Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Kegiatan Menganyam di Kelompok B (5-6 Tahun) di KB as-Safiiah Garut

 

Improving Fine Motor Skills in Weaving Activities in Group B (5-6 Years) at KB As-Safiiah Garut

 

1)* Nur Dewi Apipah, 2) Lia kurniawaty, 3) Delina Kasih

123 Universitas Panca Sakti Bekasi, Indonesia

 

Email: 1) [email protected], 2) [email protected], 3) [email protected]

*Correspondence: Nur Dewi Apipah

 

DOI: 10.59141/comserva.v4i5.1332

ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan aktivitas menganyam dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, meningkatkan kemampuan gerak jari dan otot tangan siswa, serta koordinasi visual untuk meningkatkan keterampilan motorik halus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang termasuk dalam metode Kemmis dan Mac Taggart dan terdiri dari 4 tahap yaitu observasi, pelaksanaan, tindakan dan refleksi, juga dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan. Selama proses penelitian, peneliti menggunakan instrumen dengan menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, catatan anekdot, dan dokumen guru. Subyek penelitian diambil dari salah satu kelas Kober AS-SAFIIAH yang berjumlah 10 siswa. Penelitian ini menggunakan kriteria BB, MB, BSH dan BSB sebagai tolak ukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya peningkatan keterampilan motorik halus pada kegiatan menganyam sangat berpengaruh: nilai penelitian pada pra siklus sebesar 35%, Siklus I - 51,6% dan Siklus II - 80%. Dilihat dari data tersebut, terjadi peningkatan tahapan siklusnya.

 

Kata kunci: Keterampilan Motorik Halus, Menganyam, Pendidikan Anak Usia Dini

 

 

ABSTRACT

The aim of this research is to develop weaving methods in implementing educational activities, improve students' finger and hand muscle movement abilities, as well as visual coordination to improve fine motor skills. This research is a type of classroom action research (PTK) which is included in the Kemmis and Mac Taggart method and consists of 4 stages, namely observation, implementation, action and reflection, also carried out in 2 activity cycles. During the research process, researchers used instruments using observations, interviews, documentation, anecdotal notes and teacher documents. The research subjects were taken from one of the Kober AS-SAFIIAH classes, totaling 10 students. This research uses the criteria values BB, MB, BSH and BSB as benchmarks. The research results showed that efforts to improve fine motor skills in weaving activities were very influential: the average value in the initial pre-cycle data was 35%, Cycle I - 51.6% and Cycle II - 80%. Judging from this data, there is an increase in the cycle stages.

 

Keywords: Fine Motor Skills, Weaving, Early Childhood Education

 

 

PENDAHULUAN

Seseorang tumbuh, berkembang dengan cepat pada tahun-tahun awalnya; bahkan disebut Anak usia dini merupakan anak yang masih dalam tahap bermain. Anak-anak baru sekarang mulai menjelajahi dunia di luar keluarga dekat mereka. karena pertumbuhan kognitif anak kecil sangat luar biasa dan mempunyai rentang usia yang sangat bermanfaat dibandingkan tahun-tahun berikutnya. Kadang-kadang disebut �zaman keemasan� karena hanya terjadi satu kali dan tidak dapat ditiru. Fase ini hanya berlangsung sejak bayi dalam perutnya hingga umur 6 tahun. Sebaliknya, masa tinggal seorang anak dalam kandungan sejak pembuahan sampai kelahirannya sampai dengan umur empat tahun Salah satunya adalah pengembangan pergerakan halus. Pada anak usia dini, pergerakan halus sangat penting karena dapat merangsang gerakan menggenggam, meremas, memetik, melipat dan banyak jaringan otot pada anak kecil, sehingga bisa melakukan lebih banyak tugas. Koordinasi mata-tangan merupakan bagian untuk merangsang keterampilan motorik halus dan memungkinkan anak berkonsentrasi. Namun kenyataannya saat ini orang tua tidak mau ambil pusing dengan kelakuan anaknya, tidak ingin rumahnya berantakan karena anaknya sedang kreatif, tidak ingin anaknya kotor. mereka terlalu takut untuk bersosialisasi dan bermain dengan temannya. Padahal, semua aktivitas yang dilarang orang tua merupakan kegiatan yang mampu merangsang peningkatan gerakan halus anak. Kurniawati, 2017a)

Orang tua dan guru seringkali mengabaikan perkembangan motorik. Hal ini terutama disebabkan karena mereka belum memahami bahwa program pengembangan motorik merupakan bagian integral dalam kehidupan anak usia dini, salah satunya adalah menstimulasi motorik halus anak melalui pembelajaran melalui bermain.

