Pendidikan Berbasis Literasi Digital Dalam Menguatkan Nilai-Nilai Faham Ashlussunnah Waljama�ah Bagi Siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

 

Digital Literacy-Based Education in Strengthening the Values of Ashlussunnah Waljama'ah for Leading Madrasah Aliyah Students Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

 

1)* Moch Masdur Rochim

Universitas KH.A. Wahab Hasbullah.

 

*Email: 1) [email protected]

*Correspondence: 1) Moch Masdur Rochim

 

DOI: 10.59141/comserva.v4i1.1335

 

 

 

 

 

ABSTRAK

Pendidikan berbasis literasi digital memiliki peran penting dalam meningkatkan pemahaman siswa Madrasah Aliyah Unggulan wahab chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang tentang nilai-nilai dan faham Ahlussunnah Waljama'ah. Tingkat literasi digital siswa bervariasi, terutama dalam hal akses dan kemampuan penggunaan teknologi digital. Pendekatan literasi digital berdampak positif pada pemahaman siswa tentang ajaran agama mereka dan membantu mereka menghubungkannya dengan konteks dunia modern. Peran guru dalam memandu siswa dalam penggunaan teknologi dengan bijak dalam konteks agama sangat penting. Namun, ada tantangan, seperti keterbatasan sumber daya teknologi dan kebutuhan akan pelatihan lebih lanjut bagi guru. Kata Kunci: 1. Pendidikan berbasis literasi digital 2. Faham Ahlussunnah Waljama'ah 3. Siswa Madrasah Aliyah Unggulan wahab chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

 

Kata kunci: Literasi Digital, Faham Ahlussunnah Waljama�ah, Siswa Madrasah Aliyah Unggulan wahab chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

 

ABSTRACT

Digital literacy-based education plays a crucial role in enhancing the understanding of Madrasah Aliyah unggulan wahab chasbullah students regarding the values and beliefs of Ahlussunnah Waljama'ah. The students' levels of digital literacy vary, particularly concerning access and proficiency in using digital technology. The digital literacy approach positively impacts students' comprehension of their religious teachings and helps them connect it to the modern world's context. The role of teachers in guiding students to use technology wisely within the religious context is essential. Nevertheless, challenges such as limited technological resources and the need for further teacher training exist.

 

Keywords: Digital literacy-based education, Ahlussunnah Waljama'ah beliefs, Madrasah Aliyah unggulan wahab chasbullah students

 

 


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam membentuk karakter dan kepribadian individu setiap manusia (Pratiwi, 2018). Saat ini, dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi digital, literasi digital menjadi keterampilan yang semakin penting untuk dikuasai. Keterampilan literasi digital membantu siswa dalam memahami, mengolah, dan mengevaluasi informasi yang ditemukan di dunia digital. Selain itu, dengan adanya literasi digital, siswa juga dapat meningkatkan kemampuan kritis dan reflektif, yang diperlukan dalam membentuk sikap moderasi dalam beragama.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukannya, masyarakat, bangsa dan negara (Amos Noelaka, 2017).

Media digital saat ini menjadi media yang digunakan untuk memudahkan penggunanya bertukar informasi dan berkomukasi. Banyak platform dalam media digital yang digunakan sebagai sumber informasi. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan media digital sangat pesat (Perssela et al., 2022).

Literasi digital adalah sebuah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digitalisasi, termasuk alat-alat komunukasi yang modern atau jaringan internet dalam menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan informasi, membuat informasi dan memanfaatkannya secara bijak, cerdas, tepat, dan tentunya patuh hukum dan aturan dalam rangka membina komunikasi dan interaksi positif dalam kehidupan sehari-hari (Suherdi, 2021).

Berkembangnya media digital dan akses terhadap informasi dalam bentuk digital memunculkan peluang sekaligus tantangan. Jumlah generasi muda yang mengakses internet sangat besar, yaitu kurang lebih 70 juta orang, dan mereka kerao menggunakan smartphone, computer personal, maupun laptop, selama lebih kurang 5 jam per harinya untuk berinternet. Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Mitcheel Kapoor memperlihatkan bahwa generasi muda pada dasarnya memiliki keahlian dalam mengakses media digital saat ini, tetapi mereka belum mengimbangi kemampuannya dalam menggunakan media digital untuk memperoleh informasi untuk mengembangkan potensi dan kapasitas diri. Kondisi yang dialami generasi muda tersebut, tidak didukung konten dan informasi media digital berkualitas yang memiliki keragaman jenis, relevansi dan keabsahannya (Sulianta, 2020).

Ahlusunnah Waljama'ah, dalam konteks ajaran Islam, memegang peranan yang sangat krusial dalam mempertahankan serta mewarisi nilai-nilai murni dan asli yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya. Mereka bukan sekadar kelompok pengikut, tetapi merupakan penjaga tradisi dan ajaran agama yang memandu kehidupan umat Islam. Dalam dunia yang terus berubah dan diwarnai oleh berbagai aliran pemikiran yang berpotensi merusak esensi Islam, peran Ahlussunnah Waljama'ah menjadi semakin penting.

Ahlussunnah Waljama'ah adalah penjaga nilai-nilai inti dalam Islam, seperti tauhid (kepercayaan kepada Tuhan yang Esa), risalah (kepercayaan kepada kenabian Nabi Muhammad SAW), akhirat (kepercayaan pada hari kiamat), dan nilai-nilai etika, moral, serta perilaku yang diajarkan oleh Nabi dan sahabat-sahabatnya. Mereka secara konsisten menjunjung tinggi ajaran-ajaran ini dan berusaha untuk mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks zaman yang penuh dengan tantangan, seperti paham radikalisme dan ekstremisme, pemahaman yang benar terhadap ajaran agama ini adalah fondasi kuat yang memungkinkan mereka untuk tetap memegang prinsip-prinsip keselamatan, kedamaian, dan toleransi.

