Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Kesehatan Metode
Importance Perfomance Analysis (IPA) RSU Kartini -
Lampung
� Patient Satisfaction with Health Services
Importance Performance Analysis (IPA) Method at RSU Kartini - Lampung
1)* Belinda Layrenshia, 2Candra
Gumilar, 3Dionysius Beni Nugroho, 4M. Alfi Maulidi, 5Syafii,
6Junlianty Liambana, 7Anggraeni Noor Azahra, 8Inggrid
Since Yuliana Frans , 9Purwadhi, 10Mira
Veranita
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, Indonesia
*Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4 , [email protected]5 , [email protected]6 , [email protected]7 , [email protected]8 , [email protected]9 , [email protected]10
*Correspondence: 1) Belinda Layrenshia
DOI: 10.59141/comserva.v4i3.1368 |
ABSTRAK Pelayanan kesehatan yang memuaskan semakin
diakui karena pentingnya kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan
berusaha untuk membuat pelanggan puas dengan memberikan layanan yang efektif
dan efisien. Dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA),
penelitian ini menganalisis kepuasan pasien di RSU Kartini Lampung. Kinerja
dan kepentingan pelayanan diukur dari 20 responden yang dibagi dalam dua
kelompok usia: yang di bawah 45 tahun dan yang di atas 45 tahun. Hasil
analisis menunjukkan bahwa untuk responden di bawah 45 tahun, rata-rata nilai
kinerja (X) sebesar 4,2 dan kepentingan (Y) sebesar 4,5, dan untuk responden
di atas 45 tahun, rata-rata nilai kinerja (X) sebesar 4,2 dan kepentingan (Y)
sebesar 4,4. Ada gap -0,3 dan -0,2 antara kinerja dan kepentingan. Menurut
analisis IPA, responden di bawah usia 45 tahun memerlukan kamar yang bersih,
nyaman, dan menarik, tetapi mereka di atas usia 45 tahun menganggap sudah
baik dan harus mempertahankannya. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
kepuasan pasien secara keseluruhan, kualitas pelayanan harus disesuaikan
dengan persepsi dan kebutuhan pasien dari berbagai kelompok umur. Kata kunci: Kepuasan Pasien, Pelayanan Kesehatan, Importance Performance Analysis (IPA),
Kualitas Layanan |
ABSTRACT
The
importance of health care has made satisfying services increasingly recognized
by society. Health care aims to satisfy customers by providing effective and
efficient services. This study analyzes patient satisfaction at RSU Kartini Lampung
using the Importance Performance Analysis (IPA) method. Performance and
importance of services were measured from 20 respondents divided into two age
groups: under 45 years and over 45 years. Results show that for respondents
under 45 years, the average performance score (X) is 4.2 and importance score (Y)
is 4.5, and for respondents over 45 years, the average performance score (X) is
4.2 and importance score (Y) is 4.4. There is a gap of -0.3 and -0.2 between
performance and importance, respectively. According to IPA analysis,
respondents under 45 years require clean, comfortable, and attractive rooms,
while those over 45 years think it's good and should maintain these standards.
These findings indicate that to enhance overall patient satisfaction, the
quality of services should
be adjusted to match the perceptions and needs of patients from different age
groups
Keywords:
Patient
Satisfaction, Health Care Services, Importance Performance Analysis (IPA),
Service Quality
PENDAHULUAN
Pentingnya kesehatan bagi masyarakat, masyarakat merasa perlu
mempertahankan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat semakin diakui
oleh masyarakat (Calundu, 2018). Tujuan
pelayanan kesehatan adalah untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang
memuaskan harapan dan kebutuhan konsumen (Consumer
Satisfaction) melalui pelayanan yang efektif dari pemberi pelayanan, yang
juga akan memberikan kepuasan kepada pemberi pelayanan dalam institusi
pelayanan yang diselenggrakan secara efisien (Provider Satisfaction). Untuk mencapai derajat kesehatan terbaik,
upaya kesehatan ini berfokus pada masyarakat luas (Ningsih et al., 2022).
