Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Top G2 Terhadap Kandungan NDF dan ADF
Serta Selulosa Rumput Gajah
Mini (Pennisetum Purpureum CV. Mott)
� The Effect of Top G2 Liquid Organic Fertilizer on
the NDF and ADF Content and Cellulose of Mini Elephant Grass (Pennisetum
Purpureum CV. Mott)
1)* Lutgardis Yunita Daro Seda, 2) Dominggus Benyamin Osa, 3)
Herayanti Panca Nastiti
1,2,3 Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana.
*Email: 1) [email protected]
*Correspondence:
1) Lutgardis Yunita Daro Seda
DOI: 10.59141/comserva.v3i12.1285 |
ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di
lahan perkebunan Bela
Rasa PSE Keuskupan Agung Ende Jln.Udayana,
Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten
Ende, yang berlangsung dari
Februari hingga Mei 2023.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair Top G2 terhadap kandungan Neutral
Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), dan Selulosa
rumput gajah mini
(Pennisetum purpureum cv. Mott). Metode yang digunakan
yaitu metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan M0 : tanpa perlakuan
(kontrol), M1 : 10 ml POC Top G2/1 liter air, M2 :
20 ml POC Top G2/1 liter air, M3 : 30 ml POC Top G2/1 liter air. Variabel yang diukur meliputi kandungan Neutral
Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF) dan Selulosa.
Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan analisis varians (ANOVA) dan uji lanjut
DUNCAN. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian pupuk organik cair Top G2 dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05)
pada ADF, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
pada NDF dan Selulosa rumput
gajah mini (Pennisetum purpureum cv.Mott). Uji lanjut
Duncan antar perlakuan
M0:M1 M0:M2 M0:M3 berbeda nyata
(P<0,05) sedangkan M1:M2 M1:M3 M2:M3 tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap kandungan ADF. Simpulan penggunaan pupuk organik cair Top G2 dengan dosis 10 sampai 30 ml cenderung menurunkan kandungan NDF dan
ADF serta Selulosa rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott). Kata kunci: ADF,
NDF, pupuk organik cair Top G2, rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) |
ABSTRACT
The
research was carried out on the Bela Rasa PSE plantation, Ende Archdiocese Jln. Udayana, Ende Tengah District, Ende Regency, which
took place from March to June 2023. The aim of the research was to determine
the effect of Top G2 liquid fertilizer on the content of Neutral Detergent
Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), and mini elephant grass cellulose
(Pennisetum purpureum cv. Mott). The method used was an experimental method
with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments and 4
replications M0: no treatment (control), M1: 10 ml POC Top G2/1 liter of water,
M2: 20 ml POC Top G2/1 liter of water, M3: 30 ml POC Top G2/1 liter of water.
The variables measured include the content of Neutral Detergent Fiber (NDF),
Acid Detergent Fiber (ADF) and cellulose. The data obtained were analyzed using
analysis of variance (ANOVA) and further DUNCAN test. The results of the study
showed that giving Top G2 liquid organic fertilizer at different doses had a
significant effect (P<0.05) on ADF, but had no significant effect
(P>0.05) on NDF, and mini elephant grass cellulose (Pennisetum purpureum cv.
Mott). Duncan's further test between treatments M0:M1 M0:M2 M0:M3 was
significantly different (P<0.05) while M1:M2 M1:M3 M2:M3 was not significantly
different (P>0.05) in terms of ADF content.Conclusion:
Top G2 liquid organic fertilizer with a dose of 10 to 30 ml tends to reduce the
NDF and ADF content and cellulose of mini elephant grass (Pennisetum purpureum
cv. Mott).
Keywords:
ADF, NDF,
Top G2 Liquid Organic Fertilizer, Mini Elephant Grass, Sellulose
PENDAHULUAN
Ternak ruminansia
mengandakan hijauan pakan sebagai sumber
pakan mereka, baik untuk pertulmbuhan,
produksi, hidup pokok, maupun reproduksi.