Selain sebagai penjaga nilai-nilai inti, Ahlussunnah Waljama'ah dianggap sebagai kelompok yang selamat dalam pemahaman agama (Izza, 2022). Hal ini berarti mereka berada pada jalur yang benar dalam memahami ajaran Islam. Dalam hal ini, para ulama Islam selalu menegaskan bahwa pemahaman yang benar dan sahih tentang ajaran Islam adalah kunci untuk mempertahankan kedamaian dan keharmonisan dalam masyarakat.

Penting untuk menyadari bahwa nilai-nilai Ahlussunnah Waljama'ah sangat relevan dalam konteks sosial dan politik saat ini. Nilai-nilai seperti toleransi, kerukunan, cinta kasih, dan kepedulian terhadap sesama adalah nilai-nilai universal yang dapat membantu membentengi generasi muda dari potensi paham radikal dan ekstremisme. Dalam era teknologi digital yang memungkinkan akses tak terbatas ke informasi, pendidikan berbasis literasi digital menjadi sangat penting.

Generasi muda saat ini terpapar pada berbagai informasi dari berbagai sumber, termasuk yang bersifat ekstrem. Oleh karena itu, pendidikan berbasis literasi digital adalah salah satu langkah efektif dalam membantu mereka mengembangkan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai ahlussunnah waljama'ah dan Islam yang damai. Generasi muda perlu belajar untuk memilah informasi yang sehat dan positif serta menghindari informasi yang bersifat ekstrem dan radikal (Marbun et al., 2024).

Pendidikan berbasis literasi digital juga dapat membantu generasi muda dalam memahami ajaran Islam yang sejati dan mempromosikan pesan-pesan damai yang terkandung dalam agama mereka. Ini adalah langkah yang sangat penting dalam menghindari paham radikalisme dan ekstremisme yang dapat merusak harmoni dalam masyarakat.

Walhasil, Ahlussunnah Waljama'ah adalah kelompok yang memainkan peran kunci dalam menjaga dan mewarisi nilai-nilai Islam yang murni dan asli. Upaya untuk membentengi generasi muda dari paham radikalisme dan ekstremisme melalui pendidikan berbasis literasi digital sangat relevan dan sangat diperlukan. Dengan pemahaman yang kuat tentang Islam yang damai dan toleran, generasi muda dapat tumbuh sebagai agen perubahan yang positif dalam masyarakat. Dengan demikian, mereka mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai ahlussunnah waljama'ah dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi pada perdamaian dan harmoni sosial.

Oleh karena itu, tema pendidikan berbasis literasi digital dalam menguatkan faham ahlusunah waljama�ah bagi siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang menjadi sangat relevan untuk dibahas. Madrasah Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas pesantren yang sangat kuat. Madrasah ini beroperasi di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, sebuah entitas yang memiliki sejarah panjang dalam pendidikan agama dan budaya di Indonesia. Sejak berdiri, Madrasah Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang telah menjadi pilar pendidikan di daerah tersebut dan telah melalui banyak perubahan positif seiring berjalannya waktu (NASUKHA, 2018).

Madrasah ini bukanlah sekadar sekolah biasa, tetapi sebuah lembaga yang menggabungkan pendidikan formal dengan tradisi-tradisi pesantren. Pendidikan di sini tidak hanya mencakup mata pelajaran umum, tetapi juga pembelajaran agama dan nilai-nilai moral yang kuat. Hal ini menjadikan Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang menjadi tempat yang ideal bagi para siswa yang ingin mencari pendidikan yang holistik dan mendalam.

Dalam beberapa tahun terakhir, Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang telah menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Salah satu aspek utama adalah peningkatan kualitas pendidikan yang ditawarkan. Guru-guru yang berkualitas, kurikulum yang relevan, dan pendekatan pembelajaran yang inovatif telah menjadi landasan pendidikan di madrasah ini. Hal ini tidak hanya tercermin dalam hasil ujian, tetapi juga dalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan nilai-nilai yang mereka pelajari.

Selain itu, sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang juga mengalami peningkatan yang signifikan. Ruang kelas yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, serta fasilitas olahraga yang memadai memberikan lingkungan yang kondusif bagi proses pembelajaran. Dengan fasilitas yang lebih baik, siswa dapat lebih fokus pada pendidikan mereka tanpa terganggu oleh masalah infrastruktur.

Kemajuan ini juga tercermin dalam tingkat kelulusan yang semakin tinggi. Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang telah meluluskan banyak siswa yang berhasil melanjutkan studi ke perguruan tinggi ternama, baik di dalam maupun di luar negeri. Prestasi ini adalah bukti nyata dari kualitas pendidikan yang diberikan oleh madrasah ini.

Kenyataan bahwa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang telah berkembang secara positif tidak hanya memiliki dampak pada siswa dan keluarga mereka. Ini juga memiliki dampak positif pada masyarakat sekitar dan pemerintah. Madrasah ini telah menjadi harapan masyarakat dalam upaya mendidik dan mengajar generasi muda untuk mencapai kedewasaan. Pemerintah pun mendukung upaya-upaya pendidikan yang berkualitas, dan Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang telah membuktikan diri sebagai mitra yang kuat dalam mencapai tujuan tersebut.

Sebagai lembaga pendidikan yang menggabungkan tradisi pesantren dengan pendidikan formal, Madrasah Aliyah Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang terus berperan aktif dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai dan faham Ahlussunnah Waljama�ah. Hal ini menjadikan madrasah ini sebagai aset berharga dalam masyarakat, bukan hanya sebagai lembaga pendidikan. Dengan komitmen kuat untuk terus berkembang dan memberikan pendidikan terbaik, Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang akan terus menjadi pilar penting dalam dunia pendidikan di daerah tersebut dan menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga pendidikan lainnya.

