Quality Management of
Al-Qur'an Learning with the Baligha Method in the Tahsinul Qur'an Program at
LTQ IQRO' Bekasi
1)* Saiqotul Ummah
1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau.
*Email: 1) [email protected]
*Correspondence: 1) Saiqotul Ummah
DOI: 10.59141/comserva.v4i1.1291 |
ABSTRAK Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
Penerapan Manajemen Mutu Pembelajaran Al-Qur�an Metode Baligha melalui
beberapa tahapan, yaitu diawali dengan adanya perencanaan kegiatan mutu
pembelajaran Al-Qur�an melalui dukungan pemangku kebijakan lembaga dalam hal
ini adalah Yayasan IQRO� Bekasi. LTQ IQRO� Bekasi juga memfokuskan Visi dan
Misi sekolah dalam pembentukan kemampuan belajar siswa Al-Qur�an metode Baligha
melalui target capaian menuju tartil yang optimal dan pada Qualty
Assurance LTQ IQRO� menerapkan beberapa level dalam pembelajaran
Al-Qur�an: Pra Tahsin, Tahsin, Pra Tahfiz 1&2 dan Level Tahfiz.
Pelaksanan program level dalam pengajaran metode Baligha merupakan program
standarisasi mutu pembelajaran Al-Qur�an yang mencakup input, proses dan
output pendidikan Al-Qur�an. Keseluruhan dari standarisasi tersebut terangkum
dalam bebepara tahapan level yang meliputi; tahsin, ujian level, tashih,
menulis dan menghafal Al-Qur�an, munaqasah dan khataman. Program-program ini
dijadikan dasar utama dalam membangun generasi Qur�ani khususnya di dalam
pembelajaran Al-Qur�an melalui metode Baligha di LTQ IQRO� Bekasi. Agar
pelaksanaan program mutu pembelajaran Al-Qur�an di LTQ IQRO� Bekasi berjalan
sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan
pengawasan. Pengawasan program mutu pembelajaran Al-Qur�an di LTQ IQRO�
Bekasi dilaksanakan dengan adanya pengawasan program mutu pembelajaran
Al-Qur�an. Di LTQ IQRO� Bekasi terdapat komite pengawas dari Yayasan IQRO�
Bekasi yaitu ketua dewan pengawas, ketua LDK (Lembaga Dakwah dan Keumatan),
ketua bidang pengajaran serta wakil ketua bidang pengajaran. Adapun dalam
pelaksanaan program pembelajaran Al-Qur�an penanggung jawabnya yaitu: ketua
bidang pengajaran, wakil ketua bidang pengajaran, koordinator os dan anak,
koordinator Ikhwan, koordinator akhwat, PJ LTQ anak, PJ LTQ dewasa, PJ
outsorching, PJ level dan PJ guru LTQ IQRO� Bekasi. Pembentukan komite
pengawas dan pelaksana program pembelajaran Al-Qur�an metode Baligha untuk
tercapainya kerjasama tim yang baik dengan cara melibatkan semua orang dalam
organisasi sekolah untuk mencapai tujuan yang diharapakan dari pembelajaran
Al-Qur�an metode Baligha yaitu siswa dapat membaca Al-Qur�an dengan optimal
tartil dan hafal Al-Qur�an minimal 1 juz dan 3 juz bagi kelas khusus
guru.Selain itu, terdapat juga beberapa indikator manajemen mutu pembelajaran
Al-Qur�an Metode Baligha di LTQ IQRO� Bekasi, yaitu:� Pertama fokus pada kostumer dalam
pembentukan kemampuan bacaan dan hafalan Al-Qur�an peserta didik dengan
mengadakan Pertemuan dengan murid dan OrangTua/Wali murid di awal Tahun
Pelajaran Setiap awal tahun pelajaran, adanya progress report mengaji
pelajar, buku penghubung, komunikasi yang harmonis, program home visiting. Kedua
keterlibatan total, dalam program mutu pembelajaran Al-Qur�an di LTQ
dalam beberapa bentuk kegiatan diantaranya: standarisasi kompetensi tilawah
dan hafalan guru, pembinaan berkala peningkatan kualitas bacaan, pemberian
teladan serta evaluasi. Ketiga Pengukuran, instrumen pengukuran mutu
lulusan pembelajaran Al-Qur�an di LTQ IQRO� Bekasi disusun mengacu pada
standar mutu lulusan yang di tetapkan sekolah yaitu dapat membaca Al-Qur�an
dengan baik dan tartil yang optimal dan mampu menghafal Al-Qur�an, pengukuran
juga dilakukan pada perencanaan dan proses manajemen mutu melalui: Jaminan
Mutu (Quality), pengawasan pembelajaran Al-Qur�an oleh ketua pengawas
dari Yayasan dan dari ketua bidang pengajaran dari LTQ, serta kinerja guru. Keempat
komitmen pada mutu berupa metode yang bermutu, dan guru yang bermutu
dengan kriteria memiliki sertifikat/syahadah Guru Al-Qur�an metode Baligha.
Kelima Perbaikan Berkelanjutan dilakukan dengan dua upaya, yaitu:
memfokuskan visi misi LTQ IQRO� Bekasi, evaluasi kemampuan bacaan peserta
didik dan perbaikan kemampuan bacaan dan hafalan guru.. Kata kunci Manajemen,
Mutu Pembelajaran Al-Qur�an, Metode Baligha |
ABSTRACT
The
results of this research show that the Baligha Method implementation model for
Al-Qur'an Learning Quality Management goes through several stages, namely
starting with planning Al-Qur'an learning quality activities through the
support of institutional policy makers, in this case the IQRO' Bekasi
Foundation. LTQ IQRO' Bekasi also focuses the school's Vision and Mission on
forming students' ability to learn Al-Qur'an using the Baligha method through
achievement targets towards optimal tartil and on Quality Assurance LTQ IQRO'
applies several levels in Al-Qur'an learning: Pra Tahsin, Tahsin, Pre Tahfiz
1&2 and Level Tahfiz. The implementation of the level program in teaching
the Baligha method is a program to standardize the quality of Al-Qur'an
learning which includes input, process and output of Al-Qur'an education. The
entirety of this standardization is summarized in several level stages which
include; tahsin, level exams, tashih, writing and memorizing the Koran,
munaqasah and khataman. These programs are used as the main basis for building
the Qur'anic generation, especially in learning the Qur'an through the Baligha
method at LTQ IQRO' Bekasi. In order for the implementation of the quality
Al-Qur'an learning program at LTQ IQRO' Bekasi to run in accordance with the
vision, mission, rules and work program, supervision is needed. Supervision of
the Al-Qur'an learning quality program at LTQ IQRO' Bekasi is carried out by
monitoring the Al-Qur'an learning quality program. At LTQ IQRO' Bekasi there is
a supervisory committee from the IQRO' Bekasi Foundation, namely the chairman
of the supervisory board, chairman of the LDK (Institute for Da'wah and Community),
chairman of the teaching department and deputy chairman of the teaching
department. As for the implementation of the Al-Qur'an learning program, the
people responsible are: head of teaching, deputy head of teaching, special and
child coordinator, Brotherhood coordinator, sister coordinator, child LTQ PJ,
adult LTQ PJ, outsorching PJ, level PJ and teacher PJ LTQ IQRO' Bekasi.
Formation of a supervisory committee and implementer of the Baligha method of
Al-Qur'an learning program to achieve good teamwork by involving everyone in
the school organization to achieve the expected goal of the Baligha method of
Al-Qur'an learning, namely that students can read the Al-Qur'an. with optimal
tartil and memorizing the Al-Qur'an at least 1 juz and 3 juz for special
teacher classes. Apart from that, there are also several quality management
indicators for Al-Qur'an learning in the Baligha Method at LTQ IQRO' Bekasi,
namely: First, focus on customers in developing students' Al-Qur'an reading and
memorization skills by holding meetings with students and parents/ Parents at
the beginning of the school year. At the beginning of each school year, there
is a progress report on students' Koran reading, contact books, harmonious
communication, and a home visiting program. Second, total involvement in the
Al-Qur'an learning quality program at LTQ in several forms of activities
including: standardization of teachers' recitation and memorization
competencies, regular coaching to improve the quality of reading, providing
role models and evaluation. Third, the instrument for measuring the quality of
Al-Qur'an learning graduates at LTQ IQRO' Bekasi is prepared referring to the
quality standards of graduates set by the school, namely being able to read the
Al-Qur'an well and optimally and being able to memorize the Al-Qur'an. ,
measurements are also carried out on planning and quality management processes
through: Quality Assurance, supervision of Al-Qur'an learning by the head of
supervisors from the Foundation and the head of teaching from LTQ, as well as
teacher performance. The fourth commitment to quality is in the form of quality
methods, and quality teachers with the criteria of having a
certificate/shahadah as a Baligha method Al-Qur'an teacher. The fifth
Continuous Improvement is carried out with two efforts, namely: focusing on the
vision and mission of LTQ IQRO' Bekasi, evaluating students' reading abilities
and improving teachers' reading and memorization abilities.