Hijauan pakan ternak atau biasa
disebut Hijauan Makanan Ternak (HMT) adalah bahan pakan
yang sangat penting untuk ternak terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau,
kambing, dan domba. Hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari hijauan
terutama rumput dan konsulmsi hijauan segar perhari sebanyak 10-15% dari bobot badan ternak (Seseray
& Santoso, 2013).
Untuk mencapai produkvitas ternak ruminansia yang optimal perlu ditunjang dengan ketersediaan pakan hijauan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas termasuk kandungan NDF dan NDF slrta Selulosa. Salah satu hijauan yang biasa dibelrikan pada ternak ruminansia adalah rumput gajah
mini (Pennisetum purpureum cv Mott). Rumput ini adalah
jenis rumput yang sangat baik karena produktivitasnya
dan kandungan zat gizinya yang tinggi. Hasil penelitian (Sada
et al., 2018) menunjukkan
bahwa produksi rumput gajah mini yang tinggi yaitu 49,39 sampai 57,71 ton/ha per sekali panen, dan dapat beradaptasi pada daerah lahan kering seperti
di daerah Nusa Tenggara Timur.
�Pupuk organik cair adalah
jenis pupuk yang mudah terserap oleh tanaman, mengandulng unsur yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman seperti fosfor (P) yang berfungsi mempercepat pertumbuhan akar sehingga tanaman
dapat menyerap air yang lebih banyak dari
dalam tanah. Pupuk Top G2 adalah pupuk organik cair
berkualitas tinggi yang tidak mengandung racun atau mikroba
berbahaya bagi kesehatan tanaman. Dibuat dari bahan
organik pilihan dari tanaman dan hewan, bukan dari
sampah rumah tangga, sehingga ramah lingkungan. Pupuk organik cair
Top G2 mengandung hormon pengatur tumbuh seperti zelatin, gibelrelin serta 14 unsur hara essential baik hara makro maupun mikro
dan terdapat 17 bentuk asam amino, vitamin, dan berbagai
mikro flora yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Rahmawati
et al., 2015).
Dinding sel bahan pakan ternak
biasanya sangat tinggi, terutama pada limbah pertanian dan hijauan berserat yang telah menua. ADF (Acid Detergent Fiber) dan NDF (Neutral
Detergent Fiber) merupakan fraksi
dinding sel dengan nilai cerna
rendah. Oleh karena itu dalam strategi formulasi ransum ternak sapi maupun
ternak herbivora lainnya, keberadaan fraksi ADF dan NDF sangat urgen dipertimbangkan (Sudirman et al.,2015). (Tillman
et al., 1986) menyatakan
bahwa semakin rendah fraksi Neutral Detergent
Fiber dan Acid Detergent Fiber, kecernaan pakan semakin tinggi.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan Bela Rasa PSE Keuskupan
Agung Ende Jln.Udayana, Kecamatan
Ende Tengah, Kabupaten Ende selama
120 hari.
Alat dan Bahan Penelitian
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian metodel percobaan atau eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Perlakuan tersebut adalah :
M0 = Tanpa pupuk cair Top G2 (kontrol)
M1 = 10 ml pupuk cair Top G2/ 1 liter air
M2 = 20 ml pupuk cair Top G2/ 1 liter air
M3 = 30 ml pupuk cair Top G2/ 1
liter air
Prosedur Penelitian
a.
Pengambilan Sampel Tanah.
Sampel tanah
diambil dari bukit cinta kecamatan
Nangapanda Kabupaten Ende dari 3 titik masing-masing jarak 5 langkah delngan kedalaman 10 cm, kemudian dianalisis di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas
Pertanian Univelrsitas Nusa
Cendana.
b.
Media Tanam
Media tanam
yang digunakan adalah tanah. Tanah digali lalu dihancurkan dan dibersihkan serta diayak dari material-material
yang tidak dibutuhkan setelah itu ditimbang
sebanyak 10 kg dan ditambahkan
feses sapi kering sebanyak 1 kg pada masing
� masing polybag ukuran
50 cm � 40 cm.
c.
