Pembuatan WebGIS sebagai visualisasi Informasi
Struktur Jalur Transportasi Bus Rapid Transit (TAYO) di Kota Tangerang
� WebGIS Creation as Visualization of Bus Rapid
Transit (TAYO) Transportation Line Structure Information in Tangerang City
1)Ardelia Shafa Widyasari, 2)Galih Hanafi, 3)Luthfi
Khairullah,
4)Muhammad Zhillan Hariz, 5)Satrio Indra
Maulana
1,2,3,4,5 Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
*Email: 1) [email protected], 2),[email protected] 3)[email protected], 4),[email protected]
5)[email protected]
*Correspondence: 1) Ardelia
Shafa Widyasari
DOI: 10.59141/comserva.v4i2.1352 |
ABSTRAK GIS (Sistem Informasi Geografis) adalah
teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan
memvisualisasikan data geografis. Penerapan GIS dalam konteks transportasi,
seperti pada WebGIS, memberikan kemampuan untuk memetakan, memonitor, dan
mengelola informasi terkait transportasi secara efisien dan efektif. WebGIS
mengintegrasikan GIS dengan teknologi web, memungkinkan akses mudah dan
berbagi informasi spasial tentang transportasi melalui internet. Dengan
demikian, penggunaan GIS dan WebGIS dalam bidang transportasi dapat
meningkatkan pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengelolaan
infrastruktur transportasi secara holistik dan berkelanjutan. Kata kunci: GIS, WebGIS, Transportasi |
ABSTRACT
GIS (Geographic
Information System) is a technology used to collect, manage, analyze and
visualize geographic data. The application of GIS in a transportation context,
such as WebGIS, provides the ability to map, monitor, and manage
transportation-related information efficiently and effectively. WebGIS
integrates GIS with web technologies, enabling easy access and sharing of
spatial information about transportation over the internet. Thus, the use of
GIS and WebGIS in the transportation sector can improve decision making,
planning and management of transportation infrastructure in a holistic and
sustainable manner.
Keywords:
GIS, WebGIS, Transportation
PENDAHULUAN
Dengan
pertumbuhan pesat dalam bidang teknologi informasi dan transportasi, penggunaan
Sistem Informasi Geografis (SIG) telah menjadi suatu hal yang semakin penting dalam memahami dan mengelola infrastruktur transportasi (Afriyan,
2023). Salah satu implementasi
yang menarik dari GIS adalah WebGIS yang memungkinkan visualisasi data
geografis melalui platform web yang mudah diakses (Rafsanjani
& Nofrion, 2023). SIG telah dirancang
sedemikian rupa untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek dan
fenomena mengenai lokasi geografi yang merupakan karakteristik yang penting dan krisis untuk dianalisis
(Ariyanto
et al., 2018). SIG juga dapat
menggabungkan suatu data, mengatur data, serta menganalisis data yang akhirnya
akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi (Aini,
2007). Sedangkan WebGIS adalah
suatu aplikasi atau website yang digunakan untuk menggabungkan antara desain web dan pemetaan web (Saputra
& Patombongi, 2017). Bus Rapid Transit (BRT)
atau yang dikenal di Kota Tangerang sebagai Trans Tangerang atau Bus Tayo (Tangerang
Ayo) adalah sebuah sistem bus dengan menggunakan jalur lalu lintas campuran
(mix traffic) atau tidak menggunakan jalur khusus yang dikembangkan untuk
melayani penumpang umum di wilayah Kota Tangerang secara lebih Nyaman, Aman,
Teratur, Terjadwal, Terjangkau serta Terintegrasi. BRT Kota Tangerang merupakan
sistem transportasi massal yang dikelola oleh pemerintah Kota Tangerang dalam
memfasilitasi kebutuhan masyarakat dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan Kota
Tangerang yang dikelola oleh PT Tangerang Nusantara Global dan (PT TNG) dan PT
Tiara Perkasa Mobil (TPM) sebagai operator BRT Kota Tangerang� (Anwar,
2020).