Keywords:
Management, Quality of
Al-Qur'an Learning, Baligha Method
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu merupakan satu langkah awal penting yang harus dilakukan.
Strategi dasar untuk meningkatkan mutu secara berkesinambungan yaitu melalui
peningkatan seluruh objek garapan dalam manajemen. Proses pendayagunaan sumber
daya manusia maupun sumber-sumber lainnya yang mendukung pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien. Dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain
secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat (Chadijah, 2019).
Tjiptono dan Diana, menyatakan setidaknya dibutuhkan empat persyaratan
dalam implementasi manajemen mutu yaitu: (a) komitmen dari manajemen puncak.
Hal utama yang harus ada agar manajemen mutu dapat menjadi cara
sekolah/madrasah dalam menjalankan organisasinya adalah adanya komitmen utuh
dari manajemen puncak dalam hal ini kepala sekolah, (b) komitmen atas sumber
daya yang dibutuhkan. Implementasi manajemen mutu terpadu tidaklah harus mahal;
meskipun demikian segala sesuatunya membutuhkan biaya, (c) organization-wide
steering committee. Fungsi kelompok ini adalah untuk menentukan cara
implementasi manajemen mutu terpadu dan kemudian memantau pelaksanaannya, (d)
perencanaan dan publikasi (Hardjosoedarmono, 2004).
Dewasa ini, persaingan di berbagai bidang semakin ketat. Kompetisi ini
mencakup semua aspek mendiami dan menyentuh wilayah geografis di seluruh dunia.
Produk dan jasa yang berbeda (barang dan bahkan sumber daya manusia) dari satu
negara menaklukkan negara lain. Jika ingin bertahan atau menjadi pemenang di
era kompetitif ini, daya saing adalah suatu keharusan dan tidak bisa dicapai.
menawarkan lagi Realitas menunjukkan bahwa orang semakin mencari lembaga
pendidikan yang bermutu, bahkan jika mereka harus membayar lebih untuk itu.
Banyak sekolah swasta bermutu dengan berbagai nama dan program bermunculan di
berbagai kota. Yaitu sekolah menengah, sekolah terpadu dan sebagainya yang
semuanya semakin diminati oleh masyarakat. Semua itu menunjukkan bahwa kualitas
pendidikan di negeri ini cukup mengesankan. Namun, pentingnya kualitas
strategis meningkatkan daya saing tidak dapat dilaksanakan secara optimal dan
juga dalam manajemen real estat (Zulkarnain, 2023).
Karakter bangsa sangat ditentukan oleh pemahaman dan pengamalan terhadap
ajaran agama secara tepat dan benar dari setiap warga negara secara individual (Ucu, 2013). Bagi pemeluk
agama Islam, pemahaman dan pengamalan ajaran agama secara tepat dan benar
sangat bergantung pada pemahaman dan pengamalan terhadap kitab suci yang
dianutnya yaitu Al-Qur�an. Oleh karena itu agar supaya setiap umat muslim
memiliki pemahaman dan pengamalan terhadap Al-Qur�an secara tepat dan benar
maka diperlukan upaya pembelajaran Al-Qur�an yang dilaksanakan secara bertahap,
terprogram dan berkelanjutan, efektif dan efisien baik pada pendidikan formal,
nonformal maupun informal pada setiap jenjang pendidikan baik pendidikan dasar,
menengah dan pendidikan tinggi.
Al-Qur�an
adalah pedoman hidup bagi manusia, terutama umat Islam. Kehadirannya menjadi
penerang, rujukan, bahkan di dalamnya disebukan bahwa di dalamnya terdapat obat
yang diperlukan bagi manusia. Al-Qur�an adalah kitab yang kamil dan syamil,
tidak ada sesuatu pun yang tidak dibahas di dalamnya (Ismail,
2012). Al-Qur�an
merupakan kitab yang diturunkan sebagai pedoman untuk kehidupan manusia menuju
jalan keselamatan, mengeluarkan dari kegelapan dan ketersesatan menuju cahaya
dan petunjuk, serta mengarahkan menempuh jalan yang lurus (Makmur, 2022).
Al-Qur�an
merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw,
sebagai mu�jizat
dan salah satu rahmat yang tiada tara bagi alam semesta. Allah menurunkan
kitab-kitab-Nya yang kekal yaitu Al-Qur�an agar dibaca oleh lisan-lisan
manusia, didengarkan oleh telinga mereka dan menjadi ketenangan bagi hati
mereka. Allah swt mensifati kitab-Nya sebagai petunjuk, cahaya dan penawar atas semua
yang ada di dalam dada, serta sebagai rahmat�. Hal ini Sebagaimana yang
tercantum dalam firman Allah SWT QS. Yunus/10: 57
Mengingat sangat pentingnya Al-Qur�an sebagai pedoman dan petunjuk hidup
bagi umat Islam, guna mengatur kehidupan di dunia maupun di akhirat. Oleh
karena itu umat Islam harus dapat membaca Al-Qur�an dengan baik dan benar
sesuai dengan tatacara dalam pelafazan maupun hukum-hukum bacaan tersebut.
Wahyu pertama dalam Al-Qur�an memerintahkan untuk membaca. Perintah tersebut
terdapat dalam Qur�an surat Al-alaq/97:1-5.
Hal tersebut membuktikan bahwa sejak awal, Allah sudah menyerukan kepada
umat Islam untuk membaca. Sebab wahyu Allah tidak bisa di baca secara tersurat
dikarenakan wahyu Allah tidak seperti Bahasa yang digunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari, karena Al-Qur�an merupakan wahyu dari Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk bisa memahami isi kandungan dalam
Al-Qur�an maka umat Islam harus membaca ayat dan artinya terlebih dahulu.
Karena dengan membaca, akan memperoleh informasi yang mengcangkup isi dan
memahami makna bacaan Agar umat Islam dapat membaca Al-Qur�an secara baik dan
benar sesuai dengan kaida-kaidah yang di harapkan, maka perlu adanya
pembelajaran Al-Qur�an bagi seluruh umat Islam (Sanjaya, 2009).
Betapa besarnya peran Al-Qur�an dalam membimbing dan
mengarahkan kehidupan umat manusia, maka belajar membaca dan mengajarkan
Al-Qur�an menjadi suatu kewajiban bagi kaum muslimin. Sebagai
pondasi awal untuk memahami aspek-aspek kemu�jizatan Al-Qur�an adalah kemampuan
membaca teks-teks Al-Qur�an itu sendiri. Al-Qur�an diturunkan
oleh Allah swt agar dibaca oleh umat manusia. Perintah membaca ini juga
disertai dengan perintah yang lain, yaitu membacanya dengan baik (tart�l).
Dalam hal ini Allah SWT telah mensinyalir umat manusia melalui firman-Nya dalam
QS. Al-Muzzammil/73: 4.
Tart�l disini diartikan bahwa, dalam membaca Al-Qur�an itu harus disertai
dengan Tajw�du Al-Qur�an, yaitu suatu disiplin ilmu yang mempunyai
kaidah-kaidah tertentu yang harus dijadikan pedoman dalam pengucapan
lafaz-lafaz Al-Qur�an. Membaca Al-Qur�an tanpa menggunakan tajwid adalah suatu
kerusakan yang akan membawa kesalahan yang bersifat jaliy maupun khafiy.
Mengingat urgensi Al-Qur�an bagi umat manusia khususnya umat Islam, maka dalam
Surat Keputusan Bersama (SKB) Mentri Dalam Negeri dan Mentri Agama RI Nomor 128
Tahun 1982/44A secara eksplisit ditegaskan �bahwa umat Islam agar selalu
berupaya meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur�an dalam rangka peningkatan
penghayatan dan pengamalan Al-Qur�an dalam kehidupan sehari-hari�.
Sayyid Qutbh menjelaskan bahwa membaca dengan tartil yaitu membaca dengan
memperhatikan panjang pendeknya dan tajwidnya, bukan dengan menyanyikan dan
melagu-lagukannya, tidak berlebih-lebihan, dan bukan berasyik-asyik dalam
menyanyikan dan menyenandungkannya. Ali bin Abi Thalib memberi pandangan tentang
tartil, yaitu membaguskan huruf dan mengetahui waqof serta ibtida'
ketika membaca Alquran. Pengetahuan
tentang membaguskan huruf, waqof, ibtida' dan sebagainya bisa didapatkan hanya
dengan mempelajari ilmu tahsin Al-Qur�an.
Membaca Al-Qur�an tidak hanya sekedar membaca saja, karena terdapat kaidah
dan aturan yang harus diperhatikan dan difahami. Karena bila membaca Al-Qur�an
tidak menggunakan kaidah atau aturan yang benar maka akan mengakibatkan
kesalahan juga dalam pemaknaan Al-Qur�an. Maka dari itu, perlu adanya
pembelajaran membaca Al-Qur�an, agar umat Islam mampu membaca Al-Qur�an sesuai
dengan kaidah atau aturan yang benar. Dalam membaca Al-Qur�an ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu kaidah dan juga aturan dalam membacanya seperti
ilmu tajwid, makharijul huruf, serta mampu mengucapkan bunyi Panjang maupun
pendek.
