Peningkatan Keterampilan Guru Bahasa Inggris SMP/MTS se-Kota Parepare dalam Menyusun Modul Ajar yang Kontekstual dan Efektif dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

 

Improving the Skills of Junior High School / MTs English Teachers in Parepare City in Compiling Contextual and Effective Teaching Modules in the Implementation of the Independent Curriculum

 

1)Erwin, 2)Mas�ud Baddolo, 3)Marwati Abd. Malik, 4)A.S. Anggung Anggari, 5)Alim Alqadri Amir, 6)Andi Wanda Rahdiatullah, 7)Miftah Syahdatin Annur, 8)Nurul Mutmainnah Arif, 9)Rifkah Chaerunnisa

1,2,3,4,5,6,7,8,9 Universitas Muhammadiyah Parepare

 

*Email: 1)[email protected], 2)[email protected], 3)[email protected],4)[email protected], 5)[email protected], 6)[email protected], 7)[email protected], 8)[email protected], 9)[email protected]

*Correspondence: 1) Erwin

 

DOI: 10.59141/comserva.v4i1.1340

 

 

 

 

 

ABSTRAK

Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru Bahasa Inggris SMP/MTs Se-Kota Parepare dalam menyusun modul ajar yang kontekstual dan efektif dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Metode pengabdian yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dilakukan dengan memberikan materi tentang penyusunan modul ajar yang kontekstual dan efektif, sedangkan pendampingan dilakukan dengan membantu guru dalam menyusun modul ajar sesuai dengan konteks dan kebutuhan belajar peserta didik. Pelatihan dan pendampingan ini efektif dalam meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun modul ajar yang kontekstual dan efektif sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya skor tes pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyusun modul ajar, serta meningkatnya kualitas modul ajar yang dihasilkan oleh guru. Pengabdian ini memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs Se-Kota Parepare. Modul ajar yang kontekstual dan efektif dapat membantu peserta didik untuk belajar dengan lebih bermakna dan mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

 

Kata kunci: Kurikulum Merdeka, q, Kontekstual, Efektif, Bahasa Inggris

ABSTRACT

This community service aims to enhance the English teachers' skills in developing contextual and effective teaching modules within the implementation of the Kurikulum Merdeka in Junior High Schools (SMP) and Middle Schools (MTs) in Parepare City. The method employed is training and mentoring. Training is conducted by delivering material on developing contextual and effective teaching modules, while mentoring involves assisting teachers in designing teaching modules aligned with the context and learning needs of students. This training and mentoring are effective in improving teachers' skills in developing contextual and effective teaching modules in accordance with the principles of the Merdeka Curriculum. This is evidenced by the improvement in the teachers' knowledge and skill test scores in developing teaching modules, as well as the enhanced quality of the teaching modules produced by the teachers. This community service contributes to improving the quality of English learning in Junior High Schools (SMPs) and Middle Schools (MTs) in Parepare City. Contextual and effective teaching modules can assist students in learning more meaningfully and achieving optimal learning objectives.

 

Keywords: Merdeka Curriculum, Teaching Modules, Contextual, Effective, English

 

 


PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Iman, 2018). Kurikulum mencakup tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Hamalik, 2008). Di Indonesia, kurikulum pendidikan telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kurikulum pendidikan terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2013, pemerintah menerapkan Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013). Namun, dalam implementasinya, Kurikulum 2013 menghadapi berbagai kendala, seperti kurangnya kesiapan guru, keterbatasan sarana dan prasarana, serta kurangnya pemahaman tentang esensi kurikulum itu sendiri (Anwar, 2014) (Mulyasa, 2013). Untuk mengatasi permasalahan tersebut dan menghadapi tantangan abad ke-21, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia meluncurkan Kurikulum Merdeka pada tahun 2022. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran, serta memperkuat pola pembentukan karakter peserta didik (Kemdikbud, 2022). Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran yang kontekstual, bermakna, dan sesuai dengan minat serta bakat peserta didik.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2022. Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran, serta memperkuat pola pembentukan karakter peserta didik (Kemdikbud, 2022). Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru dituntut untuk dapat merancang pembelajaran yang kontekstual dan bermakna bagi peserta didik, sehingga dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal, prinsip utama Kurikulum Merdeka adalah student-centered learning, di mana peserta didik menjadi subjek yang aktif dalam proses pembelajaran (Saadah & Amarullah, 2023). Salah satu aspek penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah penyediaan bahan ajar yang kontekstual dan efektif, seperti modul ajar. Dalam Kurikulum Merdeka, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yang membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang pembelajaran yang kontekstual, bermakna, dan sesuai dengan minat serta bakat peserta didik (Hamdi et al., 2022). Salah satu komponen penting dalam penerapan Kurikulum Merdeka adalah penggunaan modul ajar yang kontekstual dan efektif.

