Kandungan Protein Kasar Serat Kasar dan Lemak Kasar
Hijauan Pakan Padang Penggembalaan Alam di Desa Bhezamari dan Desa Raporendu
Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende
� Content Of Crude
Protein, Crude Fiber and Extad Ether for Natural Grassland of Green Fields in
Bhezamari Village and Raporendu Village, Nangapanda District, Ende District
1)* Fransisko Wanda, 2)
Dominggus B. Osa, 3) Stefanus Tany Temu
1,2,3 Fakultas Peternakan Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana.
*Email: 1) [email protected]
*Correspondence: 1) Fransisko Wanda
DOI: 10.59141/comserva.v4i4.1279 |
ABSTRAK Penelitian
dilaksanakan selama 3 bulan dari Februari hingga April 2023 dipadang
penggembalaan alam Desa Bhezamari dan Desa Raporendu Kecamatan Nangapanda
Kabupaten Ende. Tujuan penelitian untuk mengetahui Kandungan Protein Kasar,
Serat Kasar dan Lemak Kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
Metode survei pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan dengan
menggunakan bingkai kuadran 1 x 1 m. Data yang diperoleh ditabulasi dan
dihitung untuk mendapatkan presentasi rata-rata kandungan protein kasar,
serat kasar, serta Lemak Kasar hijauan padang penggembalaan alam. Hasil
penelitian diperoleh rataan kandungan Protein kasar 9,91%, Serat Kasar
27,32%, serta Lemak Kasar 3,03% di Desa Bhezamari, sedangkan Desa Raporendu
Protein Kasar 5,12%, Serat Kasar 26,51%, serta Lemak Kasar 1,74%. Berdasarkan
analisis statistik uji t (t-student) terhadap Protein Kasar nilai t hitung (7.284) lebih besar dari t
tabel (2.12) terdapat perbedaan antara Protein Kasar Desa Raporendu dengan
Protein Kasar Desa Bhezamari dan Serat Kasar nilai t hitung (1.070) lebih
kecil dari t tabel (2.12) tidak terdapat perbedaan antara Serat Kasar Desa
Raporendu dengan Serat Kasar Desa Bhezamari. Serta Lemak Kasar nilai t hitung
(4.751) lebih besar dari t tabel (2.12) terdapat perbedaan antara Lemak Kasar
Desa Raporendu dengan Lemak Kasar Desa Bhezamari. Kata kunci:, Serat Kasar, Lemak Kasar, dan Padang Penggembalaan
Alam |
ABSTRACT
The research was carried out for 3 months from
February to April 2023 in the natural grazing fields of Bhezamari Village and
Raporendu Village, Nangapanda District, Ende Regency. The aim of the research
was to determine the crude protein , crude fiber and extad ether
content. The method used in the research is a survey method of measurement and
direct observation in the field using a 1 x 1 m quadrant frame. The data
obtained was tabulated and calculated to obtain an average presentation of
crude protein , crude fiber, and extad
ether content of natural grassland. The research results
showed that the average crude protein content was 9.91%, crude fiber 27.32%,
and extad ether 3.03% in Bhezamari Village, while the Crude Protein Raporendu Village
was 5.12 %, Crude Fiber 26.51%, and extad ether 1.74%. Based on the statistical analysis of
the t test (t-student) on Crude Protein, the calculated t value (7.284) is
greater than the t table (2.12), there is a difference between the Crude
Protein of Raporendu Village and the Crude Protein of Bhezamari Village and the
Crude Fiber calculated t value (1.070) is smaller From t table (2.12) there is
no difference between Raporendu Village Crude Fiber and Bhezamari Village Crude
Fiber. And the extad ether value of t calculated (4.751) is greater than the t table (2.12), there
is a difference between the Crude Fat of Raporendu Village and the extad ether of
Bhezamari Village.
Keywords:
Crude Protein, Crude Fiber, Extad Ether, Natural Grassland
PENDAHULUAN
Kabupaten Ende merupakan salah satu
Kabupaten yang berada di Nusa Tenggara Timur memiliki 21 Kecamatan. Nangapanda
sebagai salah satu dari Kecamatan yang berada di Kabupaten Ende penduduknya
lebih banyak berdomisili di desa-desa dan mayoritas sebagai petani dan
peternak. Hal ini karena didukung oleh tersedianya padang rumput alam dengan
luas 45 hektar.
Sistem pemeliharaan ternak Desa
Bhezamari serta Desa Raporendu Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende ialah sistem
pemeliharaan secara ekstensif tradisional. Ternak ruminansia yang ditemui
seperti sapi dan kambing masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
akan protein kasar serat kasar dan lemak kasar yang sesuai. Salah satu kendala
dalam meningkatkan produktivitas ternak diwilayah ini adalah buruknya kondisi padang
rumput alam atau padang penggembalaan alam, padahal masyarakat pada daerah ini
beternak menggunakan cara melepas ternaknya di padang (Soetanto,
2021).
Dari alasan tersebut maka pengukuran kualitas hijauan pada area penggembalaan,
penting artinya dalam memilih peluang pengembangan ternak yang dilepas pada
padang tersebut dan juga kandungan ntrisi hijauan dipadang sangat mempengaruhi
kecernaan pakan, sebab kecernaan bekerja sama erat dengan kandungan nutrisinya (Wahdi
et al., 2014).
Pengembangan ternak ruminansia pada
suatu wilayah padang penggembalaan sangat dipengaruhi oleh potensi pakan baik
kualitas juga kuantitas serta ketersediaannya sepanjang tahun (Hawolambani
et al., 2015).