Fungsi dan
tujuan diadakannya BRT Kota Tangerang sebagaimana yang tertera dalam Peraturan
Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Tangerang tahun 2012-2032, sebagai pengembangan sistem angkutan massal
berbasis jalan dalam kota yang diarahkan sebagai moda angkutan umum pada
jalan-jalan utama yang memiliki nilai strategis dan pengembangan sistem
angkutan massal yang terintegrasi dengan sistem angkutan umum massal
JABODETABEK. Dengan menggunakan visualisasi struktur jalur transportasi Tayo
menggunakan WebGIS ini maka dapat mempermudah untuk melihat rute-rute yang
tersebar di beberapa titik di Kota Tangerang. Tentu saja dengan menggunakan
WebGIS dapat memberikan banyak manfaat yang salah satunya dapat dengan mudah
menampilkan data spasial yang sudah diolah di Aplikasi GIS dan dibuka melalu WebGIS
tanpa harus menggunakan perangkat lunak GIS (Ramadhan,
2017).
Dengan begitu
dapat menjadikan pilihan yang baik untuk dapat menampilkan informasi spasial
melalui Website. Kepemilikan saham PT. TNG terdiri dari 99% oleh Pemerintah
Kota Tangerang dan 1% oleh pihak lain. Strategi yang dijalankan oleh PT. TNG
dalam mengelola Bus Tayo adalah sebagai BUMD tidak semata mata mengejar
keuntungan, tetapi juga berorientasi kepada pelayanan kepada masyarakat. Secara
keuangan, walaupun masih merugi pada tahun 2021 dan mendapatkan subsidi dari
APBD untuk biaya operasional, PT. TNG sudah memperoleh pendapatan lainnya
sebagai wujud kinerja keuangan BUMD. Upaya yang telah dilakukan untuk
mengimplementasikan strategi tersebut adalah dengan cara:
1.
Melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai sistem
pembayaran non tunai atau cashless.�
2.
Pengembangan mengenai sistem informasi rute dan jadwal Bus
Tayo dengan tujuan memudahkan masyarakat untuk memperoleh update informasi
mengenai kedatangan dan keberangkatan bus
3.
�Tarif Bus Tayo yang
relatif terjangkau
4.
�Penguatan disiplin
pelayanan supir Bus Tayo
Bus Tayo
merupakan singkatan dari Bus Tangerang Ayo, yang merupakan ikon transportasi
massal di Kota Tangerang. Jumlah armada Bus Tayo pada saat ini adalah 120 unit.
Armada Bus Tayo melayani rute pada 4 koridor yaitu koridor 1 (Poris Plawad �
GOR Jatiuwung � Jatake), koridor 2 (Poris Plawad � Terminal Cibodas), koridor 3
(CBD Ciledug � Tangcity Mall), dan koridor 4 (Cadas � Pintu Masuk M1 Bandara
Soekarno Hatta). Berikut merupakan jadwal serta rute Bus Tayo dengan Bus tipe
yang lama maupun dengan tipe bus yang terbaru.
Gambar 1. Bus Trans Tangerang / Bus
Tayo dengan tipe yang lama
Gambar 2. Bus Trans Tangerang / Bus
Tayo dengan tipe yang lama
Gambar 3. Bus Tayo dengan tipe yang
terbaru Jurusan Tangcity - CBD Ciledug
Gambar 4. Tempat pemberhentian halte
terakhir/pemberangkatan utama yaitu halte Poris Plawad
Berikut
merupakan gambaran suasana didalam Bus Tayo di Kota Tangerang dengan jumlah
kursi kurang lebih 20an kursi dan disediakan kursi untuk prioritas yang
terdapat didepan dekat sopir. Serta dengan kondisi Bus Tayo yang sudah ber-Ac
sehingga sangat nyaman bagi masyarakat yang ingin menaiki transportasi umum Bus
Tayo ini di Kota Tangerang. Untuk perjalanan yang jauh maupun dekat dan semua
rute disamaratakan membayar hanya 2.000 rupiah saja. Untuk kisaran perjalanan
dari halte awal hingga halte akhir dan jikalau sedang tidak di jam sibuk
memerlukan waktu perjalanan sekitar 30 menit saja. Sehingga sangat efisien bagi
para pekerja, siswa sekolah, mahasiswa atau bagi yang sekedar ingin keliling
kota tangerang menggunakan Bus Tayo.