Modul ajar merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik sehingga memudahkan peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan atau tanpa bantuan guru (Hamdi et al., 2022). Modul ajar yang kontekstual adalah modul ajar yang dikembangkan dengan mempertimbangkan konteks lingkungan dan kehidupan sehari-hari peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dan menghubungkannya dengan situasi nyata di sekitarnya (Suryani, 2024). Sedangkan modul ajar yang efektif adalah modul ajar yang dirancang untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal, dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, seperti penggunaan metode yang bervariasi, penyajian materi yang sistematis, dan adanya evaluasi yang sesuai. Selain itu, modul ajar yang efektif juga dapat memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal (Suryani, N., Sari, S. P., & Syah, 2021). Peralihan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)ke modul ajar ini menjadi tantangan baru bagi guru, terutama dalam hal menyusun modul ajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam menyusun modul ajar yang kontekstual, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik (Astuti, W Sukardi, F & Sholihah, 2019), (Rahmawati, A., & Buchori, 2022).

Terkait hal tersebut, seluruh sekolah yang didalamnya guru sedang belajar dan berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kurikulum merdeka khususnya penyusunan modul ajar (Pillawaty et al., 2023). Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka dalam merancang modul ajar. Namun, berdasarkan hasil observasi dengan ketua dan sekretaris Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), beberapa guru masih belum memiliki pengetahuan yang memadai untuk menerapkan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka dalam modul ajar. Hasil ini didukung oleh wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare mengenai kebutuhan guru, khususnya di mata pelajaranBahasa Inggris. Ketua MGMP Bahasa Inggris SMP/MTs menyatakan bahwa guru-guru Bahasa Inggris SMP/MTs di Kota Parepare masih membutuhkan pelatihan terkait penyusunan modul ajar. Hal ini dikarenakan penerapan Kurikulum Merdeka di Kota Parepare akan dilaksanakan secara menyeluruh pada tahun ajaran baru 2023/2024.

Berdasarkan paparan di atas, diperlukan pembaharuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan kurikulum merdeka, khususnya dalam penyusunan rancangan perangkat pembelajaran (modul ajar). Kegiatan yang perlu dilakukan adalah pelatihan penyusunan modul ajar bagi guru-guru mata pelajaranBahasa Inggris tingkat SMP/MTs se-Kota Parepare. Oleh karena itu, pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru Bahasa Inggris SMP/MTs Se-Kota Parepare dalam menyusun modul ajar yang kontekstual dan efektif dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dengan adanya modul ajar yang sesuai, diharapkan dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih bermakna dan meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran bagi peserta didik.

 

METODE

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu komponen yang harus dilakukan oleh maasiswa Program Pendidikan Profesi Guru, bertujuan untuk melatih kemampuan kepemimpinan mahasiswa melalui kegiatan service learning atau pembelajaran berbasis pelayanan kepada komunitas atau masyarakat yang menjadi target. Pengabdian ini merupakan tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum merdeka khususnya pada penyusunan rancangan perangkat pembelajaran berupa modul ajar. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, solusi untuk menghadapi masalah penerapan modul ajar ini adalah pelatihan penyusunan modul ajar bagi guru Bahasa Inggris. Adapun Metode pelaksanaan proyek kepemimpinan dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut:

Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 8-11 Maret 2024 di Ruang Guru SMP Negeri 2 Parepare dengan peserta yaitu guru-guru mata pelajaranBahasa Inggris berjumlah 47 orang yang mengajar di SMP/MTS dilingkungan Kota Parepare.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim dari Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Universitas Muhammadiyah Parepare dan meliputi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru dikota parepare

b. Berdiskusi dengan dosen penanggung jawab mengenai pengabdian masyarakat yang akan dilakukan

c. Menyusun proposal kegiatan

d. Membuat persuratan dan perizinan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pembuatan materi kegiatan

Modul sederhana dan PPT dibuat oleh dosen sebagai narasumber kegiatan yang berisi mengenai konsep dari modul dan komponen-komponen yang ada di dalam modul ajar.

b. Pembagian materi kegiatan

Materi pelatihan dikirimkan melalui WA Grup

c. Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara luring (tatap muka). Materi diberikan secara ceramah, diskusi dan melakukan praktik serta pendampingan penyusunan modul ajar.