Bibit Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)
Bibit rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang digunakan berupa stek yang diperoleh dari UPT Laboratorium Lapangan Terpadu Lahan Kering Kepulauan Universitas Nusa Cendana.
d.
Penanaman rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)
Ukuran panjang stek 15 cm.
Setiap polybag
ditanami stek rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) sebanyak 1 stek dengan kedalaman 5 cm, yang ditanam secara tegak dan di bagian pangkal stek tanahnya
ditimbun agar perakarannya dapat kontak langsung
dengan tanah. Jarak tanam antar polybag 75 cm � 75 cm.
e.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan karena ada tanaman yang layl dan selanjutnya mati.
f.
Trimming
Trimming dilakukan
setelah tanaman rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) tumbuh delngan baik yakni 38 hari
setelah penanaman dengan tinggi pemotongan
10 cm di atas permukaan tanah. Trimming bertujuan untuk penyeragaman tanaman.
g.
Pemberian pupuk cair organik TOP G2
Pemberiannya pada rumput gajah
mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan masing-masing dosis sesuai perlakuan dengan menggunakan alat semprot.
h.
Penyiraman rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)
Penyiraman dilakukan dua kali sehari
sebanyak 1150 ml/polybag,
yaitu 575 ml pada waktu pagi jam 06.00 WITA dan 575 ml pada waktu
sorel pukul 17.00 WITA. Kecuali
pada saat hujan tidak dilakukan penyiraman untuk menghindari pembusukan pada stek.
i.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membasmi gulma dan tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di sekitar rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott).
j.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) berumur 45 hari setelah trimming.
Pada saat rumput dipotong, bagian tanaman ditinggalkan 10 cm dari permukaan tanah, setelah selesai pemotongan selanjutnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat segar. Setelah itu rumput
dipilah lalu dikering udarakan selama � 21 hari, lalul ditimbang untuk mengetahuli berat kering udara.
k.
Setelah itu, rumput
dihaluskan dengan mesin penggiling rumput, lalu bawa
sampel masing-masing sebanyak
100 gram ke Laboratorium
Kimia Pakan Fakultas Peternakan
Kelautan dan Perikanan
Universitas Nusa Cendana untuk dianalisis
kandungan NDF dan ADF serta
Selulosa.
Variabel Penelitian
Variabel yang diamati
dalam penelitian adalah kandungan NDF (Neutral Detergen
Fiber), kandungan ADF (Acid Detergent Fiber), kandungan Selulosa. Untuk mengukur kandungan NDF (Neutral Detergen
Fiber), ADF (Acid Detergent Fiber)
dan Selulosa menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Van Soest, (1976).
1)
Kandungan NDF (Neutral Detergen
Fiber)
����������������������� ����� c-b
��� Kadar NDF :--------------------------
X 100%
����������������������� ��� Berat sampel (a)
��� Keterangan :
c = berat sampel setelah dioven dan desikator
b = berat kertas saring/ cawan crusible
a = berat sampel
2)
Kandungan ADF (Acid Detergent Fiber)
����� �������������������������������������������c-b
��� Kadar ADF :
--------------------------------- X 100 %
����������������������������������� �� Berat sampel (a)
�
��� Keterangan :
c = berat sampel setelah dioven dan desikator
b = berat kertas saring/ cawan crusible
a = berat sampel
3)
Kandungan Selulosa
������ �������������������������������������������������c-d
��� Kadar Selulosa=
---------------------------- X 100%
������ Berat sampel (a)
�
��� Keterangan :
c = Residu ADF
d = Berat sampel setelah
dioven dan desikator
a = Berat sampel
�% Selulosa
= % ADF - % abu yang tak larut � lignin
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis
dengan analisys of variance
(ANOVA) untuk melihat pengaruh perlakuan dan dilanjutkan uji DUNCAN sesuai petunjuk Nugroho, (2008).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Data rataan kandungan
NDF dan ADF serta Selulosa Rumput Gajah Mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott) tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Kandungan
NDF dan ADF serta Selulosa Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott).