Belajar Al-Qur�an merupakan kewajiban yang utama
bagi setiap mukmin, begitu juga mengajarkannya. Belajar Al-Qur�an dapat dibagi
dalam beberapa tingkatan, yang pertama yaitu belajar membacanya sampai lancar
dan baik, menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam qira�at
dan tajwid, yang kedua yaitu belajar arti dan maksud yang terkandung di
dalamnya dan yang terakhir yaitu belajar menghafal di luar kepala, sebagaimana
yang dikerjakan oleh para sahabat pada masa Rasulullah, hingga masa sekarang.
Pembelajaran Al-Qur�an telah dimulai sejak zaman Nabi. Setiap kali nabi
mendapatkan wahyu maka nabi mengumpulkan para sahabat untuk menyampaikan wahyu
tersebut dan mengajarkan isinya. Pada zaman Nabi dikenal dengan majlis
al-Rasul. Di tempat dan pada waktu inilah, nabi menyampaikan wahyu kepada para
sahabat, dan kemudian para sahabat mengajarkan kepada para tabi�in sampai di
luar kota mekah. Hal itu berlanjut seiring dengan perkembangan islam ke
negara-negara lain. Dengan demikian, mulai saat itu pembelajaran Al-Qur�an berlangsung
di setiap wilayah dimana umat islam tinggal.
Begitu sentralnya posisi Al-Qur�an dalam agama Islam, maka tidak ada satu
bacaanpun selain Al-Qur�an yang dipelajari, dibaca dan dipelihara aneka macam
bacaannya, yang jumlahnya lebih dari sepuluh serta ditetapkan tata-cara
membacanya. Mana yang harus dipanjangkan atau dipendekkan, dipertebal ucapannya
atau diperhalus, dimana tempat-tempat berhenti yang boleh, yang dilanjutkan atau
dilarang, bahkan sampai pada lagu dan irama yang diperkenankan dan yang tidak.
Bahkan lebih jauh lagi, sampai pada sikap dan etika membacapun mempunyai
aturan-aturan tersendiri.
Pembelajaran tahsinul Qur�an mempunyai peran dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai bentuk andil menjaga Al-Qu�an di dunia maka sebagai umat Islam ini adalah
sebuah bentuk kecintaan dan bentuk syukur kepada Allah. Dalam agama Islam
mengaji Al-Qur�an tidak terbatas untuk membaca saja namun juga dengan harapan
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan hal tersebut masuk dalam
kegiatan menjaga eksistensin Al-Qur�an. Sebuah mukjizat hebat dari Allah yang
dititipakan untuk Nabi Muhammad dan umatnya dan dapat digunakan untuk menuntun
umat dan bahkan mendapat syafaa�at di akhirat.
Tujuan dari
pembelajaran Tasinul Qur�an yaitu agar dapat membaca Al-Qur�an dengan baik dan
benar dengan menggunakan kaidah tajwid (Khoiruddin & Kustiani, 2020).� Sebagaimana penjelasan para �Ulama, adalah
minimal pada ketepatan dalam pelafalan huruf yang meliputi makharijul huruf dan
sifatul huruf, pelafalan harakat yang benar, dan panjang pendek atau mad dan
qasr, yang jika 3 tidak terjaga kaidah bacaan tersebut maka akan berpengaruh
pada rusaknya bacaan, dan terjadinya kesalahan makna dari ayat yang dibaca.
Kenyataannya, kewajiban membaca Al-Qur�an sesuai kaidah yang benar dan
dengan cara yang baik, jauh berbeda bila dilihat dari fakta yang terjadi pada
kehidupan umat Islam khususnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih
sangat banyaknya jumlah umat Islam di Indonesia yang belum bisa membaca Al-Qur�an,
khususnya pada kalangan dewasanya. Penelitian dari Institut yang konsen di
bidang Al-Qur�an yakni IIQ Jakarta, sebagaimana
dipublikasikan Republika pada januari 2018 menyebutkan: 65% dari total penduduk
muslim di Indonesia masih buta terhadap aksara Al-Qur�an, 15% umat Islam
sekedar bisa membaca tanpa kaidah yang baik dan benar, dan tersisa 20% saja
dari umat Islam di Indonesia yang dalam kategori memiliki kemampuan bacaan
Al-Qur�an sesuai kaidah yang benar dan dengan bacaan yang baik. Data lain
tentang tingkat kemampuan bacaan Al-Qur�an penduduk muslim Indonesia, disebutkan dalam
penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, bahwa terdapat 54% dari
penduduk muslim yang belum memiliki kemampuan membaca Al-Qur�an.
Seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan yang bermutu
bagi anak-anak mereka (unggul dalam bidang agama dan akademik), muncullah
dimana-mana lembaga yang
berorientasi pada kualitas. Oleh karena itu para pengelola
lembaga membutuhkan sistem manajemen yang mampu
memberikan jaminan bahwa setiap pelajar mengenal pokok-pokok Islam dan ajaranya
yang mendasar termasuk diantaranya membaca Al-Qur�an dengan baik dan
mengahafalkannya.
Masalah mutu dalam dunia pendidikan merupakan
kebutuhan yang harus disampaikan dan dirasakan oleh para siswa, guru, orangtua,
masyarakat, dan para stakeholders pendidikan (pihak-pihak yang menarus
kepentingan terhadap pendidikan). Terdapat beberapa hal yang dapat
dijadikan sumber mutu pendidikan di antaranya perawatan gedung yang baik,
guru-guru yang berkualifikasi, nilai moral staf yang tinggi, hasil ujian yang
baik, spesialisasi, dukungan orangtua, dukungan dunia usaha, dan dukungan
masyarakat setempat; sumber yang memadai, aplikasi teknologi baru, kepemimpinan
yang kuat, perhatian penuh pada murid dan mahasiswa serta kurikulum yang
seimbang atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut (Huda, 2015).
Menjawab kebutuhan di atas dalam mewujudkan mutu pendidikan Al-Qur�an,
Lembaga Tahfizh Qur�an (LTQ) IQRO� sebagai lembaga yang menaungi pengembangan
pembelajaran Al-Qur�an Metode Baligha membangun sebuah sistem mutu pembelajaran
Al-Qur�an dengan melakukan standarisasi input, proses, dan outputnya.
LTQ IQRO� Bekasi sebagai salah satu Lembaga dengan model pembelajaran
Al-Qur�an metode Baligha yang mengimplementasikan manajemen mutu pembelajran
Al-Qur�an dengan Metode Baligha dengan capaian tartil yang optimal, setelah
mencapai tartil yang optimal baru kemudian jika pelajar ingin melanjutkan
menghafal Al-Qur�an maka akan mengikuti program level-level yang ditentukan. LTQ
IQRO� begitu teguh komitmennya dalam mencetak pelajar mampu membaca Al-Qur�an
dengan baik dan benar dengan tartil yang optimal. Hal itu juga
dibuktikan dengan adanya beberapa level atau tahapan dalam belajar Al-Qur�an,
yaitu; Level Pra Tahsin, Level Tahsin, Level Pra Tahfizh dan Level Tahfizh.
Selain itu, ada
beberapa syarat (target-target yang harus dicapai) agar bisa mengikuti ujian. Jika setelah ujian
pelajar tidak memenuhi kriteria standar nilai yang ditentukan, maka pelajat
secara otomatis akan mengulang.
Untuk
memotivasi para pelajar yang selesai mengikuti program tahsin, kemudian
melanjutkan ke level tahfiz, LTQ IQRO� berupaya dengan memberikan reward kepada
pelajar yang berprestasi. Terdapat tiga katergori yaitu: Kategori A berupa
potongan SPP 75% selama satu semester, kategori B berupa potongan SPP 50%
selama satu semester dan kategori C berupa potongan SPP 25% selama satu
semester. Awal mula berdirinya LTQ IQRO� yaitu untuk memenuhi permintaan khusus
agar memberikan pengajaran Al-Qur�an kepada para guru-guru TKIT dan SDIT IQRO�
pada tahun 1994. Salah satu program unggulan adalah pelajaran Al-Qur�an. Oleh
karena itu dipandang perlu memberikan pelajaran secara khusus kepada guru-guru.
Seiring dengan berjalannya waktu, dan kebutuhan akan pengajaran Al-Qur�an maka
dibentuk satu kelompok tahsin untuk warga yang berdomisili di sekitar IQRO�.
Metode pengajaran yang khas berbeda dari tempat belajar mengaji pada umumnya.
Dengan tujuan
agar terjadi singkronisasi pembelajaran Al-Qur�an di sekolah dengan di rumah
maka pada tahun 1995 dibuka juga kelompok tahsin untuk orang tua murid. Seperti
kita ketahui, proses pembelajaran di sekolah hanya memakan waktu beberapa jam.
