Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Disiplin
Kerja Guru Sekolah Islam Terpadu di Pondok Aren - Tangerang Selatan
The Influence Of School
Principals' Transformational Leadership And School Organizational Climate On
The Work Discipline Of Integrated Islamic School Teachers In Pondok Aren -
South Tangerang
1)* EE. Junaedi Sastradiharja, 2) Saifuddin Zuhri, 3) Slamet Maudin
1,2,3 Universitas PTIQ Jakarta.
*Email: 1) [email protected], 2) [email protected], 3) [email protected]
*Correspondence: 1) EE. Junaedi Sastradiharja
DOI: 10.59141/comserva.v4i1.1324 |
ABSTRAK Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan alat pengumpul data menggunakan angket. Sedangkan, analisis data
menggunakan analisis deskriptif untuk melihat sebaran sampel, uji prasyarat
analisis statistik, dan uji t (parsial) dan uji F (simultan) dalam analisis
regresi linier berganda untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Sampel
pada penelitian ini adalah guru SIT di Pondok Aren - Tangerang Selatan,
dengan jumlah sampel 93 orang. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru dengan
besarnya pengaruh 26,6% sisanya yaitu 73,4% ditentukan oleh faktor lain
dan arah pengaruhnya� menunjukkan
persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 47,486 + 0,603 X1,
yang� berarti bahwa setiap peningkatan
satu unit skor kepemimpinan kepala sekolah, akan memberikan pengaruh terhadap
peningkatan skor disiplin kerja guru sebesar 48,089 Kata kunci: Kepemimpinan Transformasional, Iklim Organisasi Sekolah, dan Disiplin
Kerja Guru |
ABSTRACT
This study used a
survey method with a data collection tool using a questionnaire. Meanwhile,
data analysis uses descriptive analysis to see the distribution of samples,
statistical analysis prerequisite tests, and the t test (partial) and F test
(simultaneous) in multiple linear regression analysis to prove the proposed
hypothesis. The sample in this study were SIT teachers at Pondok
Aren - South Tangerang, with a total sample of 93 people. There is a positive
and significant influence of the principal's transformational leadership on
teacher work discipline with the magnitude of the influence of 26.6%, the
remaining 73.4% being determined by other factors and the direction of the
influence shows a simple linear regression equation Ŷ = 47.486 + 0.603 X1,
which means that Every one unit increase in the
principal's leadership score will have an influence on increasing the teacher's
work discipline score by 48.089.
Keywords:
Transformational
Leadership, School Organizational Climate, and Teacher Work Discipline.
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah tuntutan akan kualitas
sumber daya manusia yang lebih kompetitif, agar bisa bersaing dengan negara-negara
lain (Mustari
& Rahman, 2014). Hal tersebut
dapat diwujudkan dengan peningkatan sumber daya manusia
dalam bidang pendidikan, mengingat bahwa pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan
pribadi manusia. Dimana melalui pendidikan maka seseorang akan menjadi pribadi
yang kaya akan pengetahuan,
sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain. Dalam upaya meningkatkan pendidikan bagi warga pemerintah Indonesia membentuk berbagai program.
Sumber daya manusia yang unggul merupakan persyaratan utama bagi terwujudnya bangsa dan negara yang maju dimana pendidikan merupakan modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul (Syamsurijal,
2023). Khususnya
pada lembaga pendidikan sekolah. Demi pencapaian visi dan misi memerlukan
tenaga profesional, tata kerja organisasi dan sumber-sumber yang mendukung baik finansial maupun non finansial. Khususnya guru sebagai tenaga pendidik di sekolah. Kemampuan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik
di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik disebut
dengan kinerja guru. Guru sebagai aspek pengampu
program tahfizh untuk peserta didik, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran sampai evaluasi program. Setelah kegiatan selesai dilaksanakan, pasti guru akan melaksanakan evaluasi (Sutisna,
2023).
Berbicara tentang kualitas pendidikan�
tidak bisa lepas dari peran seorang guru sebagai pangkalnya.