Variabel |
|
Perlakuan |
|
|
P- |
|
M0 |
M1 |
M2 |
M3 |
Value |
NDF (%) |
68,58�0,98 |
66,79�1,70 |
65,36�4,99 |
66,03�2,64 |
0,42 |
ADF (%) |
44,09b�5,80 |
36,72a�0,50 |
36,84a�4,03 |
34,52a�1,41 |
0,01 |
Selulosa (%) |
27,16�1,29 |
25,92�0,50 |
24,97�3,69 |
24,57�1,70 |
0,43 |
Keterangan : Superskrip yang berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan NDF Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)
Komponen Neultral Detergent Fiber (NDF) merupakan
zat makanan yang tidak larut dalam
deterjen netral dan sebagai bagian terbesar dari dinding
sel tanaman yang terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Pada Tabel 1 menunjukkan rataan kandungan NDF rumput gajah mini yang terendah setelah diberi perlakuan pupuk organik cair Top G2 diperoleh pada perlakuan M2
(65,36%) dengan dosis larutan pupuk organik
cair Top G2 20 ml, dan tertinggi
M0 (68,58%) tanpa pupuk organik Top G2. Belrdasarkan hasil sidik ragam
(ANOVA) menunjukkan bahwa penggunaan pulpulk organik cair Top G2 dengan dosis yang berbeda tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) terhadap kandungan NDF rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott)
Namun, secara empiris rataan kandungan NDF terlihat lebih tinggi pada perlakuan kontrol (M0). Tingginya kadar ADF pada perlakuan kontrol dikarenakan tidak ada pemberian
pupuk organik cair Top G2 sehingga rumput gajah mini mengalami kekurangan hara N. Menurut Syarief (1986) bahwa rendahnya kandungan N akan menyebabkan kadar protein menurun, dan perbandingan protoplasma dengan dinding sel akan
meningkat, yang menyebabkan
dinding sel menebal, menyebabkan daun menjadi keras
dan berserat. Berbeda dengan perlakuan pemberian pupuk organik cair Top G2(M1,M2,M3), dimana kadar ADF rumput gajah mini semakin menurun seliring meningkatnya dosis pupuk organik cair
Top G2.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Dahoklory (2020) yang menujukkan bahwa pemberian pupuk cair mikroorganisme
(MOL) yang semakin banyak maka kandungan NDF rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) semakin menurun (65,33-62,79%).
Van Soest (1982), menyatakan bahwa
Neutral Detergen Fiber mewakili
bagian dinding sel yang berserat dan terkandung di dalamnya lignin, selulosa, hemiselulosa serta beberapa protein yang terikat oleh serat. Menurut Bell (1997) dalam Setyawan dkk., (2019) NDF adalah isi dari dinding
sel yang dapat digunakan untuk mengukur ketersediaan isi serat. Menurunnya
kandungan NDF memberikan kontribusi telrhadap peningkatan daya cerna rumput gajah
mini (Pennisetum purpureum cv. Mott).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Seran (2022) yang menunjukkan bahwa
pemberian pupuk cair daun kelor
(Moringa oleifera) delngan konsentrasi yang selmakin tinggi dapat meningkatkan kandungan NDF rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott) yang berkisar antara 66,13 - 70,39%. Sedangkan nilai NDF pada penelitian ini mengalami penurunan
berkisar 68,58 - 66,03%. Pelnulrulnan
kadar NDF dalam penelitian ini diduga karena pemberian
dosis pupuk organik cair Top G2 yang semakin banyak pada rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) sehingga hara yang diserap semakin banyak dan menyebabkan proses fotosintesis rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) semakin lancar sehingga berdampak pada penipisan dinding sel dan perbesaran ukuran sel.