Menurut (Ningsih et al., 2022), kinerja
layanan kesehatan dalam memberikan layanan yang memuaskan pasien sangat penting
bagi masyarakat. Di sisi lain, (Sanjaya, 2023) mengatakan
bahwa persepsi pasien tentang kepuasan pelayanan sangat penting karena ini akan
membuat mereka terus menerima perawatan dan ingin kembali ke klinik. Untuk
memenuhi kebutuhan pasien, penyelenggara layanan kesehatan harus memberikan
layanan yang memuaskan. Konsumen pelayanan kesehatan akan menentukan tingkat
kepuasan dengan membandingkan apa yang mereka terima dengan apa yang mereka
harapkan (Wildani et al., 2020). Tingkat
keberhasilan suatu layanan kesehatan dalam meningkatkan kualitas pelayanannya
ditunjukkan oleh tingkat kepuasan pasien. Ada banyak cara untuk mengetahui
tingkat kepuasan pasien (Hidayat et al., 2021).
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010,
rumah sakit adalah institusi kesehatan yang menyediakan layanan kesehatan
individu secara keseluruhan, termasuk rawat jalan, rawat inap, dan gawat
darurat. Setiap rumah sakit diwajibkan untuk memberikan layanan medis yang
memenuhi standar pelayanan terbaik.Pasien adalah pelanggan utama rumah sakit,
jadi mengetahui seberapa puas pasien akan membantu rumah sakit meningkatkan
pelayanannya. Rumah sakit dinyatakan berhasil karena sikap dan layanan sumber
daya manusia, serta fasilitas yang diunggulkan (Vanesa et al., 2020).
Rumah sakit
adalah lembaga yang sangat berperan penting dalam memberikan layanan kesehatan
kepada masyarakat, jadi sangat penting bagi rumah sakit untuk memperhatikan
kualitas layanan yang mereka berikan (Suryani et al., 2022). Jika mereka
ingin memberikan layanan yang baik, rumah sakit harus mempertimbangkan aspek
kualitas layanan yang mereka berikan (Chandra et al., 2024).
Dengan adanya
rumah sakit, orang-orang diharapkan dapat memperoleh layanan kesehatan
berkualitas tinggi dengan biaya yang terjangkau dan mudah diakses (Supriyanto & Soesanto, 2012). Respon
pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan
kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian dikenal sebagai kepuasan
pelanggan (Heryanti, 2023). Kepuasan
pelanggan atau pasien adalah inti dari pemasaran yang berorientasi kepada
pelanggan. Pelayanan yang memuaskan dan berkualitas tinggi akan menumbuhkan
loyalitas dan kepuasan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Gambaran rumah
sakit yang lebih baik akan berlanjut (Nafisa & Sukresna, 2018). Hal ini
karena persaingan yang sangat ketat. Untuk menjadi tempat yang dapat dipercaya
untuk memenuhi kebutuhan pasien dan pelanggannya, setiap rumah sakit akan
berusaha untuk menjadi yang terbaik di mata mereka (Sari & Fuad, 2023).
METODE
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
bertujuan untuk memberikan penjelasan sistematis, faktual, dan akurat tentang
fakta-fakta dan karakteristik populasi atau objek. Penelitian ini dirancang
sebagai penelitian kuantitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif analitik
dengan pendekatan cross-sectional. Di sini, fokus penelitian adalah jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk mengukur data variabel independen dan dependen,
yang keduanya hanya dilakukan sekali atau satu kali.
Kuesioner adalah salah
satu metode pengumpulan data yang digunakan. Kuesioner diberikan kepada
responden seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab.
IPA digunakan untuk
mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas
produk atau jasa. Hasil penilaian tingkat kepentingan dan penilaian kinerja
digunakan untuk menentukan "quadran analisis" ini (Hidayat et al., 2021).
Metode Importance Performance Analysis (IPA)
menentukan seberapa puas seseorang dengan kinerja orang lain. Tingkat kepuasan
seseorang diukur dengan membandingkan tingkat harapannya dengan kinerja orang
lain. Perhitungan IPA dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Sari & Fuad, 2023):
Keterangan:
Xi rata-rata������ = Nilai rata-rata
dari tingkat kepuasan seluruh atribut komponen mutu pelayanan dan kinerja
Yi
rata-rata������ = Nilai rata-rata dari
tingkat kepentingan seluruh atribut komponen mutu pelayanan dan kinerja
k��������� = Banyaknya atribut dari komponen mutu
pelayanan dan kinerja yang mempengaruhi
kepuasan konsumen.