Keberhasilan proses pembelajaran siswa banyak dipengaruhi oleh peran guru dalam
menyiapkan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Oleh karenanya
seorang guru harus memiliki sikap tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Dalam pelaksanaan kegiatan atau aktivitas harian, disiplin diartikan dengan
tepat, baik dalam hal waktu ataupun tempatnya (Rivai & Sagala, 2009).
Sesuai dengan anjuran pemerintah yang selalu digaungkan yaitu tentang
pendidikan nasioanal dimana disiplin kerja bagi guru adalah hal yang mesti
terus dilakukan dan terus ditingkatkan. Bagi kehidupan manusia, arti disiplin
sangatlah penting. Untuk itulah harus ditanamkan dan dilakukan secara terus
menerus agar disiplin menjadi suatu budaya dan kebiasaan sehari-hari.
Menegakkan disiplin tidak identik dengan kekerasan. Banyak orang yang mengira
bahwa ketika mereka medengar kata penegakkan disiplin, yang terlintas dalam
pikiran tidak lain adalah kasar, keras, penuh dengan paksaan padahal tidaklah
seperti itu pengertiannya (Mappaompo, 2023). Mungkin dalam
dunia militer penegakkan disiplin sering kali dimaknai dengan
pengertian-pengertian tersebut. Namun dalam dunia pendidikan tidaklah seperti
itu. Kedisiplinan dapat dilaksanakan secara fleksibel, namun bermakna.
Realita yang ada di lapangan, iklim dan sistem organisasi masih belum
optimal di Sekolah Islam Terpadu BINTANG, Matahari dan Baitul Maal. Hal ini
ditandai dengan Baru 70% guru yang disiplin hadir tepat waktu, 65% guru yang
disiplin mengumpulkan administrasi pembelajaran, 68% guru yang disiplin masuk
kelas tanpa terlambat,� 73% guru yang
disiplin menggunakan seragam lengkap sesuai aturan sekolah, 70% guru yang mampu
menggunakan sarana prasarana di sekolah, dan 70% guru yang terbiasa disiplin
mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah (Maudin, 2020).
Wirawan (Wirawan, 2007) mendefinisikan
bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan
munculnya motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yng masuk akal atau
dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota
organisasi. Tagiuri dan Litwin mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan
kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatife terus berlangsung,
dialami oleh anggota organisasi dan mempengaruhi perilaku mereka serta dapat
dilukiskan dalam satu set karakterlistik atau sifat organisasi. Iklim organisasi
sekolah akan berkembang menjadi lebih efektif jika seorang pemimpin didalamnya
yakni kepala sekolah memiliki Manajerial yang baik, yang mampu mengelola segala
yang ada disekolahnya untuk dapat berubah kearah yang lebih baik, karena peran
kepala sekolah sangat diperlukan dan diharapkan�
mampu mengembangan dan mengendalikan organisasi yang dipimpinnya.
Suasana yang kondusif mampu mewujudkan dan mempertahankan motivasi kerja semua
warga sekolah, oleh karena itu iklim organisasi harus dibentuk sedemikian rupa
agar seluruh warga sekolah merasakan kenyamanan dalam melaksanakan setiap
tugas-tugasnya. Suasana yang kondusif akan mampu mendorong seluruh warga
sekolah ikut berperan aktif secara maksimal dalam mengembangkan dan memajukan
sekolah.
Kepala sekolah didefinisikan sebagai: �seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memeberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Memimpin dalam definisi tersebut
mempunyai makna seseorang yang berada pada posisi terdepan yang membina,
membimbing atau mengarahkan, menggerakkan serta memberikan dorongan dan bantuan
serta memberikan teladan (Wahjosumidjo & Teoritik, 2002). Kepala
sekolah dalam menjalankan tanggung jawabnya harus memperhatikan iklim
organisasi yang terjadi di sekolah, Iklim organisasi menjadi hal penting
yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah karena ia dapat menjadi sarana
dalam meningkatkan mutu dan produktivitas sumber daya manusia. Perubahan iklim
yang terjadi di sekolah pada akhirnya akan dapat mempengaruhi
produktivitas seluruh warga sekolah dalam mencapai target yang akan dicapai.
