minat dan kemampuan untuk membeli yang baik. Hasil ini didukung oleh penelitian (Rizki & Wijaya, 2022) bahwa konsumen pada
rentan usia remaja dan diatas remaja, memiliki kemampuan bayar (membeli) yang baik.
Jenis Kelamin
Informasi mengenai jenis
kelamin diperoleh dari hasil penelitian mengenai identitas konsumen produk olahan daging babi
nabas.
Tabel 2. Distribusi konsumen berdasarkan jenis
kelamin
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah (Org) |
Persentase (%) |
1 2 |
Laki-laki Perempuan Total |
57 43 100 |
57 43 100 |
Sumber: Data primer 2023 (diolah)
Salah satu karakteristik yang memengaruhi keputusan
untuk membeli atau mengonsumsi produk olahan daging babi nabas adalah jenis kelaminnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57% konsumen berjenis kelamin laki-laki dan
43% konsumen lainnya berjenis kelamin perempuan. Disimpulkan bahwa tingkat kesukaan
terhadap produk daging babi nabas lebih diminati oleh kaum laki-laki. Hal ini
juga disebabkan oleh perempuan lebih memilih membeli produk olahan daging babi
nabas hanya sampai pukul 11.00 malam sedangkan laki-laki bisa membeli produk
olahan daging babi nabas sampai waktu dini hari, karena laki-laki cenderung lebih
merasa aman dibandingkan perempuan.
Pendidikan
Pengetahuan sangat penting untuk dijadikan sebagai
bekal bagi setiap orang dalam mengambil suatu keputusan. Pendidikan berperan penting
dalam kehidupan manusia terutama dalam proses berpikir dan mengambil suatu
tindakan yang baik dan benar. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka
semakin baik pula pola pikir dan tingkah lakunya. Untuk mengetahui tingkat pendidikan
dari konsumen dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat pendidikan dari konsumen
nabas di Kota Kupang
No |
Tingkat Pendidikan |
Jumlah (Org) |
Persentase (%) |
1 2 |
SMA PT Total Total |
29 71 100 |
29 71 100 |
Sumber: Data primer 2023 (diolah)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) adalah sebanyak 29% konsunen, dan sebanyak 71% konsumen
adalah berpendidikan Perguruan Tinggi (PT). Tingkat pendidikan konsumen yang
ada di Kota Kupang dapat disimpulkan sangat baik karena didominasi oleh lulusan
(SMA dan PT). Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang tinggal di Kota Kupang
sudah sangat peduli terhadap pendidikan.
Pekerjaan
Pekerjaan sangat mempengaruhi seseorang
dalam menggunakan produk barang atau jasa yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
dengan besarnya penghasilan yang didapatkan setiap hari atau setiap bulan. Semakin
baik tingkat pekerjaan dari konsumen, maka kecenderungan untuk membeli atau mengkonsumsi
produk olahan daging babi nabas akan semakin tinggi. Untuk mengetahui tingkat pekerjaan
dari konsumen dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi jenis pekerjaan konsumen
No |
Pekerjaan |
Jumlah (Org) |
Persentase (%) |
1 2 3 4 |
PNS Pegawai swasta Wiraswasta Pelajar Total |
14 22 21 43 100 |
14 22 21 43 100 |
Sumber: Data primer 2023 (diolah)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 43% konsumen produk olahan daging
babi nabas di Kota Kupang adalah pelajar,
sebanyak 21% konsumen bekerja sebagai wiraswasta, 22% pegawai swasta dan 14% pegawai negeri sipil (PNS). Dapat disimpulkan bahwa peminat paling banyak produk olahan daging
babi nabas adalah kalangan pelajar dikarenakan harga yang ditawarkan sangat terjangkau.
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga atau tanggungan keluarga menunjukkan banyaknya jumlah tanggungan keluarga konsumen. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi
produk olahan daging babi nabas.