Setelah
memperoleh bobot kinerja dan kepentingan produk layanan, serta nilai rata-rata
kinerja dan kepentingan produk layanan, nilai ini memotong tegak lurus pada
sumbu horizontal, yang menunjukkan kinerja produk layanan (X), dan pada sumbu
vertikal, yang menunjukkan kepentingan produk layanan (Y). Setelah itu,
nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram (Sari & Fuad, 2023).
Berikut
ini pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada responden:
No |
Kualitas
Pelayanan���� ���������� |
Kepentingan &
Kinerja���������� |
|
||||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1 |
Tata letak dan desain ruang pelayanan |
|
|
|
|
||
2 |
Kesiapan pelayanan pasien |
|
|
|
|
||
3 |
Fasilitas rumah sakit memadai |
|
|
|
|
||
4 |
Peralatan medis mutakhir |
|
|||||
5 |
Staf berpenampilan yang baik |
|
|||||
6 |
Lokasi pelayanan nyaman dan mudah diakses |
|
|||||
7 |
Kamar bersih, nyaman dan menarik |
|
|||||
Keterangan:
Keterangan
Untuk Kuisioner Kepentingan:
1: Sangat tidak penting 2: Tidak penting
Keterangan Untuk
Kuisioner Kinerja:
1: Sangat tidak baik 2: Tidak baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian
tingkat kepuasan yang dilakukan menggunakan metode importance performance
analysis (IPA), 10 orang responden dengan usia dibawah 45 Tahun di RSU
Kartini Lampung disurvei untuk menentukan aspek kepentingan dan kinerja. Hasil
kusioner dapat dilihat dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Kuesioner Responden Umur < 45 Tahun
No |
|
|
Importance
(Y) |
|
|
|
|
Perfomance
(X) |
|
|
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
|
1 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
5 |
5 |
3 |
4 |
5 |
5 |
3 |
5 |
4 |
2 |
3 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
4 |
3 |
4 |
5 |
5 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
5 |
4 |
5 |
4 |
4 |
4 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
6 |
4 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
5 |
4 |
5 |
4 |
7 |
4 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
3 |
5 |
4 |
4 |
3 |
5 |
4 |
8 |
4 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
3 |
5 |
5 |
9 |
3 |
5 |
5 |
4 |
4 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
5 |
4 |
10 |
3 |
5 |
5 |
5 |
3 |
5 |
5 |
3 |
5 |
4 |
4 |
3 |
5 |
4 |
Mean |
3,8 |
5 |
4,7 |
4,6 |
4,1 |
4,7 |
4,7 |
3,9 |
4,8 |
4,3 |
4,2 |
3,6 |
4,5 |
4,1 |
Dalam penelitian tingkat kepuasan yang
dilakukan menggunakan metode importance performance analysis (IPA), 10
orang responden dengan usia diatas atau berumur 45
Tahun di RSU
Kartini Lampung disurvei untuk menentukan aspek kepentingan dan kinerja. Hasil
kusioner dapat dilihat dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hasil Kuesioner Responden Umur > 45 Tahun
No |
|
|
Importance
(Y) |
|
|
|
|
Perfomance
(X) |
|
|
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
|
1 |
3 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
4 |
4 |
5 |
3 |
5 |
3 |
2 |
3 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
5 |
5 |
4 |
3 |
5 |
5 |
5 |
5 |
4 |
4 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
5 |
4 |
5 |
4 |
6 |
5 |
5 |
5 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
3 |
3 |
5 |
7 |
4 |
5 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
4 |
4 |
5 |
8 |
5 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
9 |
4 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
10 |
3 |
5 |
4 |
4 |
4 |
4 |
5 |
3 |
4 |
4 |
4 |
5 |
5 |
5 |
Mean |
4 |
4,9 |
4,6 |
4,7 |
4 |
4,4 |
4,5 |
4 |
4,5 |
4,2 |
4,1 |