Sementara keberadaan murid di rumah dan interaksi dengan keluarga lebih banyak
waktunya. Sehingga diharapkan dengan membuka kesempatan belajar bagi para orang
tua murid TKIT dan SDIT IQRO�, orangtua bisa membantu anak untuk mengulang apa
yang telah dipelajari di sekolah. Singkronisasi yang diharapkan di sini adalah
dengan penggunaan metode yang sama dimaksudkan agar murid tidak bingung.
Seiring dengan
manfaat yang dirasakan oleh para orangtua murid dan masyarakat sekitar IQRO
maka berita keberadaan LTQ semakin diminati. Maka pada tahun 1996 LTQ IQRO�
resmi dibuka untuk umum. Sebagai Lembaga yang semakin diminati keberadaannya
dalam menangani proses pembelajaran Al-Qur�an yang benar sesuai tejwid, LTQ
IQRO� memiliki visi yaitu mewujudkan masyarakat yang senantiasa akrab dengan
Al-Qur�an, kemudian cinta menyebarkan dan mendakwahkan Al-Qur�an dan misi LTQ
IQRO� adalah melayani masyarakat dari semua golongan dan kelompok usia menuju
pribadi yang mampu menjaga keaslian Al-Qur�an. Pengertian masyarakat yang
senantiasa akrab dengan Al-Qur�an maksudnya adalah diharapkan LTQ IQRO� mampu
membantu menciptakan masyrakat yang mengimplementasikan Al-Qur�an dalam
kehidupan. Tidak sekedar mampu membuat masyarakat melek Al-Qur�an atau hafal
Al-Qur�an saja tetapi ingin mewujudkan tujuan utama diturunkannya Al-Qur�an
yakni sebagai pedoman hidup manusia.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
teknik analisis deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dari perilaku yang dapat dicermati. Pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh) (Moleong, 2012).
1.
Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini secara
spesifik dilakukan di LTQ IQRO� Bekasi
yang berdomisili di jalan
Ayat No.78 RT 009 RW 008, Kel. Jatimakmur Kec. Pondok Gede Kota Bekasi Jawa
Barat
2.
Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis
pendekatan dalam penelitian yang penulis gunakan merupakan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian ini didesain menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis metode deskriptif kualitatif, yaitu sebagaimana misal penulis langsung
mengamati kegiatan pembelajaran Al-Qur�an di LTQ IQRO� Bekasi, serta mengamati
secara langsung fenomena atau peristiwa yang juga didukung dengan
dokumen-dokumen kegiatan yang telah di program baik berupa data maupun
arsip-arsip.
3.
�Sumber
data
Data
dalam penelitian ini berarti informasi atau fakta yang diperoleh melalui
pengamatan atau penelitian di lapangan yang bisa dianalisis dalam rangka
memahami sebuah fenomena atau untuk mensuport sebuah teori (Richards et
al., 2002).
Pengambilan
data dalam penelitian ini dengan cara snowball sampling yaitu informan kunci
akan menunjuk orang-orang yang mengetahui masalah yang akan diteliti untuk
melengkapi keterangannya dan orang-orang yang ditunjuk dan menunjuk orang lain
bila keterangan kurang memadai begitu seterusnya (Etnografi,
2008).
Pemilihan
dan penentuan jumlah sumber data tidak hanya didasarkan pada banyaknya
informan, tetapi lebih dipentingkan pada pemenuhan kebutuhan data. Sehingga
sumber data di lapangan bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini semua hasil
penelitian yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya dibahas sesuai dengan
rumusan masalah dan pertanyaan. Berdasarkan data yang telah dipaparkan
terdahulu mengenai manajemen mutu pembelajaran Al-Qur�an metode Baligha di LTQ
IQRO� Bekasi yaitu:
1. Analisis Model Pelaksanaan
Manajemen Mutu Pembelajaran Al-Qur�an Metode Baligha pada Program Tahsinul
Qur�an di LTQ IQRO� Bekasi
Terdapat model pelaksanaan
manajemen dalam meningkatkan mutu pembelajaran di LTQ IQRO� Bekasi, yaitu:
a. Perencanaan
������
Syafaruddin menjelaskan bahwa perencanaan (planning) adalah
rencana-rencana yang disajikan secara garis besar yang harus dilakukan oleh
organisasi untuk mencapai tujuan (Syafaruddin et al., 2015). Pada tahap perencanaan adalah kegiatan penetapan tentang
apa yang harus dilakukan, bagaimana prosedur pelaksanaan serta metode, seperti
apa proses pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini,
penulis memaparkan beberapa kategori dalam proses perencanaan dalam
meningkatkan mutu pembelajaraan Al-Qur�an di LTQ IQRO� Bekasi yaitu:
1) Perencanaan Need Assesment
Merupakan sebuah langkah
yang dilakukan berdasarkan kebutuhan sebelum melaksanakan kegiatan. Adapun
kebutuhan tahap perencanaan dalam meningkatkan mutu pembelajaran Al-Qur�an di
LTQ IQRO� Bekasi yaitu:
a) Pembentukan struktur organisasi
Dalam pembentukan struktur organisasi
melibatkan kalangan penting yaitu kepala bidang pengajaran, wakabid pengajaran,
TP2L (Tim Pengkajian & Pengembangan LTQ), koordinator OS & Anak, PJ
level (pra tahsin, tahsin, pra tahfiz dan tahfiz 1, 2, 3, 4 & 5), kepala
bidang administrasi dan keuangan, wakabid administrasi & keuangan, dan
semua guru pengajar Al-Qur�an yang professional.
b) Sumber Daya Manusia (SDM)
Tenaga pendidik/ pengajar Al-Qur�an
di LTQ IQRO� sangat terjamis kualitasnya. Ummi Rif�ah menjelaskan bahwa
guru-guru yang ada di LTQ IQRO� Bekasi diharuskan lulus seleksi dan memiliki
sertifikat guru dengan metode Baigha. Selain itu guru juga harus memiliki
hafalan minimal 5 juz. Guru juga diwajibkan mengikuti kajian tafsir seminggu
2x. Dan guru juga wajib memiliki kriteria akhlakul karimah.
c) Materi pembelajaran
Rencana program pembelajaran
Al-Qur�an disusun oleh kepala bidang pengajaran, berupa silabus dan kegiatan
pekanan progeam. Begitu pula dengan penentuan target ketercapaian pembelajaran,
berupa pedoman pengajaran program.
Materi pembelajaran
Al-Qur�an di LTQ IQRO� Bekasi disesuaikan dengan level-level yang ada dan
dengan capaian target masing-masing, yaitu level pra
tahsin, tahsin, pra tahfiz 1, pra tahfiz 2, tahfiz 1, 2, 3, 4 & 5.
2) Perencanaan Program
a) Penempatan level
Penempatan level di LTQ IQRO� Bekasi
ini bertujuan memudahkan pelajar untuk mencapai target pembelajaran, karena
materi disajikan dari yang termudah terlebih dahulu. Adapun level-level nya
sudah penulis sajikan sebelumnya (yaitu level pra tahsin, tahsin, pra tahfiz 1,
pra tahfiz 2, tahfiz 1, 2, 3, 4 & 5)
b) Evaluasi
c) Reward prestasi hafalan
Adapun reward yang ada di LTQ IQRO�
Bekasi ini terdapat beberapa kategori, yaitu:
Lulus 40 halaman/semester, mendapatkan potongan SPP 75% untuk
satu semester berikutnya.
(2) Kategori B
Lulus 30 halaman/semester,
mendapatkan potongan SPP 50% untuk satu semester berikutnya.
(3) Kategori C
Lulus 20 halaman/semester,
mendapatkan potongan SPP 25% untuk satu semester berikutnya.
b. Pengorganisasian
�������� Ketua Pengajaran LTQ IQRO' Bekasi dan
tim review and development LTQ membentuk panitia pengawas untuk mengawal
pelaksanaan program pembelajaran Al-Qur'an metode Baligha. koordinator os dan
anak, koordinator Ikhwan, koordinator akhwat, PJ LTQ anak, PJ LTQ dewasa, PJ
outsourcing, PJ tingkat, dan guru LTQ IQRO' Bekasi bertanggung jawab untuk
melaksanakan program pembelajaran Al-Qur'an harian dengan bantuan perwakilan
dari bidang pengajaran dan kepala pengajaran Al-Qur'an. Siswa akan dapat
membaca Al-Qur'an dengan tartil optimal dan menghafal minimal 3 juz Al-Qur'an
jika dibentuk panitia untuk mengawasi dan melaksanakan program pembelajaran
Baligha Al-Qur'an.
c. Gerakan/Pelaksanaan
Pembelajaran Al-Qur�an di
LTQ IQRO� Bekasi menggunakan metode Baligha, dilaksanakan 2 kali dalam
seminggu, untuk kelompok dewasa Adapun waktunya yaitu untuk kelompok dewasa ada
tiga pilihan waktu: 1). Senin & Rabu, 2). Selasa & Kamis, 3). Sabtu &
Ahad�� dan pembelajaran dimulai pada
pukul 06.00-08.00.
Adapun kegiatan pembelajaran tahsinul Qur�an yaitu:
�1) Pembukaan
����� a) Membaca doa menuntut ilmu (PTA hal.
