Pengaruh Ekstrak Daun Kelor dan Buah Pepaya Terhadap Peningkatan Produksi Asi di Puskesmas Majasari Pandeglang Tahun 2024
� The Effect of Moringa Leaf Extract and Papaya
Fruit on Increasing Breast Milk Production at the Majasari
Pandeglang Community Health Center in 2024
1)* Yanti Dwi Rahmawati 2Fanni Hanifa 3Gaidha Khusnul Pangestu
1,2,3 Universitas Indonesia Maju.
*Email: 1) [email protected], 2)
[email protected], 3) [email protected] �
*Correspondence: 1) Yanti
Dwi Rahmawati
DOI: 10.59141/comserva.v4i1.1330 |
ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) adalah
makanan alami yang paling
utama serta paling baik untuk bayi.
Penyebab produksi ASI rendah karena dapat dari faktor
nutrisi gizi seimbang yang kurang, adanya masalah pada kesehatan mental seperti stress
atau depresi sehingga merasa cemas, trauma setelah memakai kontrasepsi hormonal serta perawatan payudara yang tidak dilakukan dengan benar. Produksi ASI rendah disebabkan juga oleh kurang stimulasi hormon oksitosin pada hari pertama setelah persalinan. Dampak dari produksi
ASI rendah yakni ibu tidak memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.
Penatalaksanaan produksi
ASI rendah dapat dengan cara pemenuhan
gizi yang cukup pada ibu masa menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kelor dan buah pepaya terhadap peningkatan produksi ASI di Puskesmas Majasari tahun 2023. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian terdapat peningkatan produksi ASI pada ibu masa menyusui yang diberikan ekstrak daun kelor dan buah pepaya muda. Pemberian ekstrak daun kelor lebih
banyak 10 ml dibandingkan
yang diberikan buah pepaya muda. Diharapkan ibu menyusui dapat mengimplementasikan pemberian ekstrak daun kelor dan buah pepaya muda untuk
meningkatkan produksi
ASI. Kata kunci: ASI, Eksktak Daun Kelor, Buah
Pepaya. |
ABSTRACT
Mother's milk
(ASI) is the most important and best natural food for babies. The cause of low
breast milk production can be a lack of balanced nutrition, mental health
problems such as stress or depression resulting in feelings of anxiety, trauma
after using hormonal contraceptives and breast care that is not carried out
properly. Low breast milk production is also caused by lack of stimulation of
the hormone oxytocin on the first day after delivery. The impact of low breast
milk production is that the mother does not give exclusive breast milk to her
baby. Management of low breast milk production can be done by providing
adequate nutrition for breastfeeding mothers. The aim of this research is to
determine the effect of Moringa leaf and pepaya
extracts on increasing breast milk production at the Majasari
Community Health Center in 2023. The research method is qualitative with a case
study approach. The results of the research showed an increase in breast milk
production in breastfeeding mothers who were given Moringa leaf extract and
young papaya fruit. The administration of Moringa leaf extract was 10 ml more
than that given by young papaya fruit. It is hoped that breastfeeding mothers
can implement the provision of Moringa leaf extract and young papaya fruit to
increase breast milk production.
Keywords:
breast milk, Moringa leaf extract, pepaya fruit
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu
(ASI) adalah makanan alami yang paling utama serta paling baik untuk bayi. ASI mengandung berbagai zat yang diperlukan tubuh bayi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan serta untuk kesehatan
kekebalan tubuh bayi.� Pada hari pertama persalinan
pada umumnya ASI diproduksi.