Salah satu sumbelr pakan ternak yang umum dimanfaakan oleh masyarakat berasal
dari padang penggembalaan dimana hijauan yang tersedia berupa rumput-rumput
alam serta leguminosa. Kondisi padang pengembalaan di Desa Bhezamari serta Desa
Raporendu Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende khususnya sudah seharusnya diberi
perhatian yang serius oleh warga masyarakat termasuk peternak, Pemerintah
daerah belum banyak memperhatikan padang rumput alam, padahal padang
penggembalaan ialah sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. Hijauan pada
padang penggembalaan adalah asset yang sangat penting peranannya dalam menunjang
pengembangan usaha ternak ruminansia di Desa Bhezamari dan Desa Raporendu Kecamatan
Nangapanda Kabupaten Ende.
Ternak ruminansia dapat bergantung
pada pakan hijauan untuk kebutuhan mereka, pertumbuhan, produksi, dan
bereproduksi. Namun, aspek berkelanjutan dan kualitas menjadi kendala dalam
penyediaan. Jika seluruh komponen proses pemeliharaan tumbuhan dilakukan sesuai
kebutuhan tanaman, terutama unsur hara dalam tanah seperti nitrogen, phospor,
dan kalium, untuk menghasilkan kualitas terutama protein kasar, serat kasar,
dan lemak kasar yang baik, tanaman dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas
hijauan makanan ternak. Keberhasilan pertumbuhan hijauan pakan tercermin dari
tingginya protein dan rendahnya serat kasar serta terpenuhinya kandungan lemak
kasar pada jaringan tanaman bagi kebutuhan ternak.
METODE
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Pelnellitian dilaksanakan pada
padang pelnggelmbalaan alam Delsa Bhelzamari dan Delsa Raporelndul Kelcamatan
Nangapanda Kabulpateln Elndel, sellama 3 bullan (Felbrulari sampai April 2023).
Data dan Sumber Data
Data yang diambil dalam pelnellitian
adalah data primelr dan data selkulndelr. Data primelr di pelrolelh dari hasil pelngulkulran langsulng di lapangan dan seltellah itul di bawa kel laboratoriulm, selrta data selkulndelr belrsulmbelr dari litelratulr dan instansi telrkait.
Materi
Penelitian
Bahan:
1.
Rulmpult alam di padang pelngelmbalaan alam di Delsa Bhelzamari dan Delsa Raporelndul Kelcamatan
Nangapanda Kabulpateln Elndel
2.
Tanah di ambil dari Lokasi pelnellitian.
Alat :
Pelralatan yang digulnakan yaitul bingkai
kuladran
ulkulran 1x1 meltelr, cangkull, linggis, karulng, kantong plastik,
kelrtas labell, gulnting, parang, meltelr ulkulran 100 meltelr, kamelra, dan alat tullis.
Metode Penelitian
Meltodel yang digulnakan dalam pelnellitian adalah meltodel sulrveli selrta pelngulkulran dan pelngamatan langsulng di lapangan.ulntulk pelngambilan sampell hijaulan digulnakan meltodel zig zag delngan melnggulnakan bingkai kuladrat 1 x 1 m. Pelmotongan matelrial hijauln dilakulkan telrhadap hijaulan yang ada dalam bingkai
kuladrat
telrselbult.
Variabel Penelitian
1.
Kandulngan Protelin Kasar
Analisis proksimat, ataul meltodel kjelldahl, digulnakan ulntulk melngeltahuli kandulngan protelin kasar. selsuli peltulnjulk Welelndel ( 1865) dalam Tilman,dkk ( 1991 )yang dapat
dihitulng delngan rulmuls:���
PK = %N x 6,25
Dimana:
PK������ =
Protelin Kasar
�N������� =
Nitrogeln
BK������ =
Bahan Kelring
a��������� =
Sampell
b��������� =Larultan yang didelstrulksi
c��������� =
Larultan pelnangkap
d��������� =
Larultan delstrulksi yang suldah didinginkan
2.
Kandulngan Selrat Kasar
Kandulngan selrat kasar analisis delngan meltodel pelrelbulsan asam basa delngan proseldulr kelrja Welelndel ( 1865 ) dalam Tilman, dkk ( 1991 ) dihitulng melnggulnakan rulmuls
Dimana:
SK������������������ =
Selrat Kasar
SF Oveln��������� = Belrat sampell filtelr seltellah dioveln
F��������������������� =
Belrat filtelr
S��������������������� =
Belrat sampell
BK������������������ =
Belrat Kelring
3.