49)
����� b) Membaca Al Fatihah, An Naas, Al Falaq,
Al Ikhlas (1 surat selama 1 bulan)
����� c) Tadribat & klasikal peraga baligho
����� d) Talaqi baligho
����� e) Tugas
������� (1) Baca sima'I tilawah Al-Qur�an ber-2
/ ber-3 mulai dari juz 1
�(2) Menulis nama-nama surat / istilah dalam
ilmu tajwid
�� (3) Evaluasi teori tajwid
d. Pengawasan
�������� Pengawasan sangat diperlukan untuk
memastikan program mutu pembelajaran Al-Qur'an LTQ IQRO' Bekasi dilaksanakan
sesuai dengan visi, misi, aturan, dan program kerja lembaga. Adapun pada proses
pembelajaran Al-Qur�an Pembinaan Program Kualitas Pembelajaran Al-Qur'an
merupakan inti dari pekerjaan yang dilakukan di LTQ IQRO' Bekasi untuk
mengembangkan Program Kualitas Pembelajaran Al-Qur'an.
Terdapat tiga pengawas
yang berperan sebagai pengawas dalam mengawasi kinerja guru, yaitu Penanggung
jawab level, TP2L dan pimpinan bidang pembelajaran.
2. Indikator Manajemen Mutu Pembelajaran Al-Qur'an Metode
Baligha di LTQ IQRO' Bekasi
a. Fokus Pelanggan dalam Membentuk Kemampuan Membaca dan Menghafal
Al-Qur'an Peserta Didik
Lembaga-lembaga yang tidak dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan
kelembagaan masyarakat dianggap tidak dapat dipercaya dan bermasalah oleh
publik. Pihak sekolah yang bekerja dengan baik dengan lingkungan sekitarnya
lebih mungkin berkembang dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, untuk mencapai
kepuasan pelanggan yang tepat, sangat penting untuk menjalin kerjasama
kelembagaan dengan orang tua/wali dan keluarga siswa dalam membina kemampuan
siswa dalam membaca dan menghafal Al-Qur'an.
Mengingat lembaga sudah melekat di tengah-tengah masyarakat, maka tidak
mungkin mengabaikan hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara lembaga dengan
masyarakat luas. Itulah mengapa sangat penting bagi sekolah untuk memiliki
hubungan yang baik dengan bagian lingkungan lainnya, seperti balai kota,
kabupaten, dan negara bagian, serta dengan keluarga siswa.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, orang tua/wali merupakan
pelanggan eksternal lembaga. Karena mereka adalah pelanggan yang membayar,
mereka berhak mendapatkan perlakuan terbaik. Kepala pengajar di LTQ IQRO'
Bekasi menggunakan berbagai pendekatan dan kolaborasi dengan institusi lain dan
orang tua/wali/keluarga siswa untuk memastikan bahwa semua kebutuhan mereka
terpenuhi.
Beberapa prakarsa kelembagaan teridentifikasi memiliki kontribusi
terhadap peningkatan kefasihan siswa dalam membaca dan menghafal Al-Qur'an,
menurut temuan penelitian tersebut:
1) Mengadakan Pertemuan dengan Pelajar dan Orang Tua/Wali pada Awal Tahun
Pelajaran
Setiap tahun di bulan September. Kerangka kurikulum, kegiatan tahunan,
dan program pendidikan Al-Qur'an adalah bagian dari karya nilai tahun
pendidikan yang akan dibagikan kepada masyarakat selama acara ini. Tujuan
pertemuan orang tua/siswa adalah untuk menciptakan visi dan misi bersama antara
pendidikan siswa di LTQ dan sistem pendukungnya di rumah. Kumpul-kumpul awal
tahun adalah dorongan lain untuk membangun hubungan baik dan meletakkan dasar
untuk komunikasi dua arah yang sukses sepanjang tahun.
2) Laporan
Kemajuan Belajar Siswa
Siswa peserta tajwid menyimpan dua jenis buku prestasi, yaitu buku
prestasi tartil yang merinci kemajuan membaca Al-Qur'an, dan buku prestasi
tahfidz yang merinci kemajuan hafalan.
Akses orang tua dan pendidik ke laporan kemajuan reguler memfasilitasi
deteksi dini dan penyelesaian kesulitan belajar yang mungkin timbul. Laporan
kemajuan siswa secara individu memberi siswa dan keluarga mereka lebih banyak
kebebasan atas pendidikan mereka.
3) Buku
Penghubung
�������� Buku kontak sekolah merupakan salah
satu bentuk komunikasi tidak langsung yang digunakan untuk menyampaikan atau
memberitahukan informasi penting kepada mahasiswa dan dosen tentang tumbuh
kembang proses pembelajaran. Informasi tentang perkembangan siswa dalam belajar
Al-Qur'an, hafalan bacaan muroja'ah, dan komentar guru semuanya ditabulasikan
dan disajikan dalam buku kontak.
4) Komunikasi
Harmonis
�������� Guru melakukan pendekatan humanistik
terhadap siswa yang kesulitan belajar Al-Qur�an, seperti tidak memenuhi target,
tidak memahami pelajaran, dan tidak disiplin dalam belajar. Percakapan
berlangsung baik di hadapan guru atau melalui telepon. Prosedur ini dilakukan
dalam upaya untuk menemukan jawaban atas masalah tersebut.
5) Program Kunjungan Rumah/ Home Visit
�������� Guru terkadang mengunjungi siswa di
rumah mereka atau melakukan kegiatan kunjungan rumah lainnya. Tugas-tugas
tersebut dilakukan secara rutin pada waktu yang telah ditentukan, namun dapat
juga dilakukan secara insidentil jika diperlukan, seperti ketika siswa sakit,
ketika orang tua atau wali memiliki pertanyaan, atau ketika siswa mengalami
kesulitan. Program pendidikan Al-Qur'an hanyalah salah satu contoh bagaimana
kegiatan kunjungan rumah dapat mempromosikan dan membina kerjasama antara
inisiatif akademik yang berbeda.
b.
Keterlibatan Total
Mengubah kualitas sesuatu bukanlah satu-satunya bidang administrasi.
Semua yang terlibat harus memiliki kualitas. Setiap orang harus berusaha untuk memastikan
kualitas. Dalam kerangka kelembagaan sekolah, setiap orang dihargai atas
keterampilan khusus dan ide orisinal yang mereka bawa ke meja. Oleh karena itu,
orang harus diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan karena mereka adalah sumber daya paling berharga
yang dimiliki organisasi. Anggota lembaga telah membentuk saluran komunikasi
dan hubungan kerja dengan organisasi lain.
Di LTQ IQRO' Bekasi, keberhasilan program mutu pendidikan Al-Qur'an
menjadi tanggung jawab seluruh sekolah, bukan hanya pengelola atau guru
pengajar Al-Qur'an; anggota komunitas sekolah, termasuk mereka yang memiliki
kepentingan dalam institusi (orang tua, siswa, fakultas, dan administrasi).
Direktur departemen pengajaran LTQ IQRO menjelaskan banyak cara di mana
seluruh komunitas sekolah berkontribusi pada program kualitas pembelajaran
Al-Qur'an LTQ.:
1)
Standarisasi Kompetensi Tilawah dan Hafalan Guru
��������� Guru diwajibkan memiliki minimal lima
juz hafalan Al-Qur'an, dan semua pendidik harus menjadi pembaca yang fasih
dengan pemahaman yang kuat tentang metode syahadat tartil dan Baligha. Standar
ini dirancang untuk menghasilkan guru yang baik dan profesional yang mampu
melaksanakan tugas dan mencapai tujuannya.
2) Bimbingan Berkala untuk Peningkatan Kualitas Bacaan dan Hafalan Guru
Para guru dilatih agar memiliki keyakinan bahwa jika ingin muridnya bisa
membaca dan menghafal juz 30, dia sebagai guru harus bisa terlebih dahulu.
Kepala bagian pengajaran menjalankan program halaqoh untuk membentuk tenaga
pendidik yang memiliki kemampuan literasi dan hafalan yang kuat. Sebagai bagian
dari inisiatif ini, para pendidik diberikan layanan tahsin dan tahfidz, serta
muraja'ah Al-Qur'an, mauidzatul hasanah, dan studi tafsir, sehingga mereka
dapat tumbuh dalam pemahaman mereka tentang Islam dan lebih siap untuk mengajar
siswa mereka.
Selain itu, keikutsertaan guru dalam kegiatan halaqoh berfungsi sebagai
sarana pengembangan karakter guru, membuatnya lebih berkomitmen untuk mendidik
siswanya dengan berintegritas dengan harapan dapat menginspirasi generasi
mendatang untuk hidup berbudi luhur demi kemuliaan Islam. Guru juga berkomitmen
untuk memberi contoh dengan menghafal Al-Qur'an sendiri. Guru Al-Qur'an
diharapkan hafal minimal tiga juz.
Pada hari Selasa, diadakan acara untuk pendidik yang belum berpengalaman,
dan pada hari Kamis, diadakan acara untuk para guru profesional berpengalaman.