Dalam menjalankan tugas� sebagai
seorang kepala sekolah harus memiliki beberapa cara salah satunya adalah dengan
menggunakan banyak gaya kepemimpinan dalam memimpin sebuah sekolah. Seorang
kepala sekolah perlu mengadopsi beberapa jenis kepemimpinan diantaranya adalah
kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat
berfungsi secara optimal. Secara sederhana kepemimpinan
transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk merubah dan
mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang di
dalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap
para bawahan. Kepemimpinan
transformasional terdiri dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformasional). Kepemimpinan adalah
alat untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan cara mengkoordinasi dan
memberi arah pada individu atau kelompok yang lain yang tergabung dalam wadah
tertentu (Danim, 2003). Kepemimpinan
transformasional adalah tipe kepemimpinan yang memadukan atau memotivasi
pengikut mereka kedalam� tujuan yang
ditegakkan dengan menjelaskan peran dan tuntutan tugas. Pemimpin ini yang
memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan
yang memiliki karisma (Rivai, 2013).
Proses pendidikan akan berjalan dengan baik apabila telah direncanakan
sebaik mungkin, mendapat dukungan dari guru sebagai pendidik dan mendapat
dukungan dari semua tenaga kependidikan. Tugas guru adalah membimbing peserta
didik untuk dapat berperilaku baik menuju pencapaian tujuan pendidikan.
Sedangkan tugas kepala sekolah adalah mengubah perilaku guru dan staf tenaga
kependidikannya kearah pencapaian pendidikan dengan menciptakan dan
menghidupkan budaya sekolah yang harmonis.
METODE
Metode penelitian merupakan cara atau usaha untuk
menemukan, mengembangkan serta melakukan varifikasi terhadap kebenaran suatu
peristiwa atau suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Metode
yang� diperguankan dalam penelitian ini
adalah metode survey. Metode survei adalah menyelidiki. Secara
etimologis, kata survey berasal dari bahasa latin dan terdiri dari dua
suku kata. Artinya, sur berasal dari kata super yang artinya di atas
atau di atas. Suku kata vey yang artinya melihat. Dengan kata lain, menyelidiki
berarti melihat ke atas atau ke luar (Soehartono, 2008).
Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah
Islam
Terpadu
di Pondok Aren kota Tangerang Selatan. Sedangkan alat pengumpul
data menggunakan angket (Quesioner). Pada dasarnya bagian ini
menjelaskan bagaimana metode penelitian dan metode analisis yang digunakan
dalam pembahasan artikel. Metode penelitian kuantitatif perlu menuliskan
populasi dan sample, teknik serta pengembangan instrument dengan spesifik.
Untuk jenis penelitian kualitatif perlu menuliskan kehadiran peneliti, subjek
penelitian �serta informan kunci yang
berperan dalam pengambilan data penelitian serta uraian mengenai pengecekan
keabsahan hasil penelitian . untuk penelitian dengan kajian pustaka
menghadirkan sumber rujukan utama disertai litelatur yang terbaru untuk
mendukung hasil temuan dalam penelitian.
Pengujian data pada penelitian kuantitif pada dasarnya
merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada
sampel. Kesimpulan yang di hasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji
dapat diterima atau ditolak, bila H0 ditolak dan Hi
diterima berarti dapat di generalisasikan. Terdapat beberapa macam teknik
statistik yang dapat di pakai untuk menganalisis data hasil penelitian antara
lain: uji data deskriptif untuk menguji sebaran data dan tingkat perkembangan
variable penelitian. Sedangkan uji prasarat untuk: (a) uji linearitas persamaan
regresi menggunakan uji F, (b) uji normalitas distribusi galat taksiran
menggunakan uji Z (Uji Colmogorof Smirnov), dan uji homogenitas varian
menggunakan uji heteroskedastisitas.
