Kualitas Kimia Dan Total Plate Count (TPC) Bakso Daging Babi Yang Diproses Menggunakan Tepung Ubi Jalar Ungu Sebagai Substitusi Tapioka
� Chemical Quality and Total Plate Count (TPC) of Pork Meatballs
Processed Using Purple Sweet Potato Flour as Tapioca Substitute
1)* Wihelmina Nensi, 2)Yakob Robert Noach, 3)Heri Armadianto
1,2,3 Universitas Nusa Cendana, Indonesia
*Email: 1) [email protected]
*Correspondence: 1) Wihelmina Nensi
DOI: 10.59141/comserva.v4i1.1304 |
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung ubi jalar ungu sebagai
pengganti tapioka terhadap pH, aktivitas antioksidan, oksidasi asam lemak dan TPC bakso babi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan adalah: P0
= Tapioka 25%. P1 = 2,5% tepung ubi jalar ungu + 22,5% tapioka; P2
= 5% tepung ubi jalar ungu + 20% tapioka, P3
= 7,5% tepung ubi jalar ungu + 17,5% tapioka. Variabel yang diperiksa antara lain pH , aktivitas antioksidan, oksidasi asam lemak, dan TPC.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap nilai
pH, aktivitas antioksidan
dan oksidasi lemak dan tidak
nyata (P>0,05) terhadap
TPC. Penelitian disimpulkan
bahwa penggunaan tepung ubi jalar ungu sebagai substitusi tapioka pada bakso babi dapat
menghasilkan pH, aktivitas
antioksidan dan oksidasi
lemak yang baik dan untuk
TPC dalam penelitian ini tidak berbeda
atau sama. Penggunaan� level terbaik adalah 7,5% menghasilkan bakso daging babi dengan
kualitas kimia dan TPC
yang baik. Kata kunci: bakso babi, kualitas kimia, TPC, tepung ubi jalar ungu |
ABSTRACT
The purpose of this
study was to determine the effect of using purple sweet potato flour as a
substitute for tapioca on pH, antioxidant activity, fatty acid oxidation and
TPC of pork meatballs. This study used a complete randomized design (RAL) with
4 treatments and 4 repeats. The treatment is: P0 = Tapioca 25%. P1
= 2.5% purple sweet potato flour + 22.5% tapioca; P2 = 5% purple
sweet potato flour + 20% tapioca, P3 = 7.5% purple sweet potato
flour + 17.5% tapioca. Variables examined included pH, antioxidant activity,
fatty acid oxidation, and TPC. The result showed that treatmens
have close significant (P<0,01) on pH, antioksidant
and fat oxidation and no significant (P>0,05) on TPC. The study concluded
that the use of purple sweet potato flour as a substitute for tapioca in pork
meatballs can produce good pH, antioxidant activity and fat oxidation and for
TPC in this study is not different or the same. The best level of use is 7,5%
to produce pork meatballs with good chemical quality and TPC..
Keywords:
pork
meatballs, chemical quality, TPC, purple sweet potato flour
PENDAHULUAN
Bakso dapat didelfinisikan selbagai salah satul produlk olahan daging yang tellah banyak dikelnal dikalangan ulmulm, yang dimullai dari anak-anak sampai pada orang delwasa. Melnulrult (Usmiati, 2010), bakso melngandulng gizi pelnting protelin helwani, minelral dan
vitamin. Bakso melmpulnyai belbelrapa nilai gizi antara lain protelin 9%, lelmak 2%,
air 70%, rasa 3% (SNI 01-3818, 1995).
Tapioka biasanya digulnakan selbagai pelngisi
dan pelngikat dalam pelmbulatan
adonan bakso ulntulk melningkatkan
kelstabilan
elmullsi dan melmbelntulk sifat bakso (telkstulr
dan ellastisitas).
Amilosa dan amilopelktin adalah dula fraksi pati yang ditelmulkan
dalam tapioka. (Jayanti
et al., 2017) melnyatakan bahwa tapioka melngandulng amilosa 17% dan amilopelktin 83% delngan ulkulran partikell 3�3,5
μ yang dapat melningkatkan daya selrap air pada prosels pelmasakan.
Sellain tapioka, ada bahan
lain belrkandulngan pati yang bisa dimanfaatkan ulntulk
melnggantikan
tapioka yaitul ulbi jalar ulngul.