Di sinilah peran guru dan orang tua dalam mengajarkan perkembangan motorik pada anak menjadi penting (Rismayanti, 2013). Guru menempati posisi yang sangat strategis dalam mengembangkan kreativitas siswa (Taher & Munastiwi, 2019). Keluarga atau orang tua terutama ibu merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Peran ibu dalam membesarkan anak dan pengaruh stimulasi terhadap anak sangat besar. Interaksi antara anak dan orang tua, terutama peran ibu, sangat bermanfaat bagi proses tumbuh kembang anak secara keseluruhan, karena orang tua dapat segera mengenali kelainan pada anaknya. proses perkembangan dan menjamin terstimulasinya perkembangan anak secara menyeluruh sedini mungkin (Rismayanti, 2013).

Kreativitas dan inovasi dari pihak guru dan orang tua sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak tanpa ada batasan atau batasan apa pun. Panduan yang baik bagi anak agar dapat melakukan aktivitasnya dengan terarah. Selama proses pembelajaran, peningkatan pergerakan halus anak dapat di laksanakan dengan berbagai cara. Menurut Mulyani (2016:114)(Ranti dkk., 2023). Media dilakukan dengan melakukan kegiatan menganyam.

Menganyam merupakan salah satu kegiatan yang dapat merangsang motorik halus anak. Meski terkesan rumit, guru dapat melakukan hal ini pada anak dengan menggunakan model sederhana dan jenis media yang berbeda: misalnya media alami, bahan lepas, atau media yang aman bagi anak. Dengan cara ini Anda dapat mengembangkan dan menstimulasi motorik halus anak.

Temuan awal observasi di Kober As Safiiah adalah keterampilan fisik anak kurang optimal yang disebabkan oleh kurangnya pembekalan kemampuan motorik halus anak dalam berbagai hal. Dengan demikian, anak muda masih terus berkembang.dalam aktivitas yang ditujukan untuk motorik halusnya. Jumlah anak belum berkembang sebanyak 8 dari 10 anak. Oleh karena itu, peneliti lebih tertarik untuk mengkajinya lebih mendalam, dan mengambil judul �Peningkatan keterampilan motorik halus pada kegiatan menganyam pada kelompok B di Kober As Safiiah�.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada kegiatan menganyam di kelompok B di Kober As Safiiah. Rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah bagaimana proses peningkatan kemampuan motorik halus anak pada kegiatan menganyam di kelompok B serta apakah kegiatan menganyam dapat meningkatkan motorik halus anak. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam pengembangan kompetensi anak, peningkatan pemahaman guru, dan instansi pendidikan. Manfaat bagi anak adalah bahwa menganyam dapat meningkatkan koordinasi mata-jari dan konsentrasi, sementara penggunaan bahan alami membantu mengembangkan keterampilan menganyam. Bagi guru, menganyam dapat menjadi stimulus untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak, dengan pemanfaatan bahan alam dan metode pengajaran yang tepat. Selain itu, guru juga dapat berkembang secara profesional dengan menilai dan meningkatkan metode pengajaran. Bagi sekolah, penelitian ini dapat mengembangkan program pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna meningkatkan mutu pendidikan.

 

METODE PENELITIAN

A.    Tujuan penelitian

  1. Agar menerima informasi proses kegiatan menganyam untuk pengembangan motorik halus anak di KOBER AS-SAFIIAH
  2. Untuk mengetahui apakah kegiatan menganyam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di KOBER AS-SAFIIAH.

B.     Tempat dan waktu penelitian.

1.      Tempat

Penelitian dilaksanakan di Kober As Safiiah yang berlokasi di KP. Ciranca RT/RW 01/07 Desa Padasuka Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Akan dilaksanakan dua siklus pada semester II tahun ajaran 2023-2024.