Dalam konteks ini, pendidikan berbasis literasi digital di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang dapat membantu siswa untuk memahami agama dan keyakinannya dengan lebih baik, serta memperkuat pemahaman mereka tentang nilai-nilai moderasi. Selain itu, pendidikan literasi digital juga dapat membantu siswa untuk memahami berbagai perspektif dan pandangan yang berbeda dalam konteks keagamaan, sehingga mampu menghindari sikap radikalisme dan ekstremisme yang dapat merugikan diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Dalam pendidikan berbasis literasi digital, siswa akan diajarkan tentang penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, sehingga mampu memilah dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber-sumber digital. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menghindari konten-konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moderasi beragama dan mengakses sumber-sumber yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang agama dan keyakinan.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk Mengetahui tingkat literasi digital siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah dalam mengakses, menyebarkan, dan menggunakan informasi yang berkaitan dengan nilai-nilai dan faham Ahlussunnah Waljama�ah. 2. Untuk Mengetahui dampak pendidikan berbasis literasi digital terhadap peningkatan pemahaman siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah terhadap faham Ahlussunnah Waljama�ah. 3. Untuk Mengetahui pandangan dan praktik guru di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah terkait pendidikan berbasis literasi digital dalam memperkuat pemahaman siswa terhadap faham Ahlussunnah Waljama�ah.

Hasil penelitian juga diharaokan berkrontribusi terhadap aspek teknik dan praktik secara langsung dalam pembelajaran untuk lebih meningkatkan adopsi teknologi bagi siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah.

 

METODE

Metode penelitian merupakan suatu pembahasan mengenai penelitian, terkait dengan cara maupun alat-alat yang digunakan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian membahas tentang metode, kelebihan dan kelemahan yang dalam suatu karya ilmiah. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode yang akan digunakan oleh peneliti selama proses penelitian.

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk metode deskriptif. Alasan peneliti memilih pendekatan ini karena sifat dan tujuan masalah penelitian adalah mendeskripsikan masalah pendidikan berbasis literasi digital dalam menguatkan moderasi beragama bagi siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, dimana persoalan yang dimiliki harus dijelaskan dengan data-data kualitatif dalam bentuk situasi, permasalahan, fenomena-fenomena, layanan atau program yang ada, mengungkap dan memahami bagaimana pendidikan berbasis literasi digital dalam menguatkan faham Ahlussunnah Waljama�ah bagi siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Kehadiran Penelitian

����������� Kehadiran peneliti berfungsi sebagai alat dan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Karena peneliti juga mengumpulkan data, kehadiran mereka sangat penting sebaai bagian dari penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Dengan demikian kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat atau ikut serta menunjukkan bahwa mereka memperhatikan dan mendengarkan setiap detail dalam proses pengumpulan data.

 

Lokasi Penelitian�������

����������� Lokasi penelitian ini berada di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang beralamat di :

Alamat������������ : Kyai Haji Wahab Chasbullah

Dusun ������������ : Gedang

RT/RW : 001/005

Desa��������������� : Tambakrejo

Kecamatan������ : Jombang

Kabupaten ������ : Jombang

Provinsi���������� : Jawa Timur

No. Telfon������ : (0321)866616

Data dan Sumber Data����������

Sumber data penelitian ini adalah individu atau sumber data yang dapat memberikan informasi dan data yang diperlukan tentang pendidikan berbasis literasi digital dalam menguatkan Faham Ahlusunnah Waljamaah bagi Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Sumber data dalam penelitian dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder menurut derajat sumbernya (Moleong, 2017).

Data primer

Data primer adalah data-data yang diperoleh dari sumber pertama yang pengambilannya dihimpun langsung oleh peneliti (Riduwan, 2022). Dalam hal ini, data primer diperoleh dari siswa-siswi Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Selain itu peneliti juga akan mencari data primer dari para staf waka kurikulum,guru,siswa dan pihak yang terkait dengan Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua, atau data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti. Data sekunder meliputi dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil laporan dan lain sebagainya. Adapun data sekunder daru penelitian ini adalah dari buku-blu, literatur, dan dokumen yang sesuai dengan pembahasan penelitian.

Prosedur Pengumpulan Data

����������� Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan selama penelitian, termasuk observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat.

Observasi

Peneliti turun langsung kelapangan untuk melihat dan mencatat apa yang terjadi di lokasi penelitian selama proses pengumpulan data. Jenis pengumpulan data ini disebut observasi (Creswell, 2012).

Dengan melakukan Teknik observasi non-patisipan, peneliti tidak akan terlibat langsung dalam aktivitas informan, sebaliknya mereka akan bertindak sebagai pengemat independen (Basrowi, 2008).

Wawancara

Metode pengumpulan data dengan wawancara berarti peneliti akan berbicara dengan informan secara langsung untuk mendapatkan informasi dasar. Dalam penelitian ini dengan model wawancara yang terstruktur dan berfokus. Dengan Teknik snowballing, wawancara dilakukan dengan informan yang memiliki hubungan langsung dengan bagian penelitian.

 

Dokumentasi

Studi dokumen ditunjukan untuk mengumpulkan data atau file yang menjadi bukti fisik. Dokumen yang berbentuk tulisan dapat merupakan catatan harian,profil sekolah,peraturan dan kebijakan sekolah. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang profil sekolah,laporan tahunan sekolah,dan laporan kegiatan sekolah. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.