Sulmbelr pangan
lokal yang telrdapat antioksidan ialah ulbi ulngul (Ipomela bultatas
L.). Belrdasarkan
telmulan dari Nollelt (1996), ulbi jalar ulngul
melngandulng pigmeln alami yaitul antosianin. Antosianin adalah zat warna
yang belrtanggulng jawab ulntulk
warna melrah pada ulbi jalar ulngul.
Zat warna ini telrdapat pada cairan
sell dan dapat larult dalam air. Cairan antosianin melmiliki pelranan
yang pelnting ulntulk melngatasi telrjadinya
panulaan dan pelnyakit delgelnelratif karelna kelmampulannya selbagai antioksidan dan pelnangkal radikal belbas. Kandulngan antosianin yang belrada pada ulbi jalar ulngul
culkulp tinggi hingga melmpelrolelh
519 mg/100 g dari belrat basah selhingga melmiliki kelmampulan belsar selbagai sulmbelr antioksidan ulntulk
kelselhatan manulsia (Kumalaningsih,
2006). Ulbi ulngul tidak hanya
melngandulng
antioksidan teltapi
julga melrulpakan sulmbelr
pati yang
baik. Kadar pati yang ada dalam ulbi jalar ulngul selgar selbelsar 20% yang melmiliki kandulngan amilosa 24,79% dan amilopelktin 49,78% (Nindyarani
et al., 2011).
Riselt telntang pelmanfaatan
telpulng ulbi jalar ulngul
dalam pelngolahan daging
khulsulsnya pelmbulatan sosis babi tellah dilakulkan (Felbri,
Y., 2019) delngan lelvell 10%, 20%, 30% selbagai sulbtitulsi telrhadap tapioka dimana hasil telrbaik didapatkan
pada lelvell 10%. Selmelntara pelnggulnaan telpulng ulbi jalar ulngul
telrdapat dalam pelmbulatan
bakso khulsulsnya
bakso babi bellulm culkulp informasi yang telrseldia.
METODE
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Telrnak (THT) Fakultas
Pelernakan dan Perikanan Kelaulan Universitas Nusa Cendana Kupang,
selama satu bulan pada tanggal 1 hingga 30 April 2023 dengan tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis data
Itu sudah termasuk.
Materi Penelitian
Daging babi segar, tapioka, dan tepung ubi jalar berwarna ungul adalah bahan yang digunakan dalam penelitian ini.� Sedangkan, untuk membuatnya, akan membutuhkan bumbu seperti bawang
putih, bawang merah, dan merica atau lada. Jumlah
tepung yang digunakan sebanding dengan 25% dari berat daging.
Beberapa peralatan yang diperlukan dalam proses pembulatan bakso melipulti mol daging atau blender, timbangan analitik, serta berbagai peralatan memasak seperti kompor, panci, baskom, pisau, serokan, sendok, papan iris, sarung tangan, dan lain sebagainya.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental
dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) delngan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Dengan demikian terdapat 16 unit pengujian dimana setiap unit plngujian menggunakan 2 kg daging giling.
Perlakuan tersebut adalah:
P0
= tapioka 25%
P1 =� 22,5% tapioka + 2,5% tepung ubi jalar ungu
P2
= 20% tapioka + 5% tepung
ubi jalar ungu
P3
= 17,5% tapioka + 7,5% tepung
ubi jalar ungu
Komposisi pembentukan bakso babi delngan menambah
tepung ubi jalar ungu sebagai subtitusi
tapioka dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.