Kandulngan Lelmak Kasar
Kandulngan lelmak
kasar di hitulng delngan rulmuls :
Keltelrangan:
W
adalah bobot sampell, dinyatakan dalam gram (g);
Wo
adalah bobot kosong, dinyatakan dalam gram (g);
W1
adalah bobot lelmak kosong dan lelmak,
dinyatakan dalam gram (g)
Prosedur penelitian
Prosedur Pengambilan Sampel Tanah
1)
Pelngambilan
sampell tanah dimullai dari pelngamatan lokasi tanah ulntulk melnelntulkan lulas arelal yang akan dijadikan titik yang melwakili
selmula arelal tanah
2)
Melmbelntulk pola Z pada
tanah delngan jarak titik
5 meltelr
3)
Pada seltiap titik Hulrulf Z telrselbult, digali melnggulnakan linggis delngan keldalaman 10 cm kelmuldian tanahnya diambil
4)
Melnggabulngkan tanah yang suldah diambil dari
seltiap titik dan melncampulrnya delngan melrata
5)
Tanah yang suldah diambil telrselbult akan dianalisis di laboratoiulm kimia
tanah ulntulk melngeltahuli kandulngan N, P, K, Ca, pH, telkstulr dan jelnis tanah.��������
Prosedur
Pengambilan Sampel Hijauan
Meltodel pelngambilan sampell hijaulan
di padang pelnggelmbalaan alam dimullai delngan mellakulkan pelngamatan lokasi ataul sulrveli awal ulntulk melngeltahuli warna
awal lingkulngan lahan
pelnellitian. Seltellah itul,
titik awal pelngamatan
diteltapkan. Seltellah pelnelntulan titik awal kelmuldian di
lakulkan pelngambilan sampell di lokasi delngan pelnelmpatan bingkai kuladran belrulkulran 1 x 1 m
pada seltiap arah
mata angin. Seltellah hijaulan
dipotong, melrelka ditimbang ulntulk melngeltahuli belrat selgarnya. Seltellah itul,
sampell
diangin-anginkan ulntulk melnghasilkan
belrat kelring uldara, yang
kelmuldian diambil selratuls gram dari
seltiap ulnit pelrcobaan. Kelmuldian, sampell kelring uldara digiling haluls dan siap ulntulk diulji ulntulk melngandulng lelmak kasar,
selrat kasar, dan protelin kasar.
Analisis Protein Kasar
Analisis protelin kasar dapat
dilakulkan selsulai peltulnjulk dari Welelndel (1865) dalam
Tilman, dkk (1991) delngan melnggulnakan meltodel Kjelldahl yang mellipulti belbelrapa proseldulr kelrja yakni:
a)
Masulkan sampell selbanyak 1 gram
kel dalam labul kjelldahl
b)
Tambahkan 7 gram K2SO4 dan
0,8 gram CulSO4, 5H2O selrta 12,5 ml K2SO4
Pakelt dalam labul Kjelldahl, kelmuldian didelstrulksi hingga
larultan melnjadi warna
hijaul/ birul belning.
c)
Seldiakan larultan pelnangkap yang
telrdiri dari 6 ml HCI, 0,4032 N, 50 ml aquladels dan 2 teltels meltil melrah.
d)
Seltellah didelstrulksi larultan
didinginkan kelmuldian tambahkan
150 ml aquladels dan 40 ml
NaOH 45% dalam larultan (Larultan yang telrbulat dari 450
gram NaOH dalam 1 litelr air).
e)
Leltakan labul pelnangkap pada
bagian bawah delstilator. Sellanjultnya larultan dalam labul kjelldahl didelstilasi delngan melmultar tombol
dari angka 1 kel angka 3 hingga larultan pelnangkap melnjadi 150 ml,
lalul angkat labul belrisi larultan pelnangkap telrselbult.
f)
Lakulkan titrasi pada larultan pelnangkap delngan NaOH
0,1008 N, hingga telrjadi pelrulbahan warna
(melrah melnjadi pultih, kelmuldian kulning) lalul catat volulmel NaOH 0,1008
N.
Analisis
Serat Kasar
Analisis selrat kasar dilakulkan delngan meltodel pelrelbulsan asam basa
delngan proseldulr kelrja Welelndel (1865) dalam
Tilman, dkk (1991) selbagai belrikult:
a)
Timbang sampell selbanyak 1 gram
labul elrlelnmelyelr.
b)
Tambahkan K2SO4 0,225 N/
1,25 % (13,6 ml H2SO4 dalam 2 litelr aquladels) selbanyak 100 ml
di dalam labul elrlelnmelyelr telrselbult.
c)
Kelmuldian dimasak
delngan pelmanas selrat dan
dibiarkan melndidih sellama 30 melnit.
d)
Angkat dan saring melnggulnakan gellas wols, lalul dibilas delngan air panas
selhingga H2SO4, 0,225 N/
1,25% hilang.
e)
Sellanjultnya masulkan NaOH 0,313
N/ 1,25% (62,6 gram NaOH dalam 5 litelr aqadels) selbanyak 100 ml
kel dalam labul elrlelnmelyelr yang belrisi sampell. Masak
biarkan melndidih sellama 30 melnit.
f)
Angkat dan saring melnggulnakan filtelr yang tellah distelrilkan dalam
oveln, dan lanjultkan delngan bilasan
delngan melnggulnakan air
panas.
g)
Kelringkan filtelr belrisi sampell kel dalam oveln belrsulhul 105o
C sellama 2 jam.
h)
Angkat dan dinginkan dalam delksikator sellama 30 melnit, lalul timbang dan
catat belratnya.
Analisis
lemak kasar
Analisi lelmak kasar melnggulnakan meltodel Soxhlelt (AOAC, 2005)
a)
Labul lelmak yang akan
digulnakan dikelringkan dalam
oveln belrsulhul 105o C
sellama 1 jam.
b)
Labul lelmak
didinginkan dalam delsikator sellama 15 melnit dan
ditimbang.
c)
Sampell selbanyak 5 gram
dihalulskan kelmuldian ditimbang
dan dibulngkuls melnggulnakan kelrtas saring
yang di belntulk sellongsong.
d)
Rangkai alat elkstraksi dari
helating mantlel, labul lelmak, soxhlelt hingga kondelsor.
e)
Sampell kelmuldian dimasulkan kel dalam soxhlelt yang kelmuldian
ditambahkan pellarult helksan melnculkulpi 1 �
sikluls.
f)
Elkstraksi dilakulkan sellama 6 jam
sampai pellarult tulruln kelmbali mellaluli sifon kel dalam labul lelmak belrwarna jelrnih.
g)
Hasil elkstraksi dari labul lelmak dipisahkan
antara helksan dan lelmak hasil elkstraksi melnggulnakan rotary elvaporator (
rpm 50, sulhul 69o C)
h)
Lelmak yang suldah dipisahkan
delngan helksan kelmuldian
dipanaskan keldalam oveln delngan sulhul 105o
C
i)
Labul lelmak
didinginkan dalam delsikator sellama 15 melnit dan
ditimbang.