Teknis Analisis Data��

Pada penelitian kualitatif, analisis data difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data adalah teknik yang digunakan untuk menguraikan data atau keterangan yang diperoleh melalui data-data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh peneliti, akan tetapi orang lain yang ingin mengatahui hasil penelitian tersebut. Berikut merupakan teknis analisis data selama dilapangan model Miles dan Huberman dalam Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur dalam melalui 3 proses :

Kondensasi Data.

Reduksi adalah proses yang berfokus pada pemilihan, pengabtrakan, dan transformasi data yang berasal dari catatan lapangan. Selama proses pengumpulan data, ukuran data dikurangi secara konsisten. Dalam proses reduksi data ini, peneliti menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang elemen yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara yang memungkinkan tarik kesimpulan dan validasi.

Dalam hal ini peneliti akan memfokuskan pada strategi apa yang harus diterapkan dalam implementasi manajemen kurikulum dalam meningkatkan mutu lulusan peserta didik seperti pelaksanaan program-program, proses pembelajaran dan pembinaan, serta pemenuhan sarana dan prasarana. Data yang telah diperoleh tersebut akan dikategorikan berdasarkan kelompok-kelompok tertentu, seperti strategi yang berkaitan dengan kepemimpinan, guru, sarana prasarana dan pelaksanaan program-program.

Proses Penyajian Data

Dalam penyajian data, kategori dimensi data yang muncul yang diharapkan menjadi bahan atau data untuk penarikan kesimpulan disajikan dengan baik.

Proses Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau hubungan interaktif, hipotesis atau teori (Djunaidi Ghony & Almanshur, 2012).

Dalam penelitian yang dilakukan, data-data yang telah di dapat harus di dukung oleh bukti-bukti seperti catatan atau dokumentasi untuk memperoleh kesimpulan. Kesimpulan awal disampaikan masih sementara, dan jika tidak ditemukan pada tahap pengumpulan data berikutnya mereka akan berubah. Namun, kesimpulan yang dibuat pada tahap awal dapat dianggap kredibel jika didasarkan pada bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data. Kesimpulan selalu bersumber dari reduksi data atau data yang direduksi dan juga dari display data.

Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, triangulasi sumber data digunakan untuk menguji keabsahan data. Tujuan triangulasi data adalah untuk membuat data yang diperoleh dari wawancara, dokumen, dan observasi di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang lebih konsisten, lengkap, dan pasti.

Untuk memastikan validates data, peneliti menggunakan metode berikut:

1.       Perpanjangan keikutsertaan, yaitu peneliti menentukan dalam pengumpulan data sekaligus sebagai instrument tinggal di lapangan penelitian sampai dengan tingkat kejenuhan dalam memperoleh data dan mendapatkan data sebanyak mungkin.

2.       Ketekunan pengamatan, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan dalam upaya mendapatkan informasi lebih lanjut tentang subjek penelitian agar hasil penelitian dapat disesuaikan dengan keadaan di tempat penelitian. Mempelajari karakteristik dan elemen situasi yang sangat relevan dengan masalah yang dicari dan kemudian berkonsntrasi pada mereka secara menyeluruh. Dalam hal ini peneliti memperdalam temuan terkait.

Triangulasi adalah metode pemeriksaan data yang menggunakan sesuatu di luar data untuk pengecekan atau perbandingan dengan data. Metode tringagulasi digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan metode perolehan data dan pengumpulan yang sam dengan berbagai sumber. Setelah itu, penulis akan membandingkan data dari wawancara dan pengamatan dengan informasi pihak lain tentang keadaan di lapangan, serta beberapa isi dokumen yang relevan. Metode ini menjajikan validitas penelitian kualitatif.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah peneliti melakukan kegiatan penelitian mengenai Pendidikan Berbasis Literasi Digital Bagi Siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, maka terdapat beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai hasil penelitian sesuai dengan fokus pembahasan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada tiga orang narasumber untuk memperoleh informasi mengenai topik penelitian ini. Data narasumber untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Dr.Miftakhul Arif,M.H.I Staf UPM

a.       Dr.Miftakhul Arif,M.H.I Staf Wakil Kepala Urusan Kurikulum di Madrasah Aliyah Mu'allimin Mu'allimat Bahrul Ulum.

b.       Binti Muslikah ,S.PD,I Staf Wakil Kepala Hubungan Masyarakat

c.       Arum Maulina, Siswi Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah.

 

Literasi Digital Siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah

Menurut Bapak Arif, ketika dilakukan wawancara mengenai bagaimana Bapak melihat tingkat literasi digital siswa di MAUWH, beliau menjelaskan sebagai berikut :

Tentu, saya senang berbicara mengenai hal ini. Saya melihat bahwa mayoritas siswa kami memiliki akses yang relatif baik terhadap teknologi digital. Mereka cenderung memiliki ponsel pintar dan dapat mengoperasikannya dengan baik. Mereka juga tahu cara mengakses internet dan menggunakan aplikasi sosial. Tetapi, yang perlu dicatat adalah perbedaan dalam tingkat kemahiran dalam memanfaatkan teknologi ini untuk tujuan pendidikan.

Tentu, mari kita ambil contoh. Siswa yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosio-ekonomi yang lebih baik seringkali memiliki akses ke perangkat digital yang lebih canggih, dan mereka sering menghabiskan lebih banyak waktu dalam lingkungan digital yang mendukung pertumbuhan literasi digital. Mereka lebih terbiasa dalam mencari informasi, mengidentifikasi sumber yang dapat dipercaya, dan menggunakan internet sebagai alat pembelajaran tambahan.