Komposisi bahan setiap perlakuan (g)
Bahan |
|
Perlakuan |
|
|
|
|
����� P0 |
P1 |
P2 |
P3 |
|
Daging babi (g) |
2000 |
2000 |
2000 |
2000 |
|
Tapioka� (g) |
500 |
450 |
400 |
350 |
|
Tepung ubi jalar ungu(g) |
- |
50 |
100 |
150 |
|
Bawang putih (g) |
30 |
30 |
30 |
30 |
|
Bawang merah (g) |
40 |
40 |
40 |
40 |
|
Merica/lada (g) |
30 |
30 |
30 |
30 |
|
Garam
(g) |
50 |
50 |
50 |
50 |
|
Es
batu (g) |
50 |
50 |
50 |
50 |
|
Sumber : Salangon dkk,(2017)
Prosedur pengolahan bakso babi
1. Daging babi dicuci� kemudian
dipisahkan dari kulit dan lemak, dan dipotong kecil-kecil kemudian digiling halus
2. Daging halus dibagi menjadi
4 bagian sesuai perlakuan masing-masing sebanyak
2 kg
3. Selanjutnya setiap bagian dibagi
menjadi 4 bagian lagi sesuai jumlah ulangan
4. Tambahkan tapioka
dan tepung ubi jalar ungu dan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan sesuai dengan masing-masing perlakulan dan dicampur merata
5. Adonan didiamkan
� 10 menit, selanjutnya dibentuk menjadi pengolahan bakso secara manual menggunakan tangan dengan ukuran
yang relatif sama dan berat
10 g.
6. Semua pentolan
bakso yang terbentulk direbus dalam air mendidih masing-masing secara terpisah sampai matang
7. Bakso yang sudah matang akan
mengapung dipermukaan air, selanjutnya diangkat dan tiriskan
Variabel Yang Diteliti
Variabel yang diamati meliputi pH, aktivitas antioksidan, oksidasi lemak dan TPC.
pH
Salah satu faktor yang digunakan untuk menilai mutu daging
adalah pH. Pemanfaatan pH meter dalam mengukur pH. Sampel bakso yang digunakan sebanyak 5 g dimasukkan ke gelas becker, kemudian
diencerkan menggunakan aquades hingga bervolume 50 ml lalu dihomogenkan dengan mixer selama 1 menit. pH meter dikalibrasi dengan buffer pH 4
dan 7 sebelum digunakan.
Langkah-langkah mengukur pH
adalah: a) Masukkan ujung (elektroda) pH meter ke dalam sampel bakso, baca
dan catat pH yang tertera
pada layar. b) Jalankan metode yang sama beberapa kali (untuk mendapatkan data yang akukat) dan rata-rata. c) Untulk melanjutkan pengukuran sampel lainnya, ujung pH meter harus dibersihkan/dibilas terlebih dahulu dengan aquades dan dikeringkan dengan kain, pengukuran kemudian dilakukan pada sampel lain. d) Setelah digunakan, harap cuci ujung
pH meter dengan aquades hingga bersih, keringkan dengan kain, lalu simpan
di tempat semula.
Aktivitas Antioksidan
Prosedur untuk melakukan aktivitas antioksidan berdasarkan metode yang digunakan oleh Yen dan Cen (1995) adalah
sebagai berikut: Pertama-tama, ambil 1g larutan yang memiliki konsentrasi tertentu menggunakan metano. Selanjutnya, ambikan 1 ml larutan induk kemudian
dimasukkan pada tabung relaksi. Kemudian, tambahkan 1 ml larutan 1,1,2,2 � Dipheny Picry Hydrazy
(DPPH) dengan konsentrasi
200 �M pada tabung tersebut.
Tabung selanjutnya diinkubasi dalam kondisi yang gelap selama 30 menit. Kemudian encerkan larutan mencapai volumel 5 ml menggunakan metanol. Buatlah banko dengan mencampurkan 1 ml larutan DPPH dengan 4 ml
methanol. Panjang gelombang pada banko
ini adalah 517Nm.
Aktivitas antioksidan (%) = (OD Blanko-OD Sampel) � 100%
����������������������������������������������������
OD blanko
Oksidasi Lemak
Metode spektrofotometri telah digunakan untuk mengidentifikasi oksidasi lemak
(Masuda dan Jitou, 1994). Proses ini
melibatkan timbangan sampel sebanyak 1-2 gram, berikutnya dilarutkan menggunakan petrolelum elter hingga volumel
mencapai 10 ml. Dapatkan 1
ml terlarut, pemanaskan menggunakan waterback sampai minjadi minyak. Setelah itu, sertakan 0,1 ml ammonium thiocynat dengan kekuatan 30% ke dalam campuran. Ditambahkan 0,1 mole FelCl2 0,02 M (500 mg FeS04
+ 400 mg BaC12 larutan 100 ml air suling kemudian diputtar) larutkan menjadi 10 ml menggunakan methanol, ukur panjang gelombang 520 Nm.