Untuk membuktikan�
hipotesis penelitian ke-1 dan 2 menggunakan� uji t (parsial) dan untuk hipotesis ke-3
menggunakan uji F (simultan) dalam analisis regresi linier berganda. Jika
peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesa-lahan 1%,
maka taraf kepercayaan-nya 99%. Peluang kesalahan dan keper-cayaan ini disebut
dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifi-kansi dari hasil suatu
analisis mengacu pada tabel sesuai teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji
F digunakan tabel F, uji t akan digunakan table T.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru
Tabel
1
Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru
No |
Aspek dan
Indikator |
No. Butir Soal |
JUMLAH |
|||
|
|
+ |
_ |
+ |
- |
Jml |
1 |
A. Ketepatan waktu Ketepatan datang |
1 |
2 |
1 |
1 |
2 |
2 |
Ketepatan pulang |
3, |
4 |
1 |
1 |
2 |
3. |
B. Ketaatan aturan tata tertib Mentaati peraturan sekolah |
�5, 6, 7 |
- |
3 |
- |
3 |
4. |
Melaksanakan tugas |
8, 9 |
- |
2 |
- |
2 |
5. |
Menghormati peraturan |
10 |
11 |
1 |
1 |
2 |
6. |
C. Ketepatan menyelesaikan tugas Kesesuaian waktu penyelesaian |
12, 13 |
14 |
2 |
1 |
3 |
7. |
Pemahaman tugas yang diberikan |
15, 16 |
17 |
2 |
1 |
3 |
8. |
D. Kehati-hatian dalam bekerja Menerima pembinaan |
18, 19 |
20 |
2 |
1 |
3 |
9. |
Mengikuti prosedur |
21, 22 |
23 |
2 |
1 |
3 |
10. |
Pemanfaatan fasilitas |
24, 25, |
26 |
2 |
1 |
3 |
11. |
E. Keteladan tanggungjawab dalam bekerja Menciptakan keteraturan |
27, 28, |
29 |
2 |
1 |
3 |
12. |
Saling menghargai |
30, 31 |
32 |
2 |
1 |
4 |
13. |
Menerima sanksi |
33, 34 |
- |
2 |
- |
3 |
14. |
F. Penegakkan hokum Mengindahkan peringatan |
35, 36 |
37 |
2 |
1 |
3 |
15. |
Mendapatkan keadilan |
38, 39 |
40 |
2 |
1 |
2 |
|
29 |
11 |
40 |
Kisi-kisi Instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah
No. |
Aspek dan Indikator |
No. Butir� Soal |
Jumlah |
|||
+ |
- |
+ |
- |
Jml. |
||
1. |
A. Charisma
(kharisma): Sosialisasi visi dan misi |
1, 2 |
3 |
2 |
1 |
3 |
2. |
Rasa bangga |
4, 5 |
6 |
2 |
1 |
3 |
3. |
Kepercayaan |
7, 8 |
- |
2 |
- |
2 |
No. |
Aspek dan Indikator |
No. Butir� Soal |
Jumlah |
|||
+ |
- |
+ |
- |
Jml. |
||
4. |
Rasa kagum |
9, 10 |
- |
2 |
- |
2 |
5. |
B. Inspirational motivation (motivasi inspirasi) Sosialisasi harapan |
11 |
- |
1 |
- |
1 |
6. |
Perumusan tantangan kerja yang jelas |
12 |
13 |
1 |
1 |
2 |
7. |
Pembangkitan semangat kerja |
14, 15 |
- |
2 |
- |
2 |
8. |
Ekspresi terhadap tujuan |
17, 18 |
16 |
2 |
1 |
3 |
9. |
C. Intellectual
stimulation (rangsangan intelektual) Penumbuhan ide baru |
19, 20 |
21 |
2 |
1 |
3 |
10. |
Memberikan solusi yang kreatif dalam pemecahan masalah |
22 |
- |
1 |
- |
1 |
11. |
Pengembangan rasionalitas
dan kreativitas bawahan |
23, 24 |
25 |
2 |
1 |
3 |
12. |
Pelibatan bawahan dalam pemecahan masal |
26, 27 |
- |
2 |
- |
2 |
13. |
Menghargai kecerdasan |
28 |
- |
1 |
- |
1 |
14. |
Mengambil keputusan secara hati-hati |
29 |
30 |
1 |
1 |
2 |
D. 15. |
Individualized consideration (perhatian terhadap individu) Mendengarkan masukan-masukan bawahan |
31 |
32 |
1 |
1 |
2 |
16. |
Perhatian terhadap keluhan bawahan |
33, 34 |
- |
2 |
- |
2 |
17. |
Memberikan dukungan terhadap bawahan |
35, 36 |
- |
2 |
- |
2 |
No. |
Aspek dan Indikator |
No. Butir� Soal |
Jumlah |
|||
+ |
- |
+ |
- |
Jml. |
||
18. |
Memberikan bimbingan dan arahan |
38 |
37 |
1 |
1 |
2 |
19. |
Menghargai perbedaan individu (perbedaan kemampuan, perbedaan kebiasaan, perbedaan tabiat/ karakter) |