2.      Waktu

Siklus 1 berlangsung pada tanggal 22 April hingga 24 April 2024, dan Siklus 2 berlangsung pada tanggal 30 April 2024 hingga 3 Mei 2024. Tema pengajaran yang digunakan peneliti pada kegiatan Siklus 1 adalah pokok bahasan alam semesta, dengan benda-benda langit sebagai sub temanya. Benda-benda duniawi digunakan sebagai subtema mata pelajaran Alam Semesta pada siklus 2. Sepuluh anak kelompok B, usia lima sampai enam tahun di KB As -Safiiah menjadi objek penelitian.. Proses penelitian digambarkan pada tabel berikut.

 

Tabel 2. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan

No

Nama kegiatan

Bulan

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agus

1

Pengamatan awal

 

 

 

 

 

 

2

Persiapan judul

 

 

 

 

 

 

3

Revisi Bab I

 

 

 

 

 

 

4

Bab II Revisi

 

 

 

 

 

 

5

Revisi Bab III

 

 

 

 

 

 

6

Laporan Kemajuan Penelitian Lapangan

 

 

 

 

 

 

7

Revisi Bab IV

 

 

 

 

 

 

8

Revisi Bab V

 

 

 

 

 

 

9

Penulisan artikel

 

 

 

 

 

 

10

Bimbingan belajar dengan guru

 

 

 

 

 

 

11

Ujian sidang

 

 

 

 

 

 

 

C.    Metode penelitian

Jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu proses mengkaji permasalahan pembelajaran di kelas melalui refleksi diri dengan tujuan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melakukan berbagai kegiatan terencana dalam situasi kehidupan nyata dan menganalisis setiap permasalahan yang ada. pengaruh. dari pengobatan. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya kolaborasi antara guru dan peneliti. Kegiatan kolaboratif artinya peran utama adalah guru dan peneliti adalah pengamat. Peneliti dan pendidik yang bersangkutan bekerja sebagai tim untuk menyelaraskan pemahaman, menyepakati masalah, mengambil keputusan, dan mengembangkan kegiatan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam (Mulyatiningsih, 2012).

D.    Rencana Tindakan

Rencana kelas terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi ;

1.      Perencanaan

Perencanaan adalah tentang apa yang ingin Anda capai di masa depan dan menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.

2.      Tindakan

Penelitian dilakukan oleh guru di kelasnya

3.      Pengamatan

Amati dan catat semua kejadian dan fenomena serta mengacu pada kaidahnya.

4.      Refleksi

Jelaskan proses dan dampak tindakan perbaikan. Rencana dan prosedur tindakan. Memberikan uraian tentang tata cara menganalisis hasil penelitian.

D.    Desain Tindakan

Rancangan yang digunakan dalam riset ini yaitu dengan tindakan Kemmis dan MC Taggart yang terdiri dari 4 tahap dan 2 siklus.

 

Gambar 1. Alur pelaksanaan PTK berdasarkan Model Kemmis dan Taggart... |  Download Scientific Diagram
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1. Kemmis dan MC Taggart

1.   Prosedur

a.    Pra-siklus

Observasi atau observasi awal dilakukan untuk melihat dan mengamati kondisi pembelajaran di Kober As Safiiyah.

1)     Kondisi Siswa dan Pembelajaran di Kelas

2)     Bagaimana guru mengajar

3)     Sekilas tentang administrasi sekolah mengenai kurikulum dan penilaian.

b.    Siklus 1

1)     Perencanaan (penjadwalan)

Pada fase ini peneliti bekerjasama dengan guru untuk menentukan langkah-langkah peneliti yang meliputi (1) Menentukan metode penyajian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dengan mendemonstrasikan menganyam menggunakan berbagai media. Menyusun rencana latihan dalam hal kegiatan sehari-hari (DAP). ). (2) Peneliti mempersiapkan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa. (3) Peneliti sependapat dengan pengamat mengenai pengertian lembar observasi. (4) Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan untuk kegiatan perbaikan.

2)     Aksi (aksi)

Dalam melaksanakan kegiatan ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana. Kegiatan pelatihan dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam.

3)     Langkah observasi dan evaluasi

Observasi yang dilakukan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran bersama siswa menggunakan observasi motorik halus melalui demonstrasi cara membuat anyama dengan menggunakan berbagai media.