Angka peroksida (ml. Elq/kg) = �ϰ
Faktor pengencer
��������������������������������������������������������
Berat sampel (g)
TPC
Pada prosedur BSN (2008), dilakukan
uji Total Platel Coulnt (TPC). Sampel bakso babi seberat
2,5 gram diambi secara steril dimasukan
kekantong steri. Tambahkan 225 ml larutan BPW dan
proses penghancuran dilakukan
memakai stomacher hingga 2 menit. Setelah itu, masukkan 9 ml larutan BPW ke dalam tabung relaksi steril, tambahkan 1 ml suspensi pengenceran 10-1 dengan menggunakan pipet steril ke dalam larutan 9 ml BPW. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengenceran sebesar 10-6. Selanjutnya, 1 ml larutan yang telah diencerkan dituangkan ke dalam wadah cawan
petri steril. Tuangkan
media PCA yang telah didinginkan
hingga mencapai suhu 45oC ke dalam cawan petri yang sudah berisi suspensi, dengan cara menggerakannya
dengan baik untuk memastikan sell-sell mikroba tersebar merata. Gerakkan cawan petri selolah menggambar angka delapan untuk menyebarkan
mikroba dengan rata. Setelah dimasukkan dalam suhu dingin,
cawan tersebut kemudian ditempatkan pada posisi terbalik pada suhul 37oC. Setelah menjalani proses inkubasi, jumlah koloni bakteri
yang tumbuh dihitung dengan alat penghitung
koloni.
Analisis Data
Setelah tabulasi data, analisis sidik ragam digunakan
untuk menentukan dampak perlakuan terhadap variabel yang dikaji. Apabila perlakuan berpengaruh nyata akan dilanjutkan
Uji Jarak Berganda Duncan (mulltiplel
rangel test). Steel and Torrie (1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas kimia dan Total Platel Coulnt
(TPC) bakso daging babi mencakup nilai
pH, antioksidan, oksidasi
lemak dan TPC yang terdapat dalam
penelitian ini disediakan pada Tabel 1.
Tabel 1 : Rataan nilai pH, antioksidan, oksidasi lemak dan
TPC
Parameter |
Perlakuan |
Nilai P |
|||
P0 |
P1 |
P2 |
P3 |
||
pH |
5,51�0,115c |
5,59�0,068c |
5,27�0,051b |
4,43�0,161a |
0,000 |
Antioksidan % |
13,70�0,85a |
18,80�0,97b |
25,27�0,92c |
37,43�1,16d |
0,000 |
Oksidasi Lelmak % |
12,02�0,72d |
8,94�0,75c |
6,81�0,52b |
5,18�0,54a |
0,000 |
TPC |
108,25�42,64 |
128,75�93,87 |
194,50�32,624 |
294,50�154,931 |
0,065 |
Keterangan: superskrip yang berbeda
pada baris yang sama menunjukan perbedaan
(P<0,05)
Nilai pH
Berdasarkan hasil sidik ragam memperlihatkan, substitusi tepung ubi jalar ungul terhadap
tapioka berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada nilai pH bakso babi yang dihasilkan. Rata-rata pH dari penelitian ini berkisar 4,43-5,59. pH yang rendah
berada pada perlakuan dengan pemberian tepung ubi jalar ungu P3 (7,5%) dan tertinggi
pada perlakuan P1 (2,5%). Hasil uji Duncan
menunjukkan pasangan perlakuan P0-P2, P0-P3,
P1-P2, P1-P3 dan P2-P3
berbeda, sedangkan pasangan perlakuan P0-P1
tidak berbeda.
Dalam penelitian ini,
terbukti bahwa penyusutan pH terjadi berdasarkan temuan yang didapatkan. Felnomena tersebut terjadi karena fermentasi menghasilkan pembentukan asam organik yang berakibat pH menurun karena proses dekomposisi karbohidrat. Pernyataan tersebut sejalan dengan argumen yang diajukan oleh (Skryponelk, K., Helnriqules, M., Gomes,
D., Viegas, J., Fonseca, C., Perelira, C., Dmytr�w,, I. &
Mituniewicz-Małelk, 2019) yang menyatakan bahwa
selama proses fermentasi, metabolisme mikroorganisme menyebabkan penumpukan asam organik, yang mengakibatkan penurunan pH. Pada saat fermentasi
berlangsung, ionisasi asam laktat akan
terjadi dan menyebabkan pelepasan ion H, yang pada gilirannya
dapat mengakibatkan penurunan pH.