Halaqah (kelompok belajar) para guru berkumpul untuk mengaji dan menghafal.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan jumlah guru Al-Qur'an yang
mampu menghafal dan meningkatkan kualitas bacaan teks mereka sendiri. Studi
interpretasi bulanan diadakan tepat waktu dan merupakan persyaratan.
3) Pemberian
Teladan
Menjadi teladan bagi orang lain sangat penting bagi pertumbuhan
seseorang, terutama dalam dunia pendidikan. Pendidikan dengan keteladanan
dianggap lebih efektif daripada bentuk penguatan tradisional seperti hadiah dan
hukuman. Karena pendidikan tidak semata-mata menangkap atau mengambil makna
dari sesuatu yang dikatakan guru, melainkan melalui keseluruhan kepribadian
yang tercermin dalam sikap dan perilaku pendidik, keteladanan guru sangat
penting dalam interaksinya dengan peserta didik.
Pengajar di LTQ IQRO' Bekasi menunjukkan kepada
siswa pentingnya berinteraksi dengan Al-Qur'an dengan selalu melakukannya
sendiri, baik itu melalui kegiatan pengajian bersama sebelum memulai kegiatan
belajar mengajar atau melalui mengikuti halaqoh Al-Qur'an.
4) Evaluasi
Sebelum memulai jam pembelajaran Al-Qur'am dengan
metode Baligha untuk memantapkan hafalan yang telah dihafal, siswa dan guru
rutin menghafal murojaah sesuai tingkatan masing-masing dengan membaca surah
juz 30 secara bersama-sama sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh koordinator
Al-Qur'an Al-Qur'an disesuaikan dengan target hafalan pada setiap
tingkatan/tingkat.
Saat kelas beranjak dari murojaah, instruktur akan
menanyakan perkembangan siswa dalam mempelajari Al-Qur'an dan jilid-jilid
Baligha melalui belajar di rumah dan menghafal. Instruktur kemudian mulai
menginspirasi kelas untuk mempertahankan tingkat keterlibatannya yang tinggi.
Program evaluasi direncanakan dengan beberapa ujian, yaitu ujian juz,
ujian level dan ujian akhir semester.
Ujian juz dilaksanakan pelajar yang telah menyelesaikan materi pada juz
1, 2 dst.
Ujian level dilaksanakan pelajar yang akan naik ke level berikutnya.
Ujian akhir semester dilaksanakan pada akhir semester, terdiri dari ujian
lisan dan ujian tulis.
c. Pengukuran
Pengukuran berfungsi untuk mengukur sejauh mana
perencanaan telah dilaksanakan serta mengadakan evaluasi secara berkala. Sistem
penjaminan mutu harus menggabungkan beberapa jenis mekanisme umpan balik.
Pengumpulan data dalam TQM bukan hanya tentang perasaan tentang sesuatu; itu
juga digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik rencana diimplementasikan
secara teratur. Kepala pengajaran perlu memeriksa dan melihat apakah tugas yang
diberikan dan ketepatan waktu telah terpenuhi atau tidak oleh semua tenaga pendidik
(Sallis, 2010).
1)
Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Shunhaji dan Aliyah menjelaskan bahwa penjaminan mutu
merupakan proses pengukuran mutu yang terprogram dan memberikan kepercayaan
yang maksimal dalam menentukan standar-standar untuk memonitor. Jaminan
kualitas membuat produk dan layanan memuaskan sesuai dengan persyaratan
kualitas. Jaminan kualitas lebih mementingkan harapan pelanggan (Husnalia et al., 2022).
Standar mutu lulusan di LTQ IQRO' Bekasi
yaitu dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dengan kualitas tartil yang optimal
serta mampu menghafal Al-Qur�an dengan fasih. Selain itu juga guru diharuskan
memiliki syahadah atau sertifikat mengajar metode Baligha. Kualitas pengajar
juga diukur melalui rapor guru, dan kualitas pembelajaran Al-Qur'an dengan
metode Baligha dipantau baik untuk tujuan perencanaan maupun manajemen mutu.
Kepala Bidang Pengajaran LTQ IQRO Bekasi menjelaskan bahwa
prioritas utama dalam pembelajaran Al-Qura�an selain mampu mencapai tartil yang
optimal dalam membaca Al-Qur�an dan menghafalnya yaitu peserta didik mampu
menghayati ilmu agama dan mengamalkan ajaran-ajaran yang ada dalam Al-Qur�an
agar tidak lepas dari kehidupan akhirat. Dengan tujuan tersebut, maka
diadakannya pengkajian tafsir sebagai kegitan tambahan bagi peserta didik yang
belajar Al-Qur�an di LTQ IQRO� Bekasi.
Program dan strategi seperti penilaian awal pelajar,
pengelompokan berbasis kemampuan, pembelajaran efektif, keterlibatan orang tua,
motivasi, bimbingan membaca rutin, tes membaca Al-Qur'an, tes peningkatan
volume, hafalan harian, pengecekan lembar pemantauan, hadiah berkala, piagam,
dan remedial sebagai program pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur�an
di LTQ IQRO� Bekasi.
Belajar membaca Al-Qur'an dengan lancar hanyalah langkah
awal; patokan berikutnya adalah menghafal juz 30, lalu juz 28, lalu juz 27,
lalu juz 1, dan seterusnya. Guru dapat merekomendasikan pelajar untuk mengikuti
tes seleksi guru jika pelajar tersebut telah menunjukkan kemahiran dalam
Baligha 1�5, ilmu tajwid, gharib, musykilat, tajwid 30 juz, dan hafalan semua
surah dalam Al-Qur'an dan terjemahan mereka.
Untuk memastikan bahwa semua pelajar berhasil menghafal
setidaknya juz 30, sekolah menyelenggarakan ujian awal penguasaan hafalan,
memilah mereka ke dalam kelompok yang berbeda sesuai dengan kemampuan mereka,
efisiensi pembelajaran mereka, sejauh mana mereka bekerja dengan orang tua,
tingkat motivasi yang mereka tunjukkan, frekuensi mereka mencari bimbingan
membaca, dan hasil tes hafalan Al-Qur'an mereka. hafalan 'an, hafalan
Al-Qur'an, hafalan Tasmi', hafalan muroja'ah, main qiroah di depan kelas, dan reward
berkala.
Kegiatan program pembelajaran Al-Qur'an diselenggarakan
dengan standar penjaminan mutu tersebut, yang dapat dicapai melalui berbagai
strategi pembelajaran yang efisien dan pembiasaan melalui kegiatan yang
terjadwal secara rutin.
Untuk mengukur pencapaian standar mutu dalam pembelajaran
Al-Qur�an, maka lembagapun membuat sebuah target capaian dalam sebuah
pembelajaran Al-Qur�an metode Baligha. Berikut ini adalah target capaian
pembelajaran Al-Qur�an metode Baligha di LTQ IQRO� Bekasi:
Tabel 1 Target Pembelajaran Al-Qur�an metode Baligha
Level |
Target Capaian Program |
Target Materi Tilawah dan Hafalan |
Pra Tahsin |
Jilid 1-3 |
Tilawah 3 juz dan hafal nama-nama surah dalam Al-Qur�an
ke-1 s/d surah ke-24 beserta artinya |
Tahsin |
Jilid 4-5 |
Tilawah 7 juz dan hafal nama-nama surah ke-25 s/d surah
ke-54� beserta artinya |
Pra Tahfizh 1 |
Menguasai secara utuh baligha jilid 1-5 ilmu tajwid serta ghorib dan musykilat |
Tilawah 10 juz,�
hafal nama-nama surah Al-Qur�an dari surah ke- 55 s/d surah ke- 84
beserta artinya |
Pra Tahfizh 2 |
Menguasai secara utuh baligha jilid 1-5, ilmu tajwid,
ghorib dan musykilat |
Tilawah 20 juz, hafal nama-nama surah Al-Qur�an dari surah
ke- 85 s/d surah ke- 114 beserta artinya dan hafal surah an-Nas s/d al-Fajr |
Tahfizh 1 |
Menguasai secara utuh baligha jilid 1-5 ilmu tajwid serta ghorib dan musykilat |
Tilawah 30 juz dan hafal nama-nama surah Al-Qur�an dari
surah ke- 1 s/d surah ke- 114 beserta artinya, dan hafal juz 30 |
Tahfizh 2 |
Menguasai secara utuh baligha jilid 1-5 ilmu tajwid serta ghorib dan musykilat |
Tilawah 30 juz dan hafal nama-nama surah Al-Qur�an dari
surah ke- 1 s/d surah ke- 114 beserta artinya, dan hafal juz 29 &30 |
Tahfizh 3 |
Menguasai secara utuh baligha jilid 1-5 ilmu tajwid serta ghorib dan musykilat |
Tilawah 30 juz dan hafal nama-nama surah Al-Qur�an dari
surah ke- 1 s/d surah ke- 114 beserta artinya, dan hafal juz 28, 29 &30 |
Tahfizh 4 |
Menguasai secara utuh baligha jilid 1-5 ilmu tajwid serta ghorib dan musykilat |
Tilawah 30 juz dan hafal nama-nama surah Al-Qur�an dari
surah ke- 1 s/d surah ke- 114 beserta artinya, dan hafal juz 27, 28, 29
&30 |
Tahfizh 5 |
Menguasai secara utuh baligha jilid 1-5 ilmu tajwid serta ghorib dan musykilat |
Tilawah 30 juz dan hafal nama-nama surah Al-Qur�an dari
surah ke- 1 s/d surah ke- 114 beserta artinya, dan hafal juz 27, 28, 29, 30
dan juz 1 |
2) Pengawasan Sistem Mutu Pendidikan
Al-Qur'an
Untuk lebih menstandarkan
proses penerapan sistem pembelajaran Al-Qur'an dengan metode Baligha, khususnya
pada aspek tahapan pelaksanaan pembelajaran, guru-guru Al-Qur'an dilatih dan
dibimbing dengan pendekatan Baligha. standar pengajaran, administrasi kelas,
dan kemampuan membaca Al-Qur'an di antara guru dan siswa di sekolah yang
menggunakan pendekatan Baligha.