Analisa Data
Data primelr dari
lapangan ditabullasi dan analisis ulntulk melndapatkan prelselntasi baik
protelin kasar dan selrat kasar selrta lelmak kasar
hijauln pakan padang pelnggelmbalaan alam
seldangkan data selkulndelr dari profil
Delsa, Dinas dan Instansi telrkait ulntulk melndulkulng data primelr yang akan melmbelrikan gambaran
keladaan lokasi dan lingkulngan selkitar telmpat pelnellitian telrselbult. Ulntulk mellihat pelrbandingan,
maka dilakulkan ulji pelrbandingan t-stuldelnt delngan rulmuls selbagai belrikult (Sugiyono, 2017):
Dimana:
|
: |
Rata-rata kellompok
pelrtama |
|
: |
Rata-rata kellompok
keldula |
|
: |
Julmlah
data kellompok pelrtama |
|
: |
Julmlah
data kellompok keldula |
S |
|
Varian |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi
Penelitian
Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Indonesia. Luas kabupaten ini adalah 2.067,75 km� dan memiliki populasi
sebanyak 270.763 jiwa (2020). Seldangkan ulntulk leltak astronomis, Kabulpateln
Elndel telrleltak pada 8�26�24,71� LS � 8�54�25,46� LS dan 121�23�40,44� BT �
122�1�33,3� BT. Pusat pemerintahan atau ibukota kabupaten berada di Kota
Ende. Kabupaten Ende terdiri dari 21 kecamatan, 23 kelurahan dan 23 desa.
Kabupaten Ende memiliki batas-batas wilayah geografis : Sebelah Timur:
berbatasan dengan Kabupaten Sikka.Sebelah Barat: berbatasan dengan Kabupaten
Ngada.Sebelah Utara: berbatasan dengan Laut Flores.Sebelah selatan: berbatasan
dengan Laut Sawu.Kecamatan Nangapanda adalah satu dari 21 kecamatan yang ada di
Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur Dan Kecamatan Nangapanda memiliki
1 kelurahan dan 28 desa.
Desa Bhezamari adalah salah satu desa yang terletak diwilayah Kecamatan
Nangapanda. Desa Bhezamari dibentuk pada tahun 1969 dengan empat kepala kampung
terdiri dari kampung Nangakeo, Niomaga, Mboturamba, dan Pauwawa. Desa Raporendu adalah salah
satu desa dari 28 Desa dan satu kelurahan yang ada di wilayah Nangapanda.
Sebelum terbentuknya desa raporendu pada jaman penjajahan Belanda, dikenal dengan
sebutan Kapita/Hanmeter, yang pada saat itu dengan sebutan Daerah Kekapitaan
Numba. Desa Raporendu merupakan Desa yang memiliki wilayah yang sangat
luas, sehingga untuk alasan pendekatan pelayanan, maka di perlukan pemerkaraan
Desa dari Desa Raporendu yaitu Desa Rapowawo. Secara Geografis wilayah Desa
Raporendu sebelah timur berbatasan dengan Desa Bheramari, sebelah barat
berbatasan dengan Desa Nggorea, sebelah utara berbatasan dengan Desa Tanazozo
dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lawu Sawu.
Sistem pemanfaatan padang
penggembalaan dan populasi ternak di Desa Bheramari dan Desa Raporendu
Luas padang
penggembalaan alam yang di teliti 45 Ha dengan jumlah ternak sesuai dengan
pengamatan dan wawancara kepada petani peternak bahwa populasi ternak di lokasi
penelitian tersebut,yaitu sapi 18 ekor dan ternak kambing 20 ekor. Sistem pemanfaatan
padang penggembalaan ialah sistem penggembalaan semi intensif, dimana pada pagi
hari penggembala mengikat dan sering juga membiarkan ternaknya untuk merumput
sendiri di padang penggembalaan kemudian pada sore hari di masukan kedalam
kandang dan ada juga tetap di biarkan di lokasi penggembalaan baik itu di ikat,
maupun di lepas.Dengan adanya sistem penggembalaan yang demikian, maka produksi
dan kualitas hijaun padang penggembalaan akan berpengaruh langsung terhadap
ternak ruminansia di lokasi. Berdasarkan data profil Desa Kecamatan Nangapanda
bahwa populasi ternak, ruminansia dan non ruminansia tertera pada Tabel 1.
Tabel.1 Populasi telrnak di Desa Bhezamari dan Desa Raporendu Kecamatan
Nangapanda Kabupaten Ende tahun 2023
|
Desa Raporendu |
Desa Bhezamari |
||
Jenis Ternak |
Kepemilikan �(orang ) |
Jumlah Populasi (ekor) |
Kepemilikan �(orang) |
Jumlah Populasi (ekor) |
Sapi |
9 |
� 50 |
26 |
� 127 |
Babi |
- |
�� - |
165 |
� 378 |
Ayam Kampung |
150 |
� 250 |
274 |
�1,549 |
Bebek |
- |
�� - |
6 |
� 67 |
Kambing |
50 |
� 200 |
47 |
� 230 |
Sumbelr: Arsip Desa Raporendu & Desa
Bhezamari (2023)
Berdasarkan Tabel
1 Terlihat bahwa jenis ternak yang dipelihara pada Desa Raporendu lebih sedikit
jenisnya dibanding dengan Desa Bheramari. Adapun jenis ternak yang dipelihara
yakni ternak sapi, ayam kampung dan juga ternak kambing. Populasi terbanyak
adalah ayam kampung berjumlah 250 ekor, kambing 200 ekor dan sapi 50 ekor.