Penurunan kadar asam pada bakso babi terjadi
sejalan dengan peningkatan jumlah tepung ubi jalar ungul. Penyebabnya adalah karena ubi jalar ungul memiliki fruktooligosakarida dan inulin berfungsi
sebagai bahan makanan bagi bakteri
asam laktat. Penelitian Adi elt al.,
(2020), disimpulkan bahwa setelah melalui proses fermentasi, terjadi pengurangan pH karena tingginya konsentrasi asam laktat hasil
penggunaan sari ubi jalar sebagai prebiotik untuk bakteri probiotik
dalam medium fermentasi.
Ini disebabkan oleh peningkatan
kinerja bakteri asam laktat ketika
ada lebih banyak sumber nutrisi
seperti gula, karbohidrat,
dan bahan lainnya yang dibutuhkan oleh bakteri untuk pertumbuhannya.
Mengacu pada hasil penelitian
ini, terlihat bahwa nilai pH bakso umumnya berkisar
antara 4,43 sampai 5,59,
yang menunjukkan nilai lebih rendah dibandingkan
dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Angga (2007) dengan rentang 6,0 hingga 6,5. pH pangan fungsional menurut Standar Nasional Indonelsia, antara 6 hingga 7, merupakan hal yang sama seperti yang dikemukakan oleh Montolalu elt al. (2013).
Aktivitas Antioksidan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa substitusi tepung ubi jalar ungu terhadap tapioka
berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap aktivitas
antioksidan bakso babi yang dihasilkan. Kenaikan level tepung ubi jalar ungu yang digunakan berkorelasi dengan peningkatan rata-rata aktivitas antioksidan. Level aktivitas antioksidan paling rendah terdapat pada sampel yang tidak menggunakan tepung ubi jalar ungu (P0) dengan persentase sebesar 13,70, sementara persentase tertinggi ditemukan pada penggunaan tepung ubi jalar ungu sebesar 7,5% (P3)
yaitu 37,43%.
Hasil uji Duncan memperlihatkan pasangan perlakuan P0-P1;
P0-P2; P0-P3; P1-P2;
P1-P3; dan P2-P3 berbeda (P<0,05). Penggunaan tepung ubi jalar ungu sebagai pengganti
tapioka dalam bakso babi memiliki
efek positif terhadap aktivitas antioksidan. Ini menunjukkan bahwa bakso yang dihasilkan memiliki mekanisme perlindungan yang dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi lemak. Fakta ini juga sejalan dengan pandangan penulis Hardoko dkkk (2010), dijelaskan bahwa antioksidan adalah zat yang dapat memperlambat kecepatan oksidasi dan berfungsi dengan menghentikan pembentukan zat-zat berbahaya, menetralkan, dan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.
Beberapa penelitian sebelulmnya
juga menunjukkan hasil serupa, semakin banyak tepung ubi jalar ungu yang digunakan maka semakin tinggi aktivitas antioksidan produk jadinya. Hal ini diamati pada penelitian sosis broiler (Ino elt al., 2019) dan sosis babi (Felbri,
Y., 2019).
Oksidasi Lemak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan substitusi tapioka dan tepung ubi jalar ungu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap oksidasi lemak bakso babi. Peningkatan jumlah tepung ubi ungu akan mengurangi
oksidasi lemak. Rata-rata laju
konversi asam lemak tertinggi 12,02% dan terendah
5,18%. Hasil uji Duncan memperlihatkan pasangan perlakuan P0-P1,
P0-P2, P0-P3, P1-P2,
P1-P3, dan P2-P3 berbeda (P<0,05) pada laju oksidasi lemak.
Peningkatan kandungan antioksidan
bakso dikaitkan dengan penurunan tingkat oksidasi lemak dalam penelitian ini. Kebusukan atau kekerasan rasa dapat disebabkan oleh teroksidasi lemak pada bahan makanan. Menurut Aji (2009), jika sebuah senyawa
mampul memberikan satu atau lebih
ellektron pada senyawa yang
merusak, maka senyawa tersebut dapat dikategorikan sebagai antioksidan. Setelah itu, senyawa
oksidan akan berubah menjadi senyawa yang baik. Sesuai dengan Shahidi (2005), senyawa fenol, vitamin, dan senyawa flavonoid memiliki kemampuan menekan laju oksidasi lemak.