Salah satu langkah yang harus diambil adalah memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang setara ke perangkat digital dan internet. Madrasah dapat mempertimbangkan program-program dukungan yang membantu siswa dengan latar belakang sosio-ekonomi rendah untuk mengatasi hambatan ini. Program pelatihan literasi digital yang menyeluruh dapat menjadi solusi, serta mendirikan zona Wi-Fi yang mencakup seluruh lingkungan pendidikan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa semua siswa memiliki peluang yang setara untuk mengembangkan literasi digital yang mendukung pemahaman nilai-nilai agama� (Arif, 2023).

Dalam narasi ini, peneliti memberikan konteks yang lebih luas untuk wawancara dengan Bapak Arif. Ini membantu memperjelas tantangan dalam literasi digital yang dihadapi siswa MAUWH dan menunjukkan solusi yang mungkin untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Kemudian hasil analisis penelitian dari data yang didasarkan pada observasi dan wawancara dengan narasumber Bapak Arif mengungkapkan beragam tingkat literasi digital di kalangan siswa MAUWH Bapak Arif, seorang guru dengan pengalaman panjang di Madrasah tersebut, mengamati bahwa mayoritas siswa memiliki akses yang cukup baik ke teknologi digital, terutama melalui ponsel pintar. Mereka mampu mengoperasikan perangkat digital dan mengakses internet. Namun, tingkat kemahiran dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengakses informasi yang berkaitan dengan nilai-nilai dan faham Ahlussunnah Waljama'ah bervariasi. Siswa yang memiliki akses yang lebih luas ke perangkat digital cenderung memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi, sementara siswa yang kurang beruntung dalam hal ini menghadapi hambatan dalam mengakses informasi.

Dalam analisis lebih mendalam, dapat diidentifikasi bahwa siswa yang memiliki latar belakang sosio-ekonomi lebih baik cenderung memiliki akses ke perangkat digital yang lebih canggih dan koneksi internet yang lebih stabil. Mereka juga sering terlibat dalam lingkungan digital yang mendukung pertumbuhan literasi digital. Sebaliknya, siswa dengan latar belakang sosio-ekonomi yang lebih rendah mungkin mengalami hambatan dalam hal aksesibilitas teknologi digital, sehingga berisiko memiliki literasi digital yang lebih rendah. diterima sesuai dengan kemampuan peserta didik .

Pandangan dan Implementasi Guru dalam Pendekatan Literasi Digital

Menurut ibu binti, ketika dilakukan wawancara Dalam konteks pendidikan berbasis literasi digital mengenai bagaimana Anda melihat peran guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah, beliau menjelaskan sebagai berikut :

�Selamat pagi. Saya percaya bahwa guru memiliki peran kunci dalam pendekatan literasi digital ini. Kami harus membimbing siswa dalam menggunakan teknologi digital dengan bijak dan etis. Selain itu, sebagai pendidik, tugas kami adalah menyediakan konten dan pengalaman yang relevan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah.

Kami telah menciptakan proyek-proyek literasi digital yang relevan dengan nilai-nilai agama. Misalnya, kami memberi siswa tugas untuk mencari dan menganalisis sumber-sumber agama secara online. Kami juga mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam forum diskusi daring tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah. Ini memberi mereka kesempatan untuk berbagi pandangan mereka dan mendengar perspektif orang lain.

Saya pikir penting bagi kami, para guru, untuk berbagi pengalaman dan strategi yang berhasil. Kita dapat mengadakan pertemuan rutin atau lokakarya untuk berdiskusi tentang praktik terbaik dalam pendekatan literasi digital ini. Selain itu, perlu ada dukungan dalam bentuk pelatihan tambahan untuk guru yang belum merasa cukup yakin dalam mengintegrasikan teknologi digital ke dalam pengajaran mereka. (Muslikah, 2023)

 

Dalam narasi ini, peneliti memberikan konteks lebih lanjut tentang peran guru dalam pendekatan literasi digital dan mendemonstrasikan bagaimana praktik-praktik tertentu telah membantu meningkatkan pemahaman siswa. Dengan menambahkan sedikit dialog tanya-jawab, kami juga menggambarkan pandangan langsung dari narasumber, yang memberikan wawasan lebih mendalam tentang pelaksanaan literasi digital dalam konteks pendidikan agama

Melalui wawancara dengan Ibu Binti, seorang guru yang berdedikasi di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah, hasil penelitian mengungkapkan bahwa para guru memiliki pandangan positif terhadap pendidikan berbasis literasi digital. Mereka melihat literasi digital sebagai alat yang dapat digunakan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah. Guru-guru di Madrasah ini telah menerapkan literasi digital dalam pengajaran mereka dan secara aktif mengintegrasikannya ke dalam kurikulum. Mereka memberikan bimbingan kepada siswa tentang penggunaan yang etis dan bijak dalam konteks nilai-nilai agama.

Pada tahap ini, penting untuk menggali lebih dalam mengenai praktik-praktik yang telah diterapkan oleh guru dalam pengajaran literasi digital. Guru-guru ini mungkin telah mengembangkan metode khusus yang memfasilitasi pemahaman siswa tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah melalui penggunaan teknologi digital. Pemahaman lebih mendalam tentang praktik-praktik ini dapat membantu dalam pengembangan panduan dan pedoman untuk guru-guru di seluruh Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullahg serta mendorong penyebaran praktik terbaik.

Dampak Pendidikan Berbasis Literasi Digital Pada Pemahaman Siswa

Sedangkan menurut siswi MAUWH yang bernama Arum Maulina, ketika dilakukan wawancara mengenai apa dampak pendidikan berbasis literasi digital pada pemahaman siswa tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah, Dia menjelaskan sebagai berikut :

�Tentu, saya senang berbicara mengenai perubahan yang saya saksikan. Melalui pendidikan berbasis literasi digital, kami melihat pemahaman siswa semakin dalam dan lebih terkoneksi dengan faham Ahlussunnah Waljama'ah. Mereka tidak hanya memahami keyakinan dan praktik kami, tetapi juga dapat menjelaskan dengan argumen yang kokoh dan mengaitkannya dengan isu-isu kontemporer.