4)     Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap pengolahan data yang diperoleh pada saat observasi guna memperoleh hasil penilaian untuk dianalisis dan disintesis. Hasil analisis digunakan untuk merefleksikan/melakukan perbaikan pelaksanaan kegiatan pada siklus tersebut. Dalam proses refleksi ini seluruh pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dipelajari relevan dengan tindakan kelompok yang dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi pertimbangan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. (Siklus 2) untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran selanjutnya dan meningkatkan kemampuan motorik halus. Lanjutkan siklus 2.

c.    Prosedur siklus 2

1.      Perencanaan

Peneliti melakukan perbaikan pada kegiatan peningkatan keterampilan motorik halus dengan metode demonstrasi pembuatan web menggunakan berbagai media dengan langkah-langkah sebagai berikut: menetapkan tujuan perbaikan; menyusun rencana kegiatan harian (DAP); persiapan media.

2.      Pengamatan

Pada siklus II proses pembelajaran berjalan dengan baik sehingga pengamat sangat membantu dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran.

3. Refleksi

Berdasarkan hasil Siklus 1 peneliti meningkatkan pembelajaran pada Siklus 2. Jika dianggap berhasil, perbaikan pembelajaran dihentikan hingga Siklus 2.

2.   Kriteria keberhasilan

Kreativitas anak pada kelas kelompok B hendaknya meningkat sesuai dengan kriteria keberhasilan kegiatan kelas eksplorasi yang diprediksi. KOBER AS-SAFIIYAH. Dalam menentukan persentase hasil akhir kita sepakati minimal 80%, hal ini disepakati bersama dengan para guru. Jika penelitian ini dianggap berhasil 80% dan jumlah anak bertambah 6 dari 10, maka siklus dihentikan.

3.   Metode pengumpulan data

1)   Definisi konseptual

a)      Keterampilan motorik halus

Keterampilan motorik anak merupakan kemampuan dalam menggunakan otot-otot pada jari tangan yang memerlukan koordinasi dan ketangkasan.

b)     Menganyam

Menganyam adalah kegiatan menyusun benang lungsi dan benang pakan dengan cara menumpuk potongan-potongan horizontal dan vertikal secara bergantian hingga menyatu.

2)   Definisi Operasional

Pengertian operasional dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan terhadap nilai-nilai BB, MB, BS dan BSB yang berhubungan dengan motorik halus, yang dapat dibentuk melalui aktivitas penempatan lungsin dan pakan dengan melapiskan bagian-bagian horizontal dan vertikal secara bergantian hingga mereka bergabung.

 

4.   Kisi-kisi instrumen

 

Tabel 3. Kisi kisi Instrumen

No

Aspek

Indikator evaluasi

BB

MB

BSH

BSB

1

Kemampuan seorang anak dalam menggunakan otot jari

  1. Anak-anak dapat memegang kertas anyaman.
  2. Anak-anak bisa melipat bahan anyaman
  3. Anak-anak dapat menggerakkan jari-jarinya untuk menganyam

 

 

 

 

 

2

Ketelitian/ kecermatan

  1. Anak-anak dapat dengan hati-hati menganyam benang lusi dan benang pakan.
  2. Anak-anak dapat menggunakan gunting untuk memotong kertas dan daun.

 

 

 

 

3

Koordinasi tangan-mata

 

Anak dapat memasukkan benang pakan ke dalam lungsi tanpa bantuan, dengan benar mengikuti pola anyaman yang diberikan.

 

 

 

 

 

Guru dan ilmuwan akan menggunakan alat ini sebagai pengamat untuk mengamati dan mengevaluasi kegiatan menganyam anak. Dengan menggunakan grid ini, peneliti dapat mengembangkan alat yang terorganisir dan metodis untuk menguji Tingkat keahlian fisik. latihan menganyam anak untuk meningkatkan kemampuan motorik halusnya.