Berbeda dengan Desa Raporendu, jenis dan jumlah ternak yang dipelihara di Desa
Bheramari lebih bervariasi dan lebih banyak jumlahnya. Jumlah populasi terbanyak yang dipelihara secara
berturut adalah ayam kampung sebanyak 1549 ekor, babi 378 ekor, kambing 230
ekor, sapi 127 ekor, anjing 123 ekor, dan bebek sebanyak 67 ekor. Keberadaan
ternak sapi dan kambing membutuhkan pakan hijauan, yang diharapkan tetap
tersedia sepanjang tahun. Salah satu sumber pakan yang ada di desa pada kedua
desa tersebut adalah padang penggembalaan alam.
Kondisi Tanah Desa Bhezamari dan Desa Raporendu
Kondisi tanah pada
suatu padang penggembalaan memiliki peranan sebagai pendukung pertumbuhan
hijauan. Tanah berfungsi sebagai media tempat tanaman tumbuh. Untuk
pertumbuhannya, tanaman menyerap makanan dari dalam tanah. Jadi, berapa banyak
unsur hara yang dapat diserap tanaman dari dalam tanah adalah yang menentukan
kesuburan tanaman.Untuk mengetahui jumlah dan macam-macam unsur yang terkandung
dalam tanah serta kesuburan fisik tanah di lokasi penelitian maka telah
dilakukan analisis laboratorium yang hasilnya tertera pada Tabel 2
Tabel 2. Kandungan N, P, Ca, pH, Tekstur dan jenis tanah di Desa
Bhezamari dan Desa Raporendu
Sampel Tanah |
Desa Bhezamari |
Desa Raporendu |
N |
0,19 |
0,16 |
P |
20,11 |
25,51 |
K��� Me/100g |
0,56 |
0,64 |
CA� Me/100g |
27,10 |
29,42 |
pH |
7,22 |
7,34 |
Teksur |
Lempung berpasir |
Lempung berpasir |
Jenis Tanah |
Latosol |
Latosol |
Sumber Laboratorium Kimia Tanah Faperta Undana Tahun 2023
Berdasarkan Tabel
2 Terlihat bahwa kandungan unsur hara tanah dilokasi penelitian
memiliki kandungan N 0,19%, P 20,11. K 0,56 dan pH 7,22 Desa Bhezamari N 0,16%, P 25,51, K 0,64 dan pH 7,34 untuk Desa Raporendu dan tekstur tanah lempung berpasir. Hal ini
disebabkan oleh Kandungan unsur hara tanah di lokasi penelitian termasuk dalam
kategori N rendah, P sedang dan K sangat Tinggi. Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983)
bahwa unsur tanah N yang termasuk dalam kategori rendah (<0,10-0,20%),
rendah (0,21-0,50%), sedang (0,51-0,75%) dan sangat tinggi (>0,75%).
Sementara menurut Departemen Pertanian (1983) dalam Suhariyono dkk., (2005)
bahwa kandungan unsur P untuk kategori rendah 20 ppm, kategori sedang 40 ppm,
kategori tinggi 60 ppm dan kategori sangat tinggi >60 ppm. Berdasarkan sifat
pH tanah menurut Foth, (1943) yang diterjemahkan Purbayanti, dkk (1995) bahwa
pH 7,5-8,0 merupakan angka menunjukan basa rendah hingga basa sedang. Dengan demikian
maka sifat pH tanah di lokasi penelitian sebesar 7,22 dan 7,34 termasuk dalam kategori basa.
Pada pH neltral sebagian
besar unsur hara mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman (Colemen
dan Thomas., 1967; Foth dan Ellis., 1997). Hanafiah dkk (2005) menyatakan pH
normal memiliki rentang nilai 6,5-7,5. Dengan demikian maka pH yang terdapat di
lokasi penelitian termasuk dalam kategori basa. Demikian sifat pH tanah di lokasi penelitian bersifat basa sedang atau
agak alkalis (7.12). Menurut Nastiti (1984) dalam Masul E (2019) bahwa
toleransi rumput-rumput terhadap pH tanah berkisar antara 4,5-8, dengan demikian
rumput dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang sangat masam hingga pada
basa sedang.
Kondisi Iklim dan Curah hujan di Kabupaten
Ende
Iklim merupakan
salah satu faktor penentu untuk produksi dan produktifitas padang penggembalaan
alam melalui pertumbuhan dan perkembangan hijauan pakan padang penggembalaan
alam. Secara klimatologi, wilayah Kecamatan Nangapanda beriklim tropis. Hampir
sebagian besar terdiri atas padang rumput Jelnis iklim ini memiliki musim panas
yang lama dan musim hujan yang lebih pendek; musim panas berlangsung dari April
hingga November, dan musim hujan berlangsung dari Desember hingga Maret.