Tabel 5. Jumlah anggota keluarga konsumen
produk olahan nabas
No |
Jumlah Anggota Keluarga |
Jumlah (Org) |
Persentase (%) |
1 2 3 |
1−2 (orang) 3−4 (orang) Total |
14 86 100 |
14 86 100 |
�Sumber:
Data primer 2023 (diolah)
Jumlah anggota keluarga seseorang juga mempengaruhi jumlah biaya yang dikeluarkan; lebih banyak anggota keluarga, lebih banyak biaya yang dikeluarkan. (Todara, 2004). Tingginya kebutuhan yang harus dipenuhi dilihat dari jumlah anggota
keluarga yang akan menjadikan beban bagi rumah tangga
tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah anggota keluarga konsumen produk olahan daging
babi nabas 1-2 orang sebanyak 14% konsumen
dan jumlah anggota keluarga 3-4 orang sebanyak 86% konsumen.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa kebanyakan konsumen memiliki tanggungan keluarga cukup banyak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen terhadap Produk Olahan Daging Babi Nabas
Harga jual (X1) dari 100 konsumen dengan 4
item pertanyaan memiliki jawaban rata-rata 4,23 yang setuju dengan harga yang
ditawarkan penjual produk olahan daging babi nabas. Jumlah pengunjung (X2) dari
100 konsumen dengan 2 item pertanyaan memiliki rata-rata jawaban 4,49 yang setuju.
Selera (X3) dari 100 konsumen dengan 4 item pertanyaan memiliki rata-rata
jawaban 4,33 yang setuju. Jarak (X4) dari 100 konsumen dengan 3 item pertanyaan
memiliki rata-rata jawaban 4,26 yang setuju. Kebiasaan (X5) dari 100 konsumen dengan
3 item pertanyaan memiliki rata-rata jawaban 4,20 yang setuju. Alokasi pendapatan
(X6) dari 100 konsumen dengan 2 item pertanyaan memiliki rata-rata jawaban 4,33
yang setuju.
Analisis Korelasi
Hubungan antara minat beli konsumen terhadap
faktor-faktor yang dipengaruhi adalah harga jual (X1), jumlah pengunjung (X2),
selera (X3), jarak (X4), kebiasaan (X5), dan alokasi pendapatan (X6). Hasil
analisis korelasi pada Tabel 6 menunjukkan koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 6. Koefisien korelasi dan tingkat
nyata antara minat beli serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen
terhadap produk olahan daging babi nabas di Kota Kupang
Faktor yang mempunyai hubungan
yang nyata terhadap minat beli konsumen dapat dilihat dari
nilai koefisien korelasi. Korelasi antara harga jual
(X1) dan minat beli (Y) bersifat
positif dengan nilai sebesar 0,417
(P,0<0,01), artinya ada hubungan yang kuat antara harga jual
terhadap minat beli. Hal ini menunjukkan bahwa harga jual
sangat berkaitan terhadap minat beli yang ditawarkan oleh penjual. Harga jual relatif naik dan turun tergantung pada situasi dan kondisi dimana terjadi kenaikan atau turunnya bahan
baku produk olahan nabas.
Korelasi antara jumlah pengunjung (X2) dan minat beli
(Y) bersifat posistif dengan nilai sebesar
0,329 (P,0<0,01), artinya ada
hubungan yang kuat antara minat beli terhadap jumlah pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah pengunjung maka semakin kuat
minat beli konsumen yang membeli produk olahan daging babi
nabas begitupun sebaliknya semakin sedikit jumlah pengunjung maka minat beli semakin berkurang.
Korelasi antara selera (X3)
dan minat beli (Y) bersifat
posistif dengan nilai sebesar 0,816
(P,0<0,01), artinya ada hubungan yang kuat antara minat beli terhadap jumlah selera. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi selera dari konsumen
sangat berpengaruh terhadap
minat beli konsumen yang membeli produk olahan daging babi
nabas begitupun sebaliknya semakin rendah selera dari
konsumen maka minat beli semakin menurun.
Korelasi antara jarak (X4)
dan minat beli (Y) bersifat
posistif dengan nilai sebesar 0,598
(P,0<0,01), artinya ada hubungan yang kuat antara minat beli terhadap jarak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin dekat
jarak lokasi penjualan semakin positif minat beli konsumen yang membeli produk olahan daging
babi nabas begitupun sebaliknya semakin jauh jarak
lokasi penjualan maka minat beli semakin menurun.