5.   Jenis Instrumen

�Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data. Penelitian ini menggunakan berbagai metode yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi� (Sugiono 2019, 296). Metode pengumpulan data adalah kegiatan yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah penelitian. Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi mengenai objek yang diteliti. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a.      Pengamatan

Observasi adalah proses pengumpulan data untuk mendokumentasikan sejauh mana dampak suatu tindakan membuahkan hasil yang diinginkan. Peneliti melakukan observasi dengan cara pengamatan dan pendokumentasian bagaimana pembelajaran terjadi di kelas dan bagaimana anak berpartisipasi dalam proses tersebut tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan dan lembar observasi yang disusun dalam bentuk checklist. Observasi atau pengawasan dimaksudkan untuk memperoleh data melalui alat indera langsung atau suatu teknik yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memperoleh berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi terstruktur. Sujiono menyatakan observasi terstruktur adalah observasi yang disusun secara sistematis mengenai apa yang akan diamati, serta kapan dan di mana. Format penilaian dikembangkan dengan menggunakan instrumen observasi berupa skala penilaian.

Observasi digunakan peneliti untuk memperoleh data yang lebih mendalam tentang keterampilan motorik halus anak. Observasi ini dilakukan peneliti sebelum, selama penelitian, dan setelah melakukan kegiatan menganyam untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Berikut langkah dalam melaksanakan pengamatan:

1)     Peneliti menetapkan waktu pertemuan bersama kepala sekolah KB As Safiya KP. Ciranca Rt/Rw 01/07 Desa Padasuka Kecamatan Cibatu

2)     Peneliti berkoordinasi dengan guru kelas B.

3)     Peneliti mengamati terhadap aktivitas menganyam yang dikerjakan oleh anak - anak Kelas B.

4)     Peneliti mengamati usaha anak dalam menyelesaikan tugas yang di berikan oleh guru dalam pengembangan motorik halusnya.

5)     Peneliti melaksanakan pengamatan yang berhubungan dengan pergerakan halus pada saat menganyam, kemudian menganalisis anak akan keterkaitan dan yang menjadi hambatan dalam melakukan aktivitas menganayam

b.      Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menganalisis dokumen, baik tertulis maupun grafis, serta dokumen elektronik. Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas tentang subjek penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui menganyam untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Tujuan dokumentasi adalah untuk memberikan gambaran akurat tentang apa yang dilakukan anak saat belajar. Gambar berfungsi untuk mendokumentasikan aktivitas bermakna anak-anak dalam proses pendidikan, yang menunjukkan keterlibatan anak-anak dalam proses tersebut.

c.      Wawancara

Daftar pertanyaan dapat dikirimkan kepada responden terlebih dahulu agar dapat dijawab kemudian, meskipun wawancara pribadi adalah metode utama pengumpulan data. Wawancara adalah metode yang berguna untuk memverifikasi atau melakukan referensi silang terhadap materi yang diperoleh sebelumnya. Wawancara mendalam merupakan metode bertanya dalam penelitian kualitatif. Dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, wawancara mendalam merupakan suatu metode pengumpulan informasi pribadi untuk tujuan penelitian dan sarana mengajukan pertanyaan kepada informan atau orang yang diwawancarai yang sudah lama berkecimpung dalam kehidupan masyarakat. waktu Dari pendapat diatas penulis dapat memahami bahwa metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan melakukan sesi tanya jawab yang terdiri dari pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode ini peneliti gunakan dengan mewawancarai kepala sekolah dan dewan guru di Kelompok B KB As Safiiah untuk memperoleh informasi tentang peningkatan motorik halus anak melalui menenun.

d.      Anekdot

Catatan naratif singkat ini memberi instruktur informasi penting tentang perkembangan anak dengan menjelaskan perilaku. �Anekdot adalah kisah yang benar dan obyektif tentang suatu peristiwa yang menjelaskan bagaimana, kapan, dan di mana peristiwa itu terjadi, serta tindakan dan perkataan anak�. (Bati, 2015:27)

e.      Dokumen guru/sekolah

Merupakan suatu instruksi kerja atau alat peraga yang digunakan guru untuk kegiatan mengajar agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan lebih efisien dan efektif.

A.    Validasi data

���� Tujuan dari kredibilitas data adalah untuk meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap data, terlepas dari apakah data tersebut dapat dibuktikan atau tidak. Partisipasi yang diperluas, ketekunan, observasi, dan triangulasi digunakan untuk menilai keandalan data.

���� Keunggulan informasi dalam penelitian ini dinilai melalui pengamatan yang cermat dan triangulasi. Pencarian penafsiran yang berbeda-beda dalam kaitannya dengan proses analitis yang selalu menjadi perhatian, itulah yang dimaksud dengan observasi terus-menerus.

Triangulasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui keandalan informasi yang diperoleh dari suatu penelitian. �Triangulasi sebagai tehnik dalam penggabungan data, triangulasi memiliki 4 tipe yaitu data triangulasi,peneliti,teori�.(Sugiono (2019), 2021)

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di kalangan siswa KOBER AS-SAFIIAH B. Kober yang beralamat di kp Ciranca Rt 01 Rw 07, Desa Padasuka, Kecamatan Chibatu, Kabupaten Garut. Karena Kober kami terletak di tengah desa, maka mudah untuk menemukannya. Dari belakang gang. Kalau mau ke sekolah bisa naik mobil, halamannya cukup luas. Sekolah kami didirikan pada tahun 2008 atas dasar departemen pendidikan kabupaten.

Kober As Safiiah mempunyai VISI yaitu mewujudkan anak-anak yang kreatipdan berakhlak mulia. Ada juga misinya sebagai berikut

  1. Mengembangkan kemandirian, individualitas dan karakter.
  2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam layanan PAUD.

Sarana dan Prasarana Kober As Safiiah merupakan bangunan yang terdiri dari 2 ruangan memanjang berukuran 7x14 m serta terdapat halaman sekolah yang luas sehingga anak-anak merasa senang apabila pembelajaran di laksanakan di luar kelas. Ada 43 siswa di kelas kami, dibagi menjadi 3 kelompok.

B.     Pembahasan

1. Sebelum siklus

 

Tabel 4. Hasil observasi sebelum siklus

No

Nama

Indikator

 

 

1

2

3

4

5

6

1

SUP

L

MB

MB

MB

MB

MB

MB

2

D.P.

P

MB

MB

MB

 

MB

MB

MB

3

M.L.

L

BB

BB

BB

BB

BB

MB

4

TUAN

L

BB

MB

BB

BB

BB

BB

5

M.G.

L

BB

MB

MB

BB

MB

MB

6

Ha

L

BB

BB

MB

BB

BB

MB

7

Ra

L

BB

BB

MB

BB

BB

BB

8

Pada

L

BB

MB

BB

MB

BB

BB

9

Ar

L

BB

BB

BB

BB

BB

BB

10

Pen

P

BB

BB

BB

MB

BB

BB

Persentase jumlah

 

12

15

15

14

13

15

84

 

Informasi

Indikator:

1.      Anak-anak dapat memegang kertas anyaman.

2.      Anak-anak bisa melipat bahan anyaman.

3.      Anak-anak dapat menggerakkan jari-jarinya untuk menganyam

4.      Anak-anak dapat dengan hati-hati menganyam benang lusi dan benang pakan.

5.      Anak-anak dapat menggunakan gunting untuk memotong kertas dan daun.

6.      Anak dapat memasukkan benang pakan ke dalam lungsin tanpa bantuan, dengan mengikuti pola menganyam yang benar.

Berdasarkan hasil tabel diatas, rata-rata keseluruhan prasiklus adalah 84/(4X10X6)X 100%= 35%. Belum berkembang

 

Gambar 2. Grafik Pra Siklus

Berdasarkan hasil grafik di atas, nilai-nilai sebelum loop terdiri dari

a.      Indikator 1: BB 8[3.3] MB 2[0.83]

b.      Indikator 2: BB 5[2.08] MB 5[2.08]

c.      Indikator 3; BB 5[2.08]MB 5[2.08]

d.      Indikator 4; BB 6[2.5]MB 4[1.66]

e.      Indikator 5; BB 7[2,91 MB 3[1.25]

f.       Indikator 5 ;BB 5[2.08] MB 5[[2.08]

Berdasarkan hasil tabel dan grafik di atas, kemampuan motorik anak pada prasiklus tidak berkembang dengan nilai 35%. Hal ini dikarenakan anak kurang mampu atau kesulitan memasukkan kertas. dasar atas dan bawah. Keterampilan motorik halus anak berkaitan dengan koordinasi mata, dan jari-jari belum cukup fleksibel untuk menganyam.

1.      Siklus 1

 

Tabel 5. Hasil observasi siklus I

No

Nama

L/P

Indikator

1

2

3

4

5

6

1

Sup

L

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

2

D.P.