Menurut Soediyanto dan Hamadi (1997) adanya
Peningkatan aktivitas fotosintesis menyebabkan dinding sel menipis
dan sel menjadi lebih besar. Serat dan kandungan NDF juga tulruln. Hasil
penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian Sumolang et al., (2016) yang mana peningkatan
dosis pupuk dapat mengakibatkan peningkatan kadar NDF rumput. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan pada bahan kering rumput sehingga
kandungan NDF nya juga meningkat. Menurut Jamilah et al. (2019) NDF merupakan
indikator yang paling baik dari bulk dan sumber pakan yang masuk sedangkan ADF adalah indikator yang paling baik dari bahan yang dapat dihancurkan serta pengambilan energi. Anas dan Andi (2010), menyatakan
persentase kandulngan NDF
yang akan diberikan pada ternak sebaiknya 30 - 60% dari bahan kering
hijauan.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan ADF Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott).
Komponen Acid
Detergent Fiber (ADF) merupakan bagian
struktur karbohidrat yang ditemukan pada dinding sel yang terdiri dari selulosa dan lignin. Dinding sel sangat sukar dicerna dan sebagian besar belrgantung pada mikroorganisme
yang ada di saluran pencernaan. Pada Tabel 1 terlihat
rataan kandungan ADF terendah diperoleh pada perlakuan M3 sebesar (34,52%) dengan dosis larutan
pupuk organik cair Top G2 30 ml, diikuti perlakuan M2 (36,72%) 20 ml pupuk
organik cair Top G2, perlakuan M1 (36,72%) 10 ml pupuk
organik cair Top G2, dan tertinggi pada perlakuan kontrol M0 (44,09%).
Hasil sidik ragam
(ANOVA) menunjukan penggunaan
pupuk organik cair Top G2 berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan ADF rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott). Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan 5% diketahui bahwa perlakuan M0:M1, M0:M2, M0:M3 berbeda
nyata, sedangkan perlakuan M1:M2, M1:M3 dan M2:M3 tidak
berbeda nyata. Kandungan ADF yang rendah berpelulang untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan
telrnak ruminansia (Bina dkk., 2023). Hasil penelitian
menulnjukkan presentase kandungan ADF berkisar antara 34,57 � 44,09% sesuai dengan kebutuhan ternak ruminansia. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ruddell elt al., (2002), persentase kandungan ADF yang akan diberikan pada ternak sebaiknya 25 - 45% dari bahan kering hijauan.
Kandungan ADF
(34,52%) hasil penelitian ini lebih rendah
dibandingkan dengan hasil penelitian Seran (2022), pemberian pulpuk daun kelor (Moringa oliefera) dengan
dosis 300 ml pada rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott) di tanah litosol
menghasilkan kandungan ADF
(41,20%). Adanya perbedaan nilai
ADF pada kedua penelitian ini diduga karena
jenis tanah, jenis pupuk dan dosis pupuk yang digunakan berbeda. Menurut Syam (2015) bahwa turunnya kandungan ADF disebabkan karena semakin tingginya pemupukkan dan pemberian unsur hara sehingga membantu sistem perakaran dan penyerapan air yang
baik pada tanaman dengan demikian proses lignifikasi menjadi terhambat. Salah satu hara asal pupuk organik
cair Top G2 yang dapat membantu penurunan ADF adalah nitrogen. Pengaruh unsur N terhadap penurunan ADF tidak terlepas dari perannya
dalam meningkatnya kadar protein serta perbandingan protoplasma dengan dinding sel akan menurun
dan menyebabkan menipisnya dinding sel sehingga
daun rumput gajah mini menjadi lunak dan kurang berserat serta menurunkan kandungan ADF.
Kandungan Acid Detergen Fiber (ADF) hijauan pakan erat hubungannya
dengan manfaat bahan makanan bagi
ternak. ADF dapat digunakan untuk mengestimasi kecernaan bahan kelring dan energi makanan ternak. Menurut Van soest (1982) menyatakan bahwa Acid Detergent Fiber (ADF) merupakan
bagian serat yang tidak dapat larut
dalam detergent asam yang dapat digunakan sebagai standard ulntuk menguji fraksi serat hijauan atau
komponen dinding tanaman yang tidak larut dalam detergent asam dengan komponen
utama Cetyle Trimethy Ammonium Bromide (CTAB). Nilai ADF juga berkaitan dengan kandungan energi, dimana semakin tinggi nilai ADF maka akan semakin
rendah kandungan energi tercernanya (Serafinchon, 2002).
Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Selulosa Rumput Gajah Mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott)
Selulosa, suatu molekul� yang terdiri dari karbon,
hidrogen, dan oksigen, ditemukan dalam struktur dinding sel tanaman dan hampir ada dalam
semula materi tanaman. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan rataan kandungan selulosa rumput gajah mini setelah diberi perlakuan pupuk organik cair Top G2 terendah diperoleh pada perlakuan M3 (24,57%) dengan dosis pupuk organik
cair Top G2 30 ml, diikuti perlakuan M1= 36,72%, perakuan
M2= 36,84%, dan tertinggi pada perlakuan
kontrol M0 (27,16%).
Hasil sidik ragam (ANOVA) menunjukan penggunaan pupuk organik cair
Top G2 tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan selulosa rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott).
Secara empiris bahwa kandungan
Selulosa menurun seiring meningkatnya dosis pupuk organik
cair Top G2.Penurunan kadar selulosa tersebut tidak terlepas dari banyaknya
hara N yang disumbangkan oleh pupuk
organik cair Top G2 pada rumput gajah mini. Menurut Setyamidjaya (1986), pemberian N dapat meningkatkan perbandingan protoplasma terhadap bahan dinding sel
yang tipis, hal ini menyebabkan daun lebih banyak mengandung
air dan kurang keras. Menipisnya dinding sel ldapat menyebabkan
komponen penyusunnya termasuk selulosa juga sedikit. Kandungan Selulosa (24,57%) hasil penelitian ini lebih rendah dari
hasil penelitian Dahoklory (2020) penggunaan pupuk cair mikroorganisme
(MOL) dengan dosis 300 ml menghasilkan kandungan Selulosa sebesar (28.13%). Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman
tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering tanaman
(Lyind et al.,
2002). Kadar selulosa dan helmiselulosa
pada tanaman pakan yang muda mencapai 40% dari bahan kering.
Bila hijauan makin tua proporsi selulosa
dan helmiselulosa makin bertambah (Tillman dkk. 1998).
Hasil penelitian ini
berbeda delngan penelitian yang telah dilakukan oleh Rauf, et al. (2017) menggunakan
pupuk cair dengan tambahan bioaktivator bulah mengkudu pada rumput Taiwan dimana peingkatan dosis pupuk dapat
meningkatkan kandungan selulosa. Penurunan selulosa juga erat kaitannya delngan nilai ADF yang dihasilkan, dimana nilai ADF juga terlihat semakin menurun seiring dengan meningkatnya dosis Pupuk organik
cair Top G2. Tillman et al., (1998) menyatakan bahwa kandungan selulosa didapat dari hasil kecernaan
ADF yang tercerna di dalam
H2SO4, sehingga apabila selulosa terlarut maka kandungan ADF juga menurun. Purbajanti et al., (2011) Selulosa
merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman.
Selulosa mempunyai bobot molekul tinggi
dan terdapat dalam jaringan tanaman pada dinding sel sebagai
mikrofibri. Selulosa adalah zat penyusun
tanaman yang terdapat pada struktur sel. Kadar selulosa dan helmiselulosa pada tanaman pakan yang muda mencapai 40% dari bahan kering. Bila hijauan makin tula
proporsi selulosa dan hemiselulosa makin bertambah (Tillman et
al., 1989).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan pupuk organik cair
Top G2 dengan dosis 10 hingga 30 ml cenderung menurunkan kandungan NDF dan ADF serta Selulosa rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott).
DAFTAR PUSTAKA
Bell, B., 1997.
Forage and Feed Analysis. Agriculture and Rural Representative. Ontario.
Ministry of Agriculture Food and Rural Affairs. www.ag.Info.Omafra.com.