Pemberian ASI sejak awal bayi lahir
adalah suatu hal yang penting untuk kelangsungan hidup bayi
Berdasarkan WHO di dunia bayi (< 6 bulan) yang memperoleh ASI eksklusif ada sekitar
35,5%. Target ASI Eksklusif WHO (World Health Organization) pada tahun
2025 yaitu 50% dari jumlah bayi dibawah
usia enam bulan
Cakupan ASI ekslusif Indonesia pada 2021 yaitu 69,7% dan tahun 2022 67,96%
Berdasarkan dari data Puskesmas
Majasari cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif tahun 2022 mencapai 32%, artinya masih rendahnya pencapaian mengenai ASI Eksklusif dan masih banyaknya ibu-ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif, dikarenakan masih ada bayi yang sebelum
6 bulan sudah diberikan selain ASI
Dampak bila bayi tidak diberi ASI Eksklusif yaitu bayi memiliki risiko
kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI Eksklusif (Kemenkes, 2010). Menurut World Alliance for Breasfeeding
Action (WABA), dampak apabila
bayi tidak diberikan ASI Eksklusif yaitu dapat menyebabkan
bayi rentan terhadap penyakit seperti alergi, asma, obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, gangguan gigi dan maloklusi, anemia defisiensi besi, hipertensi, jantung, sindrom mati mendadak, dan IQ rendah.
Keuntungan memberikan ASI sejak
dini (kurang dari 1 jam) yaitu dapat agar merangsang hormone prolaktin dalam darah (< 45 menit pertama setelah bayi lahir). Pemberian
ASI pada bayi sebelum 1 jam
pertama dapat meningkatkan produksi ASI karena adanya pengosongan
ASI secara menyeluruh. Masalah menyusui juga bisa terjadi karena
keadaan khusus contoh ibu sering
mengeluh pruduksi ASI tidak cukup atau
sindroma ASI kurang
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan produksi ASI yang rendah karena dapat dari
faktor nutrisi gizi seimbang yang kurang, adanya masalah pada kesehatan mental seperti stress atau depresi sehingga merasa cemas, trauma setelah memakai kontrasepsi hormonal serta perawatan payudara yang tidak dilakukan dengan benar
Penatalaksanaan dalam upaya
meningkatkan produksi ASI
agar tidak rendah dapat dengan cara
memberikan penyuluhan tentang cara posisi
menyusi dengan baik dan memberitahu gizi yang baik untuk ibu yang sedang menyusui, yang diharapan terjadi perubahan yang baik dalam menyusui bayinya dengan memberitahu cara perawatan payudara, konseling dalam proses kehamilan dan setelah melahirkan
Cara meningkatkan produksi ASI dapat diberiksn ekstrak daun kelor dan buah pepaya. Menurut
penelitian Dewi Kurniati
(2018) laktagogum adalah zat
yang dapat meningkatkan produksi ASI. Pada Buah pepaya (Carica pepaya. L) adalah jenis tanaman
yang mengandung laktagogum
yang mempunyai kesempatan
merangsang hormon oksitosin dan prolaktin yang bermanfaat untuk meningkatkan produksi ASI
Berdasarkan studi pendahuluan
pada bulan Oktober ada sebanyak 10 ibu nifas di yang bersalin di Puskesmas Majasari didapatkan 4 dari 10 ibu nifas (40%) mengalami masalah rendahnya produksi ASI.
Berdasarkan uraian
tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul �Pengaruh ekstrak daun kelor dan buah pepaya terhadap
peningkatan produksi ASI di
Puskesmas Majasari tahun 2024�.
METODE
Metode Penelitian kualitatif yaitu metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Pendekatan studi kasus yaitu pendekatan
yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap gejala-gejala tertentu. Penelusuran rujukan ilmiah untuk memperoleh
konsep teori asuhan kebidanan berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan studi kasus yaitu
studi langsung penerapan kebidanan berdasarkan Evidance Based (Notoadmojo, 2018).
Penelitian dilakukan terhadap 2 orang ibu nifas dengan
keluhan ASI yang keluar sedikit yang datang berkunjung ke Puskesmas Majasari. Kemudian 2 responden diberikan intervensi yang berbeda. 1 responden diberikan ekstrak daun kelor
dan 1 responden diberikan sayur buah pepaya
muda. Kemudian penelitian dilakukan selama 7 hari. Pengukuran produksi ASI pada responden 1 dan pada responden 2 sebanyak 3 kali yaitu pada hari kesatu, ketiga,
dan ketujuh.
Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Majasari Kabupaten Pandeglang pada bulan Februari tahun 2024.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden 1 (Diberikan Intervensi
ekstra daun kelor)
����������� Diporoleh dari pengkajian anamnesa data subjektif pada responden 1 mengalami keluhan keluar ASI sedikit dan ibu merasa khawatir karena takut anaknya
tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Dari anamnesa keluhan pasien peneliti berasumsi ada kehawatiran
ibu sehingga dapat menyebabkan stress. Sejalan dengan teori menurut Sudargo
(2019) keadaan psikis atau kejiwaan ibu
yang tenang sangat memperngaruhi
produksi ASI. Apabila ibu mengalami stress, tertekan, tidak tenang, sedih, maka produksi berpengaruh
pada produksi ASI. Secara psikologis ibu harus senantiasa berpikiran positif dan optimis bahwa ibu
bisa memberikan ASI secara eksklusif. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI bukan hanya faktor kejiwaan/psikis namun juga dari faktor nutisi/makanan, faktor hormonal, pola istirahat, perawatan payudara dan frekuwensi menyusui
Data objektif pada responden
1 diperoleh pengeluaran ASI
pada kunjungan pertama sedikit yaitu 50cc. Berdasarkan teori menurut Putri (2021) volume ASI yang normal pada hari ke 2 yaitu sebanyak 395-868 ml/hari dengan frekuwensi menyusu 5-10 kali. Produksi ASI
yang rendah yaitu ASI yang keluar dari payudara
ibu yang sedikit atau tidak sesuai
dengan volume ASI yang seharusnya
Analisa data diperoleh berdasarkan
hasil anamnesa data subjektif dan data objektif pada responden 1 sehingga diperoleh diagnosa Ny. R umur 20 Tahun P1A0 Post Partum 2 hari dengan gangguan produksi ASI.� Menurut peneliti diagnosa yang ditegakan sesuai dengan hasil anamnesa
dan hasil pemeriksaan, maka tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek
dilapangan.
Penatalaksanaan yang dilakukan sesuai
dengan diagnosa yang ditegakan pada analisa data. Produksi ASI yang kurang dapat dipengaruhi beberapa faktor dan peneliti melakukan penyuluhan tentang menu gizi seimbang dan makan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI (karbohidrat seperti nasi/roti/ubi-ubian, makan sayur mayor seperti mengkonsumsi tumis pepaya muda,
lauk pauk (tahu tempe, daging,
ikan, telur) dan buah buahan agar produksi ASI meningkat), serta melakukan intervensi meminum ekstrak daun kelor, serta
memberitaku agar tidak cemas karena itu
akan membuat pikiran tidak tenang
dan stress yang akan menggangu
hormonal ibu sehingga pengeluaran ASI tergangu serta penangananya dapat juga dengan cara menyusui bayinya
sesering� mungkin (ondemand) karena untuk merangsang kelanjar memproduksi ASI serta mengajarkan ibu tekhnik menyusui
yang baik dan benar.�
Penatalaksanaan untuk meningkatkan produksi ASI juga diberikan ekstrak daun kelor
karena kandungan dalam ekstrak daun
kelor mengandung senyawa fitosterol yang berfungsi meningkatkan dan memperlancar produksi ASI (efek laktagogum). Senyawa-senyawa yang mempunyai efek laktagogum diantaranya adalah sterol yang merupakan senyawa golongan steroid. Laktagogum memiliki fungsi merangsang pengeluaran hormon oksitoksin dan prolactin seperti alkaloid, polifenol,
steroid, flavonoid dan substansi lainnya
paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.� Reflek prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, saat bayi menghisap putting payudara ibu, terjadi
rangsangan neurohormonal pada puting
susu dan areola ibu. Rangsangan
ini diteruskan ke hipofisis melalui nervos vagus, lalu
ke lobus anterior. Dari lobus
ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang
untuk menghasilkan ASI
Sejalan dengan penelitian menurut Hasbiah wardani (2022) yang menyatakan ada hubungan antara pemberian ekstrak daun kelor terhadap
peningkatan pengeluasran
ASI dengan nilai p value
0,001
Menurut asumsi peneliti responden yang diberikan ekstrak daun kelor
mengalami peningkatan produksi ASI. Penatalaksanaan
pada responden 1 dengan keluhan gangguan pengeluaran ASI sejalan dengan teori dan hasil penelitian terdahulu dan setelah dilakukan penatalaksanaan tersebut terjadi peningkatan produksi ASI, sehingga masalah pada responden 1 teratasi.