Meter Monitoring Penerapan
Sistem Mutu Metode Baligha terdiri dari:
a) Dukungan Manajer
b) Sertifikat Guru
c) Tahapan Baik dan Benar
d) Target yang jelas dan terukur
e) Pembelajaran Penguasaan
f) Waktu yang Cukup
g) Pengendalian Internal
h) Rasio guru-murid yang memadai
i) Laporan Kemajuan untuk setiap
siswa
j) Koordinator yang Handal
3) Laporan Kinerja Guru
Dengan mengukur penguasaan
kompetensi, dedikasi, dan komitmen guru, penilaian kinerja guru LTQ IQRO Bekasi
dapat menentukan apakah mereka memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaannya
atau tidak. Untuk menentukan apakah seorang guru di LTQ IQRO' Bekasi memenuhi
syarat untuk mengajar, kemampuan mereka dalam bidang-bidang berikut harus
dievaluasi: administrasi, pengajaran, hafalan, dan efektivitas pelatihan dan
pembinaan. Ketaatan seperti sholat Jum'at berjamaah, tilawah harian, sholat
dhuha, sholat tahajud, infaq, dan puasa sunnah Senin sampai Kamis adalah bagian
dari evaluasi diniyyah. Kehadiran, ketepatan waktu, kehadiran, koordinasi, dan
kinerja adalah semua ukuran komitmen.
Evaluasi kinerja guru memiliki banyak
hasil positif, termasuk gaji yang lebih baik, kinerja yang lebih baik,
kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang lebih baik, keputusan penempatan yang
lebih baik untuk promosi, transfer, pemutusan hubungan kerja, dan PHK,
perencanaan tenaga kerja yang lebih baik, dan diagnosis kesalahan yang lebih
baik dalam penelitian kepegawaian (Sobri, 2013).
d. Komitmen terhadap
Kualitas
�������� Peneliti menemukan bahwa LTQ IQRO'
Bekasi, tempat dilakukannya kajian Al-Qur'an dengan metode Baligha, berupaya
menerapkan tiga kekuatan metode yaitu metode kualitas, guru berkualitas, dan
sistem berbasis kualitas.
1) Metode
Kualitas
�������� Belajar Al-Qur'an dengan bantuan alat
peraga dan metode Baligha yang meliputi jilid 1�5, tajwid, ghorib Al-Qur'an,
musykilat, dan lainnya. Tidak dapat disangkal bahwa ketersediaan ruang belajar,
infrastruktur, dan media berkualitas tinggi semuanya berkontribusi pada standar
pengajaran yang tinggi bagi mereka yang mempelajari Al-Qur'an. Pengelola LTQ
IQRO' Bekasi peduli untuk memastikan metode pembelajaran Al-Qur'an benar-benar
diterapkan, menurut kepala departemen pengajaran.
2) Guru
Berkualitas
Sebagai hasil dari pengakuan luas bahwa pendidik (guru) berkualitas
tinggi adalah kunci kepuasan pelanggan, banyak inisiatif telah diluncurkan oleh
pendidik dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan standar dalam hal ini.
Pendidik dapat menjadi lebih baik dalam pekerjaannya dengan mempelajari hal-hal
baru dan mendapatkan pengalaman, sehingga mereka harus berusaha untuk menjadi
guru dan panutan yang lebih baik bagi siswa mereka. Kemampuan untuk menyusun
pengalaman pendidikan sangat penting (Rahmaudina
et al., 2021).
������ Pendekatan Baligha mengidentifikasi
ciri-ciri pendidik yang efektif sebagai berikut:
a) Tartil menerjemahkan
Alquran.
b) Memperoleh kelancaran
ghorib, musykilat, dan tajwid.
c) Masukkan bacaan Alquran
setiap hari ke dalam rutinitas.
d) Memiliki pemahaman yang
kuat tentang teknik Baligha.
e) Semangat Dairoo dan
Murobbi.
f) Kontrol waktu seseorang.
g) Dedikasi untuk keunggulan.
�������� Kepala Pengajaran di LTQ IQRO' Bekasi
menjelaskan bahwa Yayasan IQRO membantu dengan memberikan pelatihan/peningkatan
guru, memberikan penghargaan kepada guru berprestasi, dan meningkatkan
produktivitas guna meningkatkan kualitas guru Al-Qur'an secara keseluruhan di
sana.
3) Sistem
Berbasis Mutu
a) Goodwill Manajemen (Dukungan Pengelola)
������ Yayasan IQRO' Bekasi didedikasikan untuk
mendorong pertumbuhan pendidikan dan pembelajaran Al-Qur'an di semua organisasi
yang beroperasi di bawah naungannya.
b) Sertifikat/syahadah Guru Al-Qur�an
Semua guru Al-Qur'an di LTQ IQRO' Bekasi memiliki akidah atau sertifikasi
yang diperlukan untuk mengajarkan metode Baligha.
Sertifikasi guru Al-Qur'an merupakan langkah pertama dan terpenting untuk
memastikan kualitas suatu produk. Setiap pendidik yang mengadopsi pendekatan
Baligha harus melalui proses sertifikasi untuk memastikan mereka memberikan
pengajaran berkualitas yang konsisten kepada siswa. Untuk memastikan bahwa
hanya pendidik yang memenuhi syarat yang boleh mengajar dengan metode Baligha,
sertifikasi pendidik sedang diupayakan. Tujuan dari program sertifikasi Baligha
adalah untuk menetapkan standar bagi masyarakat luas dalam hal bagaimana
meningkatkan mutu pendidikan melalui sertifikasi guru.
c) Tahapan
Baik dan Benar
Baik tajwid tartil maupun tahfidzul Al-Qur'an di LTQ IQRO' Bekasi
mengikuti pendekatan Baligha konvensional 7 tahap dalam pembelajaran Al-Qur'an,
yaitu sebagai berikut:
(1) Pembukaan
(a) Pendidik duduk rapi, dan
dia menyapa siswa yang duduk sama.
(b) Al-Fatihah (dari ta'awudz)
dibaca dengan keras.
(c) Doa yang dijawab membantu
kita mendapatkan wawasan.
(d) Dianjurkan agar tetap
membaca surah al-Fatihah, serta surah an-Nas, al-Falaq, dan al-Ikhlas.
(e) Langkah selanjutnya adalah
menambah dan mengulang proses pembelajaran sampai hasil yang diinginkan
tercapai.
(f) Klasikal Baligha
(g) Individu/ Talaqqi
(h) Tugas
(2) Apersepsi
�������� Belajarlah dari kesalahan Anda dengan
meninjau materi lama (secara klasik dan dengan alat bantu visual).
(3) Konsep
Menanam (klasik dengan alat peraga)
(4)
Pemahaman/praktek
(5)
Keterampilan
(6) Evaluasi (memberikan penilaian hasil belajar siswa dalam buku
prestasi siswa)
(7) Penutup
(doa di akhir pelajaran dan salam)
Tabel
2 Pembagian Waktu Pembelajaran Al-Qur�an Metode Baligha
Waktu |
Kegiatan |
Keterangan |
5 menit |
Pembukaan Salam, Doa mohon ilmu yang manfaat)
dan membaca surah pendek |
Surat al-fatihah dan do�a ilmu
bermanfaat dan membaca surah-pendek |
40 menit |
Menambah atau mengulang hafalan |
Sesuai bacaan atau hafalan
masing-masing |
20 menit |
Klasikal |
Meggunakan alat peraga/metode
baligha |
40 menit |
Individu/ Talaqqi Baligha |
Sesuai bacaan |
15 menit |
Mereview Kembali pelajaran dan
penutup/ do�a |
Tugas sesuai target dan berdo�a |
d) Target yang
Jelas dan Terukur
������� Melalui penjaminan mutu yang
disesuaikan dengan target yang ditetapkan, para siswa di LTQ IQRO' Bekasi
dibimbing melalui serangkaian tingkatan yang dirancang untuk memudahkan mereka
memperoleh pengetahuan Al-Qur'an secara mendalam.
e) Mastery
Learning yang Konsisten
Ketika datang untuk menguraikan Al-Qur'an, seseorang harus memiliki
pemahaman yang kuat tentang materi yang datang sebelumnya untuk melanjutkan ke
bagian berikutnya.