Gambar 5. Keadaan di dalam Bus Tayo
Gambar 6. Jadwal dan Rute
Keberangkatan Bus Tayo
Pengenaan
tarif bus sebesar Rp2.000 pada saat ini termasuk tarif yang sangat murah.
Padahal menurut PT. TNG, secara perhitungan keekonomian, tarif yang wajar
adalah Rp9.000. Bahkan pada saat pandemi covid-19, pelayanan Bus Tayo
digratiskan untuk masyarakat pengguna. Kebijakan menggratiskan pembayaran bus,
adalah dalam rangka membantu masyarakat di tengah kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) (Hariani
et al., 2020). Setelah pandemi
berakhir, maka tarif bus kembali seperti semula yaitu Rp2.000. Berikut
merupakan gambaran pembayaran Bus Tayo dengan menggunakan E-Money dan Barcode
untuk pembayaran Gopay, Dana, Shopeepay, Qris, dll.
Gambar 7. Pembayaran Bus Tayo
Menggunakan E-Money
Gambar 8. Barcode untuk pembayaran
Non-Tunai
Program
edukasi yang dilakukan kepada masyarakat adalah dengan melakukan sosialisasi
sistem pembayaran non tunai (cashless) baik melalui sosial media, spanduk, atau
pengumuman lainnya. Peralatan untuk pembayaran (EDC) yang ada di dalam bus
dapat menerima transaksi non tunai dengan aplikasi uang elektronik. Namun
demikian, kendala yang ditemui adalah metode pembayaran yang menggunakan HP
Android dianggap menyulitkan masyarakat. Masyarakat yang belum memiliki HP
berbasis Android tidak terakomodir pembayarannya. Selain itu, karena proses
edukasi belum sepenuhnya berhasil, maka banyak penumpang yang tidak membayar
tarif bus dengan alasan ketiadaan HP Android atau tidak memiliki saldo yang
cukup. Program pengembangan sistem informasi rute dan jadwal
bus membutuhkan aplikasi
yang bisa dimanfaatkan oleh penumpang
(Karlina,
2021).
METODE
Lokasi
Penelitian dalam penelitian ini dapat terlihat pada bagan berikut
Gambar 9. Bagan Pelaksanaan Penelitian
tahapan
diagram pada gambar 1 yaitu sebagai berikut :
a.
Survey Lapangan
Pada tahapan ini mahasiswa melakukan survei
awal sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan lokasi jalur
BRT Tayo dan Halte Bus Tayo yang tersebar di Kota Tangerang.
b.
Pengambilan Data Lapangan
Dengan proses pengambilan data berupa tracking
dari halte utama sampai ke tujuan akhir BRT Tayo di Kota Tangerang. Serta
melakukan plotting pada halte BRT Tayo yang tersebar di Kota Tangerang.
Sertakan dokumentasi foto pada saat melaksanakan survei ke Halte dan Jalur yang
dilalui BRT Tayo.
c.
Pengolahan Data
Pengambilan data hasil survei dan kerangka
WebGIS, dari data tersebut kemudian melakukan editing data pada format
shapefile dengan menggunakan ArcGIS di ArcMap. Selanjutnya join data spasial
dan Atribut yang nantinya akan digunakan dalam pembuatan WebGIS.
d.
Analisis dan Penyajian Hasil
Analisis hasil pembuatan WebGIS sederhana
dengan menggunakan GIS profesional editor. mulai dari efektifitas dan kemudahan dalam proses penggunaannya (Wahyudi, 2013).