P

BSH

BSH

BSH

BSH

MB

MB

3

M.L.

L

BSH

BSH

MB

MB

MB

MB

4

TUAN

L

BSH

MB

MB

MB

MB

MB

5

M.G.

L

BSH

MB

MB

MB

MB

MB

6

HF

L

BB

BB

MB

MB

BB

BB

7

RA

L

BSH

MB

MB

MB

MB

MB

8

HP

L

BB

BB

BB

BB

MB

BB

9

AR

L

BSH

MB

BB

BB

MB

BB

10

AP

P

BSH

MB

MB

MB

MB

MB

Persentase jumlah

 

26

20

20

20

20

18

 

124

 

Keterangan;

Indikator

1.      Anak-anak dapat memegang kertas anyaman.

2.      Anak-anak bisa melipat bahan anyaman.

3.      Anak-anak dapat menggerakkan jari-jarinya untuk menganyam

4.      Anak-anak dapat dengan teliti menganyam benang lusi dan benang pakan.

5.      Anak-anak dapat menggunakan gunting untuk memotong kertas dan daun.

6.      Anak dapat memasukkan benang pakan ke dalam lungsin tanpa bantuan, dengan mengikuti pola menganyam yang benar.

Berdasarkan hasil tabel diatas, nilai rata-rata seluruh siklus 1 adalah 51,6%.

Grambar 3. Drafik siklus I

 

Berdasarkan hasil grafik di atas, hal ini menjelaskan

a.      Indikator 1 BB=2 MB=0 BSH=8 BSB=0,

b.      Indikator 2 BB=2 MB=6 BS=2 BS=0,

c.      Indikator 3 BB=2 MB=6 BS=2,

d.      Indikator 4 BB=2 MB=6 BSH=2 BSB=0

e.      Indikator 5 BB=1 MB=8 BS=1

f.       Indikator 6 BB=3 MB=6 BS=1 BS= 0

Berdasarkan hasil tabel dan grafik di atas, pada siklus I keahlian pergerakan halus anak dapat meningkat dengan persentase sebesar 51,6%. Hal ini dikarenakan anak diberikan bentuk dan gambar tenun yang sederhana sehingga dapat menarik perhatian anak. Namun prestasi tersebut masih kurang karena masih terdapat anak-anak yang mengalami kesulitan dan belum mandiri.

2.      Siklus 2

 

 

Tabel 6. Hasil observasi siklus II

No

Nama

 

Indikator

1

2

3

4

5

6

1

Sup

L

BSB

BSB

BSB

BSB

BSB

BSB

2

D.P.

P

BSB

BSB

BSB

BSB

BSB

BSB

3

M.L.

L

BSB

BSB

BSB

BSB

BSB

BSB

4

TUAN

L

BSB

BSB

BSH

BSB

BSH

BSH

5

M.G.

L

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

6

HF

L

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

7

RA

L

BSH

BSH

MB

MB

MB

MB

8

HP

L

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

BSB

9

AR

L

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

10

AP

P

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

BSH

Persentase jumlah

 

34

34

32

32

35

32

192

 

Informasi;

1.      Anak-anak dapat memegang kertas anyaman.

2.      Anak-anak bisa melipat bahan anyaman.

3.      Anak-anak dapat menggerakkan jari-jarinya untuk menganyam

4.      Anak-anak dapat dengan hati-hati menganyam benang lusi dan benang pakan.

5.      Anak-anak dapat menggunakan gunting untuk memotong kertas dan daun.

6.      Anak dapat memasukkan benang pakan ke dalam lungsin tanpa bantuan, dengan mengikuti pola menganyam yang benar.

Hasil tabel diatas memperoleh rata-rata nilai siklus II sebesar 192/(4x10x6)x 100%= 80%.