Khususnya pada jilid-jilid sebelum ghorib dan musykilat, metode Baligha
diharapkan dapat menghasilkan tingkat penyelesaian yang mendekati sempurna
dalam mempelajari Al-Qur'an. Siswa hanya dapat melanjutkan ke jilid berikutnya
dalam program pembelajaran penguasaan jika jilid sebelumnya diselesaikan dengan
sukses dan dengan standar yang tinggi. Hasil yang sangat baik secara konsisten
dari program pembelajaran penguasaan. Penguasaan Al-Qur'an siswa diukur dari
seberapa baik mereka membaca dan memahami setiap kitab (metode Baligha).
g) Kontrol
Mutu/kualitas Internal dan Eksternal (Quality Control)
������ Pengendalian mutu internal dilakukan
oleh kepala bidang pengajaran Al-Qur'an dengan metode Baligha, dan pengendalian
mutu eksternal dilakukan dengan memantau perkembangan siswa dalam mempelajari
Al-Qur'an.
i) Progress Report Setiap Siswa
Untuk
mengidentifikasi dan mengatasi masalah apa pun yang mungkin muncul selama
proses pembelajaran dengan cepat, menurut kami laporan kemajuan sangat berguna.
Ketika orang tua dan guru memiliki akses ke laporan kemajuan individu
masing-masing siswa, mereka lebih mampu mengarahkan proses pembelajaran. Jika
orang tua memperhatikan bahwa anaknya kesulitan memahami Al-Qur'an, mereka
dapat menjadi sumber inspirasi dan dorongan.
Guru dapat
menggunakan laporan kemajuan untuk menargetkan pengajaran mereka di bidang
kebutuhan siswa.
j) Koordinator Al-Qur�an/
PJ Level yang Handal
Koordinator Tartil Al-Qur'an di LTQ IQRO' Bekasi bertanggung jawab untuk
memverifikasi bahwa siswa yang telah menyelesaikan target di setiap volume
metode Baligha maju ke volume berikutnya, sedangkan koordinator bidang tahfidz
memverifikasi bahwa siswa telah mempelajari Al-Qur'an 'an dengan hati.
e. Perbaikan Berkelanjutan/ terus-menerus
Hidup penuh dengan transisi, dan semua institusi tumbuh dan berkembang
dari waktu ke waktu, akhirnya menjadi lebih kuat. Perubahan intrinsik untuk
setiap diskusi tentang kemajuan menuju perbaikan. Jika ingin memberikan sesuatu
arti yang baru dan lebih baik, dapat menganggap perubahan sebagai mengubahnya
menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda.
Dengan demikian, jelaslah bahwa upaya pembenahan suatu institusi pada mulanya
akan melibatkan upaya perubahan institusi tersebut.
Peningkatan kemampuan membaca dan menghafal
Al-Qur'an siswa merupakan bagian sentral dari pendekatan manajemen mutu
pembelajaran Al-Qur'an LTQ IQRO' Bekasi yang bertujuan untuk mengembangkan
karakter moral siswa. Hal ini mengharuskan instruktur melakukan upaya bersama
untuk memperkuat kapasitas siswa untuk membaca dan menghafal Al-Qur'an secara
berkelanjutan. Pembacaan dan hafalan Al-Qur�an oleh santri terus ditingkatkan
melalui dua cara:
1) Memfokuskan Visi LTQ IQRO' Bekasi pada
Pengembangan Bacaan dan Hafalan Al-Qur'an Siswa.
Salah satu definisi visi sekolah adalah tujuan
utamanya. Anggota sekolah bertugas mewujudkan visi sekolah melalui berbagai
prakarsa yang dikenal dengan �misi�.
Tujuan akhir LTQ IQRO' Bekasi adalah untuk membuat
Indonesia menjadi negara di mana semua orang fasih dalam Al-Qur'an dan di mana
Al-Qur'an dicintai, disebarkan, dan diberitakan.
Dari misi yang telah dicanangkan oleh sekolah
tersebut, dapat disimpulkan tiga tujuan pendidikan LTQ IQRO' Bekasi sebagai
berikut:
a)
Dengan tujuan mendekatkan diri kepada
Allah SWT, LTQ IQRO' Bekasi menerapkan kajian Al-Qur'an.
b)
Kemampuan santri dalam membaca dan
menghafal Al-Qur'an sebagai wujud kecintaannya terhadap Al-Qur'an menjadi
sentral dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'an di LTQ IQRO' Bekasi.
c)
Kelas Al-Qur'an LTQ IQRO' Bekasi
diselenggarakan secara swadaya, memungkinkan mereka untuk menyebarkan
nilai-nilai Islam secara lebih efektif.
2) Perbaikan Kemampuan Guru dalam membaca dan
menghafal Al-Qur�an
Inilah yang membedakan LTQ IQRO' Bekasi dengan
organisasi sejenis. Metode Baligha merupakan salah satu ciri pembeda dari LTQ
IQRO' Bekasi; pendekatan ini tidak banyak digunakan oleh institusi lain, tetapi
pemilihan dan implementasinya melayani tujuan tertentu: pencapaian tartil yang
optimal, yang pada gilirannya memfasilitasi penerapan pengetahuan yang paling
efektif.
Para guru tahu bahwa jika murid-muridnya ingin mewujudkan impian mereka,
mencapai tujuan mereka, atau mencapai kesempurnaan, mereka pertama-tama harus
belajar membaca dan menghafal Al-Qur'an
SIMPULAN
Setelah visi sekolah ditetapkan, misi sekolah dapat didefinisikan
sebagai mendidik orang-orang dari semua latar belakang sosial ekonomi untuk
menjadi pembela teks Al-Qur'an. Dari perspektif ini, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa siapa pun, termasuk anak-anak, remaja, ibu rumah tangga, dan
orang tua, mampu mempelajari Alquran dengan baik dan benar dalam mengejar
tartil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Chadijah,
S. (2019). Implementasi Manajemen Mutu Menurut Al-Qur�an. Rausyan Fikr:
Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan, 15(1).
Etnografi,
M. W. (2008). Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan Dan Manajemen Pendidikan.
Malang: Elangmas.
Hardjosoedarmono,
S. (2004). Bacaan Terpilih Tentang. Total Quality Management Yogjakarta:
Andi Offset.
Huda,
M. K. (2015). Hadis Nabi, Salafisme dan Global Terrorism. JOURNAL OF QUR�AN
AND HADITH STUDIES, 4(1), 57�77.
Husnalia,
S., Hadi, S., & Mufarohah, A. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres
Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Blitar. Jurnal
Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN), 7(1), 86�97.
Ismail,
D. R. A. U. (2012). Al-Qur�an dan Kesejahteraan Sosial: sebuah rintisan
membangun paradigma sosial Islam yang berkeadilan dan berkesejahteraan.
Lentera Hati.
Khoiruddin,
H., & Kustiani, A. W. (2020). Manajemen Pembelajaran Tahsin Al-Quran
Berbasis Metode Tilawati. Jurnal Isema: Islamic Educational Management, 5(1),
55�68.
Makmur,
N. L. (2022). Manajemen Pembelajaran Tadabbur Al-Qur�an Di Kuttab Al-Fatih
Cabang Beji, Depok, Jawa Barat. Institut PTIQ Jakarta.
Moleong,
L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. Pariwisata Pedesaan
Sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan (Laporan Penelitian Hibah Bersaing
Perguruan Tinggi) Yogyakarta.
Rahmaudina,
N. A., Djaelani, A. K., & Rahman, F. (2021). Pengaruh Motivasi, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Terhadap Kinerja Guru
SDN Kandangsapi 2 Kota Pasuruan. E-JRM: Elektronik Jurnal Riset Manajemen,
10(17).
Richards,
J. C., Richards, J. C., & Renandya, W. A. (2002). Methodology in
language teaching: An anthology of current practice. Cambridge university
press.
Sallis,
E. (2010). Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan: Peran Strategis Pendidikan di Era
Globalisasi Modern, terj. Ahmad Ali Riyadi Dan Fahrurrozi. Yogyakarta:
IRCiSoD.
Sanjaya,
R. (2009). Josua Tarigan. Creative Digital Marketing Teknologi Berbiaya
Murah, Inovatif Dan Berdaya Hasil Gemilang. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Sobri,
A. Y. (2013). Pembinaan profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran. Manajemen Pendidikan, 24(1), 9�20.
Syafaruddin,
S., Wijaya, C., & Mesiono, M. (2015). Manajemen Organisasi Pendidikan:
Perspektif Sains Dalam Islam.
Ucu,
K. R. (2013). Pendidikan Agama Penting Bentuk Karakter Bangsa. Depok:
Republika Penerbit.
Zulkarnain,
I. (2023). Konsep Dasar Manajemen Mutu Pendidikan Berdasarkan Perspektif Al
Quran dan Hadits. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(1),
794�801.