Responden 2 (Diberikan Intervensi
Buah Pepaya Muda)
Berdasarkan data subjektif pada responden
2 mengalami masalah bayinya rewel karena
ASI keluar hanya sedikit. Dapat disimpulkan bahwa terjadi produksi ASI yang rendah sehingga bayi masih merasa
lapar dan haus yang menyebabkan bayi rewel.
Data objektif yang diperoleh
dari reponden 2 yaitu pengeluaran ASI 40 cc. Menurut Putri (2021) volume ASI setelah
ibu melahirkan 2 hari yaitu sebanyak
395-868 ml/hari. Menurut
Teori Pattypeilohy (2019) kurangnya
produksi ASI disebabkan asupan nutrisi yang kurang, merasa cemas, trauma setelah kontrasepsi hormonal serta tidak melakukan perawatan pada payudara
Analisa data pada responden 2 diperoleh berdasarkan hasil anamnesa data subjektif dan data objektif, maka dapat menegakan
diagnosa gangguan produksi ASI.� Asumsi peneliti diagnosa yang ditegakan sesuai dengan hasil
anamnesa dan hasil pemeriksaan, maka tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktek dilapangan.
Penatalaksanaan yang dilakukan sesuai
dengan diagnosa yang ditegakan pada analisa data. Peneliti melakukan penyuluhan teknik menyusui yang benar dan agar menyusui bayinya sesering mungkin. Hal ini sejalan dengan
teori menurut Pamuji (2020) bahwa pada saat bayi menghisap
payudara dapat merangsang saraf dalam putting. Kelenjar hipofisis merespon pesan dengan melepaskan
hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin merangsang payudara untuk menghasilkan ASI. Oksitosin merangsang kontraksi otot-otot yang sangat kecil yang mengelilingi duktus dan mengeluarkan air susu
ke tempat penampungan dibawah aerola
Penatalaksanaan pada responden 2 diberikan
intervensi sayur buah pepaya muda
karena pepaya mengandung laktagogum atau disebut Caricapepaya dan mengandung senyawa aktif yakni enzim
papain, karotenoid, alkaloid, flavonoid,
monoterpenoid, mineral, vitamin, glukosinolat, karposida vitamin C, A, B, E, dan mineral, pepaya muda juga mempunyai efek gastroprotektif, antibakterial, laksatif, dan laktagogum yang berkhasiat
Mekanisme kerja laktagogum yang terdapat pada pepaya muda yaitu merangsang
aktivitas protoplasma pada sel-sel sekretoris kelenjar susu dan ujung saraf sekretoris yang ada pada kelenjar susu mengakibatkan produksi ASI meningkat, dapat juga merangsang hormon prolaktin yang merupakan hormon laktagonik terhadap kelenjar mamae pada sel-sel epitelium alveolar yang akan merangsang
Menurut Nataria (2018) pepaya
sebagai salah satu buah yang mengandung laktogogum yang dapat meningkatkan atau memperlancar pengeluran air susu
Menurut asumsi peneliti
pada responden 2 yang diberikan
buah pepaya muda ada peningkatan
produksi ASI. Tidak ada kesenjangan antara penatalaksanaan yang dilakukan
oleh peneliti dan teori serta penelitian terdahulu.