Total Plate Count (TPC)
Berdasarkan hasil sidik ragam menujukkan bahwa substitusi tapioka dan tepung ubi jalar ungu berpengaruh
tidak nyata (P>0,05) terhadap TPC bakso babi. Rata-rata jumlah TPC rentangannya adalah 108,25 hingga 294,50 sedangkan perlakuan P0 memiliki jumlah TPC yang paling sedikit dengan rata-rata 108,25.
Ada potensi bahwa tingkat kontaminasi mikroba dalam bakso
dapat meningkat selama proses pembuatannya. Kontaminan bisa berasal dari alat
atau bahan tambahan yang dipakai. Selain itu, kontaminan juga dapat muncul akibat
cara pengolahan yang tidak cukup higienis.
Menurut penelitian Indraningsih dkk. (2010), kontaminasi bisa terjadi ketika makanan matang yang diproduksi berhubungan langsung dengan peralatan yang dipakai.
Dalam hal pangan,
parameter TPC perlu diperhatikan karena
berkaitan dengan kelamanan pangan dan besarnya kerusakan produk. Bakso daging
memiliki kadar Total
Plate Count (TPC) yang paling tinggi adalah 105 cful/g sesuai dengan (SNI) 01-3818-1995.
Sedangkan, batas maksimal kontaminasi
mikroba yang diizinkan dalam bakso yaitu
1,0 x 104 CFU/gram menurut SNI 7388, 2009.
SIMPULAN
Dari temuan penelitian ini, sehingga disimpulkan
yaitu penggunaan berbagai level tepung ubi jalar ungu (2,5%, 5%, 7,5%) dalam pembuatan bakso babi memiliki
dampak positif terhadap pH, aktivitas antioksidan, dan oksidasi lemak.
Selain itu, adanya perbedaan level tepung ubi jalar tidak mempengaruhi
jumlah total bakteri dalam penelitian ini. Tingkat peningkatan yang
paling optimal terlihat pada tingkat
pemberian 7,5%, menghasilkan
bakso daging babi yang memiliki kualitas kimia dan TPC yang cukup baik
DAFTAR PUSTAKA
Adi Wira Kulsulma, G. P., Ayul Nocianitri, K., & Kartika Pratiwi, I.
D. P. (2020). Pelngarulh Lama Felrmelntasi Telrhadap Karaktelristik
Felrmelnteld Ricel Drink Selbagai Minulman Probiotik Delngan Isolat
Lactobacilluls sp. F213. Julrnal Ilmul dan Telknologi Pangan (ITElPA),
9(2), 181. https://doi.org/10.24843/itelpa.202
0.v09.i02.p08
Aji, W. 2009. Ulji Aktivitas Antioksidan tablelt Elffelrvelscelnt
Kombinasi Elkstrak Eltanol Dauln Delwandrul (Elulgelnia Ulniflora L) n Helrba
Sulbiloto (Adrograpis Panicullta {Bulrm. F. }Nelss) Delngan Motodel DPPH.
Fakulltas Farmasi. Ulnivelrsitas Mulhamadiyah Sulrakarta.
Angga WD. 2007. Pelngarulh meltodel aplikasi kitosan, tanin, natriulm
meltabisullfit dan���� mix pelngawelt
telrhadap ulmulr simpan bakso daging sapi pada sulhul rulang. Bogor :
Fakulltas Telknologi Pelrtanian Institult Pelrtanian Bogor.
BSN. Badan Standar Nasional. 2008. SNI 2897:2008 Telntang Meltodel Pelnguljian
Celmaran Mikroba Dalam Daging, Tellulr Dan Sulsul, Selrta Hasil Olahannya.
Delpartelmeln Pelrtanian, Jakarta.
Djulma, AW. 2014. Elffelct frelqulelncy fryngonpelroxidel nulmbelr to
cooking oil in packing. Julrnal info kelselhatan 13(12) : 797-803.
DSN. Delwan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01- 3818, Bakso Daging.
Jakarta (ID) : Delwan Standardisasi Nasional.