Tentu. Sebagai contoh, siswa kami telah mengakses berbagai sumber daya agama dari seluruh dunia melalui internet. Mereka membaca tulisan ulama terkemuka, mengikuti ceramah dan diskusi agama secara daring, dan bahkan terlibat dalam forum online untuk berdiskusi tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah. Ini memberi mereka perspektif global dan membantu mereka mengidentifikasi relevansi faham agama kami dalam konteks dunia modern.

Pendekatan ini benar-benar telah mengubah paradigma. Sekarang, kami tidak hanya mengajar teks agama, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan literasi digital yang memungkinkan mereka untuk terlibat secara aktif dalam membangun pemahaman mereka. Pendekatan ini telah memungkinkan pendidikan agama menjadi lebih inklusif dan relevan dalam era digital. Selain itu, kami juga mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam mendefinisikan identitas agama mereka dalam dunia digital yang sangat terhubung.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah terus memperbarui kurikulum kami agar mencerminkan perkembangan teknologi dan tren literasi digital terbaru. Kami juga perlu pelatihan untuk memastikan siswa secara efektif dalam pemanfaatan literasi digital dalam pendidikan agama. Terpenting, kita harus mendorong siswa untuk menggunakan literasi digital ini secara etis dan bijak, sehingga mereka dapat menjadi pembawa pesan positif dalam masyarakat yang semakin terhubung. (Muslikah, 2023)

Arum Maulina menyimpulkan dengan memberikan saran praktis tentang bagaimana Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah dapat memperluas dampak positif literasi digital dalam pendidikan agama. Kesempatan ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan berbasis literasi digital telah menciptakan transformasi dalam pemahaman agama siswa di Madrasah tersebut.

Melalui wawancara dengan narasumber Siswi MAUWH, hasil penelitian mengungkapkan bahwa pendidikan berbasis literasi digital memiliki dampak yang signifikan pada pemahaman siswa tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah. Siswa yang aktif dalam menggunakan literasi digital untuk memperdalam pemahaman agama mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengaitkan informasi yang mereka temukan melalui teknologi digital dengan nilai-nilai agama.

Dalam pembahasan lebih lanjut, dampak ini menjadi jelas sebagai perubahan fundamental dalam pendekatan pendidikan agama. Literasi digital telah memungkinkan siswa untuk menjelajahi sumber daya agama, menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang Ahlussunnah Waljama'ah, dan bahkan berpartisipasi dalam diskusi global tentang isu-isu yang berkaitan dengan keyakinan mereka. Ini membuka pintu bagi integrasi agama dalam kehidupan digital yang terus berkembang dan menyediakan platform yang kuat untuk memahami dan menjelaskan keyakinan agama dalam konteks yang lebih luas.

Pembahasan

Dalam hal ini,peneliti akan menyajikan tentang temuan penelitian terkait Pendidikan Berbasis Literasi Digital Dalam Memperkuat Faham Ahlussunnah Waljama�ah bagi siswa Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah. Hal tersebut memilik 3bahasan, yaitu:

Literasi Digital dalam Konteks Pendidikan Agama

Hasil penelitian menyoroti peran krusial literasi digital dalam pendidikan agama dan memberikan pandangan lebih dalam tentang bagaimana teknologi digital dapat menjadi kendaraan penting untuk memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam era digital. Namun, analisis lebih lanjut perlu menjelaskan secara lebih rinci bagaimana literasi digital dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi kesenjangan akses yang mungkin ada di kalangan siswa.

Untuk memastikan pendekatan yang inklusif dan merata terhadap literasi digital dalam konteks pendidikan agama, diperlukan upaya konkret. Rekomendasi penting adalah mendirikan program-program literasi digital yang berfokus pada meningkatkan kemampuan siswa, terutama mereka yang berasal dari latar belakang sosio-ekonomi rendah. Program semacam ini dapat mencakup:

a.       Pelatihan Literasi Digital: Pelatihan yang terarah dan efektif dalam literasi digital perlu disediakan untuk semua siswa. Ini melibatkan pengenalan terhadap konsep dasar literasi digital, termasuk penggunaan perangkat digital, navigasi internet yang aman, dan kemampuan kritis dalam mengevaluasi informasi yang mereka temukan. Pelatihan seperti ini akan membantu siswa mengatasi hambatan teknologi dan menjadi lebih percaya diri dalam mengakses informasi.

b.       Penyediaan Aksesibilitas Teknologi: Membuat teknologi digital lebih mudah diakses oleh semua siswa adalah kunci kesetaraan akses. MAUWH perlu mempertimbangkan investasi dalam perangkat teknologi tambahan, koneksi internet yang stabil, dan zona Wi-Fi yang mencakup seluruh lingkungan pendidikan. Upaya ini harus difokuskan pada siswa dari latar belakang sosio-ekonomi rendah yang mungkin memiliki keterbatasan dalam hal akses ke perangkat digital dan koneksi internet.

c.       Pengembangan Sumber Daya Digital: Mengembangkan sumber daya digital yang mendukung pendidikan agama adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan program literasi digital. Sumber daya ini dapat berupa platform online yang memuat materi agama yang berkualitas, modul interaktif, dan konten multimedia yang relevan. Sumber daya ini harus dapat diakses oleh semua siswa, dan harus dirancang untuk mendukung pemahaman dan eksplorasi nilai-nilai agama secara mendalam.