Perbandingan Hasil Asuhan Kebidanan
Tabel 1 Perbandingan Hasil Asuhan
|
Responden 1 Diberikan Intervesi �Ekstrak
daun kelor |
Responden 2 Diberikan Intervensi Buah pepaya muda |
||||
Evaluasi Ke-1 |
Evaluasi Ke-2 |
Evaluasi Ke-3 |
Evaluasi Ke-1 |
Evaluasi Ke-2 |
Evaluasi Ke-3 |
|
Produksi ASI |
50 |
100 |
250 |
40 |
90 |
240 |
Penelitian ini membuktikan keduanya mengalami peningkatan produksi ASI namun ada perbedaan
antara ibu menyusi yang diberikan intervensi ekstrak daun kelor dan buah pepaya muda.
Pada responden 1 yang diberikan
ekstrak daun kelor mengalami peningkatan produksi ASI evaluasi ke 2 setelah dilakukan intervensi sebanyak 100 ml dan responden 2
yang diberikan intervensi sayur buah pepaya
muda mengalami peningkatan produksi ASI pada evaluasi ke 2 sebanyak 90 ml, terjadi perbedaan kenaikan produksi ASI antara responden yang diberikan intervensi ekstrak daun kelor
dan buah pepaya muda, yaitu 10 ml lebih banyak produksi
ASI responden yang diberikan
ekstrak daun kelor. Dan pada evaluasi 3 produksi ASI antara responden yang diberikan intervensi ekstrak daun kelor dan buah pepaya muda
memiliki perbedaan 10 ml,
ASI yang di produksi oleh responden
1 lebih banyak 10 ml dibandingkan dengan produksi ASI responden 2.
Salah satu kebutuhan
dasar pada ibu nifas yaitu pemberian
ASI. Ibu nifas harus mengetahui bahwa harus memberikan ASI pada bayi segera setelah
melahirkan minimal 30 menit,
teknik menyusui yang yang benar, bayi
harus diebrikan ASI eksklusif, memberikan ASI sesering mungkin, on demand, dan melakukan
penyapihan bertahap akan dapat meningkatkan
frekuensi makanan dan menurunkan frekuensi pemberikan ASI
Kandungan ASI bermanfaat untuk
pertumbuhan bayi, perkembangan bayi bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum yang dapat melindungi bayi dari penyakit
Menurut asumsi peneliti, bahwa ada pengaruh
peningkatan produksi ASI setelah diberikan intervensi ekstrak daun kelor dan buah pepaya muda.
Peneliti berpendapat agar produksi ASI banyak maka ibu nifas
yang menyusui bayinya selain mengikuti anjuran/penyuluhan dari bidan mengenai
nutrisi yang baik untuk ibu menyusui,
menyusui banyinya sesering mungkin (on demand), menghindari
stress, melakukan teknik menyusui banyinya dengan baik dan benar serta harus
meminum ekstrak daun kelor dan sayur buah pepaya
muda.
SIMPULAN
1. Terdapat peningkatan
produksi ASI pada ibu masa menyusui yang di berikan ekstrak daun kelor,
dimana pada evaluasi hari ke 1 sebanyak
50 ml, hari ketiga sebanyak 100 ml, dan hari ke 7 sebanyak 250 ml.
2. Terdapat peningkatan
produksi ASI pada ibu masa menyusui yang diberikan sayur buah pepaya
muda, dimana hari ke 1 sebanyak
40 ml, hari 3 sebanyak 90
ml, dan hari ke 7 sebanyak
240 ml.
3. Terdapat perbedaaan antara yang diberikan ekstrak daun kelor dan buah pepaya muda.� Perbandingan pada evaluasi ke 1, ke 2 dan ke 3 perbedaan
produksi ASI sebanyak 10 ml
lebih banyak yang diberikan ekstrak daun kelor dibandingkan
dengan yang diberikan buah pepaya muda.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, K. (2021). Menelusuri Penyebab ASI berkurang dan Cara
Meningkatkanya. Jakarta: Alodokter.
Argaheni, N. B. (2022). Asuhan Kebidanan Komplementer. Yayasan Kita
Menulis.
Azizah, N. R. (2021). Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui. Umsida Press.
Cangol, E. (2019). Alternative Methods in Supporting Breastfeeding and the
Role of the Midwife/Nurse. Recent Studies in Health Sciences, 317� 323.