Tabel 3. Curah Hujan di
Kabupaten Ende Selama 3 Tahun terakhir.
|
Curah Hujan / mm |
|
|
Bulan/Tahun |
2020 |
2021 |
2022 |
Januari |
80,7 |
222,2 |
280,1 |
Februari |
179,4 |
243,7 |
399,2 |
Maret |
172,8 |
228,3 |
211,8 |
April |
101,9 |
151,9 |
69,6 |
Mei |
77,6 |
75,5 |
23,9 |
Juni |
27,7 |
29,2 |
161,4 |
Juli |
3,4 |
29,2 |
26,3 |
Agustus |
13,1 |
63,7 |
30,4 |
September |
18 |
222 |
186,8 |
Oktober |
205,9 |
128,6 |
155,9 |
November |
156,5 |
401,7 |
265,8 |
Desember |
265 |
80 |
95,5 |
Jumlah |
1302 |
1876 |
1906,7 |
Rata rata |
108,5 |
156,3 |
158,90 |
���� Sumber: Stasius
Meterologi Klimatologi Kelas III Fransiskus Xaverius Seda Sikka Tahun 2023
Berdasarkan Tabel
4, Rerata curah hujan tertinggi terjadi pada 2022 dengan curah hujan 158,90 mm
sementara yang terendah berada pada 2020 dengan curah hujan 108,5 mm. Curah hujan
mempunyai peranan yang sangat penting karena akan berpengaruh terhadap
komposisi nilai nultrisi hijauan dan relndahnya pelnyelbaran culrah huljan
julga dapat melnyelbabkan pelnulrulnan produlksi padang penggembalaan.
Disamping curah hujan juga temperature, kelembapan dan lama penyinaran matahari
dapat pengaruh terhadap produktifitas, baik produktifitas padang rumput maupun
produktifitas ternak. Jika temperatur lebih dari 40℃ maka ternak akan
berhenti mamahbiak.
Tabel 4. Rata-Rata Curah Hujan, Suhu,
Kelembaban Udara, Intesintas Sinar Matahari, dan Hari Hujan di Kabupaten Ende Tahun
2023
Bulan |
Curah Hujan (mm) |
Suhu (oC) |
� Kelembaban (%) |
Lama Penyinaran Matahari (%) |
Hari Hujan |
�Februari |
16,40 |
28,43 |
76,10 |
26,75 |
18 |
Maret |
2,96 |
28,58 |
77,58 |
38 |
13 |
April |
14,22 |
28,17 |
82,83 |
36,86 |
16 |
Mei |
6,3 |
27,0 |
86,9 |
19,0 |
9 |
Jumlah |
39,88 |
112,18 |
323,41 |
120,61 |
56 |
Rata-rata |
9,97 |
28,04 |
80,85 |
30,15 |
�� 14 |
Sumber: Stasius Meterologi Klimatologi Kelas
III Fransiskus Xaverius Seda Sikka Tahun 2023
Berdasarkan tabel
5. Bahwa curah hujan yang paling tinggi terjadi di bulan Februari yakni 16,40
mm� sementara yang terendah terjadi di
bulan Maret dengan curah hujan 2,96 mm sedangkan suhu paling tinggi terjadi
pada bulan Maret yakni 28,58℃ dan terendah pada bulan Mei dengan suhu
27,0℃ Kelembapan paling tertinggi terjadi pada bulan Mei yakni 86,9%
sedangkan paling rendah pada bulan Februari dengan Kelembapan 76,10 %. Untuk
rata rata Penyinaran Matahari 30,15 % dengan lama penyinaran tertinggi terjadi
pada bulan Maret dengan 38 % dan terendah terjadi pada bulan Mei dengan 19,0 %
.
Kandungan Protein Kasar
(PK) Hijaun Pakan Padang penggembalaan Alam
Pakan ternak ruminansia berasal dari hijauan.Pertumbuhan ternak sangat
dipengaruhi oleh kualitas hijauan. Pakan hijau berkualitas rendah pada musim
kemarau, tetapi cukup baik pada musim hujan. Dari perspektif nutrisi,
buah-buahan yang ditanam selama musim kemarau memiliki kualitas yang lebih rendah.
Hal ini disebabkan oleh kondisi iklim yang berubah atau tidak stabil. Kandungan
protein kasar berubah setiap musim. Komponen nilai nutrisi hijauan pakan adalah
faktor utama yang mempengaruhi suplai nutrien ternak, sehingga biasanya digunakan
sebagai referensi utama untuk menilai kapasitas ternak untuk memanfaatkan
berbagai jenis pakan. Perlu diketahui berapa banyak nutrient yang dapat
dikonsumsi ternak untuk mengetahui apakah kebutuhan ternak akan zat makan yang
diperlukan untuk pertumbuhan, kebutuhan hidup pokok, dan produksinya dapat
dipenuhi dengan menggunakan pakan ternak hijau yang ditemukan di padang
penggembalaan alam di Desa Raporendu dan Desa Bhezamari selama musim kemarau.