Felbri, Y., GElN. Malellak dan Y. Noach ,2019. Pelngarulh Pelngulnaan
Telpulng Ulbi Jalar (Ipomoela batatas iam
poir ) Selbagai Pelnganti Telpulng Tapioka Telrhadap Kulalitas Sosis Babi Julrnal
Peltelrnakan Lahan Kelring . 1 (3):475-482.ISSN:2714-7878
Hardoko, Helndarto L., Sirelgar, TM. 2010. Pelmanfaatan ulbi jalar ulngul
(Ipomela batatas L. Poir) selbagai pelngganti selbagian telpulng telrigul dan
sulmbelr antioksidan pada roti tawar. Julrnal Telknolodi dan Indulstri
Pangan. 21(1):26-32.
Ino, A., Kalel, PR dan Noach, YR. 2019 Pelngarulh pelnggulnaan telpulng
ulbi jalar ulngul selbagai pelngganti telpulng telrhadap kulalitas sosis daging
ayam broilelr Julrnal peltelrnakan Lahan Kelring. 1(1):75-81. ISSN:
2714-7878
Indraningsih, T. Ariyanti, dan A. Priyanti. 2010. Pelnguljian Relsidul dan
Celmaran Mikroba pada Daging Kelrbaul selrta Implikasi Nilai Elkonomi. Selminar
dan Lokakarya Nasional Kelrbaul.
Jayanti, Ul., Dasir dan Idelalistulti. 2017. Kajian Pelnggulnaan Telpulng
Tapioka dari Belrbagai Varieltas Ulbi Kayul (Manihot Elscullelnta Crantz) dan Jelnis Ikan Telrhadap Sifat
Selnsoris Pelmpelk. Eldiblel VI �
1:59-62, Julli 2017, ISSN 2301-4199.
Kulmalaningsih, 2006. Antioksidan
Pelnangkal Radikal Belbas.Trulbuls Agrisarana. Sulrabaya.
Linawati, 2006. Kadar Protelin Kolageln Dan Hulbulngannya Delngan
Kulalitas Daging Sapi PO. Laporan Pelnellitian. Ulnivelrsitas Gadjah Mada ,
Yogyakarta.
Masulda, T. dan Jitoul, A. 1994. Antioxidativel and antiinflammantory
compoulnds from tropical gingelr; Isolation, strulctulrel deltelrmination, and
activitiels of cassulmulnims A, B and C complelx culrculminoids from Zingibelr
cassulmulnar. Joulrnal of Agriculltulral and Food Chelmistry 42:
1850-1854.
Nindyarani AK., Sultardi dan Sulparmo ,2011.Karatelristik Kimia ,Fisik dan
Indelrawi �� Telpulng Ulbi � Jalar Ulngul�
(Ipomoela batatas poirelt) dan
Produlk Olahanya, ��������� Agritelc.
Vol 31 (4)
Nollelt, LML. 1996. Handbook of Food Analysis: Physical Charactelrization
and Nultrielnt Analysis. Marcelll Delkkelr Inc, Nelw York
Skryplonelk, K., Helnriqulels, M., Gomels, D., Vielgas, J., Fonselca, C.,
Pelrelira, C., Dmytr�w,, I. & Mitulnielwicz-Małelk, A. (2019).
Charactelristics of lactosel-frelel frozeln yogulrt with κ-carragelelnan
and corn starch as stabilizelrs. Joulrnal of Dairy Scielncel, 102(9).
Shahidi, F. 2005. Nultracelulticals and Fulnctional Foods in Helalth
Promotion and Diselasel Risk Reldulction. El-joulrnal Acta Horticulltulrel vol
6: 13-24.
Sulnarlim R. 2009. Karaktelristik multul bakso daging sapi dan pelngarulh
pelnambahan nacl dan natriulm tripolyfosfat telrhadap pelrbaikan multul. Diselrtasi
Program Pasca Sarjana. Institult Pelrtanian Bogor.
Ulsmiati, S. 2010. Pelngaweltan Daging selgar dan Olahan. Balai Belsar
Pelnellitian dan Pelngelmbangan Pascapaneln Pelrtanian. Kampuls Pelnellitian
Pelrtanian. Bogor.
Yeln G C, Cheln H Y. 1995. Antioxidant Activity of Variouls Tela Elxtracts
in Rellation to Thelir Antimult agelnicity. J. Agric. Food Chelm. 43:
27-32.