DINKES. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang 2019.
Pandeglang: Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
Fara, R. J. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif.
Wellness And Health Magazine. Vol. 2, No. 2. 2020.
Indaryani, T. (2022). Sayur buah Pepaya Berpengaruh terhadap Produksi ASI
pada Ibu Nifas. Jurnal Farmasetis , Volume 11 No 3.
Istikomah. (2015). Pengaruh Buah Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi
ASI Pada Ibu Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Jombang.
Jombang.
KEMENKES. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniati, D. (2018). Perbedaan Produksi ASI dalam Pemberian Olahan Buah
Pepaya pada Ibu Postpartum di BPM Maria Kota Bandar Lampung tahun 2018. Jurnal
Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan, VOL. VII No. 2.
Majasari, P. (2023). Profil Kesehatan Puskesmas Majasari.
Pandeglang: Puskesmas Majasari.
Mastiningsih, P. A. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
dan Menyusui. Yogyakarta: IN MEDIA.
Monika, B. S. ( 2020). Effectiveness Combination Breast Care of with
Lavender Aromatherapy Towards Breast Milk Production in Postpartum Women. International
Journal of Health Sciences, Vol. 4, No. 3.
Muhartono, G. R. (2018). Pengaruh Pemberian Buah Pepaya (Carica Pepaya L.)
terhadap Kelancaran Produksi Air Susu Ibu (ASI) pada Ibu Menyusui. Jurnal
Ksehatan Medula, Vol 08 No 01.
Musyahida. (2020). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui .
Yogyakarta: Deepublish.
Nataria D, O. S. (2018). Peningkatan Produksi ASI dengan Konsumsi Buah
Pepaya. Jurnal kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi , Vol 09 No 01.
Notoadmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pamuji. (2020). Hypnolactation Meningkatkan Keberhasilan Laktasi dan
Pemberian ASI Eksklusif. Pustaka Rumah Cinta.
Pattypeilohy, A. H. (2019). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Buah Pepaya
Dalam Meningkatkan Produksi Asi Ibu Nifas Di Puskesmas Manutapen. CHMK
Midwifery Scientific Journal, Vol. 2, 33� 38. 2019.
Perdanil, Z. P. (2021). efektivitas pemberian buah pepaya terhadap
peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui di Puskesmas Cikokol Kota Tangerang.
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang, Vol 06 No 02.
Purnawan, A. S. (2012). Hubungan Kons'umsi Makanan dengan Kualitas ASI di
Daerah Penambangan Emas. Jurnal Riset Kesehatan, Vol. 1, No. 1. 1�11.
Putri, S. H. (2021). Kandungan dan Manfaat ASI. SEBATIK.
Safarringga, A. (2021). Pengaruh pemberian ekstrak daun kelor terhadap
produksi asi pada ibu nifas. JOURNAL OF Tropical Medicine Issues, Volume
1, No 1, April 2021: 9-15.
Sari, I. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Penatalaksanaan
Pemberian. Universitas Muhamadiyah Tasikmalaya.
Sinaga, S. M. (2020). Faktor Penyebab Rendahnya Cakupan Inisiasi Menyusu
Dini dan Pemberian ASI Eksklusif. AcTion: Aceh Nutrition Journal, Vol.
5, No. 2. 2020.
Sudargo. (2019). Pemberian ASI Eksklusif sebagai Makanan Sempurna untuk
Bayi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Wahyuni, E. T. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan dan Menyusui
(Komplementer). Yogyakarta: Zahir Publishing.
Wardani, H. (2022). Ekstrak Daun Kelor Melancarkan Air Susu Ibu Postpartum
di Puskesmas Kassi-Kassi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, Vol
13 No 03.
WHO. (2023). breastfeeding.
Wirdaningsih. (2020). Pengaruh Pemberian Buah Pepaya terhadap
Kelancaran ASI pada Ibu Menyusui di Praktek Mandiri Wilayah Kerja Puskesmas
Muara Badak. Kalimantan Timur: Poltekes Kalimantan Timur.
Yuliani, Y. (2023). COC.