39, 40 |
- |
2 |
- |
2 |
|
31 |
9 |
40 |
Kisi-kisi Instrumen iklim organisasi sekolah
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen iklim organisasi sekolah
No |
Aspek dan
Indikator |
No. Butir Soal |
JUMLAH |
|||
|
|
+ |
- |
+ |
- |
Jml |
1. |
A. Keadaan lingkungan fisik sekolah Suasana kerja |
1, 2 |
1 |
2 |
1 |
3 |
2. |
Peralatan dan fasilitas sekolah |
4, 5, |
6 |
2 |
1 |
3 |
3. |
Fasilitas kesehatan kerja |
7, 8 |
9 |
2 |
1 |
3 |
4. |
B. Keadaan� lingkungan sosial sekolah Hubungan antara guru
dengan siswa |
10, 11 |
12 |
2 |
1 |
3 |
5. |
Hubungan antar teman sejawat |
13, 14 |
15 |
2 |
1 |
3 |
6. |
Hubungan guru dengan kepala sekolah |
16, 17 |
18 |
2 |
1 |
3 |
7. |
C.
Kondisi fisik dan mental anggota organisasi Menjaga kesehatan dan kebugaran |
19, 20 |
21 |
2 |
1 |
3 |
8. |
Pembinaan mental |
22, 23, |
24 |
2 |
1 |
3 |
9. |
Memiliki rasa tanggungjawab
atas hasil pekerjaan |
25, 26, 27 |
- |
3 |
- |
3 |
10. |
Bekerja secara tim |
28, 29 |
30 |
2 |
1 |
3 |
11. |
D.
Kondisi akademik sekolah Peningkatan kompetensi
guru |
31 |
32 |
1 |
1 |
2 |
12. |
Koordinasi dan sosialisasi kebijakan |
33, 34 |
- |
2 |
- |
2 |
13. |
Supervise |
35, 36 |
- |
2 |
- |
2 |
14. |
Motivasi |
37, 38 |
- |
2 |
- |
2 |
15. |
Komitmen |
39, |
40 |
1 |
1 |
2 |
|
29 |
11 |
40 |
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru
Hasil
penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru berdasarkan hasil uji t parsial dalam analisis
regresi linear berganda,
yang menunjukkan bahwa t hasil perhitungan (thitung) adalah 2,962 dan t pada tabel (ttabel) adalah 1,986 (thitung
= 2,962 > ttabel� = 1,986) dan nilai signifikansi 0,004 < dari probabilitas 0,05/5%.
Besarnya pengaruh
ditunjukkan dengan oleh koefisien determinasi R2 (R square) = 0,266, yang berarti bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh terhadap disiplin kerja guru sebesar 26,6%
dan sisanya yaitu 73,4% ditentukan oleh faktor lainnya. Sedangkan arah pengaruh dapat
dilihat dari hasil analisis regresi linear sederhana, yang menunjukkan persamaan regresi linear sederhana (unstandardized
coefficients B) Ŷ = 47,486 + 0,603 X1 yang berarti bahwa setiap peningkatan
satu unit skor kepemimpinan kepala sekolah, akan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan skor disiplin kerja guru sebesar 48,089.
Berdasarkan hasil di atas, sesuai teori Singodimedjo
sebagaimana dikutip (Soetrisno, 2016), menyatakan peran penting pimpinan terhadap kedisplinan pegawai. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai (dalam hal ini adalah
guru), yaitu adanya keteladanan pimpinan (dalam hal ini
adalah kepala sekolah). Seorang pimpinan haruslah menjadi contoh atau teladan dari
penegakan kedisiplinan, disiplin dirinya terhadap ucapan, perbuatan dan juga sikap, adanya pengawasan dari pimpinan; pengawasan� dalam setiap kegiatan
agar pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tepat dan sesuai prosedur yang ditetapkan, adanya keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan; keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat
pelanggaran disiplin dan berani menetapkan sanksi yang ada, adanya aturan pasti
yang ditetapkan pimpinan; adanya aturan jelas
yang ditetapkan oleh pimpinan
dan dikomunikasikan pada pegawai
dan pembiasaan yang mendukung
tegaknya suatu kedisiplinan; pembiasaan positif seperti pembiasaan hadir tepat waktu, pembiasaan
ketepatan penyelesaian tugas. Peran kepala sekolah sangat penting dalam menciptakan pembiasaan positif ini.
Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru
Hasil
penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan iklim organisasi sekolah terhadap disiplin kerja guru berdasarkan hasil uji t parsial dalam analisis regresi linear berganda, yang menunjukkan bahwa t hasil perhitungan (thitung) adalah 3,126 dan t pada tabel (ttabel) adalah 1,986 (thitung
= 3,126 > ttabel� = 1,986) dan nilai signifikansi 0,002 < dari probabilitas 0,05/5%.
Besarnya pengaruh ditunjukkan oleh koefisien determinasi R2 (R square) = 0,273, yang berarti bahwa iklim
organisasi sekolah memberikan pengaruh terhadap disiplin kerja guru sebesar 27,3% dan sisanya yaitu 72,7% ditentukan oleh faktor lainnya. Sedangkan arah pengaruh dapat dilihat dari hasil
analisis regresi sederhana, yang menunjukkan persamaan regresi linear sederhana (unstandardized coefficients B) Ŷ = 64,929 +
0,407X2 yang berarti bahwa setiap peningkatan
satu unit skor iklim organisasi sekolah, akan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan skor disiplin kerja guru sebesar 65,336.
Dari hasil
penelitian diatas diketahui bahwa iklim organisasi memberikan pengaruh pada disiplin kerja guru. Iklim berarti kondisi lingkungan dimana seseorang yang berada di suatu tempat dapat
memberikan informasi terhadap perasaannya tentang keadaan lingkungan tersebut, bisa perasaan nyaman
atau tidak nyaman. Iklim juga berarti sifat lingkungan yang dirasakan secara langsung atau tidak
langsung dan mempengaruhi kualitas. Organisasi adalah sistem hubungan
yang terstruktur yang mengkoordinasi
usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini organisasi yang dimaksud adalah sekolah. Disimpulkan bahwa iklim organisasi
adalah kondisi lingkungan sekolah atau suasana lingkungan
sekolah.
Menurut Wirawan bahwa iklim organisasi sebagai pola lingkungan
yang menentukan munculnya motivasi serta fokus pada persepsi yang masuk akal atau
dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi.
Kondisi atau suasana
lingkungan sekolah dapat mempengaruhi disiplin kerja guru. Dimensi iklim organisasi
antara lain keadaan lingkungan fisik, lingkungan fisik yang dimaksud berhubungan dengan tempat, peralatan dan proses kerja. Lingkungan fisik yang baik dapat menciptakan
iklim yang positif. Keadaan lingkungan sosial, interaksi antara anggota organisasi yang baik akan menciptakan iklim organisasi yang positif, pelaksanaan sistem manajemen atau pola proses pelaksanaan organisasi bisa mempengaruhi iklim organisasi, kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi bisa mempengaruhi iklim organisasi seperti kondisi fisik kesehatan,
kebugaran dan ketangkasan, kondisi kejiwaan misalnya moral, kebersamaan dan keseriusan anggota dapat mempengaruhi iklim organisasi. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan rekomendasi terhadap teori sebagaimana diungkapkan Mulyasa,(Mulyasa, 2004) yang mengatakan
bahwa kepala sekolah harus menciptakan
iklim organisasi sekolah dengan kriteria yaitu: (1) keadaan lingkungan fisik sekolah yang memadai, (2) keadaan lingkungan sosial sekolah yang kondusif, (3) kondisi fisik dan mental warga sekolah yang baik yang salah satunya adalah disiplin kerja guru, (4) kondisi mutu akademik sekolah
yang ditunjang oleh kompetensi
guru yang baik.�
Iklim organisasi
sekolah yang kondusif dapat mendorong dan mempertahankan motivasi para guru
dalam meningkatkan disiplin kerjanya. Oleh karena itu iklim
organisasi sekolah harus diciptakan sedemikian rupa sehingga guru merasa nyaman dalam melaksanakan
tugas pekerjaannya. Iklim organisasi sekolah yang kondusif akan mendorong
guru untuk lebih berprestasi secara optimal sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
Iklim organisasi
sekolah yang kondusif mutlak harus ciptakan
oleh seluruh warga sekolah, agar dapat meningkatkan displin kerja guru. Peranan
guru dalam pendidikan amatlah penting, yaitu untuk membantu
peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian sasaran dan tujuan operasional dari penciptaan iklim organisasi sekolah adalah untuk memperkaya,
mendukung, memberikan kekuatan dan mengupayakan penerapan disiplin kerja guru.