3. Tahap Pelaporan

a. Menyusun hasil laporan kegiatan (jurnal pengabdian masyarakat)

b. Publikasi

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk pelatihan peningkatan keterampilan penyusunan modul ajar yang mewadahi guru dalam mewujudkan merdeka belajar peserta didik yang tentunya berbasis inovatif dan saintifik. Kegiatan ini diikuti aktif oleh guru sebagai peserta. Hal ini disambut baik oleh guru-guru dan mereka mengikuti kegiatan secara antusias sampai selesai. Hal ini dinilai sangat penting untuk menambah pengetahuan tentang konsep dan komponen-komponen penyusunan modul ajar yang mendukung dalam proses perencanaan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara tim oleh dosen di Program Pendidikan Profesi Guru dan dibantu oleh moderator dari tim pelaksana, maka dilakukan tanya jawab dan diskusi secara berkelompok untuk memastikan pemahaman yang didapat oleh guru-guru.

Hasil dan pembahasan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakatnya ini, merupakan hasil deskripsi dan analisis tahapan kegiatan dan dampaknya terhadap kompetensi yang dimiliki guru dalam memahami, mengembangkan serta membuat modul ajar sebagai produk hasil kegiatan pelatihan peningkatan keterampilan penyusunan modul ajar. Berikut ini adalah rincian kegiatannya:

 

1. Analisis Kebutuhan Guru SMP Mata pelajaran Bahasa Inggris

Sebuah analisis telah dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah. Analisis kebutuhan ini dilakukan melalui observasi dengan pihak-pihak terkait yakni Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Ketua dan Sekretaris MGMP Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP/MTS se-Kota Parepare. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, ditemukan bahwa pengetahuan guru mata pelajaran Bahasa Inggris masih kurang memadai dalam mengembangkan dan menyusun modul ajar secara mandiri. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Parepare telah menerapkan Kurikulum Merdeka, meskipun masih ada beberapa tingkatan kelas yang belum menggunakan kurikulum tersebut karena mengikuti kurikulum yang telah didapatkan peserta didik sejak awal masuk sekolah. Namun, pada tahun ajaran baru 2024/2025, semua kelas di sekolah-sekolah tersebut akan menggunakan Kurikulum Merdeka secara merata. Oleh karena itu, guru membutuhkan pendampingan dalam penyusunan modul ajar agar mereka dapat membuat modul ajar secara mandiri yang kontekstual dan efektif sesuai dengan kebutuhan peserta didik di kelas masing-masing.

 

2. Pemaparan Materi Mengenai Modul Ajar (Konsep dan Komponen-Komponen Modul Ajar)

Sebelum pemaparan materi, peserta diberikan kuis untuk mengetahui pemahaman peserta dalam hal ini guru mata pelajaran bahasa inggris mengenai modul ajar. Pemaparan materi dilakukan dalam bentuk forum diskusi yang disampaikan oleh narasumber yang ahli di bidangnya dan menguasai konsep Kurikulum Merdeka serta implementasinya. Pemateri menyampaikan konsep modul ajar dalam Kurikulum Merdeka dan menjelaskan komponen-komponen yang ada dalam modul ajar. Selanjutnya, guru yang menjadi peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang dipaparkan. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar guru dapat memahami teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktik penyusunan modul ajar secara mandiri atau berkelompok.

 

3. Praktik dan Pendampingan Penyusunan Modul Ajar dan Lampiran Lengkap

Perangkat pembelajaran berupa modul ajar dibuat secara terstruktur berdasarkan materi hasil diskusi. Tim pelaksana menyediakan capaian pembelajaran, tujuan, dan alur tujuan pembelajaran sebagai landasan dalam membuat komponen-komponen modul ajar. Perangkat pembelajaran berupa modul ajar meliputi kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan akhir/penutup. Lampiran lengkap meliputi rangkuman materi/bahan ajar, media pembelajaran sebagai pendukung kegiatan pembelajaran menjadi lebih kreatif dan inovatif, asesmen untuk mengetahui kesiapan belajar atau kemampuan awal peserta didik mengenai materi prasyarat (asesmen diagnostik), asesmen yang digunakan untuk mengukur ketercapain peserta didik terhadap hasil pembelajaran (asesmen formatif dan sumatif) serta rubrik penilaian. Modul ajar terdiri dari modul ajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Ini disesuaikan mata pelajaran yang diampu oleh guru sebagai peserta.