 

Gambar 4. Grafik siklus II

 

Berdasarkan hasil grafik di atas menjelaskan hal ini

a.      Indikator 1 BB=0 MB= 0 BSH=6 BSB=4

b.      Indikator 2 BB=0 MB =0 BSH=6 BSB=4

c.      Indikator 3 BB=0 MB=1 BSH=6 BSB=3

d.      Indikator 4 BB=0 MB= 1 BSH=5 BSB=4

e.      Indikator 5 BB=0 MB=1 BSH=5 BSB= 4

f.       Indikator 6 BB=0 MB= 1 BS=6 BSB=3

Berdasarkan hasil tabel dan grafik siklus 2 di atas terlihat nilai ketercapaian telah mencapai 80%. Pencapaian ini berkat kerja sama guru yang memberikan pembelajaran menarik sehingga membuat anak senang dan menjadikan anak kreatif dan menarik. Dapat mengerjakan perintah yang guru berikan.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil data dan grafik sebelum siklus mempunyai nilai sebesar 35%, siklus 1 - 51,6%, siklus 2 - 80%.

Gambar 5. Grafik Rekapitulasi

 

Hasil rekapitulasi penelitian menjelaskan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Dan capaian pada siklus 2 mencapai kriteria. Penelitian terhenti.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan informasi yang diberikan, penelitian ini menyimpulkan bahwa kegiatan menganyam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kober As Safiya, dengan hasil penilaian yang menunjukkan peningkatan dari 35% pada pra siklus, 51,6% pada siklus I dengan peningkatan 16,6%, dan 80% pada siklus II, mengalami peningkatan sebesar 28,4% dibandingkan dengan siklus I. Proses peningkatan motorik halus melalui kegiatan menganyam dilakukan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, implementasi, pengamatan, dan refleksi, yang membantu meningkatkan kelenturan otot jari dan tangan serta keterampilan motorik halus, termasuk koordinasi tangan-mata dan konsentrasi. Disarankan agar guru menggunakan teknik menganyam yang kreatif dan inovatif agar anak merasa senang dan tidak cepat bosan, serta menggunakan metode menganyam untuk mendukung perkembangan aspek lain pada anak. Anak diharapkan terus mengalami peningkatan dalam berbagai aspek perkembangannya, termasuk motorik halus.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hakim S.N., Sofa M., Febriana S., Rahmat M. dan Devi I.P. (2022). Meningkatkan keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun dengan teknik meremas. Aksara: Jurnal Pendidikan Non Formal, 8(3), 1957. https://doi.org/10.37905/aksara.8.3.1957-1966.2022.

Hayati, H. (2019). Meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan pencocokan bentuk dan warna di Kelompok B TK Dharma Vanita Tetebatu. Kepulauan, 1(20), 222�223. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara/article/view/306%0A https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara/article/download/306/252

Kurniasih, S. (2022). Meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui menggambar menyenangkan di Kelompok B Paud Nirmala Bandar Lampung. JP2KG AUD (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Perawatan, Kesehatan dan Gizi), 1(1), 71�88. https://doi.org/10.26740/jp2kgaud.2020.1.1.71-88

Kurniawati, putri. (2017a). Tanpa nama. Universitas PGRI Nusantara Kediri, 01, 1�7.

Kurniawati, putri. (2017b). Tanpa nama. Di Universitas Nusantara PGRI Kediri (Vol.01).

Mulyatiningsih, E. (2012). Modul Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung Rosdakarya 1�22. staf.uny.ac.id

Neelam Nuroma, Pendik Hanafi dan M. Noor Huda. (2022). Peningkatan keterampilan menganyam anak kelompok B dengan menggunakan bahan daur ulang di TK Dharma Wanita Panggungrejo Tulungagung. Jurnal Penelitian Pendidikan, 1(1), 23�37. https://doi.org/10.55606/jurripen.v1i1.19

Nurul Chotima, H., dan Reza, M. (2019). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus dengan Metode Demonstrasi Kelompok B PPT Harapan Bangsa Surabaya. 3.

Ranti, R., Nurmalina, N., & Lesmana, M. (2023). Meningkatkan keterampilan motorik halus anak dengan mozaik. Jurnal Pendidikan Lengkap, 1(4), 182�187. https://doi.org/10.37985/jpt.v1i4.235

Sugiono (2019). (2021). Analisis perubahan hemodinamik. STT Disertasi Dirgantara Yogyakarta, 34�50.

Vandi Z.N. & Maillard, F. (2019). Mengkaji kemampuan motorik halus dan kreativitas anak usia dini dengan menggunakan kolase. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 363. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.347

Vulansari, Y., dan Khotima, N. (2016). Meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui tenun pita pada kelompok A. Jurnal PAUD Teratai, 5 (1).