����������� GIS (Sistem Informasi Geografis)
memberi gambaran informasi mengenai suatu lokasi (informasi geografi). Sistem
tersebut dapat menggabungkan lapisan informasi yang disimpan dalam database
yang mungkin termasuk alamat, jalur transportasi, hasil network analisis,
tanggal dan titik point halte BRT.
Gambar 10. Hasil dari Network Analys
Network
analysis adalah analisis berbasis jaringan (7.3. Lesson: Network Analysis, no
date). Analisis ini digunakan untuk melakukan pemodelan untuk mendapatkan rute
terbaik, lokasi terbaik dengan memperhatikan jaringan jalan yang ada serta
variabel jarak dan waktu. Bersama dengan buffer analysis, network analysis
adalah analisis yang dapat bekerja pada data vektor. (fajriani ridwan, 2023)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 11. Hasil
Pembuatan WebGIS
Bus Rapid Transit (BRT) telah menjadi salah satu solusi transportasi
massal yang efisien di berbagai kota besar, termasuk Kota Tangerang. Sebagai
bagian dari upaya untuk meningkatkan layanan dan aksesibilitas, pengembangan
Sistem Informasi Geografis berbasis WebGIS SIANTAR (SIstem Informasi
Transportasi Antar Kota Tangerang). untuk koridor halte BRT di Kota Tangerang
menjadi penting.
Pembuatan SIANTAR memungkinkan pemantauan, analisis, dan pengelolaan
data geografis secara real-time, sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan
BRT dan memberikan informasi yang lebih baik kepada pengguna. Seperti Pembuatan
Infografis mengenai Informasi Koridor. Selain itu, memudahkan Masyarakat
menggunakan moda transportasi umum khususnya moda transportasi BRT (Bus Rapid
Transit) secara Real time.
Koridor BRT Kota
Tangerang
Kota Tangerang memiliki beberapa koridor BRT yang telah beroperasi dan
melayani berbagai rute strategis. Beberapa koridor utama di antaranya adalah:
5.
Koridor 1: Poris
Plawad - GOR Jatiuwung - Jatake Rute: Terminal Poris Plawad - Jalan Benteng
Betawi - Jalan Jend. Sudirman - Jalan Daan Mogot - Jalan Satria - Jalan Windu
Karya - Jalan Daan Mogot - Jalan Merdeka - Jalan Gatot Subroto - Jalan
Pajajaran - GOR Jatiuwung - Perumahan Jatake Indah dan sebaliknya.
6.
Koridor 2: Poris
Plawad - Cibodas Rute: Terminal Poris Plawad - Jalan Benteng Betawi - Jalan
Jend. Sudirman - Jalan Teuku Umar - Jalan Imam Bonjol - Jalan Kav. Pemda Raya -
Jalan Pandan Raya - Jalan Bango Raya - Jalan Nuri Raya - Jalan Betet Raya -
Jalan Sawo Raya - Jalan Empu Barada - alan Borobudur Raya - Terminal Cibodas
dan sebaliknya.
7.
Koridor 3: CBD
Ciledug - Tangcity Rute: CBD Ciledug - Jalan Hasyim Ashari - Jalan Veteran -
Jalan Moh. Yamin - Jalan Perintis Kemerdekaan 1 - Jalan Perintis Kemerdekaan -
Tangcity Mall dan sebaliknya.
8.
Koridor 4: Cadas -
Pintu Masuk M1 Bandara Soetta Rute: Hermina Priuk- Perempatan Cadas - Pintu Air
10 - Aeropolis - Kantor Kelurahan Koang Jaya -Jalan Batu Sangego - M1 Bandara
Soekarno Hatta dan sebaliknya
Pengembangan
Platform WEB GIS
Pengembangan platform WebGIS SIANTAR melibatkan pembuatan antarmuka
pengguna yang intuitif dan mudah digunakan. Platform ini harus mencakup
fitur-fitur seperti:
Selanjutnya adalah bagaimana cara mengIntegrasi data real-time merupakan salah satu komponen kunci dari WEB GIS (Yusuf, 2021). Ini melibatkan penggunaan teknologi seperti GPS untuk melacak posisi
bus secara real-time dan mengupdate informasi tersebut ke dalam sistem.