Korelasi antara kebiasaan
(X5) dan minat beli (Y) bersifat
posistif dengan nilai sebesar 0,392
(P,0<0,01), artinya ada hubungan yang kuat antara minat beli terhadap selera. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering
konsumen mengkonsumsi produk olahan nabas
sangat berpengaruh terhadap
minat beli konsumen begitupun sebaliknya semakin jarang mengkonsumsi produk olahan daging babi
nabas maka minat beli semakin menurun.
Korelasi antara alokasi pendapatan (X6) dan minat beli
(Y) bersifat positif dengan nilai sebesar
0,579 (P<0,01), artinya ada
hubungan yang kuat antara minat beli terhadap alokasi pendapatan. Ini menunjukkan bahwa semakin besar
alokasi pendapatan atau biaya yang disiapkan untuk membeli produk olahan daging
babi nabas, semakin besar minat
konsumen untuk membeli produk tersebut. Sebaliknya, semakin kecil alokasi pendapatan
atau biaya yang disiapkan untuk membeli produk olahan daging
babi nabas, semakin sedikit minat konsumen untuk membeli produk tersebut.
Faktor-faktor yang diduga
berpengaruh terhadap minat beli konsumen olahan daging babi
nabas di Kota Kupang adalah harga jual
(X1), jumlah pengunjung
(X2), selera (X3), jarak
(X4), kebiasaan (X5), dan alokasi
pendapatan (X6). Hasil analisis statistik terhadap semua faktor di
atas diperoleh model regresi linear berganda sebagai berikut:
Analisis Regresi
Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
minat beli konsumen terhadap produk olahan daging babi nabas di Kota Kupang
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil analisis regresi
faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk olahan
daging babi nabas
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
.603 |
1.185 |
|
.509 |
.612 |
X1 |
.062 |
.185 |
.058 |
.334 |
.739 |
|
X2 |
-.201 |
.238 |
-.105 |
-.842 |
.402 |
|
X3 |
1.038 |
.110 |
1.074 |
9.409 |
.000 |
|
X4 |
-.515 |
.123 |
-.470 |
-4.199 |
.000 |
|
X5 |
.249 |
.251 |
.189 |
.991 |
.324 |
|
X6 |
.307 |
.131 |
.168 |
2.340 |
.021 |
|
Sumber: Hasil analisis data
SPSS versi 25, 2023 |
Analisis regresi dilakukan
untuk mengetahui dan memprediksi
berapa besar pengaruh harga jual, jumlah
pengunjung, selera, jarak, kebiasaan dan alokasi pendapatan terhadap minat beli konsumen produk olahan daging babi
nabas di Kota Kupang, maka dapat hasil pengujian regresi linear berganda yaitu:
Pengaruh Harga Jual terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil analisis regresi
diperoleh koefisien regresi b1 sebesar
0,062. Dengan demikian jika harga jual
bertambah sebesar 1 satuan maka maka
minat beli konsumen meningkat sebesar 0,062, ceteris
paribus. Selanjutnya pada pengujian
koefisien regresi tersebut diperoleh nilai sig 0,739>0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa harga jual
(X1) berpengaruh tidak nyata terhadap minat beli konsumen (Y), Artinya perubahan harga jual yang ditawarkan (naik atau turun) maka tidak
mempengaruhi minat beli dari konsumen. Hal ini disebabkan oleh harga yang relatif rendah dan terjangkau, jenis menu yang ditawarkan bervariasi, dan jarak yang mudah dijangkau oleh konsumen.
Pengaruh Jumlah Pengunjung terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil analisis regresi
diperoleh koefisien regresi b2 sebesar
-0,201. Dengan demikian jika jumlah pengunjung
bertambah sebesar 1 satuan (orang) maka minat beli konsumen berkurang sebesar 0,201, ceteris
paribus. Selanjutnya pada pengujian
koefisien regresi tersebut diperoleh nilai sig 0,402>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah pengunjung
(X2) berpengaruh tidak nyata terhadap minat beli konsumen (Y). Artinya perubahan jumlah pengunjung di lokasi penjualan nabas tidak mempengaruhi
minat beli dari konsumen. Hal ini disebabkan oleh keinginan dan selera dari diri
sendiri untuk mengkonsumsi produk olahan nabas,
tidak berpatokan pada ramai tidaknya suatu tempat.