Bina, M.R., Syahruddin, L. O. Sahara & M. Sayuti. 2023. Kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam silase ransum komplit
dengan taraf jerami sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang berbeda. Gorontalo Journal of Equatorial Animals. 2(1): 44
- 53.
Dahoklory R., Nastiti, H. P., dan Manggol, Y. H. 2020.Pengaruh pupuk
cair mikroorganisme local
(MOL) terhadap kandungan
ADF dan NDF serta Selulosa rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Jurnal Peternakan Lahan Kering, 2(3), 957-963.
Hamadi & Soedijanto. 1997. Pupuk Kandang, Hijauan dan Kompos. Seri Peternakan Populer. Bumi Restu. Jakarta.
Jamilah, S. Mulyani, dan Yusnaweti. 2019. Peranan pupuk organik
cair terhadap kualitas hijauan pakan ternak (HPT) asal tanaman padi
ratoon. Jurnal Agronida
5(2):59-69.
Lynd L.R., P.J.
Weimer, W.H. van Zyl WH and I.S. Pretorius. 2002. Microbial Cellulose Utilization:Fundamentals and
Biotechnology. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 66(3).
Purbajanti ED, Anwar S, Widyati S, Kusmiyati F. 2011. Kandungan
protein dan serat kasar Rumput Benggala (Panicum maximum)
dan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) pada cekaman stress kering. Anim Prod
11: 109-115.
Rahmawati. E.,
Wardani, R., dan Sari N.V. (2015) Pengaruh Poc Top G2 Dan Jarak Tanam Terhadap
Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L.). Magrobis Journal Volume 15 (No. 1) April 2015. 31-40.
Rauf A, Pato U,
Ayu DF. 2017. Aktivitas antioksidan
dan penerimaan panelis teh bubuk daun
alpukat (Persea American
Mill.) berdasarkan letak daun pada ranting. Jurnal Pertanian. 4 (2): 3-9.
Ruddel. A., S. Filley and M. Porat. 2002. Understanding
Your Forage Test Result. Oregon State University. Extension Service.
Sada, E., Siburian, R., dan Panambe, N.
2018. Ekologi Tempat Tumbuh Sarang Semut Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari.
Serafinchon, A. 2002. Know Your Feed Terms. Arberta Ag-info Center.
Seran, D.M (2022).
Pengaruh level pupuk daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kandungan NDF dan ADF serta Selulosa rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv. Mott) pada tanah Latosol.
Universitas Nusa Cendana.
Seseray, D. Y., B. Santoso dan M. N. Lekitoo.
2013. Produksi Rumput Gajah
(Pennisetum purpureim)
yang diberi Pupuk N, P dan
K dengan Dosis 0,50 dan
100% pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan. 11 (1) 49-55.
Sumolang, C.I.J., S.D. Anis, dan M.M. Telleng.
2016. Pengaruh pemupukan unsur hara makro N, P, K terhadap potensi produksi NDF, ADF, kapasitas tampung rumput Brachiaria humidicola cv.
Tully dan Pennisetum purpureum cv. Mott.
Jurnal LPPM Bidang Sains
dan Teknologi 3(2):75-82.
Syam, N. 2015. Pengaruh pemberian pupuk hijau cair
kihujan (Samanea saman) dan
azolla (Azolla pinnata) terhadap kandungan NDF dan ADF
pada rumput signal (Brachiaria decumbens). Skripsi.
Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Tillman, A. D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo,L.
Lebdosoekojo. 1998; dalam Riswandi et al,
2016. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Tillman, A.D.H. ,Hartadi, S.Reksodiprodjo, Prawirakusumo, S.Labdosoekajo. 1989.Ilmu Makanan
Ternak Dasar. Gajah Mada
University Prees. Jakarta.
Van Soest, P. J.
1976. New Chemical Methods for Analysis of Forages for The Purpose of
Predicting Nutritive Value. Pref IX Internasional
Grassland Cong.
Van Soest,P.J.1982. Nutritional Ecology of the Ruminant. Commstock Publishing Associates. A devision
of Cornell University Press. Ithaca and� London.