No |
Lokasi |
Protein kasar Desa Bhezamari |
Protein Kasar Desa Raporendu |
1 |
Titik Pusat |
8,731 |
5,295 |
2 |
Timur |
8,242 |
3,376 |
3 |
Timur Laut |
10,047 |
6,258 |
4 |
Timur Tenggara |
9,864 |
4,158 |
5 |
Selatan |
9,990 |
2,490 |
6 |
Barat |
11,593 |
4,204 |
7 |
Barat Laut |
10,650 |
5,959 |
8 |
Barat Daya |
10,169 |
6,458 |
9 |
Utara |
9,886 |
7,926 |
Total |
|
89.172 |
46.124 |
Rataan |
|
9.91 % |
5.12 % |
Sumber : laboratorium Laboratorium Fakultas Peternakan Undana
Berdasarkan Tabel
6. Rerata kandungan protein kasar rumput alam di Desa Bhezamari sebesar 9,91%
dan Desa Raporendu Sebesar 5,12% Bila dilihat dari hasil penelitian maka
kandungan protein kasar di Desa Bhezamari telrgolong sedang dan Desa Raporendul
tergolong rendah. Dibandingkan dengan Vitus leta (2018) rata rata protein kasar
Kelurahan Detusoko sebesar 9,47% tergolong baik. Menurut Siregar, (1994) menyatakan bahwa hijauan dikategorikan pada
kualitas rendah bila kandungan protein kasarnya kurang dari 5%, dikatakan
sedang bila kandungan protein kasarnya 5 � 10% dan tinggi bila protein
hijauannya lebih besar dari 10%. Dalam sistem pemeliharaan ternak sapi yang
digembalakan, protein merupakan nutrient yang sangat penting bagi kebutuhan dan
pertumbuhan ternak
Kandungan Serat Kasar (SK)
Hijaun Pakan Padang Penggembalaan Alam
Ternak yang sedang
tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan alat pencernaan mereka dengan memakan
pakan hijau, yang merupakan sumber serat kasar.Daya rombak mikroba rumen dapat
dikurangi dengan kadar serat kasar yang tinggi.Ternak ruminansia dapat mencerna
hijaun termaksut rumput rumput, yang umumnya mengandung selulosa tinggi, karena
cairan reticulo rumen mengandung mikroorganisme. (Tilman dkk,1998). Pada
tanaman muda kandungan selullosa dan hemiselullosa kira-kira 40% dari BK dan
karbohidrat larut dalam air terutama fruktan kira-kira 25 %. Bila hijaun semakin
tua proporsi selulosa dan hemiselulosa bertambah, sedangkan karbohidrat yang
mudah larut berkurang. Selulosa berhubungan erat dengan lignin dan kombinasi
lignin-selulosa yang merupakan bagian terbesar pada tanaman yang tua maupun jerami.
Tabel 6. Kandungan Serat Kasar % Hijaun Padang Penggembalaan Alam di
Desa Bhezamari Dan Raporendu Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende
No |
Lokasi |
Serat kasar Desa Bhezamari |
Serat Kasar Desa Raporendu |
1 |
Titik Pusat |
25,691 |
24,037 |
2 |
Timur |
27,702 |
27,679 |
3 |
Timur Laut |
28,761 |
29,081 |
4 |
Timur Tenggara |
27,665 |
25,295 |
5 |
Selatan |
26,258 |
23,860 |
6 |
Barat |
29,245 |
26,503 |
7 |
Barat Laut |
27,243 |
26,689 |
8 |
Barat Daya |
25,754 |
29,016 |
9 |
Utara |
27,546 |
26,412 |
Total |
|
245.865 |
238.572 |
Rata-rata |
|
27.32 % |
26.51 % |
Sumber : laboratorium Laboratorium Fakultas Peternakan Undana
Berdasarkan Tabel
7, Rerata kandungan serat kasar rumput alam Desa Bhezamari sebesar 27,32% dan
Desa Raporendu sebesar 26,51 % Hasil penelitian ini lebih
rendah dibandingkan dengan kandungan serat kasar padang pengembalaan UPT Peternakan
Padang (Infitria dan Khalil, 2014) yakni 37,09% dan padang pengembalaan alam
Kelurahan Detulsoko Kabupaten Ende (Vitus Leta, dkk. 2018) yakni 30,03 %. Temu,
dkk (2017) menyatakan bahwa kebutuhan serat kasar untuk ternak bakalan dan
ternak penggemukan 18%. Iklim (temperature, kelembaban, lama penyinaran matahari),
curah hujan dan kesuburan tanah sangat mendukung pelrtulmbulhan tanaman. Tanaman
tidak telrlalul tula kandungan serat kasarnya rendah untuk dimakan ternak dan
mendukung pertumbuhan ternak.
Kandungan Lemak Kasar (LK)
Hijaun Pakan Padang Penggembalaan Alam
Tabell 7.
Kandungan Lemak Kasar % Hijaun Padang Penggembalaan Alam di Desa Bhelzamari Dan
Raporendu Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende
No |
lokasi |
Lemak kasar Desa Bhezamari |
Lemak Kasar Desa Raporendu |
1 |
Titik Pusat |
3,096 |
1,329 |
2 |
Timur |
3,523 |
1,363 |
3 |
Timur Laut |
2,724 |
1,990 |
4 |
Timur Tenggara |
1,840 |
2,075 |
5 |
Selatan |
2,937 |
1,959 |
6 |
Barat |
3,526 |
1,360 |
7 |
Barat Laut |
2,233 |
1,453 |
8 |
Barat Daya |
3,940 |
2,653 |
9 |
Utara |
3,457 |
1,464 |
Total |
|
27,276 |
15,646 |
Rataan |
|
3,03 % |
1,74 % |
Sumber : laboratorium Laboratorium Fakutas Peternakan Undana
Lemak kasar berfungsi sebagai sumber
energi yang berdensitas tinggi. Asam lemak akan menghasilkan energi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nutrien lain seperti karbohidrat atau protein ketika
dimetabolisme dalam tubuh (Wina dan Susana, 2013). Berdasarkan Gambar 3 Rerata kandungan Lemak Kasar rumput alam di Desa Bhezamari sebesar 3,03 %
dan Desa Raporendu Sebesar 1,74 % bila di lihat dari hasil penelitian di atas
maka kandungan Lemak Kasar di Desa Bhezamari tergolong sedang dan Desa
Raporendu tergolong rendah. Pakan ternak memberikan energi, yang meningkatkan
produktivitas dan kinerja ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartadisastra
(1997) yang menyatakan bahwa lemak pakan merupakan sumber energi bagi ternak
dan penghasil asam lemak. Menurut Haryanto, (2012), lemak menghasilkan energi
2,25 kali lebih besar dibandingkan karbohidrat.