3,8 |
4,4 |
4,4 |
Dari hasil perhitungan pada tabel 2,
didapatkan nilai rata-rata x dan y pada pasien < 45 tahun, yaitu: nilai x (perfomance)
adalah 4,2, sedangkan nilai y (importance) adalah 4,5. Selain itu,
terdapat gap -0,3 antara perfomance dan importance.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai X dan Y Responden Umur < 45 Tahun
Kuisioner |
� Pasien
< 45 Tahun� |
||
X |
Y |
X-Y |
|
1 |
3,9 |
3,8 |
0,1 |
2 |
4,8 |
5 |
-0,2 |
3 |
4,3 |
4,7 |
-0,4 |
4 |
4,2 |
4,6 |
-0,4 |
5 |
3,6 |
4,1 |
-0,5 |
6 |
4,5 |
4,7 |
-0,2 |
7 |
4,1 |
4,7 |
-0,6 |
Jumlah |
29,4 |
31,6 |
-2,2 |
Dibagi |
7 |
7 |
7 |
Rata-rata |
4,2 |
4,5 |
-0,3 |
Sedangkan, dari hasil perhitungan pada tabel
3, didapatkan nilai rata-rata x dan y pada pasien > 45 tahun, yaitu:
nilai x (perfomance) adalah 4,2, sedangkan nilai y (importance)
adalah 4,4. Selain itu, terdapat gap -0,2 antara perfomance dan importance.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai X dan Y
Responden Umur > 45 Tahun
Kuisioner |
� Pasien
> 45 Tahun� |
||
X |
Y |
X-Y |
4 |
4 |
0,1 |
|
2 |
4,5 |
4,9 |
-0,4 |
3 |
4,2 |
4,6 |
-0,4 |
4 |
4,1 |
4,7 |
-0,6 |
5 |
3,8 |
4 |
-0,2 |
6 |
4,4 |
4,4 |
0 |
7 |
4,4 |
4,5 |
-0,1 |
Jumlah |
29,4 |
31,1 |
-1,7 |
Dibagi |
7 |
7 |
7 |
Rata-rata |
4,2 |
4,4 |
-0,2 |
Gambar 1. Analisis IPA untuk Pasien < 45 tahun
Pada gambar 1, berdasarkan Analisis IPA untuk
pasien umur < 45 tahun, dapat disimpulkan bahwa:
Tabel 6. Penjelasan Kuadran
Analisis IPA untuk Pasien < 45 Tahun
No. |
Kualitas Pelayanan
Tangible |
Kuadran |
Kesimpulan |
1 |
Tata letak dan desain |
C |
Prioritas rendah, sebab tidak penting dan kinerja rendah |
2 |
Kesiapan pelayanan pasien |
B |
Pertahankan, sebab penting dan kinerja baik |
3 |
Fasilitas rumah sakit memadai |
B |
Pertahankan, sebab penting dan kinerja baik |
4 |
Peralatan medis mutakhir |
A |
Perbaiki, sebab penting tapi |
|
|
|
kinerja rendah |
5 |
Staf berpenampilan yang baik |
C |
Prioritas rendah, sebab tidak penting dan kinerja rendah |
6 |
Lokasi nyaman dan mudah diakses |
B |
Pertahankan, sebab penting dan kinerja baik |
7 |
Kamar bersih, nyaman dan menarik |
A |
Perbaiki, sebab penting tapi kinerja rendah |
Gambar 2. Analisis IPA untuk Pasien > 45
tahun
Pada gambar 2, berdasarkan Analisis IPA untuk
pasien umur > 45 tahun, dapat disimpulkan bahwa:
Tabel 7. Penjelasan Kuadran Analisis IPA untuk
Pasien > 45 Tahun
No. |
Kualitas Pelayanan Tangible |
Kuadran |
Kesimpulan |
1 |
Tata letak dan desain |
C |
Prioritas rendah, sebab tidak penting dan kinerja rendah |
2 |
Kesiapan pelayanan pasien |
B |
Pertahankan, sebab penting dan kinerja baik |
3 |
Fasilitas rumah sakit memadai |
B |
Pertahankan, sebab penting dan kinerja baik |
4 |
Peralatan medis mutakhir |
A |
Perbaiki, sebab penting tapi kinerja rendah |
5 |
Staf berpenampilan yang baik |
C |
Prioritas rendah, sebab tidak penting dan kinerja rendah |
6 |
Lokasi nyaman dan mudah diakses |
B |
Pertahankan, sebab penting dan kinerja baik |
7 |
Kamar bersih, nyaman dan menarik |
B |
Pertahankan, sebab penting dan kinerja baik |
Berdasarkan
perbandingan hasil analisis antara responden berumur < 45 tahun dan
responden berumur > 45 tahun, terdapat perbedaan pada point ke 7
terkait kualitas pelayanan tangible, yaitu kamar bersih, nyaman dan menarik,
dimana pada hasil analisis responden berumur < 45 tahun berada pada kuadran
A (perbaiki, sebab penting tapi kinerja rendah), namun pada hasil analisis
responden berumur > 45 tahun berada pada kuadran B (pertahankan,
sebab penting dan kinerja baik).