Dengan mengimplementasikan rekomendasi ini, Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Ungulan akan menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, di mana semua siswa memiliki kesempatan yang setara untuk mengembangkan literasi digital yang diperlukan untuk memahami nilai-nilai agama. Ini akan membantu mengurangi kesenjangan akses dan memastikan bahwa teknologi digital diintegrasikan secara efektif dalam pendidikan agama. Selain itu, Madrasah ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi lembaga pendidikan lainnya dalam mempromosikan kesetaraan akses dan literasi digital dalam pendidikan agama. Melalui upaya ini, Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah dapat memajukan pemahaman siswa tentang nilai-nilai agama, memberikan bekal untuk masa depan yang digital, dan berperan aktif dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital.

Manfaat Pendidikan Berbasis Literasi Digital

Dampak positif dari pendidikan berbasis literasi digital pada pemahaman siswa tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah adalah bukti kuat bahwa literasi digital bukan sekadar alat teknis, tetapi juga alat pendidikan yang kuat. Ini menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya merubah cara siswa menggunakan teknologi, tetapi juga cara mereka memahami dan meresapi nilai-nilai agama mereka.

Penting untuk memahami bahwa integrasi literasi digital dalam pendidikan agama bukanlah tugas yang mudah. Ini melibatkan upaya bersama dari guru-guru, pengembang kurikulum, dan bahkan pihak berwenang pendidikan. Kolaborasi yang kuat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

Guru-guru perlu terus berinovasi dalam mengembangkan metode pengajaran yang menggabungkan teknologi digital sehingga siswa dapat merasakan manfaatnya. Mereka harus memahami cara memandu siswa dalam mengakses sumber daya digital yang relevan dan kritis serta memotivasi mereka untuk memahami nilai-nilai agama melalui alat-alat digital.

Pengembang kurikulum juga memiliki peran penting dalam mendukung pendekatan literasi digital ini. Mereka perlu merancang modul dan sumber daya yang dirancang khusus untuk memfasilitasi pemahaman faham Ahlussunnah Waljama'ah melalui pendekatan digital. Hal ini akan memastikan bahwa materi pembelajaran terintegrasi secara mulus dengan teknologi, sehingga siswa dapat lebih mudah mengakses dan memahami kontennya.

Namun, manfaat dari pendidikan berbasis literasi digital ini akan semakin nyata ketika siswa juga terlibat secara aktif dalam proyek-proyek literasi digital yang relevan dengan nilai-nilai agama. Misalnya, mereka dapat membuat proyek-proyek yang berkaitan dengan etika dan moralitas dalam faham Ahlussunnah Waljama'ah. Ini akan memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan berarti, karena siswa tidak hanya mengkonsumsi informasi, tetapi juga menciptakannya.

Lebih lanjut, melibatkan siswa dalam proyek-proyek semacam ini akan membantu mereka mengembangkan keterampilan praktis dalam menerapkan pemahaman agama mereka dalam situasi dunia nyata. Mereka akan belajar bagaimana nilai-nilai agama dapat diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan ini akan membantu mereka menjadi individu yang lebih bertanggung jawab dan etis dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital.

Sebagai kesimpulan, manfaat dari pendidikan berbasis literasi digital dalam pemahaman faham Ahlussunnah Waljama'ah adalah bukti nyata bahwa literasi digital adalah lebih dari sekadar alat teknis. Ini adalah alat pendidikan yang mampu mendukung pemahaman agama siswa, dan ini adalah tonggak yang sangat penting dalam menghadapi tantangan dan peluang pendidikan di era digital. Dengan terus berkolaborasi dan berinovasi, kita dapat memastikan bahwa literasi digital benar-benar mengubah cara siswa memahami dan menerapkan nilai-nilai agama mereka dalam dunia yang semakin terhubung secara digital.

Tantangan Dalam Implementasi Literasi Digital

Tantangan yang dihadapi guru-guru dalam mengimplementasikan literasi digital, termasuk keterbatasan sumber daya teknologi, adalah salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Membawa pendidikan berbasis literasi digital ke dalam Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah adalah langkah positif, tetapi ini juga menghadirkan beberapa hambatan yang harus diatasi.

Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan sumber daya teknologi. Guru-guru dan siswa memerlukan perangkat yang memadai, akses internet yang stabil, dan perangkat lunak pendidikan yang sesuai untuk mengoptimalkan literasi digital. Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat ini memerlukan investasi yang signifikan. Oleh karena itu, Madrasah perlu mempertimbangkan langkah-langkah untuk menyediakan perangkat tambahan, meningkatkan koneksi internet, dan memastikan bahwa perangkat yang ada berfungsi dengan baik. Ini akan memastikan bahwa guru dan siswa memiliki akses yang cukup ke teknologi digital.

Selain keterbatasan sumber daya teknologi, pelatihan guru dalam literasi digital juga sangat penting. Guru perlu memahami cara mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran mereka dan memotivasi siswa untuk memanfaatkan literasi digital dengan baik. Karena pendidikan berbasis literasi digital adalah paradigma baru, guru memerlukan pelatihan dan dukungan untuk mengatasi hambatan teknologi dan memaksimalkan potensi teknologi dalam pendidikan. Pelatihan ini dapat melibatkan kerja sama dengan organisasi atau lembaga yang memiliki keahlian dalam literasi digital. Menciptakan program pelatihan yang komprehensif adalah kunci untuk memastikan bahwa guru memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berhasil mengimplementasikan literasi digital dalam pengajaran mereka.