Ada keterkaitan hasil penelitian ini dengan teori yang ada khususnya tentang
kepemimpinan transformasional
kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah berarti permasalahan yang diteliti masih memiliki tingkat kemanfaatan yang nyata.
SIMPULAN
Berdasarkan temuan hasil penelitian, dan pembahasan, maka
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh positif
dan signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin
kerja guru dengan besarnya pengaruh 26,6% sisanya yaitu 73,4%
ditentukan oleh faktor lain dan arah pengaruhnya� menunjukkan persamaan regresi linear
sederhana Ŷ = 47,486 + 0,603 X1, yang� berarti bahwa setiap peningkatan satu unit skor kepemimpinan kepala
sekolah, akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan skor disiplin kerja guru
sebesar 48,089. B. Terdapat pengaruh positif dan signifikan iklim organisasi
sekolah terhadap disiplin kerja guru dengan besarnya pengaruh 27,3%
sisanya yaitu 72,7% ditentukan oleh faktor lain dan arah pengaruhnya
menunjukkan persamaan regresi linear sederhana����� Ŷ = 64,929 + 0,407X2 yang
berarti bahwa setiap peningkatan satu
unit skor iklim organisasi sekolah, akan memberikan pengaruh terhadap
peningkatan skor disiplin kerja guru sebesar 45,124. C. Terdapat pengaruh
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah
secara simultan atau bersama-sama terhadap disiplin kerja guru dengan
besarnya pengaruh 33,7% sisanya yaitu 66,3% ditentukan oleh faktor lain dan
arah pengaruhnya menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 43,771 + 0,370 X1
+ 0,260 X2 yang berarti bahwa setiap peningkatan skor kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama atau
simultan, akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan disiplin kerja guru,
sebesar 44,401.
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
S. (2003). Menjadi komunitas pembelajar: kepemimpinan transformasional dalam
komunitas organisasi pembelajaran. Bumi Aksara.
Mappaompo,
M. A. (2023). Pengaruh Gaya Mengajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Menggiring Bola pada Permainan Sepakbola. Penerbit NEM.
Maudin,
S. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Iklim
Organisasi Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru Sekolah Islam Terpadu Di Pondok
Aren-Tangerang Selatan. Institut PTIQ Jakarta.
Mulyasa,
E. (2004). Manajemen berbasis sekolah: konsep, strategi dan implementasi.
Mustari,
M., & Rahman, M. T. (2014). Manajemen pendidikan. RajaGrafika Persada.
Rivai,
V. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: dari Teori ke
Praktik. (Pertama). PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai,
V., & Sagala, E. J. (2009). Manajemen sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,
edisi kedua. Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta.
Soehartono,
I. (2008). Metode penelitian sosial.
Soetrisno,
E. (2016). Manajemen sumber daya manusia. Kencana.
Sugiyono.
(2017). Statistik Untuk Penelitian (dua sembil). Alfabeta.
Sutisna,
E. (2023). Evaluasi program tahfiz Al-Qur�an. Publica Indonesia Utama.
Syamsurijal,
S. (2023). Titik Temu Pendidikan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Berdaya
Saing. Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 3(03), 545�553.
Wahjosumidjo,
K. K. S. T. T., & Teoritik, T. (2002). Permasalahannya. Jakarta:
Rajawali Pers.
Wirawan,
N. (2007). Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.