SIMPULAN
Kesimpulan perbedaan pada point ke-7 terkait kualitas
pelayanan yang dapat dilihat, yaitu kamar yang bersih, nyaman, dan menarik.
Hasil dari responden di bawah 45 tahun berada di kuadran A (perbaiki, sebab
penting, tapi kinerja rendah), sedangkan hasil dari responden di atas 45 tahun
berada di kuadran B (pertahankan, sebab penting, dan kinerja baik).
DAFTAR PUSTAKA
Calundu, R. (2018). Manajemen
Kesehatan (Vol. 1). SAH MEDIA.
Chandra, H. R.
D., Ningrum, M. P. W., Susanti, B. D. A., Nugroho, R. H., & Ikaningtyas, M.
(2024). Strategi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Kuliner di Indonesia. IJM:
Indonesian Journal of Multidisciplinary, 2(3).
Heryanti, A. H.
(2023). Pengaruh Kualitas Layanan Aplikasi Dana terhadap Kepuasan Pelanggan
dalam Melakukan Transaksi Secara Online sebagai Alat Pembayaran Elektronik
(E-Payment). Journal on Education, 5(3), 8080�8096.
Hidayat, E.,
Wibowo, H., & Wardana, M. W. (2021). Analisis kualitas pelayanan klinik
dengan metode importance performance analysis (IPA). Jurnal Rekayasa,
Teknologi, Dan Sains, 5(1), 25�28.
Nafisa, J., &
Sukresna, I. M. (2018). Analisis pengaruh kualitas layanan, harapan kinerja dan
citra perusahaan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan
sebagai variabel intervening (Studi pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang). Diponegoro Journal of Management, 7(4), 78�104.
Ningsih, S. R.,
Amir, H., & Fauzan, M. R. (2022). Analisis Kepuasan Pasien dengan Metode
Important Performance Analysis (IPA) di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang
Mongondow. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(1), 66�76.
Sanjaya, W.
(2023). Analisis kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan di UPTD
Puskesmas Limusnunggal Kota Sukabumi. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada:
Health Sciences Journal, 14(02), 215�225.
Sari, N. M.,
& Fuad, M. (2023). Penerapan Metode Importance Performance Analysis dan
Customer Satifaction Index di Puskesmas Langsa Lama. Jurnal Manajemen Dan
Perbankan (JUMPA), 10(3), 1�12.
Supriyanto, Y.,
& Soesanto, H. (2012). Analisis pengaruh kualitas pelayanan, harga, dan
fasilitas terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Kariadi Semarang.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Suryani, Adi
Cakranegara, P., Budiasih, Y., Tannady, H., & Totok Suyoto, Y. (2022).
Analysis Of The Effect Of Perceived Value And Brand Image On Netflix Service
Purchase Decisions Analisis Pengaruh Perceived Value Dan Brand Image Terhadap
Purchase Decision Layanan Netflix. Management Studies and Entrepreneurship
Journal, 3(5), 3238�3247. http://journal.yrpipku.com/index.php/msej
Vanesa, D.,
Firman, F., & Mesta, H. A. (2020). Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan
Pasien Menggunakan Metode SERVQUAL dan Importance Performance Analysis (IPA). Jurnal
Kajian Manajemen Dan Wirausaha, 2(1), 28.
Wildani, H.,
Badiran, M., & Hadi, A. J. (2020). Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Rawat Jalan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Di Rsu Muhammadiyah Sumatera Utara. Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat,
1(2), 7�21.