Pengaruh Selera terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil analisis regresi diperoleh koefisien regresi
b3 sebesar 1,185. Dengan demikian jika selera bertambah sebesar 1
satuan maka maka minat beli konsumen meningkat sebesar 1,038, ceteris
paribus. Selanjutnya pada pengujian koefisien regresi tersebut diperoleh
nilai sig 0,00<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa selera (X3) berpengaruh
sangat nyata terhadap minat beli konsumen (Y). Artinya semakin berselera konsumen, sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen untuk membeli produk olahan daging
babi nabas.
Pengaruh Jarak terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil analisis regresi
diperoleh koefisien regresi b4 sebesar
-0,515. Dengan demikian jika jarak bertambah
sebesar 1 satuan maka maka minat
beli konsumen menurun sebesar 0,515, ceteris paribus. Selanjutnya
pada pengujian koefisien regresi tersebut diperoleh nilai sig 0,00<0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa jarak (X4) berpengaruh sangat nyata terhadap minat beli konsumen (Y). Artinya semakin dekat jarak lokasi
penjualan sangat berpengaruh
terhadap minat beli konsumen yang membeli produk olahan daging
babi nabas. Lokasi penjualan yang dekat dengan rumah konsumen
sehingga memudahkan konsumen untuk membeli dan tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk transportasi.
Pengaruh Kebiasaan terhadap
Minat Beli Konsumen
Hasil analisis regresi
diperoleh koefisien regresi b5 sebesar
0,249. Dengan demikian jika kebiasaan (frekuensi pembelian) bertambah sebesar 1 satuan maka maka
minat beli konsumen meningkat sebesar 0,249, ceteris
paribus. Selanjutnya pada pengujian
koefisien regresi tersebut diperoleh nilai sig 0,324>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan (X5) berpengaruh tidak nyata terhadap minat beli konsumen (Y). Artinya kebiasaan (frekuensi pembelian) semakin sering atau tidaknya mengkonsumsi
produk olahan daging babi nabas
tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Pengaruh Alokasi Pendapatan terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil analisis regresi
diperoleh koefisien regresi b6 sebesar
0,307. Dengan demikian jika alokasi pendapatan
bertambah sebesar 1satuan maka maka minat
beli konsumen meningkat sebesar 0,307, ceteris paribus. Selanjutnya
pada pengujian koefisien regresi tersebut diperoleh nilai sig
0,021<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa alokasi pendapatan (X6) berpengaruh nyata terhadap minat beli konsumen (Y). Artinya semakin besar alokasi
pendapatan atau biaya yang disiapkan untuk membeli produk olahan daging babi
nabas sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa pengaruh antara harga jual (X1), jumlah pengunjung (X2), selera (X3), jarak (X4), kebiasaan (X5), dan alokasi pendapatan (X6) terhadap minat beli (Y), diperlihatkan dalam model di bawah ini:
�Y = 0,603 + 0,062X1 - 0,201X2 + 1,038X3 - 0,515X4 + 0,249X5 + 0,307X6
Keberagaman minat beli konsumen
dapat dijelaskan oleh harga jual (X1), jumlah pengunjung (X2), selera (X3), jarak (X4), kebiasaan (X5), dan alokasi pendapatan (X6) dilakukan analisis varians atau analisis ragam
(Tabel 7.).
Uji t (parsial) adalah
jenis pengujian untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai
yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan statistika. Pengambilan keputusan dilihat dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikan
sebesar 5% (α = 0,05).
Uji simultan F (Uji simultan)
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh secara bersama-sama atau simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkatan yang digunakan adalah sebesar 0,5 atau 5%, jika nilain signifikan
F < 0,05 maka dapat diartikan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen ataupun sebaliknya (Ghozali, 2016).