Dalam mengejar pendidikan berbasis literasi digital yang sukses, MAUWH perlu melihat hasil penelitian ini sebagai dasar yang kuat. Ini menunjukkan bahwa literasi digital memiliki peran penting dalam memperdalam pemahaman siswa tentang nilai-nilai agama dan faham Ahlussunnah Waljama'ah. Madrasah ini memiliki potensi untuk menjadi model inspiratif bagi lembaga pendidikan lainnya dalam menghadapi tantangan dan peluang pendidikan di era digital.

Dengan kolaborasi yang kuat antara siswa, guru, dan pengambil kebijakan, pendidikan berbasis literasi digital dapat menjadi pilar yang kuat dalam memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai agama dan faham Ahlussunnah Waljama'ah di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah. Investasi dalam infrastruktur teknologi, pelatihan guru, dan peningkatan pendekatan literasi digital akan membantu mengatasi hambatan yang ada dan menciptakan lingkungan pendidikan yang responsif terhadap era digital yang terus berkembang.

Dalam usaha mewujudkan pendidikan berbasis literasi digital yang sukses, adalah penting untuk mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul seiring dengan pengimplementasian ini. Tantangan-tantangan ini perlu diatasi agar pendekatan literasi digital dapat memberikan manfaat maksimal bagi siswa di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah.

Salah satu tantangan kunci adalah keterbatasan sumber daya teknologi. Guru-guru dan siswa memerlukan perangkat yang memadai, akses internet yang stabil, dan perangkat lunak pendidikan yang sesuai untuk mengoptimalkan literasi digital. Tidak hanya membutuhkan investasi finansial untuk membeli perangkat dan infrastruktur, tetapi juga perencanaan yang cermat dalam memelihara perangkat dan jaringan. Madrasah perlu mempertimbangkan untuk menyediakan perangkat tambahan, memperbarui perangkat yang ada, meningkatkan konektivitas internet, dan merawat perangkat dengan baik.

Selain itu, pelatihan guru dalam literasi digital menjadi penting. Guru-guru memerlukan pelatihan yang relevan untuk memahami bagaimana mengintegrasikan teknologi digital dalam pengajaran mereka. Mereka perlu memahami cara mencari, mengevaluasi, dan menggunakan sumber daya digital dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hambatan ini, Madrasah dapat bekerja sama dengan organisasi atau lembaga yang memiliki keahlian dalam literasi digital. Pelatihan guru yang komprehensif akan membantu mereka merasa nyaman dalam menghadapi teknologi dan membimbing siswa dalam memanfaatkannya secara efektif.

Melihat hasil penelitian ini sebagai dasar yang kuat, Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah memiliki peluang untuk menjadi model inspiratif bagi lembaga pendidikan lain dalam menghadapi tantangan dan peluang pendidikan di era digital. Namun, pencapaian ini memerlukan upaya bersama dari siswa, guru, dan pengambil kebijakan. Dengan kolaborasi yang kuat, investasi dalam infrastruktur teknologi, pelatihan guru yang efektif, dan pendekatan literasi digital yang terus diperbarui, Madrasah dapat mengatasi kendala-kendala ini dan menciptakan lingkungan pendidikan yang responsif terhadap era digital yang terus berkembang

 

SIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian ini: 1. Literasi digital di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah memiliki tingkat variasi, terutama dalam hal akses dan kemahiran dalam menggunakan teknologi digital. 2. Guru-guru di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Chasbullah memainkan peran penting dalam pendekatan literasi digital ini, memberikan panduan tentang penggunaan yang bijak dalam konteks agama. 3. Pendekatan literasi digital dalam pendidikan agama telah berdampak positif pada pemahaman siswa tentang faham Ahlussunnah Waljama'ah. Siswa yang aktif dalam menggunakan literasi digital lebih mendalam dalam pemahaman agama mereka dan dapat menghubungkannya dengan konteks dunia modern

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amos Noelaka, G. A. A. N. (2017). Landasan Pendidikan (Kencana).

 

Arif, M. (2023). Pendampingan Progam Penyusunan Artikel Ilmiah bagi Siswa MA Unggulan KH Abd. Wahab Hasbulloh Bahrul Ulum Tambakberas Jombang melalui Strategi Service-Learning. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Desa (JPMD), 4(3), 290�306.

 

Basrowi, S. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 12(1), 128�215.

 

Creswell, J. W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.

 

Djunaidi Ghony, M., & Almanshur, F. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

 

Izza, K. (2022). PENERAPAN ASWAJA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK. Menyelami Hakikat Ahlussunnah Wal Jama�ah, 37.

 

Marbun, E. S. B., Destiani, T. S., & Rachman, I. F. (2024). Meningkatkan Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi Dengan Literasi Digital Pada SDGs 2030. Jurnal Multidisiplin Ilmu Akademik, 1(3), 81�92.

 

Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian kualitatif (Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 102�107.

 

Muslikah. (2023). Wawancara.

 

NASUKHA, F. (2018). Implementasi Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Kitab Kuning Digital Program Kelas Digital Di Ma Unggulan Kh. Abdul Wahab Hasbullah Tambakberas Jombang. IAIN Kediri.

 

Perssela, R. P., Mahendra, R., & Rahmadianti, W. (2022). Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektivitas Komunikasi.

 

Pratiwi, N. K. S. P. (2018). Pentingnya peran orang tua dalam pendidikan karakter anak usia sekolah dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 83�90.

 

Riduwan, M. B. A. (2022). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian.

 

Suherdi, D. (2021). Peran literasi digital di masa pandemik. Cattleya Darmaya Fortuna.

 

Sulianta, F. (2020). Literasi Digital, Riset dan Perkembangannya dalam Perspektif Social Studies. Feri Sulianta.

 

 

https://jurnal.syntax-idea.co.id/public/site/images/idea/88x31.png� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).