Berdasarkan analisis
statistik ulji t (t-stundent) terhadap protein kasar nilai t hitung (7.284)
lebih besar dari t tabel (2.12) sehingga disimpulkan secara statistik
infelrensial terdapat perbedaan antara protein kasar Desa Raporendu dengan protein
kasar Desa Bhezamari. Sedangkan serat kasar nilai t hitung (1.070) lebih kecil
dari t tabel (2.12) sehingga disimpulkan secara statistik inferensial tidak
terdapat perbedaan antara serat kasar Desa Raporendu dengan serat kasar Desa
Bhezamari dan lemak kasar nilai t hitung (4.751) lebih besar dari t tabel
(2.12) sehingga disimpulkan secara statistik inferensial terdapat perbedaan
antara lemak kasar Desa Raporendu dengan lemak kasar Desa Bhezamari.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa, kandungan protein kasar,
serat kasar dan lemak kasar di Desa Bhezamari dengan rataan kandungan protein
kasar 9,90%, serat kasar 27,31% dan lemak kasar 3,03% sedangkan Desa Raporendu
dengan rataan kandungan protein kasar 5,12%, serat kasar 26,5% dan lemak kasar
1,73 %
DAFTAR
PUSTAKA
Hawolambani,
Y. U., Nastiti, H. P., & Manggol, Y. H. (2015). Produksi hijauan makanan
ternak dan komposisi botani padang penggembalaan alam pada musim hujan di
Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. Jurnal Nukleus Peternakan, 2(1),
59�65.
Soetanto,
H. (2021). Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia: Tingkat Lanjut. Universitas
Brawijaya Press.
Sugiyono.
(2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Alfabeta.
Wahdi, A.,
Purwaningsih, H., Socheh, M., & Yuwono, P. (2014). Makalah Bidang Komisi B.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP), 2,
164�241.
Anggorodi, R. 1979. Ilmu
Makanan Ternak Umum. Granmedia Jakarta Pustaka Utama Jakarta
Anonim,2012. Hijauan
Makanan Ternak Potong Kerja dan Perah. Cetakan ke 19 Kanisius( Anggota
IKAPI). Yogyakarta
Asdak Chay. 2010. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran
Sungai. Yogjakarta: Gajah Mada University Press.
Bamualin, A. dan Wirdayati,
B. 2003. Nutrional and Managament Strategi to Improve Bali Cattle Productivy in
Nusa Tenggara .In Strategi Improve Bali Cattlein Nusa Easter Indonesia.ACIAR Proceedings No. 110 Editor: K.
Etwistle dan D Lindsay
Coleman, M. V., & Thomas, D. J. D. (1967). The structure of silicon oxide films.
physica status solidi (b), 22(2), 593-602.
Clement, F.C.1974. Plant Succesion on. Degrade Land in
Singapura. Journal of Tropical Forest Science 4 (2) Department of Botani.
University.
Direktorat Perluasan Areal, 2009. Pedoman Teknis Perluasan Areal Padang Penggembalaan. Direktorat
Perluasan Areal. Direktoral Jenderal Pengolaan lahan dan air Departmen
Pertanian. Diakses pada Tanggal, 1 Maret 2020.
Fajri Muhammad, Ngatiman (
2017) . Studi iklim Mikro Dan Topografi pada Habitat Parashorea Malaanonan
merr. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa Jl.
A. Wahab Syarini No.68, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur.
Foth, H.D. and B. G. Ellis.
1997. Soil Fertility. 2 ,Boca Raton: Lewis Publisher.
Foth,H. D. 1994. Dasar Dasar
Ilmu Tanah. Purbayanti, E. D, Dwi R. L,Rahayuning T. 1995. Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro. Cetakan ke tiga, edisi ke tujuh. (ID) Gadja Mada
University Press.
Galla, S. L. 2018. Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar
dan Mineral Kalsium Padang Penggembalaan Alam Pada musim hujan di Desa woloara
Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende.Skripsi.
Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang.
Hart, H., craine, L.E. and Hart. D.J. 2003. Kimia
Organik Edisi Kesebelas. Erlangga. Jakarta
Hanifia, K.A. 2005 Dasar-dasar Ilmu Tanah. Devisi Buku
Perguruan Tinggi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada jakarta
Hermayanti, Yeni, G. Eli. 2006. Modul Analisis Proksimat. SMAK 3 Padang.
Haryanto, B. U. D. I. "Perkembangan penelitian
nutrisi ruminansia." Wartazoa 22.4 (2012): 169-177.
Infitria, and Khalil. "Studi produksi dan kualitas
hijauan di lahan padang rumput UPT peternakan Universitas Andalas Padang."
Buletin Ilmu Makanan Ternak 12.1 (2014).
Kartadisastra, H. R.
"Penyediaan dan pengelolaan pakan ternak ruminansia." Kanisius.
Yogyakarta (1997).
Ludlow, M.M.1978. Light
relation in pasture plants.in: Plant Relations in Pastures. J.R.Wilson ( ed.) Melbourne:
Csiro.Pp: 35-39.
Manggiring.2013. Produksi
dan Mutu Hijauan Gajah ( pennisetum
Purpureum) Pada kondisi naungan dan pemupukan nitrogen berbeda. Jurnal
Penelitian pertanian Terapan. 17: 58-65. Diakses pada tanggal 05 Maret 2020
Mc Llroy,
R.J. 1976. Pengantar Budidaya Padang rumput Tropika.Pradnya Paramita, Jakarta.