Tabel 8. Hasil (uji F)
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F� F. tabel |
Sig. |
|
1 |
Regression |
237.457 |
6 |
39.576 |
48.060 2,70 |
.000b |
Residual |
76.583 |
93 |
.823 |
|
|
|
|
Total |
314.040 |
99 |
|
|
|
�Sumber:
Hasil analisis data SPSS versi
25, 2023.
Berdasarkan Tabel 8 hasil uji F (simultan) diperoleh nilai F hitung sebesar 48.060 lebih besar dari
F tabel 2,70 dan nilai probabilitas sig 0,000 < α 0,05 (sig sebesar 0,000 lebih kecil dibandingan α sebesar 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga jual, jumlah pengunjung,
selera, jarak, kebiasaan, dan alokasi pendapatan terdapat pengaruh sangat signifikan secara bersama-sama atau simultan terhadap
minat beli konsumen produk olahan daging
babi nabas di Kota Kupang.
Tabel 9. Hasil uji determinasi (R2)
R |
R Square |
Adjusted R Square |
|
|
|
.870a |
.756 |
.740 |
Sumber: Hasil analisis data SPSS versi
25, 2023.
Dari hasil analisis diperoleh koefisien determinasi
(R2) adalah 0,756. Hal ini berarti bahwa 76% dari variasi minat beli
konsumen produk olahan daging babi nabas di Kota Kupang dapat dijelaskan oleh
variabel harga jual, jumlah pengunjung, selera, jarak, kebiasaan dan alokasi pendapatan
sedangkan selebihnya (100%-76%= 24%) disebabkan faktor lainnya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwa minat beli konsumen produk olahan daging babi
nabas di Kota Kupang termasuk ke dalam kategori cukup baik dan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk olahan daging babi nabas
di Kota Kupang yang berpengaruh nyata adalah selera, jarak dan alokasi pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andespa, R.
(2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam menabung di bank
syariah. Al-Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan Dan Perbankan, 2(1),
43�57.
Badan
Pusat Statistik. (2021). Produksi Daging Ternak Kecil (Kg).
Ghozali,
I. (2016). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 23.
BPFE Universitas Diponegoro.
Hurek,
D. T., Rihi, D. M., & Simarmata, Y. T. (2021). Sistem pemeliharaan ternak
babi di Desa Tapenpah. Jurnal Veteriner Nusantara, 4(Supl. 2), 9.
Kotler,
P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen pemasaran. edisi.
Naibaho,
N., & WIRA, M. (2018). Pengaruh Dimensi Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan
Konsumen (Studi Kasus pada Rumah Sakit Murni Teguh Medan).
Rasa,
I. N. M. A. G., Astiti, M. P., Semaryani, I. A. A. M., Yudiastari, I. N. M.,
Parwata, I. K. W., & Yanti, G. D. D. (2023). WIRAUSAHA PANGAN
TRADISIONAL BALI. Scopindo Media Pustaka.
Rizki,
M., & Wijaya, Z. R. (2022). Analisis Keputusan Pembelian Kaos Merk Welltraf
Di Cianjur. OPTIMAL Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 2(3), 177�188.
Sari,
S. P. (2020). Hubungan minat beli dengan keputusan pembelian pada konsumen. Psikoborneo:
Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(1), 147.
Simamora,
T., Harapan, E., & Kesumawati, N. (2020). Faktor-faktor determinan yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan,
Dan Supervisi Pendidikan), 5(2), 191�205.
Andanawari A.R, Kamal M, 2014. Pengaruh harga, dan
kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian (studi kasus pada Stove
Syndicate Caf� Semarang). Disertasi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Amin M.F, E. Susanto dan N. Badriyah, 2018. Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian produk
makanan berbahan dasar hasil ternak di wilayah Kota Lamongan. Jurnal Ternak. 9 (1): 18-22.
Andriniawati N.L, I.A.N Saskara, 2011. Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan daging ayam broiler di Provinsi Bali. E-journal Ekonomi Pembangunan, Universitas
Udayana. 8 (5): 1062-1091.