 

4. Laporan Hasil Kegiatan dan Publikasi

Pengabdian ini menghasilkan penulisan artikel ilmiah dalam jurnal pengabdian kepada masyarakat yang menjadi contoh praktik penerapan pembuatan perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka, yaitu modul ajar. Program pengabdian pelatihan ini memberikan dampak positif terhadap kompetensi guru terkait penerapan Kurikulum Merdeka. Sebelumnya, guru masih kurang memahami tentang pembuatan perangkat pembelajaran berupa modul ajar, namun setelah mengikuti kegiatan ini, mereka mampu menyusun modul ajar secara mandiri. Meskipun terdapat tantangan diawal perencanaan terkait jadwal dan tempat pelaksanaan kegiatan, hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan koordinasi dengan Ketua MGMP Bahasa Inggris. Selama kegiatan ini, guru-guru mendapatkan bekal berupa pengetahuan teoretis tentang cara menyusun dan mengimplementasikan modul ajar, serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang dapat dijadikan panduan dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan Kurikulum Merdeka. Tindak lanjut yang diharapkan adalah agar guru dapat menghasilkan perangkat pembelajaran berupa modul ajar yang dilengkapi dengan lampiran-lampiran pendukung sebagai wujud implementasi Kurikulum Merdeka.

 

 

 

SIMPULAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan dan pendampingan penyusunan modul ajar bagi guru mata pelajaran Bahasa Inggris SMP/MTs se-Kota Parepare telah dilaksanakan dengan baik dan memberikan dampak positif yang signifikan pada pemahaman guru mengenai konsep dan komponen yang ada pada modul ajar serta dapat membuat perangkat pembelajaran kurikulum merdeka berupa modul ajar dan lampiran lengkap berupa bahan ajar, asesmen, rubrik penilaian dan media pembelajaran sesuai bidang studi yang diampu. Pelatihan dan pendampingan ini efektif dalam meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun modul ajar yang kontekstual dan efektif sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan skor pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyusun modul ajar serta kualitas modul ajar yang dihasilkan. Kegiatan ini memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs se-Kota Parepare dengan tersedianya modul ajar yang kontekstual dan efektif untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih bermakna dan mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anwar, R. (2014). Hal-hal yang mendasari penerapan Kurikulum 2013. Humaniora, 5(1), 97�106.

 

Astuti, W Sukardi, F & Sholihah, M. (2019). Analisis Kesulitan Guru dalam Mengembangkan Bahan Ajar Berbasis Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Bangsri. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(2), 63�71.

 

Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan pembelajaran.

 

Hamdi, S., Triatna, C., & Nurdin, N. (2022). Kurikulum merdeka dalam perspektif pedagogik. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 7(1), 10�17.

 

Iman, A. (2018). Kurikulum sebagai pedoman program dan proses pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 1(1).

 

Kemdikbud. (2022). Kurikulum Merdeka Belajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 

Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 

Mulyasa, E. (2013). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT Remaja Rosdakarya.

 

Pillawaty, S. S., Firdaus, N., Ruswandi, U., & Syakuro, S. A. (2023). Problematika Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Shibghoh: Prosiding Ilmu Kependidikan UNIDA Gontor, 1, 379�388.

 

Rahmawati, A., & Buchori, A. (2022). Analisis Kesulitan Guru dalam Penyusunan Modul Ajar di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(2), 110�118.

 

Saadah, S., & Amarullah, M. M. S. (2023). Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Bina Taruna Bandung. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 5(2), 858�868.

 

Suryani, N., Sari, S. P., & Syah, N. (2021). Pengembangan Modul Pembelajaran Efektif pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. 8(1), 1�9.

 

Suryani, Y. (2024). E-LKM Berbasis PJBL Terintegrasi Etno-STEM pada Materi IPA dalam Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan pada Mahasiswa. HARMONI MEDIA DAN METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA, 99.

 

 

 

https://jurnal.syntax-idea.co.id/public/site/images/idea/88x31.png� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).