Tantangan dan Masa
Depan BRT di Kota Tangerang
Meskipun banyak manfaat yang sudah dirasakan, implementasi BRT di Kota
Tangerang juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:
Ke depan, dengan adanya komitmen pemerintah dan partisipasi aktif dari
masyarakat, sistem BRT di Kota Tangerang diharapkan terus berkembang dan
memberikan solusi transportasi yang lebih baik bagi seluruh warga kota.
SIMPULAN
Pengembangan
WEB GIS untuk koridor halte BRT di Kota Tangerang menawarkan berbagai manfaat,
mulai dari peningkatan kualitas layanan hingga efisiensi operasional. Dengan
akses informasi yang lebih baik, pengguna dapat merasakan pengalaman
transportasi yang lebih nyaman dan andal. Sementara itu, data yang dikumpulkan
melalui WEB GIS dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut guna terus
meningkatkan sistem BRT di Kota Tangerang. Implementasi ini menjadi langkah
penting dalam mendukung mobilitas urban yang berkelanjutan dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyan, Y.
(2023). PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN JATI AGUNG BERBASIS SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (SIG).
Aini,
A. (2007). Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya. Diakses
Dari Http://Stmik. Amikom. Ac. Id/[Diakses 24 Maret 2013].
Anwar,
S. (2020). ANALISIS BUKTI EMPIRIS TENTANG DAMPAK EKUITAS SOSIAL EKONOMI
OPERASIONAL BUS RAPID TRANSIT (BRT) DI NEGARA BERKEMBANG. Eduka: Jurnal
Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis, 4(2).
Ariyanto,
A., Kurniawan, D. E., & Fatulloh, A. (2018). Rancang Bangun Aplikasi WebGIS
untuk Pemetaan Kondisi Sosial Ekonomi Kota Batam. Journal of Applied
Informatics and Computing, 2(1), 27�30.
Hariani,
M. L., Santoso, I., & Wibowo, S. S. (2020). Analisis Kebijakan Struktur
Tarif dan Pengaruhnya terhadap Besaran Subsidi (Studi Kasus: TransJakarta). Jurnal
Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 4(3).
Karlina,
O. (2021). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rute Dan Halte Bus Rapid
Transit Kota Bandar Lampung Berbasis Android. Jurnal Informatika Dan
Rekayasa Perangkat Lunak, 2(2), 205�212.
Rafsanjani,
A., & Nofrion, N. (2023). Visualisasi Webgis Potensi Fisik Dan Sosial
Nagari Koto Sani Sebagai Sumber Belajar Geografi. Innovative: Journal Of
Social Science Research, 3(3), 1060�1074.
Ramadhan,
K. (2017). Pembuatan Sistem Informasi Obyek Pariwisata di Kabupaten Bangkalan
Berbasis WebSIG. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Saputra,
A. F., & Patombongi, A. (2017). Pemetaan Apotek Di Kota Kendari Berbasis
Web Gis (Geographic Information System). Simtek: Jurnal Sistem Informasi Dan
Teknik Komputer, 2(1), 1�6.
Wahyudi,
H. (2013). Pembuatan Webgis (Geography Information System) Kantor Penanaman
Modal Kabupaten Wonogiri. Seruni-Seminar Riset Unggulan Nasional
Inoformatika Dan Komputer, 2(1).
Yusuf,
M. (2021). Membangun Aplikasi Web GIS Potensi Wilayah Kecamatan Sepaku, Penajam
Paser Utara Calon Wilayah IKN. Informatika Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu
Komputer, 16(2), 121�129.